Вы находитесь на странице: 1из 27

Korosi dan Cara Pencegahannya

http://kimia123sma.wordpress.com/2010/04/20/korosi-dan-cara-pencegahannya/

April 20, 2010 usemansano

Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.

Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang

aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan). Pencegahan korosi Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut : - Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi. - Perlindungan katoda (pengorbanan anoda) Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.

Korosi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi

Belum Diperiksa

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi. O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq) Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

Tips dan Cara Mencegah dan Mengatasi Besi Berkarat / Karat / Korosi - Tips Umum Sains Kimia http://organisasi.org/tips_dan_cara_mencegah_dan_meng atasi_besi_berkarat_karat_korosi_tips_umum_sains_kimi a
Tue, 30/05/2006 - 9:08pm godam64 Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses perkaratan : 1. Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko bahan bangunan.

2. Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan atau produksi besi atau logam lainnya di pabrik. 3. Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin 4. Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melaui kawat agar yang berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik. 5. Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau timah yang terletak di sebelah kiri deret volta. 6. Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa dilakukan pada kaleng.

Korosi
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/reaksi-kimia-kimia-kesehatanmateri_kimia/korosi-2/

Korosi atau perkaratan logam merupakan proses oksidasi sebuah logam dengan udara atau elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit akan mengami reduksi, sehingga proses korosi merupakan proses elektrokimia, lihat Gambar 7.11.

Gambar 7.11. Korosi logam Fe dan berubah menjadi oksidanya Korosi dapat terjadi oleh air yang mengandung garam, karena logam akan bereaksi secara elektrokimia dalam larutan garam (elektrolit). Pada proses elektrokimianya akan terbentuk anoda dan katoda pada sebatang logam.

Untuk itu, kita bahas bagaimana proses korosi pada logam besi. Pertama-tama besi mengalami oksidasi; Fe Fe2+ + 2e E0 = 0.44 V dilanjutkan dengan reduksi gas Oksigen; O2 + 2 H2O + 4e 4OH- E0 = 0.40 V Kedua reaksi menghasilkan potensial reaksi yang positif (E = 0.84 V) menunjukan bahwa reaksi ini dapat terjadi. Jika proses ini dalam suasana asam maka, proses oksidasinya adalah O2 + 4 H+ + 4e 2 H2O E0 = 1.23 V dan potensial reaksinya semakin besar yaitu: E = (0.44 + 1.23) = 1.63 Volt. Dengan kata lain proses korosi besi akan lebih mudah terjadi dalam suasana asam. Faktor yang mempengaruhi proses korosi meliputi potensial reduksi yang negatif, logam dengan potensial elektrodanya yang negatif lebih mudah mengalami korosi. Demikian pula untuk dengan logam yang potensial elektrodanya positif sukar mengalami korosi. Untuk mencegah terjadinya korosi, beberapa teknik atau cara diusahakan. Dalam industri logam, biasanya zat pengisi (campuran) atau impurities diusahakan tersebar merata didalam logam. Logam diusahakan agar tidak kontak langsung dengan oksigen atau air, dengan cara mengecat permukaan logam dan dapat pula dengan melapisi permukaan logam tersebut dengan logam lain yang lebih mudah mengalami oksidasi. Cara lain yang juga sering dipergunakan adalah galvanisasi atau perlindungan katoda. Proses ini digunakan pada pelapisan besi dengan seng. Seng amat mudah teroksidasi membentuk lapisan ZnO. Lapisan inilah yang akan melindungi besi dari oksidator.

Kumpulan tugas korosi


http://kumpulan-tugas-sekolah.blogspot.com/2010/10/mengamati-terjadinya-korosi-pada-besi.html Mengamati terjadinya korosi pada besi Judul pengamatan Mengamati terjadinya korosi Tujuan Mengetahui faktor faktor penyebab terjadinya korosi (karat) pada besi Dasar Teori Korosi Adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat

juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari material. Contohnya, LIHAT pagar besi di halaman rumah kamu, atau di sekolah kamu, atau paku-paku yang tertancap di kayu, besi rongsokan, apa yang menarik perhatian kamu? Apakah kamu melihat ada noda coklat yang menempel pada besi tersebut? semacam kerak coklat, apakah itu? Kerak itu tidak hanya sekedar menutupi permukaan besi tadi, tapi juga menghancurkan besi tersebut seolah memakan nya. Itulah Karat, atau disebut juga Korosi. Yaitu persenyawaan yang terjadi karena unsur besi bereaksi dengan udara dan air. Mungkin anda juga sudah sedikit mempelajarinya, bahwa beberapa unsur kimia dapat dengan mudah berreaksi dengan oksigen (yang ada di udara) membentuk senyawa oksida, peristiwa ini disebut oksidasi. Jadi syarat terjadinya karat adalah adanya besi, udara dan air. Besi dan udara saja tidak bisa menimbulkan karat, atau besi dan air saja. Namun di udara, kita akan menemukan uap air dan di dalam air juga kita dapat menemukan udara terlarut. Maka proses korosif tetap bias berlanjut.Korosi dapat semakin cepat terjadi dengan kehadiran garam. Misal air laut, kamu tentu bisa melihat bagaimana kapal-kapal laut lebih mudan berkarat, dan juga tiang-tiang pancang pelabuhan yang juga mudah berkarat. Dan logam besi di alam bebas dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Penyebab Korosi Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Proses Terjadinya Korosi Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hydrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab

Dampak Dari Korosi Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja

disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima electron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ionion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektronelektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai tersebut member gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang ditimbulkan korosi dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya karena belum terlaksananya pengendalian korosi secara baik bidang indusri. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500o C. Bentuk-Bentuk Korosi Bentuk-bentuk korosi dapat berupa; korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran, korosi celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen), korosi intergranular, selective leaching, dan korosi erosi. Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance). Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial

lebih tinggi. Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya, pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan atau struktur patah mendadak. Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawalidengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi. Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen) adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat pengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan ammonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatik terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan. Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 815oC karbida krom (Cr23C6) akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut. Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa. Korosi erosi adalah korosi yang terjadi adanya kombinasi antara fluida yang korosif dan kecepatan aliran yang tingg, seperti yang terjadi pada pipa baja yang digunakan untuk mengalirkan uap yang mengandung air.Pengukuran laju korosi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pengukuran yang paling sederhana biasanya dilakukan dengan cara mengukur kehilangan logam (berdasarkan perbedaan beratnya). Meskipun demikian beberapa metoda pegukuran laju korosi yang dapat diterapkan antara lain adalah dengan mengukur ion logam yang terdapat dilingkungan, mengukur konduktivitas lingkungan, mengukur berat jenis lingkungan atau berdasarkan reaksi dengan metoda elektrokimia.

Begitu banyaknya bentuk bentuk korosi yang dapat terjadi, sehingga seyogianya korosi tersebut dikenali dengan baik untuk dikendalikan, terutama bagi mereka yang menangani bidang perencanaan dan perawatan peralatan pabrik, sarana transportasi dan fasilitas umum lainnya. Sehingga kedepan diharapkan dapat meningkatkan umur (life time) peralatan yang digunakan dan yang lebih penting lagi dapat menghindari terjadinya kecelakaan akibat kegagalan material yang menimbulkan korban jiwa. Mencegah Terjadinya Korosi Prinsip sederhananya adalah menutup jalan masuk dan kontak antara permukaan besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur dan atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah dengan apa yang diesbut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu melindungi benda besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. Coba deh lihat menara menara antena, terbuat dari besi kan? Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Betul, setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat. BAB II METODA PERCOBAAN Alat Gelas plastik bening @ 8 Gelas Paku kecil masih baru ukuran 5 cm (sudah diamplas) 8 paku biji Plastik bening @ 4 Buah Karet gelang @ 4 Buah Bahan Larutan cuka Air dan minyak sayur Langkah kerja -Persiapkan 8 gelas kosong bekas aqua gelas yang bersih. -Dua buah gelas di isi dengan air lalu masukan paku ke dalam dua gelas yang diisi air , kemudian salah satu gelas tersebut ditutup rapat dan yang satunya terbuka. -Dua gelas selanjutnya di isi dengan cuka dan paku dan tutup rapat salah satu gelas tersebut dan yang satunya terbuka. -Dua gelas berikutnya di isi minyak sayur dan paku sama seperti diatas.

-Selanjutnya dua gelas terakhir hanya di isi dengan paku tanpa ada yang lain dan satu gelas di tutup rapat sedangkan yang satunya terbuka. -Kedelapan gelas yang telah kita isi tersebut kita disimpan di tempat yang aman dan tidak ada gangguan. -Kita amati setiap harinya minimal selama satu minggu. Hasil Percobaan Dari hasil pengamatan atau percobaan tersebut bias kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang di dalam gelas yang diisi air tanpa ditutup, karena perkaratan pada paku tersebut dipengaruhi oleh oksigen dan air. Paku yang tidak dapat berkarat adalah paku yang adalah paku yang ada di dalam gelas yang diisi oleh minyak sayur yang ditutup rapat. Adapun urutan paku yang cepat berkarat adalah sebagai berikut: 1. Paku dalam gelas berisi air tanpa di tutup 2. Paku dalam gelas yang berisi air dan di tutup 3. Paku dalam gelas yang berisi cuka tanpa di tutup 4. Paku dalam gelas yang di isi cuka dan di tutup 5. Paku dalam gelas kosong yang terbuka (belum berkarat) 6. Paku dalam gelas kosong dan ditutup(belum berkarat) 7. Paku dalam gelas yang berisi minyak tanpa ditutup (belum berkarat) 8.Paku dalam gelas yang berisi minyak dan ditutup(belum berkarat) BAB III PENUTUP Kesimpulan Jadi Besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Faktor penyebab besi berkarat adalah O2 dan H2O Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki, maka kita harus melapisi logam besi dengan cat atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O Pertanyaan 1. Paku pada gelas manakah yang menjadi berkarat ? 2. Samakah kecepatan terjadinya karat pada setiap paku? Jika bebeda, urutkan paku berdasarkan kecepatan terjadinya karat! 3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besi berkarat ? 4. Jika besi diganti dengan logam lain, misalnya alumunium, apa yang terjadi? Jelaskan! Jawaban 1. Semua paku dalam gelas yang di isi air atau cuka. 2. Tidak sama, 1) Paku dalam gelas berisi air tanpa di tutup 2) Paku dalam gelas yang berisi air dan di tutup 3) Paku dalam gelas yang berisi cuka tanpa di tutup 4) Paku dalam gelas yang di isi cuka dan di tutup 5) Paku dalam gelas kosong yang terbuka (belum berkarat)

6) Paku dalam gelas kosong dan ditutup(belum berkarat) 7) Paku dalam gelas yang berisi minyak tanpa ditutup (belum berkarat) 8) Paku dalam gelas yang berisi minyak dan ditutup(belum berkarat) 3. Faktor penyebab terjadinya korosi : Direct corosion : pengrusakan kimiawi Electrochemical corocion : disebabkan karena pengaruh lingkungan dari bahan baku, misal plat kapal dengan uap air laut Oxidation : diakibatkan oleh reaksi oksigen pada temperatur yang tinggi Evolusi hidrogen Penyerapan oxygen Kelembaban udara Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2) Lapisan pada permukaan logam Letak logam dalam deret potensial reduksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat disekelilingnya tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin corrodere yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan. Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu

pada percobaan ini akan diketahui logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Untuk mempelajasi peristiwa korosi terhadap besi (dalam bentuk paku) tanda dan dengan kontak dengan berbagai logam termasuk Cu, Zn, dan Al. 1.2.2 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui logam yang meningkatkan korosi dan yang menghambat korosi. 1.3 Prinsip Percobaan Mengamati proses terjadinya korosi pada besi dengan mengamati besi yang tidak dilapisi logam lain dalam besi yang dilapisi Zn, Cu, dan Al dengan bantuan indikator PP dimana akan menghasilkan warna merah muda yang menunjukkan tempat dimana terjadi reduksi dan menghasilkan warna biru yang menunjukkan tempat dimana terjadinya oksidasi. 1.4 Manfaat Percobaan Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat menentukan berbagai sifat korosi dari logam seperti zink, tembaga, aluminium terhadap besi, sehingga dapat diketahui logam mana yang mampu melindungi besi dari perkaratan dan lgam mana yang mempercepat korosi besi. Hal ini sangat berguna dalam bidang komersial untuk mempertinggi nilai jual dari besi. Selain itu, praktikan juga lebih mahir dalam menggunakan alat-alat laboratorium. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991). Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana

baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990) Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999). Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimiadengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih mineralnya. Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret volta dan persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi (Anonim, 2008). Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif baik bila dibandingkan dengan hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan kekuatan bahan ini ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3 persen nikel. Ketahanannya terhadap tumbukan juga dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur pengecoran sehingga menghasilkan steroidsteroid grafit alih-alih serpih-serpih yang normal, bila besi mengalami korosi, serpih-serpih grafit seringkali tetap mencuat di permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya akan karbion pada logam tersebut (Chamberlain, 1991). Aluminium adalah logam yang dangat reaktif. Kalau berada di lingkungan yang menghasilkan oksigen, logam ini bereaksi untuk membentuk sebuah selaput tipis oksida yang transparan di seluruh permukaannya yang terbuka. Selaput ini mengendalikan laju korosi dan melindungi logam di bawahnya. Oleh karena itu, komponen-komponen yang terbuta dari aluminium dan paduanpaduannya bisa memiliki umur panjang, Jika selaput itu rusak dan tidak dapat dipulihkan lagi, korosi logam ini akan berlangsung cepat sekali. Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah

ditempa. Logam ini biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan C untuk mengubah sifat-sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan ketahanan terhadap korosinya yang istimewa dalam kondisi-kondisi kerja yang lebih buruk (Chamberlain, 1991). Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada suhu yang sangat tinggi, yakni 1038oC. Karena potensial elektrod standarnya positif, yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990). Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa dan liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906oC. Logamnya murni melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial (Svehla, 1990). Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990). Pada sebuah generator untuk cairan logam, sebagai raktor, terjadipenentrating selama transfer panas, yang akan menyebabkan tingginya suhu air agar dapat dituang pada natrium suhu rendah dengan mengisi bagian kosong padatube, pada proses ini akan terjadi korosi, yang kemudian akan berakibat pada keadaan ekonomi dan pemasaran generator ini, sehingga perlu adanya sebuah prosedur baru untuk kemudian mencegah berlanjutnya proses korosi, diantaranya adalah dengan pengetesan reaksi natrium dengan air, dll (Hamada dan Tanabe, 2004).

BAB IIIMETODE PERCOBAAN 3.1 BahanAdapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaCl, indikator pp, larutan H2SO4 2 M, agar-agar, K3Fe(CN)6 0,01 M, aquadest, tissue roll, plat seng, plattembaga, plat aluminium, kertas label dan paku. 3.2 AlatAdapun alat-alat yang dipergunakan pada percobaan kali ini, adalah tabung reaksi, rak tabung, gelas piala 250 mL, kasa asbes, pembakar gas, neraca Ohaus, batangpengaduk, pipet tetes

dan pinset3.3 Prosedur Kerja1. Dipanaskan kira-kira 100 mL air dalam gelas piala 250 mL sampai mendidih2. Ditambahkan 2 g agar-agar ke dalam air dan dipanaskan sambil diaduk hingga larut.3. Ditambahkan 5 g NaCl ke dalam larutan panas dan larutan tersebut diaduk4. Ditambahkan 2 mL indikator pp dan 1 mL K3Fe(CN)6 0,1 M, diaduk dan dihentikanpemanasan. Larutan dibiarkan sampai hangat sebelum digunakan.5. Ditempatkan 4 paku besi pada tabung reaksi yang berisi 15 mL H2SO4 2 M selamabeberapa menit. 6. Didihkan air dalam gelas piala 250 mL didekantasi asam dari paku dalam langkah 1 dibilas dengan air dan dengan hati-hati dimasukkan paku-paku tersebut dalam air panas. Paku dipindahkan pada waktu diperlukan dengan menggunakan gegep yangbersih. 7. Diberi label pada tabung reaksi 1 sampai 4. Pada tabung satu dimasukkan satupaku bersih. Pada preparasi tiap tabung 2 sampai 4, harus diingat bahwa potonganlogam yang digunakan harus melekat dengan kuat pada paku. 8. Paku dibungkus dengan foil Cu. 9. Dilakukan hal yang sama dengan langkah 8 terhadap foil Zn dan foil Al. Dimasukkan paku-paku tersebut ke dalam tabung 2 sampai 4 dan dituangkan gel indikatorke dalam tiap tabung sampai seluruh paku tertutupi dengan gel, dihindari terbentuknya gelembung udara. Jika gel indikator telah dingin sehingga sulit dituangkan, dipanaskan kembali dan didinginkan hingga hangat. 10. Ditempatkan tabung satu sampai empat dalam rak tabung dan diamati daerah yang berwarna yang muncul dalam gel. BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil PengamatanSistemLokasi warna merahLokasi warna biruFeFe/ZnFe/AlFe/CuTidak adaUjung, kepala dan foil ZnTidak adaFoil CuUjung, kepala dan sepanjang pakuTidak adaTidak adaKepala dan ujung 4.3 Pembahasan Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karenalogam ini sangat luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu prosespencegahan korosi pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain berdasarkan sifat-sifat kimia tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini adalah Cu, Zn, dan Al. Paku adalah salah satu bahan yang sangat mudah teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara bebas. Dimana oksigen akan membentuk lapisanoksida melapisi permukaan logam, teteapi oksida logam besi ini mempunyai pori-pori sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian, keadaan ini memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada bagian awal lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai semua logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos, yang pada akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam besi tersebut.Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku besi mengalami korosi atauterlindung dari korosi jika ada dan tidak ada kontak langsung dengan logam lainseperti Cu, Zn, dan Al. Mula-mula, paku besi dimasukkan ke dalam tabung reaksiyang berisi asam sulfat. Hal ini dilakukan untuk mempercepat korosi, sebagaimanakita ketahui bahwa keasaman tinggi merupakan faktor utama meningkatkan laju korosi. Paku tersebut dibenamkan dalam asam sulfat beberapa menit, kemudian di pindahkan dengan menggunakan pinset bersih. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pengotor yang melekat pada paku, paku kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih, untuk membersihkan paku dari kotoran yang mungkin masih terdapat dalam pakuataupun pinset yang digunakan.Pada percobaan ini digunakan agar-agar yang berfungsi sebagai medium indikator,juga digunakan untuk mengetahui tempat-tempat reaksi anoda dan katoda terjadi. Terlebih dahulu, agaragar dilarutkan dalam air mendidih, karena agar-agar tidaklarut dalam air dingin. Camouran kemudian ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai jembatan garam yang dapat dinetralkan. Larutan kemudian ditambahkan dengan indikator PP yang menyebabkan adanya warna merah muda dengan adanya OH-, warna merah muda dalam gel menunjukkan tempat dimana reduksi. Selanjutnya dilakukan

penambahan K3Fe(CN)6 yang bertujuan untuk menunjukkan tempat dimana Fe teroksidasi yang ditandai dengan adanya warna biru.Untuk mengetahui logam mana yang meningkatkan korosi besi atau menghambat korosi, maka dalam percobaan ini digunakan tiga macam logam dalam bentuk foil sepertifoil Cu, Zn, dan Al yang dilekatkan pada paku. Selanjutnya keempat paku tersebutdimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda, kemudian ke dalam tabung reaksidimasukkan gel dalam keadaan panas, hal ini dilakukan agar gel tersebut tidak meggumpal.Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa reaksi Fe/Cu dan Fe dengan larutan gel diperoleh warna biru. Hal ini membuktikan bahwa Fe teroksidasi pada paku. Reaksi Fe/Zn diperoleh warna merah, yang menunjukkan tempat terjadinya reduksi. Dapat diketahui bahwa logam Zn adalah logam yang mampu melindungi besi karena adanya dayareduksi yang kuat dari logam tersebut. Zn dan Al dapat menghambat terjadinya korosi pada besi karena harga potensial elektrodanya lebih rendah dari harga potensial reduksi Cu bila dibandingkan dengan Fe. Sedangkan logam Cu meningkatkan korosi besi paku yang ditandai dengan adanya warna biru, hal ini disebabkab karenaCu melindungi diri kemudian melindungi Fe.Jika dilihat dari potensial reduksi standar (Eo) masing-masing logam, maka Al yang paling negatif (-1,66), kemudian Zn(-0,76), dan Cu yang paling elekropositifdari ketiga logam yang diujikan (+0,34. Semakin positif Eo semakin besar kecenderungan zat untuk tereduksi, tetapi semakin mudah untuk teroksidasi. Berdasarkanharga Eo, logam Cu lebih mudah tereduksi sehingga tidak dapat melindungi paku besi yang memiliki Eo 0,44 dari korosi, sedangkan logam Zn dapat melindungi pakudari korosi. Logam Al memiliki Eo lebih negatif dibanding Zn, dengan demikian Allebih mudah mengalami oksidasi daripada Zn, sehingga Al lebih baik dalam melindungi besi daripada Zn. BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KesimpulanDari hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa logam Cu dapat mempercepat korosi,Zn dapat menghambat korosi, dan Al mudah menghambat korosi. 5.2 SaranSebaiknya pada percobaan ini digunakan jenis logam yang lain untuk diketahui sifat-sifatnya dalam mempercepat atau menghambat korosi pada besi. Selain itu, dicobakan juga untuk jenis agaragar yang lain. DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2008, Korosi, (online) (http://www.wikipedia.com), diakses 22 April 2009, pukul 21.00.Hamada, H., dan Tanabe, H., 2004, Analysis of Overheating Rupture in HeatTransfer Tubes Causing Corrosive High-Temperature Reaction, Journal of Nuclear Scienceand Technology, 41(6).Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern, Erlangga,JakartaSvehla, G., 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.Taba, P., Zakir, Muh., Fauziah, St., 2009, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Laboratorium Kimia Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasHasanuddin, Makassar.Trethewey, K. R., dan Camberlain, J., 1991, Korosi, PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) Fe2+(aq) + 2e E = +0.44 V Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi. O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq) E = +0.40 V atau O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3. xH2O, yaitu karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan air. Hal ini dapat dibuktikan melalui percobaan berikut.

1. 2. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi factor faktor yang memengaruhi korosi besi

1. 3. Metode Penilitian Eksperimen

BAB II

ISI

1. 1. Alat dan Bahan Paku 4 bh Gelas Air Mineral Air Mineral Kapas Air mendidih Minyak Tanah 1. 2. Cara Kerja

Ambillah 4 wadah (Gelas Air mineral), kemudian : Tambahkan 5 ml air mineral ke dalam wadah 1 Masukan kapas kering ke dalam wadah 2 Tambahkan air yang sudah dididihkan ke dalam wadah 3 hingga hampir penuh Tambahkan kira-kira 10 ml kerosin ke dalam wadah 4

Amplaslah 4 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan masing-masing satu ke dalam wadah pada prosedur di atas Tutup wadah 2 dan 3 sampai rapat

Simpanlah wadah-wadah tersebut selama 2 hari kemudian amati apa yang terjadi. Catat hasil pengamatannya. 1. 3. Hasil Percobaan Terbentuk karar pada tabung nomor = 1 dan 3 Tidak terbentuk karat pada tabung nomor = 2 dan 4 1. 4. Menganalisis dan menafsirkan data Apakah tabung di mana paku berkarat terdapat oksigen dan air? Ya Apakah tabung dimana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen dan air? Tidak

1. 5. Pembahasan :

Pada percobaan yang dilakukan, mendapati bahwa, Paku akan berkarat pada tabung/gelas yang terkena air (H2O) dan Udara (O2) dimana itu terdapat pada tabung 1 dan 3. Mengapa demikian? pada tabung III, karena ketika air mendidih di masukkan dan kemudian ditutup maka penguapan air terkumpul dan tidak melayang layang ke udara, sehingga logam dengan cepat berinteraksi dengan uap air atau dapat dilihat dari asal / kandungan O2 yang dari tiap tiap tabung. Dan setelah air didinginkan , air tersebut akan kehilangan oksigen terlarut, ini juga mempercepat terjadinya korosi. Sedangkan pada tabung I, seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa penyebab korosi yang berasal dari lingkungan ialah Suhu, kelembapan, Udara dan tingkat keasaman. Pada tabung ini air dimasukan begitu saja dan dibiarkan terbuka. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Oleh karena itu, pada tabung I dan III terjadi perkaratan. Lain halnya dengan tabung I dan III, pada tabung ke II dan ke IV, tidak terjadi perkaratan. Mengapa demikian? Pada tabung ke dua yang hanya diisi oleh kapas (dapat menyerap air) ini ditutup, sehingga udara tidak mengalami perputaran dan tak ada uap air. Karena tabungnya ditutup, akhirnya udara tidak dapat menguap dan mengalami pelepasan ke udara yang lebih bebas. Sedangkan pada tabung ke IV yang berisikan minyak tanah/kerosin tidak terjadi peristiwa redoks sehingga tidak dapat membuat paku menjadi berkarat.

1. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi 1. Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) DO berperan dalam sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik. 2. Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik. 3. pH dan Alkalinitas mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. 4. Temperatur makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi. 5. Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi. 6. Aliran listrik Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.

7. B a k t e r i tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.

1. 7. Cara Pencegahan a) Pengecetan. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi. b) Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air. c) Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air. d) Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (E Fe = -0,44 volt; E Sn = -0,44 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur. e) Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat. f) Chromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak. g) Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Besi yang cepat berkarat adalah besi yang di dalam air yang terbuka artinya pengaruh oksigen dan air sangat kuat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Faktor penyebab besi berkarat adalah O2 dan H2O.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi


Sunday, October 2nd, 2011 | Pendidikan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2 Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak denan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut. Perhatikan animasi. berikut: animasi korosi besi 2. Keberadaan Zat Pengotor Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat. pengotor yang mempercepat korosi pada permukaan logam

(sumber: http://rumahcor.com) 3. Kontak dengan Elektrolit Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat. bangkai kapal di dasar laut yang telah terkorosi oleh kandungan garam yang tinggi

(sumber: http://www.diveholidayisle.com) 4. Temperatur

Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor). knalpot kendaraan bermotor yang mudah terkorosi akibat temperatur tinggi

(sumber: http://202.43.165.157/gramedia/otomotif/otoweb/index.php?) 5. pH Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- H2 Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
korosi pada kondisi asam lebih cepat terjadi logam besi yang belum terkorosi pada kondisi netral

(sumber: http://www.cosmoeng.co.jp) 6. Metalurgi Permukaan logam Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi. permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi

(sumber: http://www.flickr.com) Efek Galvanic Coupling Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode. 7. Mikroba Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus ferroxidans. korosi pada permukaan logam yang disebabkan oleh mikroba

Faktor Yang Mempengaruhi Korosi


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi

Korosi pada permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2 Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak denan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut. Perhatikan animasi. berikut: animasi korosi besi 2. Keberadaan Zat Pengotor Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat. pengotor yang mempercepat korosi pada permukaan logam

(sumber: http://rumahcor.com)

3. Kontak dengan Elektrolit Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat. bangkai kapal di dasar laut yang telah terkorosi oleh kandungan garam yang tinggi

(sumber: http://www.diveholidayisle.com) 4. Temperatur Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesinmesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor). knalpot kendaraan bermotor yang mudah terkorosi akibat temperatur tinggi

(sumber: http://202.43.165.157/gramedia/otomotif/otoweb/index.php?) 5. pH

Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- H2 Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
korosi pada kondisi asam lebih cepat terjadi logam besi yang belum terkorosi pada kondisi netral

(sumber: http://www.cosmoeng.co.jp) 6. Metalurgi Permukaan logam Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi. permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi

(sumber: http://www.flickr.com) Efek Galvanic Coupling Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode. 7. Mikroba Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus ferroxidans. korosi pada permukaan logam yang disebabkan oleh mikroba

(sumber: http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.com) koloni bakteri Thiobacillus ferrooxidans pada permukaan logam besi yang terkorosi

(sumber: http://filebox.vt.edu) koloni bakteri Thiobacillus thiooxidans yang dapat menyebabkan korosi pada logam

Вам также может понравиться

  • (KIMIA) Laporan Praktikum 07 - Korosi II
    (KIMIA) Laporan Praktikum 07 - Korosi II
    Документ10 страниц
    (KIMIA) Laporan Praktikum 07 - Korosi II
    Niko Andrianto
    Оценок пока нет
  • Laporan Lengkap Kelompok 1-WPS Office
    Laporan Lengkap Kelompok 1-WPS Office
    Документ6 страниц
    Laporan Lengkap Kelompok 1-WPS Office
    Muh.niagara saputra
    Оценок пока нет
  • Dampak Penggunaan Unsur Dalam Kehidupan Sehari-Hari
    Dampak Penggunaan Unsur Dalam Kehidupan Sehari-Hari
    Документ5 страниц
    Dampak Penggunaan Unsur Dalam Kehidupan Sehari-Hari
    'raizen Reijkavic
    Оценок пока нет
  • Kadmium
    Kadmium
    Документ4 страницы
    Kadmium
    Dinda Melissa Ardi
    Оценок пока нет
  • LKPD Fermentasi
    LKPD Fermentasi
    Документ3 страницы
    LKPD Fermentasi
    nasirudin smapa
    Оценок пока нет
  • Titanium Kel 1
    Titanium Kel 1
    Документ14 страниц
    Titanium Kel 1
    Erlina Septiani Putri
    0% (1)
  • Kimia-Kelompok Golongan 6a
    Kimia-Kelompok Golongan 6a
    Документ54 страницы
    Kimia-Kelompok Golongan 6a
    Scholastica Risty
    Оценок пока нет
  • Alkali
    Alkali
    Документ11 страниц
    Alkali
    Rio Widarobi
    Оценок пока нет
  • Kenapa Titik Leleh Magnesium Paling Rendah Disbanding Dengan Titik Leleh Golongan 2 A
    Kenapa Titik Leleh Magnesium Paling Rendah Disbanding Dengan Titik Leleh Golongan 2 A
    Документ1 страница
    Kenapa Titik Leleh Magnesium Paling Rendah Disbanding Dengan Titik Leleh Golongan 2 A
    Eka Prasetyaningsih
    Оценок пока нет
  • Golongan 3 (Boron)
    Golongan 3 (Boron)
    Документ26 страниц
    Golongan 3 (Boron)
    Marda Maulana Uchiha
    Оценок пока нет
  • Unsur Transisi Periode Keempat
    Unsur Transisi Periode Keempat
    Документ52 страницы
    Unsur Transisi Periode Keempat
    suti supadmi
    Оценок пока нет
  • Makalah
    Makalah
    Документ15 страниц
    Makalah
    Yuhanidha Siti
    Оценок пока нет
  • Kegunaan Unsur Berilium
    Kegunaan Unsur Berilium
    Документ3 страницы
    Kegunaan Unsur Berilium
    Yaya Nicky
    Оценок пока нет
  • Makalah Halogen Kimia
    Makalah Halogen Kimia
    Документ15 страниц
    Makalah Halogen Kimia
    Naila Aliya Marhama
    Оценок пока нет
  • Kimia Unsur
    Kimia Unsur
    Документ12 страниц
    Kimia Unsur
    Eva Nurlaela Sari
    Оценок пока нет
  • Laporan Kimia Korosi
    Laporan Kimia Korosi
    Документ4 страницы
    Laporan Kimia Korosi
    Andreas Copernicus
    Оценок пока нет
  • Artikel Kimia Unsur
    Artikel Kimia Unsur
    Документ5 страниц
    Artikel Kimia Unsur
    Sri Wahyuni Yuni
    Оценок пока нет
  • Reaksi Periode 4
    Reaksi Periode 4
    Документ2 страницы
    Reaksi Periode 4
    Rachel Evelyna
    Оценок пока нет
  • Skandium
    Skandium
    Документ17 страниц
    Skandium
    Cireng
    Оценок пока нет
  • Kimia (Logam Alakali & Alkali Tanah)
    Kimia (Logam Alakali & Alkali Tanah)
    Документ13 страниц
    Kimia (Logam Alakali & Alkali Tanah)
    yuti kamila
    Оценок пока нет
  • Sel Volta Primer Sekunder
    Sel Volta Primer Sekunder
    Документ3 страницы
    Sel Volta Primer Sekunder
    zamrotin
    Оценок пока нет
  • Presentasi UNSUR TRANSISI PERIODE 4
    Presentasi UNSUR TRANSISI PERIODE 4
    Документ46 страниц
    Presentasi UNSUR TRANSISI PERIODE 4
    parliend
    100% (1)
  • Tugas Individu Kimia Unsur Aluminium
    Tugas Individu Kimia Unsur Aluminium
    Документ12 страниц
    Tugas Individu Kimia Unsur Aluminium
    Dimitri_Login
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Kimia
    Laporan Praktikum Kimia
    Документ16 страниц
    Laporan Praktikum Kimia
    dikynuralamsyah
    100% (2)
  • Laporan KIMFIS-ELEKTROLISIS
    Laporan KIMFIS-ELEKTROLISIS
    Документ8 страниц
    Laporan KIMFIS-ELEKTROLISIS
    Fatthonah Az'zahra
    Оценок пока нет
  • Korosi Pada Paku
    Korosi Pada Paku
    Документ7 страниц
    Korosi Pada Paku
    Diniiy_Diinie_9713
    100% (1)
  • Unsur Transisi Periode 3
    Unsur Transisi Periode 3
    Документ6 страниц
    Unsur Transisi Periode 3
    Ali Misbahul Mu'affan
    Оценок пока нет
  • Makalah Kimia Unsur
    Makalah Kimia Unsur
    Документ30 страниц
    Makalah Kimia Unsur
    tio fadly
    Оценок пока нет
  • Golongan Alkali
    Golongan Alkali
    Документ15 страниц
    Golongan Alkali
    Nisa Nasra
    Оценок пока нет
  • Unsur Unsur Transisi Periode Empat
    Unsur Unsur Transisi Periode Empat
    Документ19 страниц
    Unsur Unsur Transisi Periode Empat
    Isneni Ismail
    Оценок пока нет
  • Golongan III A
    Golongan III A
    Документ43 страницы
    Golongan III A
    Anadia Mutiara
    Оценок пока нет
  • Makalah Unsur Periode 6
    Makalah Unsur Periode 6
    Документ12 страниц
    Makalah Unsur Periode 6
    Respi Revina
    Оценок пока нет
  • Kuis Elektrokimia
    Kuis Elektrokimia
    Документ4 страницы
    Kuis Elektrokimia
    irzfile
    Оценок пока нет
  • Redoks Dan Elektrokimia
    Redoks Dan Elektrokimia
    Документ25 страниц
    Redoks Dan Elektrokimia
    Ketip Saga
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Sel Volta
    Laporan Praktikum Sel Volta
    Документ13 страниц
    Laporan Praktikum Sel Volta
    Gabriel Evan
    Оценок пока нет
  • Jessica Enis Okinawa - Kelimpahan Unsur Periode 4
    Jessica Enis Okinawa - Kelimpahan Unsur Periode 4
    Документ1 страница
    Jessica Enis Okinawa - Kelimpahan Unsur Periode 4
    denisaayudya
    Оценок пока нет
  • Pemurnian Unsur Dari Senyawanya Dan Pembuatan Senyawa
    Pemurnian Unsur Dari Senyawanya Dan Pembuatan Senyawa
    Документ23 страницы
    Pemurnian Unsur Dari Senyawanya Dan Pembuatan Senyawa
    Anugrah Sporty
    Оценок пока нет
  • Logam Alkali Tanah
    Logam Alkali Tanah
    Документ10 страниц
    Logam Alkali Tanah
    Ernawati Suhanda
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Kimia
    Laporan Praktikum Kimia
    Документ15 страниц
    Laporan Praktikum Kimia
    Desriana Alampura
    Оценок пока нет
  • Rutenium
    Rutenium
    Документ3 страницы
    Rutenium
    Edy Purnomo
    Оценок пока нет
  • Alkali Tanah
    Alkali Tanah
    Документ21 страница
    Alkali Tanah
    lita sukma
    Оценок пока нет
  • Unsur Periode 3
    Unsur Periode 3
    Документ7 страниц
    Unsur Periode 3
    adoservice
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Korosi Pada Paku
    Laporan Praktikum Korosi Pada Paku
    Документ19 страниц
    Laporan Praktikum Korosi Pada Paku
    Sakilla Hanifanissa
    Оценок пока нет
  • Golongan III A
    Golongan III A
    Документ14 страниц
    Golongan III A
    Muhamad Handoyo Mandeno
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum - Korosi
    Laporan Praktikum - Korosi
    Документ7 страниц
    Laporan Praktikum - Korosi
    Singgih Oktavian
    Оценок пока нет
  • Makalah Unsur Golongan 3A
    Makalah Unsur Golongan 3A
    Документ16 страниц
    Makalah Unsur Golongan 3A
    Suci Novira Aditiani
    100% (1)
  • Skandium
    Skandium
    Документ8 страниц
    Skandium
    Ari Rafan
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Kimia
    Laporan Praktikum Kimia
    Документ14 страниц
    Laporan Praktikum Kimia
    ulfahmariah
    Оценок пока нет
  • Logam Alkali Dan Alkali Tanah
    Logam Alkali Dan Alkali Tanah
    Документ33 страницы
    Logam Alkali Dan Alkali Tanah
    Alifia Oweng
    100% (1)
  • Proses Pemurnian Aluminium
    Proses Pemurnian Aluminium
    Документ2 страницы
    Proses Pemurnian Aluminium
    Rointo Firnandus Berutu
    100% (2)
  • Laporan Praktikum Kimia
    Laporan Praktikum Kimia
    Документ6 страниц
    Laporan Praktikum Kimia
    Nanda Rafidah
    Оценок пока нет
  • DAFTAR PUSTAKA Korosi
    DAFTAR PUSTAKA Korosi
    Документ1 страница
    DAFTAR PUSTAKA Korosi
    rahmaaafitri
    Оценок пока нет
  • Soal Periode 3
    Soal Periode 3
    Документ4 страницы
    Soal Periode 3
    Farah
    Оценок пока нет
  • Sejarah Alkali Tanah
    Sejarah Alkali Tanah
    Документ6 страниц
    Sejarah Alkali Tanah
    pebri
    Оценок пока нет
  • Soal Kajian 2
    Soal Kajian 2
    Документ23 страницы
    Soal Kajian 2
    Anas Ilham
    Оценок пока нет
  • Makalah Golongan Alkali
    Makalah Golongan Alkali
    Документ22 страницы
    Makalah Golongan Alkali
    Resdianto Zein
    Оценок пока нет
  • Golongan Iii A
    Golongan Iii A
    Документ10 страниц
    Golongan Iii A
    tutuwhy
    Оценок пока нет
  • Golongan IIIB
    Golongan IIIB
    Документ32 страницы
    Golongan IIIB
    Nurul Nasir
    Оценок пока нет
  • Korosif
    Korosif
    Документ4 страницы
    Korosif
    Hendri Andriansyah Andre
    Оценок пока нет
  • Korosi
    Korosi
    Документ14 страниц
    Korosi
    Agung Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Amina
    Amina
    Документ19 страниц
    Amina
    Darmawati Dalle
    Оценок пока нет
  • Makalah Amina
    Makalah Amina
    Документ9 страниц
    Makalah Amina
    Darmawati Dalle
    Оценок пока нет
  • Efek Dari Difraksi Sering Terlihat Dalam Kehidupan Sehari
    Efek Dari Difraksi Sering Terlihat Dalam Kehidupan Sehari
    Документ1 страница
    Efek Dari Difraksi Sering Terlihat Dalam Kehidupan Sehari
    Darmawati Dalle
    100% (1)
  • Laporan Fisika D
    Laporan Fisika D
    Документ8 страниц
    Laporan Fisika D
    Darmawati Dalle
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Kimia
    Laporan Praktikum Kimia
    Документ15 страниц
    Laporan Praktikum Kimia
    Darmawati Dalle
    Оценок пока нет
  • Laporan 2 Biologi
    Laporan 2 Biologi
    Документ14 страниц
    Laporan 2 Biologi
    Darmawati Dalle
    Оценок пока нет
  • Mayor
    Mayor
    Документ23 страницы
    Mayor
    Darmawati Dalle
    Оценок пока нет