Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
\
|
A A
A A
=
b a
b a
T T
T T
UA Q
/ ln(
(5)
Dimana Ta adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin
awal dan Tb adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin
akhir. t mean yang dimaksud dalam persamaan tersebut adalah LMTD, yaitu :
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
14
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
|
|
.
|
\
|
A A
A A
= = A
b a
b a
mean
T T
T T
LMTD T
/ ln(
(6)
Namun demikian penggunaan LMTD juga cukup terbatas. Kita harus menggunakan
faktor koreksi F yang dapat dilihat dalam grafik pada lampiran. Sehingga rumusnya
menjadi :
) (LMTD UAF Q = (7)
B. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan U (overall coefficient of heat
transfer),
Koefisien perpindahan kalor keseluruhan (U), terdiri dari dua macam yaitu:
(1) U
C
adalah koefisien perpindahan kalor keseluruhan pada saat alat penukar kalor
masih baru
(2) U
D
adalah koefisien perpindahan kalor keseluruhan pada saat alat penukar kalor
sudah kotor.
Secara umum kedua koefisien itu dirumuskan sebagai:
(8)
C. Fouling Resistance
Jika sebuah pipa baru saja digunakan, maka keadaannya masih normal dan bersih
sehingga tidak mengganggu proses perpindahan kalor. Namun pada suatu saat fluida
yang terus menerus mengalir dalam pipa akan membentuk seperti sebuah lapisan yang
akan mengganggu aliran kalor. Hal inilah yang disebut dengan fouling resistance.
Untuk menghitung fouling resistance dapat digunakan rumus berikut ini :
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
15
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
C D
d
U U
R
1 1
Dimana U pipa yang sudah tua tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
d
i
pipe
i p j
insulator
p i
i
R
h r
r
k
r r r
k
r r r
h
U
+ + + +
=
0 0
0
) / ln( ) / ln(
1
1
(9)
Untuk U<<10000 W/m
2
C fouling mungkin tidak begitu penting, karena hanya
menghasilkan resistan yang kecil. Namun pada water to water heat exchanger dimana
nilai U disekitar 2000 maka fouling factor akan menjadi penting. Pada finned tube heat
exchanger dimana gas panas mengalir di dalam tube dan gas yang dingin mengalir
melewatinya, nilai U mungkin sekitar 200, fouling factor akan menjadi signifikan.
D. Efektivitas Heat exchanger
Efektivitas heat exchanger dapat dirumuskan sebagai berikut :
( )
( )
( )
( )
in in
in out
in
out in
c h
c c c
c h
h h h
T T C
T T C
T T C
T T C
min min
min
c (10)
Maka untuk mencari efektifitas untuk paralel single pass HE adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Kekotoran Pipa
another to stream one from d transferre be possibly could that heat imum
d transferre heat actual
max
= c
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
16
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
| |
max min
max min
/ 1
) / 1 ( exp 1
C C
NTU C C
+
= c (11)
Sedangkan untuk counterflow adalah sebagai berikut :
| |
| | NTU C C C C
NTU C C
) / 1 ( exp ) / ( 1
) / 1 ( exp 1
max min max min
max min
= c (12)
Keterangan : NTU (Number of Transfer Unit) bisa didapatkan dari rumus :
min
C
UA
NTU = (13)
C
min
merupakan nilai C tekecil antara C
h
dan C
c
, sedangkan C
max
merupakan nilai yang
terbesar.
E. Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Kalor
(14)
t
m
merupakan suhu rata-rata log atau Log Mean Temperature Difference (LMTD).
Untuk shell and tube heat exchanger, nilai LMTD harus dikoreksi dengan faktor yang
dicari dari grafik yang sesuai (Fig 18 s/d Fig 23 Kern). Caranya adalah dengan
menggunakan parameter R dan S.
(15-16)
Nilai LMTD dihitung dengan persamaan sbb:
Bila U
D
konstan
Untuk aliran searah (co-current)
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
17
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Atau
Untuk aliran berlawanan arah (Counter Current)
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
18
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
(17)
Nilai LMTD yang diperoleh ini harus dikoreksi dengan faktor F
T
yang dicari dari grafik
yang sesuai. Caranya yaitu dengan menggunakan parameter R dan S:
(18-19)
Dan harga t
m
=F
T
.LMTD
Bila U
D
tidak konstan (berubah) terhadap suhu
Untuk aliran searah atau aliran berlawanan arah, maka persamaan LMTD berupa
persamaan implisit:
(20)
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
19
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
F. Penurunan Tekanan pada Alat Penukar Kalor
Pada setiap aliran akan terjadi penurunan tekanan (pressure drop) karena gaya gesek
yang terjadi antara fluida dan tempatnya.
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
20
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
BAB III
PERHITUNGAN
3.1. Aliran Berlawanan Arah
3.1.1. Data Percobaan
Valve T
3
T
4
T
5
T
6
V
AIR
V
STEAM
1/5 28 35 96 62 62 2.4
2/5 27 32 97 52 142 3
3/5 27 31 97 45 168 3.3
4/5 27 30 97 43 228 3.4
5/5 27 30 97 40 236 3.6
3.1.2. Identifikasi Data
Dimana :
- Suhu rata-rata Steam
- Suhu rata-rata air
Dari identifikasi di atas selanjutnya dianalisa karakteristik dari setiap aliran dengan
merujuk pada buku Holman Apendix Tabel A-9 yang diadaptasi dariA.I.Browndan S.M.
Marco, Introduction to Heat Transfer, 3
rd
ed., McGraw-Hill Book Company, New
York, 1958.
Valve
1/5 65.5 45 2.4E-06 6.2E-05 17.08374
2/5 64.5 39.5 3.0E-06 1.4E-04 18.20478
3/5 64 36 3.3E-06 1.7E-04 18.71382
4/5 63.5 35 3.4E-06 2.3E-04 17.64479
5/5 63.5 33.5 3.6E-06 2.4E-04 18.33966
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
21
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
VALVE
(bukaankran)
SUHU
(
0
C)
Cp
(kJ/kg.
0
C)
(kg/m
3
)
(kg/m.s)
k
(W/m
0
C)
Pr
1/5 T
avg
air = 45 4,174 989.52 5.94.10
-4
0,646 3,76
T
avg
steam = 65.5 4.183 980.6 4,33.10
-4
0.659 2,73
2/5 T
avg
air = 39.5 4.174 991.5 6.35.10
-4
0,635 4.24
T
avg
steam = 64.5 4.182 982.06 4,4.10
-4
0,657 2,81
3/5 T
avg
air = 36 4.174 993.5 7.04.10
-4
0,628 4.72
T
avg
steam = 64 4.182 982.66 4,45.10
-4
0,650 2,87
4/5 T
avg
air = 35 4.174 994.1 7.25.10
-4
0,625 4,81
T
avg
steam = 63.5 4.180 981.6 4,53.10
-4
0.657 2,85
5/5 T
avg
air = 33.5 4.174 994.5 7.51. 10
-4
0,624 4.95
T
avg
steam = 63.5 4.182 981.4 4,45.10
-4
0,658 2,83
3.1.3. Perhitungan
a. Menghitung
)
]
]
Re < 10.000 maka aliran LAMINER
ii. Aliran dengan valve 2/5 bukaan
)
]
]
Re < 10.000 maka aliran LAMINER
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
22
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
iii. Aliran dengan valve 3/5 bukaan
)
]
]
Re < 10.000 maka aliran LAMINER
iv. Aliran dengan valve 4/5 bukaan
)
]
]
Re > 10.000 maka aliran TURBULEN
v. Aliran dengan valve 5/5 bukaan
)
]
]
Re > 10.000 maka aliran TURBULEN
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
23
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
b. Menghitung
)
]
]
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
ii. Alirandengan valve 2/5 bukaan
)
]
]
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
iii. Alirandengan valve 3/5 bukaan
)
]
]
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
24
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
iv. Alirandengan valve 4/5 bukaan
)
]
]
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
v. Alirandengan valve 5/5 bukaan
)
]
]
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
c. Menghitung nilai
Dari tabel A-2 buku Holman, diperoleh bahwa nilai K
Cumurni
(T = 20
o
C) =
386 W/m
o
C
dimana :
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
25
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Untuk perhitungan aliran valve 1/5
Dengan cara yang sama didapatkan :
h
o
(W/m
2
.
o
C) h
i
(W/m
2
.
o
C) U
c
(W/m
2
.
o
C)
198.4795 410.76 155.9688
216.5328 454.4926 170.6383
219.5423 570.5956 180.2958
222.3202 1206.318 201.104
227.6192 1235.656 205.896
d. Menentukan nilai
Menghitung Nilai U
d
(koefisien perindahan panas total dalam keadaan
kotor)
dimana :
-
A = m
2
-
dimana adalah panas laten (asumsi saturated steam) = 334,994 dan Cp
= Cp
steam
dari tabel A-9 Holman.
Untuk perhitungan q pad aaliran dengan bukaan valve 1/5 adalah sebagai
berikut :
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
26
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Selanjutnya dengan cara yang sama didapatkan :
Perhitungan q
Valve T
out
T
in
w Steam
(kg/s)
Lambda
(J/kg)
Cp
(kJ/kg
o
C)
q
(J/s)
1/5 35 96 0.00235 335 4.183 1.386883
2/ 5 32 97 0.00304 335 4.182 1.844763
3/5 31 97 0.00324 335 4.182 1.979679
4/ 5 30 97 0.00334 335 4.18 2.0543
5/ 5 30 97 0.00353 335 4.182 2.171635
Setelah mengetahui nilai LMTD, A dan q, maka dapat dilakukan
perhitungan mencari nilai Ud.Berikut ialah perhitungan untuk valve 1/5 :
Dengan cara yang sama untuk aliran lain diperoleh :
Perhitungan
Valve q A LMTD
1/5 1.386883 0.0712 17.08374 1.140189
2/ 5 1.844763 0.0712 18.20478 1.42323
3/5 1.979679 0.0712 18.71382 1.485772
4/ 5 2.0543 0.0712 17.64479 1.635187
5/ 5 2.171635 0.0712 18.33966 1.663089
e. MenentukanNilai
Untuk menghitung factor pengotor digunakanpersamaan :
Berikut ialah tabulasi hasil perhitungan yang menggunakan persamaan diatas :
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
27
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Perhitungan
Ud Uc 1/Ud 1/Uc Rd
1.140189 155.9688 0.877047 0.006412 0.870636
1.42323 170.6383 0.702627 0.00586 0.696767
1.485772 180.2958 0.673051 0.005546 0.667504
1.635187 201.104 0.611551 0.004973 0.606578
1.663089 205.896 0.601291 0.004857 0.596434
f. Menentukan (nilai keefektifan)dan NTU
i. Alirandengan valve 1/5 bukaan
- Penentuanfluida minimum
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout
NTU
Steam 0.00983 Fluida Min 0.03838 96 35 0.897059 2.581736
Air 0.256075 FluidaMaks 28 62
ii. Alirandengan valve 2/5 bukaan
- Penentuanfluida minimum
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
28
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout e NTU
Steam 0.012713 Fluida Min 0.02196 97 32 0.928571 2.911267
Air 0.578934 FluidaMaks 27 52
iii. Alirandengan valve 3/5 bukaan
- Penentuanfluida minimum
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout e NTU
Steam 0.01355 Fluida Min 0.019208 97 31 0.942857 3.182244
Air 0.705406 FluidaMaks 27 45
iv. Alirandengan valve 4/5 bukaan
- Penentuan fluida minimum
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
29
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout e NTU
Steam 0.013961 Fluida Min 0.014632 97 30 0.957143 3.494428
Air 0.954176 FluidaMaks 27 43
v. Alirandengan valve 5/5 bukaan
- Penentuanfluida minimum
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
fluida C ket C* Tin Tout e NTU
Steam 0.014762 Fluida Min 0.014823 97 30 0.957143 3.500043
Air 0.995916 FluidaMaks 27 40
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
30
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Ringkasan Hasil Perhitungan
Tabel. Ringkasan HasilOlah data
Aliran Fluida Q
(m
3
/s)
h
W/m
2
.
o
C
U
c
W/m
2
.
o
C
U
d
W/m
2
.
o
C
R
d
m
2
.
o
C/W
e NTU
1/5 Steam 2.40E-06
198.47946
155.9688 1.1402 0.8706 0.8971 2.5817
Air 6.20E-05
410.75996
2/5 Steam 3.00E-06 216.5328
170.6383 1.4232 0.6968 0.9286 2.9113
Air 1.42E-04
454.49256
3/5 Steam 3.30E-06 219.5423
180.2958 1.4858 0.6675 0.9429 3.1822
Air 1.68E-04
570.59562
4/5 Steam 3.40E-06 222.3202
201.1040 1.6352 0.6066 0.9571 3.4944
Air 2.28E-04
1206.3179
5/5 Steam 3.60E-06 227.6192
205.8960 1.6631 0.5964 0.9571 3.5000
Air 2.36E-04
1235.6563
3.2. Aliran Searah
3.2.1. Data Percobaan
Valve T
1
T
2
T
3
T
4
V
STEAM
V
AIR
1/5 80 41 36 93 3.26 81
2/5 56 38 34 94 4.2 140
3/5 44 35 33 93 2.8 212
4/5 42.5 34 33 93 3.2 256
5/5 39 23 32 93 3.4 274
3.2.2. Identifikasi Data
Dimana :
Valve
1/5 38.5 86.5 3.3E-06 8.1E-05 47.89
2/5 36 75 4.2E-06 1.4E-04 36.39
3/5 34 68.5 2.8E-06 2.1E-04 28.27
4/5 33.5 67.75 3.2E-06 2.6E-04 27.104
5/5 27.5 66 3.4E-06 2.7E-04 27.36
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
31
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
- Suhu rata-rata Steam
- Suhu rata-rata air
Dari identifikasi di atas selanjutnya dianalisa karakteristik dari setiap aliran
dengan merujuk pada buku Holman Apendix Tabel A-9 yang diadaptasi
dariA.I.Browndan S.M. Marco, Introduction to Heat Transfer, 3
rd
ed.,
McGraw-Hill Book Company,New York, 1958.
VALVE
(bukaankran)
SUHU
(
0
C)
Cp
(kJ/kg.
0
C)
(kg/m
3
)
(kg/m.s)
k
(W/m
0
C)
Pr
1/5 T
avg
air = 86.5 4.198 967.503 3.32.10
-4
0.674 2.059
T
avg
steam = 38.5 4.174 992.690 6.73.10
-4
0.631 4.467
2/5 T
avg
air= 75 4.189 974.787 3.81.10
-4
0.667 2.390
T
avg
steam = 36 4.174 993.609 7.08.10
-4
0.627 4.719
3/5 T
avg
air= 68.5 4.185 978.707 4.15.10
-4
0.662 2.634
T
avg
steam = 34 4.174 994.292 7.38.10
-4
0.625 4.931
4/5 T
avg
air= 67.75 4.184 979.112 4.19.10
-4
0.661 2.651
T
avg
steam = 33.5 4.174 994.463 7.46.10
-4
0.625 4.984
5/5 T
avg
air= 66 4.183 980.057 4.28.10
-4
0.659 2.714
T
avg
steam = 27.5 4.178 995.666 8.46.10
-4
0.615 5.741
3.2.3. Perhitungan
a. Menghitung
Re < 10.000 makaaliran LAMINER
ii. Aliran dengan valve 2/5 bukaan
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
33
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Re > 10.000 makaaliran TURBULEN
Selanjutnya dengan cara yang sama, akan diperoleh hasil sebagai berikut
ini:
Water
Valve Rh miu v Reh Jenisaliran Pr k ho
1 per 5 0.003 0.000332 0.241 7710.188 Laminer 2.059 0.674 345.190
2 per 5 0.003 0.000381 0.416 11699.802 Turbulen 2.390 0.667 808.813
3 per 5 0.003 0.000415 0.630 16330.752 Turbulen 2.634 0.662 1168.496
4 per 5 0.003 0.000419 0.760 19539.977 Turbulen 2.651 0.661 1559.146
5 per 5 0.003 0.000428 0.814 20493.865 Turbulen 2.714 0.659 1800.540
b. Menghitung
Jikaaliranturbulen:
Jikaaliran laminar:
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
34
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
kemudian mengkategorikant ermasuk jenis aliran manakah, apakah
laminar atau turbulen.
i. Alirandengan valve 1/5 bukaan
Re < 10.000 maka aliran LAMINAR
Dengan langkah yang sama, akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Steam
Valve D miu v Re Jenisaliran Pr k h1
1 per 5 0.014 0.000673 0.0211881 437.5407334 Laminer 4.467 0.631 271.0023
2 per 5 0.014 0.000708 0.0272975 536.3321818 Laminer 4.719 0.627 293.5131
3 per 5 0.014 0.000738 0.0181984 343.25583 Laminer 4.931 0.625 255.8565
4 per 5 0.014 0.000746 0.0207981 388.152232 Laminer 4.984 0.625 267.5092
5 per 5 0.014 0.000846 0.022098 364.1032359 Laminer 5.741 0.615 270.1124
Jikaaliranturbulen:
Jikaaliran laminar:
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
35
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
c. Menghitung nilai
Dari tabel A-2 buku Holman, diperoleh bahwa nilai K
Cumurni
(T = 20
o
C) =
386 W/m
o
C
dimana :
Untuk perhitungan aliran valve 1/5
Dengan cara yang sama didapatkan :
HitungUc
1/hi 1/h0 Ai Ai/A0 ro/ri Uc
0.004 0.003 0.036 0.560 1.786 187.870
0.003 0.001 0.036 0.560 1.786 243.315
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 227.365
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 243.435
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 248.528
d. Menentukan nilai
Menghitung Nilai U
d
(koefisien perindahan panas total dalam keadaan
kotor)
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
36
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
dimana :
-
A = m
2
-
dimana adalah panas laten (asumsisaturated steam) = 334,994 dan Cp =
Cp
steam
dari tabel A-9 Holman
Untuk perhitungan q pada aliran dengan bukaan valve 1/5 ialah sebagai
berikut :
Selanjutnya dengan cara yang sama didapatkan :
Hitung q
Valve T1 (out) T2 (in) w steam lambda Cp q
1 per 5 80 93 0.003 335.000 4.174 0.909
2 per 5 56 94 0.004 335.000 4.174 0.736
3 per 5 44 93 0.003 335.000 4.174 0.363
4 per 5 42.5 93 0.003 335.000 4.174 0.395
5 per 5 39 93 0.003 335.000 4.178 0.370
Setelah mengetahui nilai LMTD, A dan q, maka dapat dilakukan
perhitungan mencari nilai Ud. Berikut ialah perhitungan untuk valve 1/5 :
Dengan cara yang sama untuk aliran lain diperoleh :
Ud
Valve q A steam LMTD Ud
1 per 5 0.909 0.036 47.889 0.533
2 per 5 0.736 0.036 36.391 0.568
3 per 5 0.363 0.036 28.270 0.361
4 per 5 0.395 0.036 27.105 0.410
5 per 5 0.370 0.036 27.361 0.380
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
37
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
e. MenentukanNilai
Untuk menghitung faktor pengotor digunakan persamaan :
Berikut ialah tabulasi hasil perhitungan yang menggunakan persamaan
diatas :
Rd
Ud Uc 1/Ud 1/Uc Rd
0.533 187.870 1.877 0.005 1.872
0.568 243.315 1.760 0.004 1.756
0.361 227.365 2.771 0.004 2.767
0.410 243.435 2.442 0.004 2.438
0.380 248.528 2.631 0.004 2.627
f. Menentukan (nilai keefektifan)dan NTU
i. Alirandengan valve 1/5 bukaan
- Penentuan fluida minimum
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
1 per 5 Steam 0.00324 4.174 0.0135 fluida
min
0.041059 93 80 0.22807 0.260376
Air 0.07837 4.198 0.3290 fluida
max
36 41
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
38
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
ii. Alirandengan valve 2/5 bukaan
- Penentuan fluida minimum
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
2 per 5 Steam 0.00417 4.174 0.0174 fluida
min
0.03047 94 56 0.633333 1.026102
Air 0.13647 4.189 0.5717 fluida
max
34 38
iii. Alirandengan valve 3/5 bukaan
- Penentuan fluida minimum
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
39
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
3 per 5 Steam 0.0028 4.174 0.0116 fluida
min
0.013383 93 44 0.816667 1.734699
Air 0.2075 4.185 0.8683 fluida
max
33 35
iv. Alirandengan valve 4/5 bukaan
- Penentuanfluida minimum
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
4 per 5 Steam 0.0032 4.174 0.0133 fluida
min
0.012666 93 42.5 0.841667 1.888831
Air 0.2507 4.184 1.0487 fluida
max
33 34
v. Alirandengan valve 5/5 bukaan
- Penentuan fluida minimum
Fluida Min = C terkecil
Fluida Maks = C terbesar
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
40
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
- (nilai kefektifan)
- NTU
[
Dengan :
Berikut ialah hasil perhitungan yang ditabulasikan :
Perhitungan e dan NTU
Valve fluida w Cp C ket C* Tin Tout e NTU
5 per 5 Steam 0.0034 4.178 0.0141 fluida min 0.01259 93 39 0.77143 1.50044
Air 0.2685 4.183 1.1233 fluida max 32 23
Ringkasan Hasil Perhitungan
Aliran Fluida
Q h U
c
U
d
R
d
e NTU
(m
3
/s) (W/m
2
.
o
C) (W/m
2
.
o
C) (W/m
2
.
o
C) (m
2
.
o
C/W)
1/5 Steam 3.26E-06 345.1900 187.8705 0.5328 1.8716 0.2281 0.2604
Air 8.10E-05 271.0023
2/5 Steam 4.20E-06 808.8125 243.3155 0.5681 1.7562 0.6333 1.0261
Air 1.40E-04 293.5131
3/5 Steam 2.80E-06 1168.4956 227.3655 0.3609 2.7668 0.8167 1.7347
Air 2.12E-04 255.8565
4/5 Steam 3.20E-06 1559.1459 243.4349 0.4096 2.4375 0.8417 1.8888
Air 2.56E-04 267.5092
5/5 Steam 3.40E-06 1800.5397 248.5278 0.3801 2.6269 0.7714 1.5004
Air 2.74E-04 270.1124
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
41
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
BAB IV
ANALISIS
5.1. Analisis Percobaan
Dalam percobaan ini, praktikan melakukan prosedur terkait dengan heat
exchanger (alat penukar kalor) dengan variasi arah aliran (searah dan berlawanan) dan
laju alir air sebagai fluida dingin melalui variasi bukaan valve (1/5, 2/5, 3/5, 4/5,1
putaran). Selain itu, praktikan juga menghitung laju alir keluaran berupa kondensat
sebagai fluida panas. Dengan variasi laju alir yang masuk (sebagai fluida dingin), maka
dapat diketahui efektivitas atau efisiensi suatu alat penukar kalor.
Dalam percobaan ini digunakan HE jenis pipa ganda tubular. Jenis pipa ganda
tubular digunakan karena lebih efektif mempertukarkan kalor pada skala kecil
dibanding jenis HE lain seperti jenis shell and tube. HE tipe ini hanya membutuhkan
area perpindahan kalor yang kecil dan mudah diamati suhu masukan dan keluarannya.
Untuk aliran searah, praktikan mengatur bukaan valve dan menutup valve tertentu agar
aliran fluida menjadi searah. Ketika kedua aliran dimasukkan secara searah,
perpindahan kalor mulai terjadi. Data yang diambil berupa suhu yang terbaca pada
sensor dan juga laju alir fluida dingin dan kondensat didapatkan saat perubahan suhu
fluida dingin dan kondensat yang keluar sudah konstan. Hal yang sama juga dilakukan
untuk aliran berlawanan arah sehingga praktikan juga mengambil data suhu serta laju
alir air dan kondensat setelah suhu fluida telah konstan. Pengambilan data setelah suhu
konstan ini dimaksudkan agar data lebih akurat. Adapun suhu fluida di awal dianggap
konstan karena belum dialirkan kalor.
Fluida yang dialirkan terlebih dahulu dalam alat penukar kalor adalah air agar
kalor dari steam dapat diserap oleh air. Hal ini dikarenakan kalor cenderung bersifat
menuju arah lingkungan sehingga pemakaian steam diatur agar aliran kalor tidak
menuju langsung ke dinding pipa karena selain akan merusak dinding pipa juga akan
meningkatkan pemakaian steam sehingga pemakaian steam menjadi lebih boros dan
mahal karena steam harus dibuat terlebih dahulu dengan steam generator.
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
42
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Saat steam panas baru melewati pipa-pipa HE (sebelum bertemu dengan air),
pipa tersebut terasa panas. Hal ini dikarenakan adanya proses perpindahan kalor dari
steam menuju lingkungan juga terjadi pressure drop sepanjang aliran pipa yang
mengakibatkan proses perubahan fasa steam menjadi embun meskipun suhu belum
mencapai 100
o
C. Adapun steam dialirkan di dalam pipa yang lebih kecil agar tidak
merusak alat karena tekanan steam yang sangat tinggi juga untuk menghindari transfer
panas ke pipa bagian luar yang dapat membahayakan praktikan apabila tersentuh.
Selain itu, steam dialirkan ke dalam pipa yang lebih kecil untuk menghemat
penggunaannya karena harga steam lebih mahal.
5.2. Analisis Hasil dan Perhitungan
Aliran Berlawanan Arah
Aliran Searah
Berdasarkan data di atas, ditunjukkan bahwa laju alir steam meningkat seiring dengan
laju alir air. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kalor yang terpakai untuk
mengubah air menjadi steam. Karena besarnya laju alir air yang mengalir, maka bisa
dikatakan fluida pendingin (air) yang digunakan banyak sehingga kemampuan
mendinginkan fluida panas (steam) lebih besar. Dampaknya, suhu steam yang keluar
semakin rendah. Pada aliran berlawanan arah, suhu keluaran steam lebih rendah
Valve
1/5 65.5 45 2.4E-06 6.2E-05 17.08374
2/5 64.5 39.5 3.0E-06 1.4E-04 18.20478
3/5 64 36 3.3E-06 1.7E-04 18.71382
4/5 63.5 35 3.4E-06 2.3E-04 17.64479
5/5 63.5 33.5 3.6E-06 2.4E-04 18.33966
Valve
1/5 38.5 86.5 3.3E-06 8.1E-05 47.89
2/5 36 75 4.2E-06 1.4E-04 36.39
3/5 34 68.5 2.8E-06 2.1E-04 28.27
4/5 33.5 67.75 3.2E-06 2.6E-04 27.104
5/5 27.5 66 3.4E-06 2.7E-04 27.36
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
43
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
dibandingkan pada aliran searah, hal ini dikarenakan perbedaan suhu awal pada titik-
titik tertentu akan lebih besar sehingga menghasilkan driving force yang mendorong
steam dan air untuk saling bertukar panas.
Analisis h
0
dan hi
- Aliran Berlawanan Arah
h
o
(W/m
2
.
o
C)
h
i
(W/m
2
.
o
C)
U
c
(W/m
2
.
o
C)
198.4795 577.9452 166.1864
216.5328 1700.708 201.6989
219.5423 2223.399 207.5893
222.3202 2737.655 212.1791
227.6192 2804.236 217.2292
- Aliran Searah
Water
Valve Rh miu v Re Jenisaliran Pr k ho
1 per 5 0.003 0.000332 0.241 7710.188 Laminer 2.059 0.674 345.190
2 per 5 0.003 0.000381 0.416 11699.802 Turbulen 2.390 0.667 808.813
3 per 5 0.003 0.000415 0.630 16330.752 Turbulen 2.634 0.662 1168.496
4 per 5 0.003 0.000419 0.760 19539.977 Turbulen 2.651 0.661 1559.146
5 per 5 0.003 0.000428 0.814 20493.865 Turbulen 2.714 0.659 1800.540
Steam
Valve D miu v Re Jenisaliran Pr k h1
1 per 5 0.014 0.000673 0.0211881 437.5407334 Laminer 4.467 0.631 271.0023
2 per 5 0.014 0.000708 0.0272975 536.3321818 Laminer 4.719 0.627 293.5131
3 per 5 0.014 0.000738 0.0181984 343.25583 Laminer 4.931 0.625 255.8565
4 per 5 0.014 0.000746 0.0207981 388.152232 Laminer 4.984 0.625 267.5092
5 per 5 0.014 0.000846 0.022098 364.1032359 Laminer 5.741 0.615 270.1124
Untuk persamaan h
0
karena alirannya cenderung turbulen, persamaannya adalah :
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
44
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Untuk persamaan hi (koefisien panas dari steam) adalah sebagai berikut:
h
i
= Nu
D
. k/D
Karena aliran steam dalam alat penukar kalor bersifat laminar ditinjau dari bilangan
Reynold, maka persamaan yang dipakai untuk bilangan Nusselt adalah :
Persamaan Bilangan Reynold adalah :
)
]
Nilai h
i
dan h
0
banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain Bilangan Reynold,
bilangan Prandtl, serta termal konduktivitas. Bilangan Prandtl dan termal konduktivitas
didasarkan oleh kondisi steam sedangkan bilangan Reynold adalah didasarkan jenis
aliran dari fluida. Jika dilihat berdasarkan persamaan, bilangan Reynold sangat
dipengaruhi oleh laju alir. Semakin besar laju alirnya maka semakin besar nilai
bilangan Reynoldnya sehingga h
0
dan h
i
dan laju alir berbanding lurus.
Analisis Uc,Ud, dan Rd
- Aliran Berlawanan Arah
h
o
(W/m
2
.
o
C)
h
i
(W/m
2
.
o
C)
U
c
(W/m
2
.
o
C)
198.4795 577.9452 166.1864
216.5328 1700.708 201.6989
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
45
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
219.5423 2223.399 207.5893
222.3202 2737.655 212.1791
227.6192 2804.236 217.2292
Perhitungan
Valve q A LMTD
1/5 1.386883 0.0712 17.08374 1.140189
2/ 5 1.844763 0.0712 18.20478 1.42323
3/5 1.979679 0.0712 18.71382 1.485772
4/ 5 2.0543 0.0712 17.64479 1.635187
5/ 5 2.171635 0.0712 18.33966 1.663089
- Aliran Searah
Uc
1/hi 1/h0 Ai Ai/A0 ro/ri Uc
0.004 0.003 0.036 0.560 1.786 187.870
0.003 0.001 0.036 0.560 1.786 243.315
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 227.365
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 243.435
0.004 0.001 0.036 0.560 1.786 248.528
Adapun persamaan Uc (koefisien perpindahan panas dalam keadaan bersih) adalah
sebagai berikut :
Ud
Valve q A steam LMTD Ud
1 per 5 0.909 0.036 47.889 0.533
2 per 5 0.736 0.036 36.391 0.568
3 per 5 0.363 0.036 28.270 0.361
4 per 5 0.395 0.036 27.105 0.410
5 per 5 0.370 0.036 27.361 0.380
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
46
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Sedangkan persamaan Ud (koefisien perpindahan panas dalam keadaan kotor)
adalah sebagai berikut :
Dengan q merupakan panas yang dapat dipindahkan oleh alat penukar kalor dan A
adalah luas luas bidang perpindahan panas atau dalam hal ini adalah luas pipa dalam
(A
i
).
Dengan W = .Q , dan adalah panas laten.
Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai Uc berbanding lurus dengan
nilai h
i
dan h
0
. Semakin besar hi dan ho, maka semakin besar juga Uc. Hal ini
dikarenakan adanya kaitan erat bilangan Re dengan nilai h.
Lain hal nya dengan nilai Ud. Nilai Ud berbanding terbalik dengan LMTD
(logarithmic mean temperature difference). LMTD ini mempunyai suatu faktor
koreksi, yaitu F
T
. Nilai F
T
didapat dari fig. 18 buku Kern. Dan nilai F
T
ini
didapatkan dari titik temu antara R dan S
Nilai LMTD sendiri dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
)
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
47
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Di samping itu, praktikan juga menghitung faktor pengotor (Rd) alat penukar kalor
melalui persamaan berikut:
Penyebab yang memengaruhi faktor kekotoran secara langsung adalah Uc dan Ud.
Secara teoritis, nilai Uc > Ud sehingga nilai dari Rd selalu positif.
Analisis Efektifitas dan NTU
- Aliran Berlawanan Arah
Aliran Fluida Q
(m
3
/s)
h
W/m
2
.
o
C
U
c
W/m
2
.
o
C
U
d
W/m
2
.
o
C
R
d
m
2
.
o
C/W
e NTU
1/5 Steam 2.40E-06 198.4795 166.1864 1.1402 0.8710 0.8971 2.5817
Air 6.20E-05 577.9452
2/5 Steam 3.00E-06 216.5328 201.6989 1.4232 0.6977 0.9286 2.9113
Air 1.42E-04 1700.7079
3/5 Steam 3.30E-06 219.5423 207.5893 1.4858 0.6682 0.9429 3.1822
Air 1.68E-04 2223.3994
4/5 Steam 3.40E-06 222.3202 212.1791 1.6352 0.6068 0.9571 3.4944
Air 2.28E-04 2737.6546
5/5 Steam 3.60E-06 227.6192 217.2292 1.6631 0.5967 0.9571 3.5000
Perhitungan
(berlawanan arah)
Ud Uc 1/Ud 1/Uc Rd
1.140189 166.1864 0.877047 0.006017 0.87103
1.42323 201.6989 0.702627 0.004958 0.697669
1.485772 207.5893 0.673051 0.004817 0.668233
1.635187 212.1791 0.611551 0.004713 0.606838
1.663089 217.2292 0.601291 0.004603 0.596687
Rd (searah)
Ud Uc 1/Ud 1/Uc Rd
0.533 187.870 1.877 0.005 1.872
0.568 243.315 1.760 0.004 1.756
0.361 227.365 2.771 0.004 2.767
0.410 243.435 2.442 0.004 2.438
0.380 248.528 2.631 0.004 2.627
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
48
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
Air 2.36E-04 2804.2359
- Aliran Searah
Aliran Fluida Q h U
c
U
d
R
d
e NTU
(m
3
/s) (W/m
2
.
o
C) (W/m
2
.
o
C) (W/m
2
.
o
C) (m
2
.
o
C/W)
1/5 Steam 3.26E-06 345.1900 187.8705 0.5328 1.8716 0.2281 0.2604
Air 8.10E-05 271.0023
2/5 Steam 4.20E-06 808.8125 243.3155 0.5681 1.7562 0.6333 1.0261
Air 1.40E-04 293.5131
3/5 Steam 2.80E-06 1168.4956 227.3655 0.3609 2.7668 0.8167 1.7347
Air 2.12E-04 255.8565
4/5 Steam 3.20E-06 1559.1459 243.4349 0.4096 2.4375 0.8417 1.8888
Air 2.56E-04 267.5092
5/5 Steam 3.40E-06 1800.5397 248.5278 0.3801 2.6269 0.7714 1.5004
Air 2.74E-04 270.1124
Persamaan untuk mendapatkan nilai efektifitas adalah :
( )
( )
( )
( )
in in
in out
in
out in
c h
c c c
c h
h h h
T T C
T T C
T T C
T T C
min min
min
c
Sedangkan persamaan untuk mendapatkan nilai NTU adalah :
[
Dengan :
Dengan :
Fluida Min = C terkecil
FluidaMaks = C terbesar
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai efisiensi dari aliran
berlawanan arah lebih besar dikarenakan suhu keluaran air dari aliran berlawanan
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
49
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
arah lebih besar. Dengan kata lain, nilai efisiensi ini tergantung dari suhu masukan
serta keluaran dari fluida dingin dan steam. Sesuai dengan hasil perhitungan yang
ada, nilai NTU memiliki hubungan berbanding lurus dengan efektifitas.
5.3. Analisis Kesalahan
- Adanya kesalahan paralaks yang mengakibatkan kesalahan pencatatan volume air
dan kondensat.
- Terjadinya kemacetan pada keluaran dari pipa dan valve yang memungkinkan
terjadinya perubahan nilai pada suhu sehingga suhu yang tercatat tidak sesuai
dengan yang seharusnya.
- Proses pembukaan valve yang kurang sesuai sehingga volume air dan steam serta
suhu tidak optimal.
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
50
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :
1. Double Pipe Heat Exchanger berfungsi mempertukarkan suhu antara dua fluida dengan
melewati dua bidang batas. Bidang batas pada alat penukar kalor ini berupa pipa yang
terbuat dari berbagai jenis logam sesuai dengan penggunaan dari alat tersebut.
2. Beberapa faktor yang menjadi parameter unjuk kerja dari alat Double Pipe Heat
Exchanger adalah faktor kekotoran (dirt factor), luas permukaan perpindahan kalor,
koefisien perpindahan kalor, beda temperatur rata-rata, jenis aliran (bilangan reynold) dan
arah aliran (co-current atau counter current).
3. Faktor pengotoran akan memperkecil efisiensi HE. Parameter faktor kekotoran pada alat
ini sangat mempengaruhi unjuk kerja alat tersebut. Hal ini terlihat dari koefisien
perpindahan panas menyeluruh antara alat saat bersih (U
C
) dan saat kotor (U
D
) yang akan
berpengaruh pada temperatur akhir yang diperoleh.
4. Aliran fluida berlawanan akan mempunyai selisih suhu uap dan air awal yang relatif
sama dengan selisih suhu uap dan air pada kondisi akhir.
5. Aliran fluida searah akan memberikan selisih suhu uap dan air awal jauh lebih besar
daripada selisih suhu uap dan air pada kondisi akhir.
6. Aliran counter current lebih efektif daripada aliran co current. Perpindahan panas yang
terjadi pada aliran berlawanan lebih menyeluruh, fluida panas dan fluida dingin saling
bertukar panas pada titik-titik yang memiliki perbedaan suhu yang besar sehingga jarak
suhu steam dan air keluar cukup dekat.
7. Untuk kedua aliran, laju air meningkat Re meningkat h
0
dan h
i
meningkat U
c
meningkat Rd meningkat U
D
menurun LMTD meningkat meningkat
NTU meningkat.
Laporan Praktikum UOP : Heat Exchanger 2012
51
Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktikum Proses Operasi Teknik I, Teknik Gas dan Petrokimia UI.
Holman,J.P. 1997. Perpindahan Kalor. Jakarta:Erlangga.
Kern,D.Q. 1981. Process Heat Transfer. Mc-Graw Hill International Company Book,