Вы находитесь на странице: 1из 15

Evolusi manusia atau Anthripogenesis, merupakan bagian dari evolusi biologi mengenai munculnya Homo Sapiens, secara umum

penemuan fosil manusia dari zaman ke zaman terbagi atas 3 kelompok, yaitu manusia kera, manusia purba, dan manusia modern. AUSTRALOPHITECUS (Jenis Australophitesin) 1. Australophitecus africanus Ditemukan di desa taung di sekitar bechunaland oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak saja. Australopitecus africanus merupakan spesies hominid awal yang hidup sekitar 2-3 juta tahun yang lalu pada era pliosen. Merupakan jenis pemakan daging, dan telah dapat menggunakan perkakas dengan ditemukan batu dengan bentuk khusus yang menunjukkan bahwa batu tersebut ubtuk berburu dan untuk melawan musuhnya. Sisa fosil menunjukkan A. africanus lebih mirip manusia modern A.afarensis. A.africanus ditemukandi empat situs di Afrika Selatan- Taung (1924), Sterkfontein (1935), Maka Pansgat (1948) dan Gladysvale (1992). 2. Australophitecus anamensis Adalah spesies dari Australophitecus. Fosil pertama spesies ini, meskipun tidak dikenali pada saat itu, namun ditemukan satu tulang langan di wilayah Kanapoy di Danau Turkana timur oleh tim Penelitian di Universitas Harvard tahun 1965 3. Australophitecus afarensis Lucy Adalah seekor hominid punah yang hidup sekitar 3,9 dan 2,9 juta tahun yang lalu. Tidak jauh berbeda dangan A.africanus. A.afarensis memiliki tubuh yang ramping. Para ilmuwan mempercayai bahwa A.afarensis adalah nenek moyang dari Homo, yang juga nenek moyang dari manusia modern. Diperkirakan hidup zaman pliosen. Wilayah yang terkenal sebagai tempat fosil ini adalah Hadar Ethiopia. Di sanalah fosil Lucy seekor A.afarensis betina ditemukan. Tempat lain dimana fosil A.afarensis ditemukan adalah Omo, Maka, Fejej, dan Belohdelie di Ethiopia dan Koobi For a serta Lothagam di Kenya. 4. Australophitecus bahrelghazali

Adalah fosil hominin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1993 oleh paleontology Michel Brunet, di lembah Bahr El ghazal dekat Koro Toro, Chad. Spesies ini diduga hidup 3,6 juta tahun yang lalu. 5. Australophitecus garhi Adalah spesies gracile australophitecine yang fosilnya ditemukan pada tahun 1996 oleh Tim Penelitian yang dipimpin oleh paleontology Ethiopia, Berhane Asfaw dan Tim White, seorang paleontology Amerika. PARANTHROPUS 6. Paranthropus aethopicus Adalah spesies hominid yang telah punah. Spesies ini pertama kali ditemukan pada tahun 1985 di Turkana Barat, Kenva. Fosil tersebut adalah KNM WT 17000 dan berusia hingga 2,5 juta tahun lalu. Fosil ini diperkirakan hidup pada zaman Pliosen 7. Paranthropus boisei Awalnya disebut Zinjanthropus boisei dan kemudian di ubah menjadi Australophitecus boisei, adalah hominin awal dan di deskripsikan sebagai spesies Paranthropus terbesar. Spesies ini hidup sekitar 2,6 hingga 1,2 juta tahun yang lalu selama Pliosen dan Pleistosen di Afrika Timur. Volume otak berkisar antara 400-500 cc, ciri kekeraan selain dilihat dari volume otaknya juga dari dahi yang rendah, tulang kening yang menonjol, rahang massif dan geligi kekeraan. Kepala menggantung karena foramen magnum berada di belakang. 8. Paranthropus robustus dan Paranthropus transvaalensis Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Afrika Selatan dengan cirri isi volule otak sekitar 600 cm Kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan 1,5 meter. Kedua fosil manusia kera tersebut disebut Australophitecus. Merupakan spesies homonin dan ditemukan oleh Robert Broom tahun 1938. Diperkirakan hidup pada zaman Pliocene hingga Pleistocene. ARDIPITHECUS 9. Ardiphitecus kadabba

Adalah senus hominin yang hidup sekitar 4,4 juta tahun yang lalu, selama zaman pliosen. Merupakan kerangka manusia yang paling tua ditemukan. Kerangka manusia purba jenis kelamin perempuan ditemukan di Ethiopia tahun 1994. Ukuran otaknya ditafsirkan sama dengan volume otak yang dimiliki simpanse, namus spesies ardi ini mempunyai lebih banyak kesamaan dengan manusia, misalnya kemampuan berdiri dengan tegak menggunakan dua kaki 10. Ardiphitecus ramidus Merupakan spesies primate yang hidup kira-kira 4,4 juta than yang lalu di sebuah wilayah yang saat ini disebut aramis di Ethiopia, Ardy 100 tahun lebih tua dibandingkan dengan Lucy, yaitu kerangka primate tua yang lainnya ditemukan di Afrika tahun 1974. A.ramidus mempunyai tinggi 4 kaki ( 1,2 meter) serta 125 potongan rangka yang telah termasuk tengkorak kepala, gigi, tulang panggul, tangan serta tulang kaki. Hasil penganalisaan kerangka diperkirakan bobot Ardi 110 pounds atau 49 kilogram, mempunyai tangan serta jari-jari yang panjang dan memiliki gigi yang besar yang dipergunakan dalam membantunya meraih dahan pada saat ia berpindah dari pohon ke pohon. SAHELANTHROPUS 11. Sahelanthropus tchadensis Fosil kera yang hidup sekitar 7 juta tahun yang lalu, spesies ini terkadang di klaim sebagai nenek moyang tertua genus homo (manusia) yang pernah diketahui. S.Tchandensis ini diperkirakan hidup zaman Miosen akhir. ORRORIN 12. Orrorin tugenensis O.tugenensis dianggap sebagai nenek moyang hominin tertua kedua yang pernah diketahui dan kemungkinan berhubungan dengan manusia modern. Namanya berasal dari penemunya yang menemukan fosil di bukit Tugen, Kenya. Fosil spesies ini berusia 6,1 hingga 5,8 juta tahun yang lalu dan diperkirakan hidup zaman modern. MEGANTHROPUS

13. Meganthropus paleojavanicus Adalah manusia purba tertua di jawa. Fosilnya ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran (Surakarta), yaitu rahang bawah dan atas. Hal serupa juga ditemukan dengan Marks tahun 1952 berupa rahang bawah. Cirri-ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera. M.paleojavanicus hidup 2jt-1jt tahun yang lalu. Cirri lainnya memiliki tulang pipi yang tebal, bertubuh tegak dan memiliki tonjolan kening yang menonjol. HOMO 14. Homo habilis H.habilis (manusia yang menggunakan tangan) adalah spesies Homo yang hidup sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu pada masa awal Pleistocene. Defenisi untuk spesies ini pertama kali di ungkapkan oleh Mary dan Louis Leakey, yang menemukan fosil spesies ini di Tanzania, Afrika Timur, antara tahun 1962 dan 1964. Homo habilis diperkirakan merupakan spesies dari genus Homo yang pertama kali muncul di bumi. H.habilis selain dpat menggunakanperkakas, ia juga dapat membuat alat. Ciri fisiknya mempunyai tulang kening yang tidak menjorok, kapasitas otak 800 cc, dan dikenal sebagai pemakan daging. Penampilan dan morfologi H.habilis memiliki berbagai kemiripan dengan semua manusia paling modern di genus homo (kecuali mungkin Homo rudolfensis).H.habilis memiliki tubuh yang pendek dengan lengan yang lebih panjang dari manusia modern. Diperkirakan spesies ini adalah keturunan dari hominid australophitesin. H.habilis memiliki cranial capacity kurang dari setengah kapasitas manusia modern. Meskipun masih memiliki bentuk seperti kera, H.habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan batu di sekitar fosil mereka, misalnya peralatan yang ditemukan di Olduvai gorge, Tanzania, dan danau Turkana Kenya. H.habilis diduga adalah nenek moang dari H.ergaster, yang kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki bentuk tubuh seperti manusia, H.erctus. 15. Homo rudofensis Adalah fosil spesies hominin yang diteukan oleh Bernard Ngeneo, anggota tim yang dipimpin oleh antropolog Richard Leakey dan Zoolog Meave Leakey tahun 1972 di Koobi For a pada

bagian timur danau Rudolf (kini danau Turkana) di Kenya. Nama ilmiah Hrudolfensis diusulkan pada tahun 1986 oleh V.P Alexeev untuk specimen skull 1470 (KNM ER 1470). Skull 1470 berusia sekitar 1,9 juta tahun. Diperkirakan hidup pada zaman Pliocene. 16. Homo ergaster Adalah spesies hominin yang telah punah yang hidup di afrika timur dan selatan antara 1,9 hingga 1,4 juta tahun yang lalu pada era Pleistocene dan pendinginan iklim global. 17. Homo georgicus Adalah spesies hominin yang ditemukan di Dmanisi, Georgia tahun 1999 dan 2001 yang diduga menjadi perantara antara H.habilis dan H.erectus. fosil ini berusia 1,8 juta tahun lalu dan diperkirakan hidup zaman Pleistocene. 18. Homo erectus H.erectus (manusia yang berdiri tegak) adlah spesies yang telah punah dari genus Homo. H.erectus telah dapat membuat alat untuk berburu, yang kualitasnya lebih baik daripada yang dibuat H.habilis. bahkan jenis ini telah mengenala api. Volume otaknya antara 700-900 cc. Pakar anatomi Belanda Eugene Dubois (1980an) pertama kali menggambarnkannya sebagai sebagai Pithecanthropus erectus berdasarkan fosil tempurung kepala dan tulang paha yang ditemukan di Trinil, jawa tengah. Pada awal abad itu, setelah ditemukannya fosil di Jawa dan Zhoukoudian, para ilmuwan mempercayai bahwa manusia modern berevolusi di Asia. Hal ini bertentangan dengan teori Charles Darwin yang mengatakan baha manusia modern berasal dari Afrika, namun pada 1950-an dan 1970-an beberapa fosil yang ditemukan di Kenya, Afrika Timur, ternyata menunjukkan bahwa hominis memang berasal dari benua Afrika. Sampai saat ini para ilmuwan mempercayai bahwa H.erectus adalah keturunan dari makhluk mirip manusia era awal seperi Australophitecus dan keturunan spesies Homo awal seperti H.habilis. H.erectus dipercaya berasal dari Afrika dan bermigrasi selama masa Pleistocene awal sekitar 2,0 juta tahun yang lalu, dan terus menyebar ke seluruh dunia lama hingga mencapai Asia Tenggara. Tulang-tulang yang diperkirakan berumur 1,8 dan 1,0 juta tahun yang lalu yang telah ditemukan di Afrika (Danau Turkana, dan Oduvai Gorge), Eropa (Georgia), Indonesia (Sangiran, Trinil,

Sambung Macan dan Ngandong; semuanya di tepi Bengawan Solo, dan Tiongkok (Shanxi). H.erectus menjadi hominin terpenting mengingat bahwa spesies inilah yang pertama kali meninggalkan benua Afrika. 19. Homo cepranensis H.cepranensis adalah nama yang diusulkan untuk spesies hominin yang ditemukan pada tahun 1994. Fosilnya ditemukan oleh arkeolog Italo Biddita dan dijuliki Manusia Ceprano berasal dari kota terdekat di provinsi Frosinone 89 kilometer sebelah tenggara Roma, Italia. 20. Homo antecessor Adalah spesies hominin yang telah punah. Spesies ini di duga hidup 1,2 juta hingga 800.000 tahun yang lalu. Fosil spesies ini pertama kali ditemukan oleh Eudald Carbonell, J.L Arsuaga dan J.M Bermudez de Castro. Diperkirakan hidup pada zaman Pleistocene Awal. 21. Homo heidelbergensis Adalah spesies pada genus homo yang telah punah yang mungkin merupakan nenek moyang langsung H.neanderthalensis di Eropa. Bukti yang ditemukan mengenai H. heidelbergensis berusia 600.000 hingga 400.000 tahun yang lalu. Diperkirakan hidup pada zaman Pleistocene. 22. Homo rhodesiensis Adalah spesies hominin yang di deskripsikan dari fosil manusia Rhodesian. Sisa fosil mereka berusia 300.000 hingga 125.000 tahun yang lalu pada zaman Pleistocene. Fosil spesies ini ditemukan pertama kali pada tahun 1921 oleh Tom Zwiglaar di Rhodensia utara (kini Kabwe,Zambia) 23. Homo neanderthalensis Neanderthal adalah anggota genus homo yang telah punah dan berasal dari zamanPleistocene. Spesimennya ditemukan di Eropa dan Asia barat dan Tengah. Neanderthal dapat diklasifikasikan sebagai subspecies manusia (Homo sapiens neanderthalensis) atau spesies yang berbeda (homo Neanderthalensis). Jejak pertama Proto-Neanderthal pertama muncul di Eropa 600.000-350.000 tahun yang lalu.

24. Homo sapiens idaltu Adalah subspecies Homo sapiens yang telah punah. Spesies ini hidup 160.000 tahun yang lalu pad zaman Pleistocenen di Afrika. Idaltu adlah kata dalam bahasa Afar. Fosil Homo sapiens idaltu ditemukan di segitiga afar tahun 1997 oleh Tim White. 25. Homo floresiensis H,floresiensis (manusia Flores, dijuluki Hobbit) adalah nama yang diberikan kelompok peneliti untuk spesies dari genus homo, yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya mebatu) dari 9 individu yang ditemukan di Liang Bua, pulau Flores pada tahun 2001. Kesembilan sisa sasa tulang itu diberi kode (LB1LB9) menunjukan postur paling tinggi sepinggang manusia modern (sekitar 100 cm). Para pakar antropologi dan Tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen menggunakan berbagai cirriciri baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, serta temuantemuan sisa tulang hewan dan alat-alat sekitarnya. Usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu. 26. Homo sapiens (Cro Magnon) Merupakan Homo sapiens tertua dari jenis sapiens. Hidup di zaman Pleistocene. Ditemukan di Gua Cro-Magnon, Lascaux Perancis. 27. Homo sapiens sapiens Adalah manusia modern yang ditemukan hidup hingga saat ini KENYANTHROPUS 28. Kenyanthropus platyops K.platyops adalah spesies homonin berusia 3,5 hingga 3,2 juta tahun yang lalu dan telah punah. Fosil seperti ini pertama kali ditemukan di Danau Turkana pada tahun 1999 oleh Justus Erus, yang merupakan bagian dari Tim Meave Leakey. Diperkirakan hidup pada zaman Pliosen. SINANTHROPUS

29. Sinanthropus pekinensis Adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua Naga daerah Peking Negara China oleh Davidson Black dan Franz weidenreich. Tubuhya memiliki cirri mirip Pithecanthropus karena berada pada zaman yang sama. S.pekinensis memiliki volume isi otak 900-1200 cm kubik. MANUSIA MODERN JENIS HOMO LAINNYA 30. Manusia Swanscombe, yang berasal dari Inggris 31. Manusia Shanidar, fosil yang dijumpai di Negara Irak. 32. Manusia Gunung Carmel, ditemukan di Gua-gua Tabun serta Skhul Palestina 33. Manusia Steinheim, yang berasal dari Jerman. Diposkan oleh -Bim Hyun Joong- di 16.57 Label: Evolusi http://sains.lintas.me/go/bhimashraf.blogspot.com/sejarah-perkembangan-manusia/1/,5-313,19:55

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

Manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki akal, senantiasa berusaha mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya Pada mulanya, semua pengetahuan manusia yang mencakup segala usaha pemikiran mengenai manusia dan alam sekitarnya termasuk masyarakat menjadi satu dalam filsafat. Akan tetapi, sejalan dengan semakin kompleksnya pemikiran manusia, maka terjadilah spesialisasi. Filsafat alam berkembang menjadi berbagai cabang ilmu, seperti astronomi, fisika, kimia, biologi, dan geologi. sedang filsafat kejiwaan dan filsafat social berkembang menjadi psikologi dan sosiologi.

Pada saat sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung di dalam filsafat dan disebut dengan nama filsafat sosial, materi yang dibahas tidak dapat dikatakan sebagai ilmu sosiologi seperti yang dikenal se-karang. Sebab, pada saat itu materi filsafat sosial masih mengandung unsur etika membahas tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu (das solen), sedangkan sosiologi yang berkembang saat ini merupakan ilmu yang membicarakan bagaimana kenyataan yang ada dalam masyarakat (das sein). Beberapa ilmuwan yang mengembangkan filsafat sosial diantaranya adalah Plato (429347 SM) yang membahas unsur-unsur sosiologi tentang negara dan Aristoteles (384-322 SM) yang membahas unsur-unsur sosiologi dalam hubungannya dengan etika sosial, yakni bagaimana seharusnya tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan sesama manusia ataupun dalam kehidupan sosialnya. Selain kedua ilmuwan itu, Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau juga ikut memberi-kan bentuk pada ilmu yang kemudian disebut sosiologi, dengan pemikiran mereka tentang kontak sosial. Sampai awal tahun

1800-an, konsep pemikiran sosiologi belum dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Baru setelah Auguste Comte (1798-1857) menciptakan istilah sosiologi, pada tahun 1839 terhadap keseluruhan pengetahuan manusia mengenai kehidupan bermasyarakat, maka lahirlah sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan. Inilah yang disebut dengan tahap pemikiran awal sosiologi. Comte berpendapat bahwa tingkah laku sosial dan kejadian-kejadian di masyarakat dapat diamati dan diukur secara ilmiah. Comte dianggap sebagai Bapak Sosiologi yang memulai kajian sosial dengan metode ilmiah.

Sosiologi kemudian semakin berkembang dengan lahirnya konsep-konsep baru. Satu hal yang paling penting dalam sejarah perkembangan sosiologi adalah munculnya teori determinisme ekonomi yang dikembangkan oleh Friedrich Engels dan Karl Marx. Teori ini menyatakan, bahwa faktor-faktor ekonomi mengontrol semua pola dan institusi di masyarakat.

Teori itu banyak dianggap sebagai dasar terbentuknya komunisme. Kemudian, Herbert Spencer mengem-bangkan sistematika penelitian masyarakat dan menyimpulkan, bahwa perkembangan masyarakat manusia adalah suatu proses evolusi yang bertingkat-tingkat dari bentuk yang rendah ke bentuk yang lebih tinggi, seperti evolusi biologis. Sosiologi berkembang dengan pesat pada

abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Arah perkembangan di ketiga negara tersebut berbeda-beda karena perkembangan sosiologi di setiap negara dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan sejarah setempat. Di Prancis, Revolusi Prancis dan akibat-akibatnya merupakan latar belakang historis bagi usaha-usaha Auguste Comte untuk menjelaskan seluruh sejarah mengenai perubahan sosial dan kemajuan, serta gagasan untuk mengorganisasikan kembali masyarakat. Di Inggris, Revolusi industry merusak hubungan sosial tradisional dan menciptakan perpecahan baru dalam struktur sosial. Hal ini merangsang para ahli teori sosial, seperti Herbert Spencer dan Karl Marx untuk mengembangkan penjelasan mengenai masyarakat dan perubahan sosial.

Sosiologi pada zaman Comte dan Herbert Spencer masih dipengaruhi oleh aliran filsafat dan psikologi. Baru ketika Emile Durkheim untuk pertama kalinya menggunakan metode riset ilmiah dalam mengkaji informasi demografi dari berbagai negara, dan mempelajari hubungan antara angka bunuh diri yang ada di negara-negara itu dengan faktor agama dan status perkawinan, maka sosiologi benar-benar lepas dari pengaruh filsafat. Kajian sosiologi kemudian dilanjutkan oleh Max Weber yang menelaah tindakan manusia dan interaksi sosial. Perkembangan sosiologi melalui babak paling dinamis, ketika muncul pemikir-pemikir dari institut penelitian sosial Universitas Frankfurt Jerman yang lebih dikenal dengan Mazhab Frankfurt. Tiga pemikir utama

tersebut adalah Max Horkheimer, Theodor. W. Adorno, Herbert Marcuse. Melalui teori kritik yang dikembangkan, Mazhab Frankfurt mencoba menghubungkan pengetahuan dengan praksis kehidupan masyarakat. Lebih rinci, upaya menghubungkan pengetahuan dan praksis diteruskan oleh Jorgen Habermas yang mendasarkan pada paradigma komunikasi melalui media massa. Setelah itu, ada beberapa pemikiran baru tentang sosiologi yang termuka, yaitu difusionisme, fungsionalisme, dan strukturalisme.

a. Difusionisme; menekankan pada pengaruh masyarakat individual saling bergantung dan meyakini, bahwa perubahan sosial terjadi karena sebuah masyarakat menyerap berbagai ciri budaya dari masyarakat lain.

b. Fungsionalisme; memandang masyarakat sebagai suatu jaringan institusi-institusi, seperti perkawinan dan agama, sehingga perubahan dalam suatu institusi menyebabkan perubahan pada institusi lain.

c. Strukturalisme; menekankan struktur sosial sebagai sesuatu yang paling berpengaruh dalam masyarakat, dan berpendapat bahwa peran dan status sosial menentukan tingkah laku manusia.

Selama pertengahan tahun 1900-an, perkembangan sosiologi memasuki tahap modern. Ciri utama sosiologi modern adalah terjadinya spesialisasi terus-menerus pada bidang ilmu ini. Para sosiolog berpindah dari mempelajari kondisi-kondisi sosial secara menyeluruh menuju pengkajian kelompok-kelompok khusus atau tipe-tipe komunitas dalam suatu masyarakat, misalnya para pengelola bisnis, para pembuat rumah, geng-geng di jalanan, perubahan gaya hidup, kondisi sosial, perkembangan budaya, pergerakan pemuda, pergerakan kaum wanita, tingkah laku sosial, dan kelompok-kelompok sosial. Para ahli sosiologi mengembangkan lebih jauh metode riset ilmiah, penerapan metode eksperimen terkontrol, dan menggunakan komputer untuk meningkatkan efisiensi dalam menghitung hasil survei. Cara-cara penentuan sampel

penelitian semakin disempurnakan, sehingga mendukung kesimpulan yang makin terpercaya secara ilmiah. Sosiologi lahir di masyarakat barat, sehingga kebanyakan konsepnya berdasarkan realita sosial dari kehidupan masyarakat barat. Pada awalnya, sosiolog Indonesia menjiplak apa adanya pemikiran sosiolog barat, namun setelah disadari, tidak sepenuhnya konsep-konsep barat itu dapat diterapkan di Indonesia. Mulailah kajian sosiologi di Indonesia didasarkan pada realita di Tanah Air. Sejarah perkembangan pemikiran sosiologi di Indonesia dapat dilihat dari pemikiran para pujangga dan pemimpin Indonesia di masa lalu. Salah satunya adalah Wulang Reh karya Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta yang mengajarkan tata hubungan antara anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan yang berbeda-beda. Tokoh lainnya, Ki Hajar Dewantara, juga menyumbangkan konsep-konsep mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan di Indonesia yang dipraktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa. Keduanya membuktikan bahwa unsur-unsur sosiologi sudah ada, meskipun tidak murni sosiologi. Persinggungan masyarakat Indonesia dengan dunia barat, terjadi melalui zaman penjajahan Belanda. Pada zaman ini, banyak karya dari sarjana Belanda yang mengambil masyarakat Indonesia sebagai pusat kajiannya, misalnya Snouck Hurgronje, van Vollenhoven, dan Ter Haar yang menulis tentang keadaan social di Indonesia saat itu, walaupun demi kepentingan penjajahan. Sekolah TinggiHukum (Rechtchogeschool) di Jakarta pernah menjadi satu-satunya lembaga perguruan tinggi yang mengajarkan sosiologi di Indonesia sebelum akhirnya dihentikan pada tahun 1934-1935.

Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Prof. Mr. Soenario Kolopaking pertama kali memberikan kuliah sosiologi pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada). Beliau memberikan kuliah dalam bahasa Indonesia, hal itu merupakan sesuatu yang baru karena sebelumnya kuliah-kuliah diberikan dalam bahasa Belanda. Mulai tahun 1950, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mempelajari sosiologi secara khusus sebagai ilmu pengetahuan sehingga tidak hanya menjadikan sosiologi semakin berkembang di Indonesia, tetapi sekaligus membawa perubahan dalam sosiologi di Indonesia.

Buku-buku sosiologi karya orang Indonesia mulai bermunculan. Antara lain, Mr. Djody Gondokusumo menulis Sosiologi Indonesia (1946), Bardosono (1950) menerbitkan diktat sosiologi, dan Hassan Shadily, M.A. menyusun buku berjudul Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia yang memuat bahan-bahan pelajaran sosiologi modern. Kemudian, Major Polak, seorang warga Negara Indonesia bekas Pangreh Praja Belanda yang berkesempatan mempelajari sosiologi di Universitas Leiden di Belanda menerbitkan buku berjudul Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas, dan Pengantar Sosiologi Pengetahuan Hukum dan Politik (1967). Sebelumnya, muncul karya-karya Selo Soemardjan, di antaranya Social Change in Yogyakarta (1962) yang sebenarnya adalah disertasi Selo Soemardjan saat memperoleh gelar doktor dari Cornell University. Isinya tentang perubahan-perubahan sosial di Yogyakarta sebagai akibat revolusi sosial politik pada waktu pusat pemerintahan di Yogyakarta. Selanjutnya, Selo Soemardjan bekerja sama dengan Soelaeman Soemardi menulis buku berjudul Setangkai Bunga Sosiologi (1964). Saat ini semakin banyak sumber belajar sosiologi, bahkan telah ada sejumlah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang memiliki jurusan sosiologi, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Sebelas Maret, Universitas Hassanudin, dan Universitas Andalas. Dari jurusan sosiologi itu, diharapkan sumbangan dan dorongan lebih besar untuk mempercepat dan memperluas perkembangan sosiologi di Indonesia untuk kepentingan masyarakat, karena sosiologi sangat diperlukan apabila seseorang ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat, yang selanjutnya dapat dipakai untuk membuat kebijakan yang tepat bagi

perkembangan

masyarakat.

Referensi : Kelas_10_sosiologi_1_suhardi_sri_sunarti semoga bermanfaat.. Salam Ss

Sumber sosiologi.html#ixzz2MfgBtnRy

: http://www.bangmu2.com/2012/05/sejarah-perkembangan-

http://www.bangmu2.com/2012/05/sejarah-perkembangan-sosiologi.html,20;22

Вам также может понравиться