Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengaturan tegangan :
()
|
()
| |
()
|
|
()
|
Untuk kawat pendek |
()
| |
| dan |
()
| |
| , maka
()
|
| |
|
|
|
3.3.2 Saluran Menengah ( 80 250 km)
Pada Saluran Menengah kapasitansi dapat dipusatkan pada satu titik (
nominal T), atau pada dua titik (nominal PI).
3.3.1 Nominal T
Diagram Pengganti Saluran Menengah (Nominal T)
Relasi tegangan dan arus :
Tetapi,
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
15
Maka,
3.3.2 Nominal PI
Diagram Pengganti Saluran Menengah (Nominal PI)
Relasi tegangan dan arus :
Tetapi,
Jadi,
Arus,
[(
Jadi,
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
16
Pengaturan tegangan untuk nominal PI atau T,
|
()
| |
| ; |
()
| |
|
maka
()
|
()
| |
()
|
|
()
|
()
|
| |
|
|
|
3.3.3 Saluran Panjang (>250 km)
Diagram Pengganti Saluran Panjang
Pandanglah bagian kecil dari, x, dari kawat transmisi yang jaraknya x
dari ujung terima
( ) [
()
] () [
()
] ()
( ) () [
()
] ()
atau
( ) () ()
()
() [
()
] ()
( ) () () ()
()
()
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
17
()
() [
()
] ()
()
()
()
V(x) dan I(x) adalah kenaikan tegangan dan arus bila bergerak dari titik x ke
titik (x+x), yaitu x.
Bila x dibiarkan menjadi kecil sekali sehingga mendekati nol, maka :
()
mendekati
()
dan
()
mendekati
()
Juga suku-suku yang mengandung x akan hilang. Jadi persamaan
tegangan dan arus per jarak menjadi
Subskrip x tidak perlu untuk V dan I karena relasi di atas berlaku untuk
setiap titik. Oleh karena semua suku-suku yang berbeda pada representasi PI dan
T, mengandung x, maka hasil yang sama akan di peroleh juga seandainya kita
memulai dengan reresentasi PI.
Jika persamaan diferensial didiferensialkan sekali lagi terhadap x, maka
Misalkan solusi dari persamaan diferensial linier tingkat dua itu
Maka,
Maka,
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
18
Dengan jalan yang sama,
Pada x=0
Dan juga
Untuk x=0,
Sekarang telah ada 4 persamaan dengan 4 unsur yang tidak diketeahui : A
1
,A
2
, B
1
,B
2
, yaitu
(
Dari keempat parsamaan itu di peroleh :
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
19
)
Maka
Karena :
Maka :
Bentuk lain diperoleh dengan mengingat :
Maka
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
20
(
Misalkan panjang kawat itu l, maka pada
Defenisi :
= impedansi total
Maka pad x=l dan setelah Z
k
diidikan pada persamaan V dan I (yang
menggunakan hiperbolik) diperoleh
Dan
Atau
Tegnagn dan arus adalah fungsi
dan
Dimana :
Sehingga
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
21
Dan
Dimana : Suku pertama adalah gelombang datang
Suku kedua adalah gelombang refleksi
Suatu panjang gelombang (wavelenght) adalah jarak sepanjang saluran
di antara 2 titik pada gelombang yang berbeda fasa sebesar 360
0
, atau 2 rad.
Jika adalah pergeseran fasa dalam radian per mil, panjang gelombang dalam mil
adalah
Pada frekuensi 60 Hz, panjang gelombangnya adalah kira kira 3000 mi.
Kecepatan rambat suatu gelombang dalam mil per detik adalah hasil kali dari
panjang gelombang dalam mil dan frekuensi dalam herzt, atau
Kecepatan = f
Jika tidak ada beban pada saluran,
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
22
Jika dua Z disibtitusikan ke persamaan cosh
Tetapi,
Persamaan Z juga dapat diubah menjadi
3.3.3.2 Ekivalen T
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
23
BAB IV
ANALISA dan PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution
sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik melalui suatu
bahan konduktor.
Pada sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang
cukup jauh,akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang
diakibatkan oleh rugi-rugi pada jaringan. Sehingga dibutuhkan suatu peralatan
untuk memperbaiki kualitas tegangan dan diletakkan pada saluran yang
mengalami drop tegangan.
4.2 Perhitungan data
Gambar 4.1 Single Line Diagram Trafo Tiga Belitan
Tabel 4.1 Data Transformator Gardu Induk Pauh Limo
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
24
No. Data Transformator Besar
1. Daya Semu (S) 42 MVA
2. Impedansi (X) 13,5 %
3. NGR primer 0
4. NGR Sekunder 40
5. Base Daya 100 MVA
6. Base Tegangan 20 kV
7. Frekuensi 50 Hz
Tabel 4.2 Data Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV Gardu Induk Pauh Limo
No. Data SUTT Besar
1. Resistansi 20
o
kabel penghantar ACSR 240 mm
2
0,1442 /km
2. Diameter kabel penghantar 10,22 mm
3. Jarak Penghantar Fasa 1 ke kabel Grounding (d
1s
) 2500 mm
4. Jarak Penghantar Fasa 2 ke kabel Grounding (d
2s
) 4500 mm
5. Jarak Penghantar Fasa 3 ke kabel Grounding (d
3s
) 11500 mm
6. Jarak Penghantar antar Fasa 1 (d
11
) 5800 mm
7. Jarak Penghantar antar Fasa 2 (d
22
) 9000 mm
8. Jarak Penghantar antar Fasa 3 (d
33
) 11400 mm
9. Jarak Penghantar antara Fasa 1 dan Fasa 2 (d
12
) 4500 mm
10. Jarak Penghantar antara Fasa 1 dan Fasa 3 (d
13
) 9000 mm
11. Jarak Penghantar antara Fasa 2 dan Fasa 3 (d
23
) 4500 mm
12. Suhu Konduktor (t) 80
o
C
13. Jumlah Konduktor tiap fasa (n) 1 buah
14. Resistansi 20
o
kabel Grounding 1,35 /km
15. Jari-Jari Kabel Grounding 4,8 mm
Berdasarkan tabel-tabel di atas, dilakukan perhitungan untuk menentukan
arus gangguan yang terjadi di sisi 150 kV dan di sisi netral belitan primer
transformator. Besar arus gangguan ini kemudian akan menjadi input untuk
menghitung waktu operasi dari relai OCR dan GFR.
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
25
4.2 Data Perhitungan
4.2.1 Data Trafo 1 dan Trafo 2
Kapasitas trafo (S) : 42 MVA
Impedansi trafo (%Z) : 13, 5
Arus nominal SUTT : 600 A
Impedansi urutan trafo (X
t1
) = Z
lama
x (
)
x (
)
= 13, 5 x (
x (
)
= 0, 3214 pu
Pada trafo, nilai impedansi urutan positif, negatif, dan nol bernilai sama, sehingga
dapat dituliskan: X
t1
= X
t2
= X
t0
= 0, 3214 pu
Data NGR
Resistansi NGR : sisi primer (RNGRP) = 0
sisi sekunder (RNGRS) = 40
Arus Maksimum (Im) NGR = 300 A
Waktu maksimum NGR = 10 detik
Arus nominal (In) NGR =
= 288, 675 A
4.2.2 Data CT
Rasio CT sisi 150 KV : CT
150
=
A
Rasio CT netral 150 KV : CT
150
=
A
Rasio CT NGR : CTNGRS =
A
4.2.3 Data Impedansi Sumber di Bus 150 KV (GI. PAUH LIMO)
- Impedansi urutan positif (Z
s1
)
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
26
R
1
= 0, 0106 pu
X
1
= 0, 0688 pu
Z
s1
= R
1
+ j X
1
= 0, 0106 + j 0, 0688 pu
- Impedansi urutan negatif (Z
s2
)
R
2
= 0, 0106 pu
X
2
= 0, 0688 pu
Z
s2
= R
2
+ j X
2
= 0, 0106 + j 0, 0688 pu
- Impedansi urutan nol (Z
s0
)
R
0
= 0, 0279 pu
X
0
= 0, 1102 pu
Z
s0
= R
0
+ j X
0
= 0, 0279 + j 0, 1102 pu
4.3 Perhitungan Besar Arus Gangguan Hubung Singkat
Untuk menentukan besar arus gangguan hubung singkat, sebelumnya harus
dilakukan perhitungan terhadap base (nilai dasar) pada sistem. Base pada sistem
adalahperbandingan suatu kuantitas terhadap nilai dasarnya yang dinyatakan
dalam desimal. Adapun base yang harus dihitung adalah Z
base
150 yaitu Impedansi
dasar pada sisi 150 kV dan I
base
150 adalah arus dasar pada sisi 150 kV.
2 2
(150 kV)
150 225 per unit
100 MVA
base
base
V
Z
MVA
= = =
3
100 10 kVA
150 384, 9 per unit
3 150 kV
base
base
LL
MVA
I
V
= = =
Selain itu perhitungan yang harus dilakukan adalah perhitungan terhadap
Arus nominal trafo (I
n
) dan impedansi dasar trafo (X
t
).
42000 kVA
161, 66 A
3 150 kV
n
LL
S
I
V
= = =
2
( ) 0, 3214 pu
base line
t lama
line base
MVA kV
X X
MVA kV
= =
4.3.1 Perhitungan Impedansi Urutan Positif, Negatif dan Nol pada SUTT
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
27
Dalamsuatu saluran, jatuh tegangan yang disebabkan oleh arus urutan
tertentu bergantung pada besar impedansi bagian saluran itu terhadap arus urutan
tertentu. Impedansi suatu rangkaian yang hanya mengalir pada arus urutan positif
disebut impedansi terhadap arus urutan positif (Z
1
), impedansi yang hanya
mengalir pada arus urutan negatif disebut impedansi terhadap arus urutan negatif
(Z
2
), dan impedansi yang hanya mengalir pada arus urutan nol disebut impedansi
terhadap arus urutan nol (Z
o
). Pendistribusian tenaga pada sisi 150 kV GIS
Simpang Haru menggunakan sistem double-line circuitdengan penghantar ACSR
240 mm
2
.
Gambar 4.2Konfigurasi Menara SUTT
Rumus:
1 2
L
L
R
Z Z X
n
= = +
R
L
: Resistansi Saluran
X
L
: Reaktansi Saluran
n : jumlah konduktor pada satu jalur fasa = 1
Untuk menghitung resistansi saluran dapat menggunakan rumus
(3)
:
20
(1 0, 04( 20 ) / )
o o
L
R t C C R = +
(1 0, 04(80 20 ) / ) 0,1442 /km
o o
L
R C C = + O
0, 49028 /km
L
R = O
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
28
Sedangkan untuk menghitung reaktansi saluran dapat menggunakan rumus
(3)
:
0
' 1
ln /
" 4
L
e
dd
X km
r d n
e
| |
= + O
|
\ .
: Frekuensi angular
0
: Permeabilitas udara
r
e
: Jari-jari ekuivalen untuk satu jalur penghantar (r
e
= 1)
Pada perhitungan ini dikenal beberapa istilah yaitu d, d dan d. Istilah d
merupakan jarak ekuivalen antara konduktor pada satu sisi, sedangkan d
merupakan jarak ekuivalen antara konduktor pada sisi yang lain. Untuk istilah d
dikenal beberapa parameter yaitu d
11
(jarak antara konduktor fasa 1 ke konduktor
fasa 1 di sisi yang lain), begitu juga dengan d
22
dan d
33
.
dengan
d =
d =
d =
0
5669, 645 10932,88 1
ln /
10, 22 8411, 21 4
L
X km e
| |
= + O
|
\ .
0, 429 /
L
X km = O
Maka,
1 2
0, 4903 0, 429 /km Z Z j = = + O
Untuk mencari impedansi urutan nol, harus memperhatikan hubungan
penghantar saluran dengan kawat tanah. Pada kasus ini saluran yang digunakan
dilindungi oleh kawat tanah seperti pada gambar 4.2, maka dapat digunakan
rumus
(3)
:
0
0
3
8
L
R R
e = + dan
0
0
3 2
1
(3ln )
2 4
X
n
rd
o
e
t
= +
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
29
Dengan
r : Jari-jari penghantar
: earth current penetration
Sehingga:
0
0, 49075 /km R = O
0
1, 421 /km X = O
Maka,
0
0, 49075 1, 421 /km Z j = + O
Namun, akan terjadi perubahan dari besar impedansi urutan nol khusus
saluran yang menggunakan kawat tanah (shielding cable) dengan rumus
(3)
.
2
0 0
( ) 6
as
s
Z
Z total Z
Z
=
0 0
ln
8 2
as
as
Z j
o
e e
t o
= + dengan
3
1 1 2 1 3 1 1 2 2 2 3 2 as s s s s s s
d d d d d d o =
0, 0493 0, 318 /km
as
Z j = + O
0 0
1
(ln )
8 2 4
s
Z R j
r n
o
e e
t
= + + +
4,8493 0, 781 /km
s
Z j = + O
Maka,
2
0
(0, 0493 0, 318)
( ) (0, 49075 1, 421) 6
4,8493 0, 781
j
Z total j
j
+
= +
+
0
( ) 0, 5095 1, 412 /km Z total j = + O
4.3.2 Perhitungan besar arus hubung singkat
Sudah diketahui bahwa semakin besar arus hubung singkat yang terjadi
maka semakin besar efek gangguan ke system yang akan diproteksi. Besar arus
hubung singkat yang akan dirasakan oleh suatu sistem juga dipengaruhi oleh jarak
gangguan tersebut ke sistem. Umumnya semakin dekat jarak gangguan, maka
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
30
semakin besar arus hubung singkat yang akan dirasakan oleh suatu sistem. Pada
perhitungan kali ini arus gangguan yang dihitung adalah arus maksimum yang
mungkin terjadi dengan mengumpamakan nilai impedansi gangguan adalah nol.
Gambar 4.3 Lokasi Gangguan pada Sistem
Maka nilai impedansi urutan pada saluran 150 kV adalah:
Z
L1
= Z
L2
= 429 , 0 4903 , 0 j + /km
Z
L0
= 412 . 1 5095 , 0 j + /km
Impedansi saluran dalam kuantitas per unit adalah:
Z
L1
= Z
L2
=
0019 , 0 0022 , 0
225
429 , 0 4903 , 0
150
1
j
j
Z
Z
b
L
+ =
+
=
pu
Z
L0
= 00627 , 0 00226 , 0
225
412 , 1 5095 , 0
150
0
j
j
Z
Z
b
L
+ =
+
= pu
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
31
4.3.2.1 Hubung Singkat 3 Fasa
Pada perhitungan ini dibutuhkan data-data sebagai berikut:
1 1
2 2
0 0
1 1
(0, 3214) 0,1607
2 2
1 1
(0, 3214) 0,1607
2 2
1 1
(0, 3214) 0,1607
2 2
tp t
tp t
tp t
X X pu pu
X X pu pu
X X pu pu
= = =
= = =
= = =
Gambar 4.4 Rangkaian Pengganti Hubung Singkat 3 Fasa
Maka, arus gangguan 3 fasa pada sisi 150 kV adalah:
I
3f150
=
1 1 s sutt
E
Z Z +
I
b150
=
1
384, 9 A
0, 0106 0, 0688 j
+
= 5529, 24 81, 24 A Z
Gangguan 3 fasa pada sisi 150 kV GI Pauh limo dipengaruhi oleh hanya dua
parameter yaitu impedansi urutan sumber dan impedansi urutan saluran 150
kV.Namun, impedansi urutan saluran bernilai nol dikarenakan oleh lokasi
gangguan yang terjadi pada bus 150 kV transformator.
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
32
4.3.2.2 Hubung Singkat Antar 2Fasa
Gambar 4.5 Rangkaian Pengganti Hubung Singkat Antar 2Fasa
Maka, arus gangguan 2 fasa pada sisi 150 kV adalah:
I
2f150
=
1 1 2 2 s sutt s sutt
E
Z Z Z Z + + +
I
b150
=
1
384, 9 A
(0, 0106 0, 0688) 2 j
+
= 2764, 62 81, 24 A Z
Gangguan 2 fasa pada sisi 150 kV GI Pauh Limo juga dipengaruhi oleh dua
parameter yaitu impedansi urutan sumber dan impedansi urutan saluran 150
kV.Namun, impedansi urutan saluran bernilai nol dikarenakan oleh lokasi
gangguan yang terjadi pada bus 150 kV transformator.
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
33
4.3.2.3 Hubung Singkat 1Fasa
Gambar 4.6Rangkaian Pengganti Hubung Singkat 1Fasa
Maka, arus gangguan 1 fasa pada sisi 150 kV adalah:
1 150 150
0 0 0 0
2 1 1 2
0 0 0 0
3
( )( )
f base
tt tp p s sutt p
s s sutt sutt
tt tp p sutt p s
E
i I
X X NGR Z Z
Z Z Z Z
X X NGR Z Z
=
( | | + + +
+ + + + ( |
|
+ + + +
(
\ .
150
2 1 1 2
506 , 1 4325 , 0
323 , 1 1137 , 0 . 90 3214 , 0
3
) (
base
sutt sutt s s
f
I
Z Z Z Z
E
sutt i
(
+ + + + |
.
|
\
|
Z
Z Z
=
150
2 1 1 2
506 , 1 4325 , 0
323 , 1 1137 , 0 . 90 3214 , 0
3
) (
base
sutt sutt s s
f
I
Z Z Z Z
E
sutt i
(
+ + + + |
.
|
\
|
Z
Z Z
=
3
( ) 384, 9 A 5277,82 80, 58 A
0, 2187 1, 58
f
E
i sutt = = Z
Z
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
34
Arus gangguan yang mengalir ke NGR primer:
0 0
0 0 0 0
( ) ( )
s sutt p
NGR f
s sutt p NGRP tp tt
Z Z
I I
Z Z R X X
( +
=
(
+ + + +
(
1890, 29 A
NGR
I =
Arus gangguan yang mengalir ke sisi 150 kV:
0 0
150
0 0 0 0
( ) ( )
tt tp
f
s sutt p NGRP tp tt
X X
I I
Z Z R X X
( +
=
(
+ + + +
(
150
3387, 54 A I =
Berbeda dengan dua jenis gangguan lainnya, gangguan 1 fasa pada trafo tiga
belitan tidak hanya dipengaruhi oleh impedansi urutan sumber dan saluran 150 kV
namun juga dipengaruhi oleh impedansi belitan primer dan tersier trafo serta besar
resitansi pentanahan primer.
Gambar 4.7 Jaringan urutan ekuivalen gangguan fasa tunggal ke tanah trafo YN-yn
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
35
Gambar 4.8 Jaringan urutan ekuivalen gangguan fasa tunggal ke tanah trafo YN-yn-d
Gambar 4.7 menunjukkan hubungan YN-yn tanpa hubungan delta, dapat
dilihat bahwa ketika terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah pada sisi 150 kV
maka tidak ada aliran arus ke sisi NGR primer yang mengakibatkan relay GFR tak
akan bekerja. Namun, hal sebaliknya terjadi jika hubungan transformatornya
adalah YN-yn-, seperti gambar 4.8, adanya hubungan tambahan delta pada sisi
sekunder mengakibatkan adanya jalur arus ke NGR primer.
Tabel 4.3. Perbandingan arus yang mengalir ke NGR primer saat terjadi gangguan
No. Lokasi gangguan Besar
1 Sisi 150 kV 1890,29 Ampere
2. Sisi 20 kV (penyulang GH Kandis) 287,863 Ampere
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa arus yang mengalir ke
NGR primer saat terjadi gangguan di sisi 150 kV lebih besar daripada sewaktu
terjadi gangguan di sisi 20 kV. Nilai arus yang cukup besar ini akan menyebabkan
relay GFR pada sisi NGR trafo akan trip lebih dahulu dibandingkan pada relay
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
36
SUTT. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan penyesuaian settingan relay GFR
pada sisi primer trafo.
4.3 Perbandingan Settingan Relay OCR dan GFR Pada Sisi Primer Trafo
Perhitungan ini bertujuan untuk menghitung nilai setting relay sesuai
dengan parameter yang dimiliki relay tersebut terhadap arus gangguan yang
dirasakannya.
4.3.1 Setelan Relay OCR pada Sisi 150 kV GI Pauh Limo
Arus nominal relay : 5 A
Rasio CT :300/5
Setelan arus primer (I
set
) : 1,05 In150 = 169,74 A
Setelan arus sekunder :
Setelan Arus Primer
2,83A
Rasio CT
=
Nilai Tap Trafo :
Setelan Arus Sekunder
0, 56A
Arus Nominal
=
Waktu Tunda Relay (ingin) : 1,5 s
Setting arus : 171 A
Arus Hubung Singkat 1 fasa : 5277,82 A
t
d
=
0,02
set
Arus Hubung Singkat
1
I
t
0,14
| |
|
\ .
= 0,76 s
t
op
=
d 0,02
set
0,14
t
Arus Hubung Singkat
1
I
| |
|
\ .
= 1,495 s
4.3.2 Setelan Relay GFR pada SUTT 150 kV
Waktu Tunda Relay (ingin) : 1 s
Setting arus : 120 A
Arus Hubung Singkat 1 fasa : 3387, 54 A
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
37
t
d
=
0,02
set
Arus Hubung Singkat
1
I
t
0,14
| |
|
\ .
= 0,49 s
t
op
=
d 0,02
set
0,14
t
Arus Hubung Singkat
1
I
| |
|
\ .
= 0,993 s
4.3.3 Setelan Relay GFR pada Sisi 150 kV GI Pauh Limo
Arus nominal relay : 5 A
Rasio CT :300/5
Setelan arus primer (I
set
) : 0,5 In150 = 80,83 A
Setelan arus sekunder :
Setelan Arus Primer
1, 35A
Rasio CT
=
Nilai Tap Trafo :
Setelan Arus Sekunder
0, 27A
Arus Nominal
=
Setting arus : 90 A
Waktu Tunda Relay (ingin) : 1,5 s
Arus hubung singkat 1 fasa yang mengalir ke netral trafo :1890, 29 A
t
d
=
0,02
set
Arus Hubung Singkat
1
I
t
0,14
| |
|
\ .
= 0,697 s
t
op
=
d 0,02
set
0,14
t
Arus Hubung Singkat
1
I
| |
|
\ .
= 1,499 s
4.4 Koordinasi Antar Relay pada Sisi 150 kV Transformator
Perhitungan ini bertujuan untuk melihat koordinasi antar relay ketika terjadi
gangguan di busbar sisi 150 kV.
Waktu kerja relay GFR trafo:
Setting waktu yang digunakan (t
d
) : 0, 76 s
Arus hubung singkat yang terjadi : A 29 , 1890
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
38
t
op
=
d 0,02
set
0,14
t
Arus Hubung Singkat
1
I
| |
|
\ .
= 1,635 s
Waktu kerja relay GFR SUTT:
Setting waktu yang digunakan (t
d
) : 0, 76 s
Arus hubung singkat yang terjadi : 3387, 54 A
t
op
=
d 0,02
set
0,14
t
Arus Hubung Singkat
1
I
| |
|
\ .
= 1,54 s
Perhitungan di atas memperlihatkan koordinasi antar relay saat terjadi
gangguan di sisi 150 kV transformator. Pada perhitungan di dapatkan waktu tunda
relay GFR SUTT adalah sebesar 1,54 sekon sedangkan waktu tunda relay GFR
trafo adalah 1,635 sekon. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi antar relay
sudah benar dikarenakan relay GFR SUTT akan trip lebih dahulu dibandingkan
relay GFR trafo.
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penggunaan belitan delta pada sisi tersier transformator akan membuat jalur
arus ke sisi netral transformator saat terjadi gangguan satu fasa di sisi 150 kV
transformator sesuai dengan rangkaian ekuivalen transformator tersebut. Hal ini
akan mempengaruhi besar arus gangguan yang akan mengalir di sisi netral ini
sehingga yang akan mempengaruhi setting relay pada sisi 150 kV transformator.
Pada perhitungan yang telah dilakukan didapatkan koordinasi waktu tunda yang
sudah benar yaitu 1,54 sekon pada GFR SUTT dan 1,635 sekon pada GFR trafo
ketika terjadi gangguan hubung singkat satu fasa.
5.2. Saran
1. Bagi mahasiswa yang melakukan kerja praktek diharapkan dapat
memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya di lapangan.
2. Sebaiknya perusahaan tempat dilaksanakannya Kerja Praktek
menyediakan buku referensi yang lengkap, agar mahasiswa mudah
untuk mendapatkan data.
3. Untuk meningkatkan keandalan sistem sebaiknya PT. PLN (Persero)
memperbaharui peralatan-perlatan yang digunakan pada gardu-gardu
induk pada umumnya dan pada Gardu Induk Pauh Limo khususnya
Jurusan Teknik Elektro Rahman Ikhlas
FakultasTeknik 05 175 089
Universitas Andalas
40
DAFTAR PUSTAKA
1) Balzer, Gerd, dkk. 1993. Switchgear Manual. ABB Calor Emag: Jerman.
2)Bare Conductor. PT. Terang Kita.
3) Gerd Balzer, dkk. Switchgear Manual. ABB Calor Emag: Jerman.
4) Hutauruk, T.S. 1985. Transmisi Daya Listrik. Erlangga: Jakarta.
5)Modul Praktikum Proteksi Laboratorium Sistem Tenaga dan Distribusi
Elektrik.Padang
6) PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), P3B SUMATERA.
7) PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), Wil SUMATERA.
8) Siregar, Ramdhan Halid. 2006. Koordinasi Rele Arus Lebih (OCR) pada
Jaringan Distribusi Primer 20kV Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala:
Banda Aceh.
9) Stevenson, William D. 1983. Analisa Sistem Tenaga Listrik: Edisi Keempat.
Erlangga: Jakarta.