Вы находитесь на странице: 1из 7

Penghantar Analisis Laporan Keuangan

Oleh :
Ratih Chintya Citra Dewi Ayu Wulan Febriyany Luh Putu Muliani (1033121044) (1033121064) (1033121084)

Semester: 5 Kelas : DB

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WARMADEWA

2012 Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan keuangan. Dari memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri. Pada bab ini akan dibahas kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan seperti yang telah diatur pada Standar Akuntansi Keuangan yang telah disusun oleh Komite Prinsip Akuntansi Indonesia atau disebut Ikatan Akuntansi Indonesia. Pembahasan pada bab ini akan dibagi menjadi tiga bagian yakni : 1) Pihak pemakai laporan keuangan dan kebutuhan informasi Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, meliputi: a. Investor : para investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Dimana informasi yang dibutuhkan untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut dan tertarik melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. b. Kreditor : membutuhkan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjam bunganya serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. c. Pemasok dan kreditor usaha lainnya : tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. d. Shareholders : berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang diperoleh dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya. e. Pelanggan : berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan. f. Pemerintah : berkepentingan dengan alokasi sumber daya, untuk dapat mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan lainya.

g. Karyawan : tertarik dengan informaasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan serta memungkinkan dalam melakukan penilaian atas perusahaan dalam memberi balas jasa, pensiunan dan kesempatan kerja. h. Masyarakat : laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Manajemen perusahan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. 2) Konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan dimana meliputi : a. Tujuan laporan keuangan disusun ialah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Serta menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau menggambarkan pertanggungjawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Selain itu adapun asumsi dasar dari penyusunan dan penyajian laporan keuangan yakni : Asumsi dasar akrual : dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan (baik itu masa lalu ataupun masa yang akan datang) Kelangsungan usaha : perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya dimasa depan yang berarti perusahaan tidak bermaksud atau berkeinginan untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. b. Karakteristik kualitatif laporan keuangan Merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi pengambilan keputusan ekonomi, yang meliputi :
3

Dapat dipahami : dimana memberikan kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai.

Relevan : informasi memiliki kualitas yang relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan serta mengoreksi atau menegaskan hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

Keandalan : informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan.

Dapat dibandingkan : para pemakai laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi keuangan dan kinerja perusahaan.

c. Pengakuan unsur laporan keuangan Pengakuan (recoqnition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan sebagai berikut : Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

d. Pengukuran unsur laporan keuangan Pengukuran adalah proses penetapan jumlah rupiah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan rugi laba. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran sebagai berikut : Biaya historis : aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayarkan atau sebesar nilai wajar dari imbalan pada saat perolehan. Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima atau dalam jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk kewajiban.

Biaya kini : aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara aktiva yang diperoleh sekarang. Sedangkan kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas yang tidak didiskontokan mungkin diperlukan menyelesaikan kewajiban sekarang.

Nilai realisasi / Penyelesaian : aktiva dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal. Sedangkan kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian.

Nilai sekarang : aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang. Sedangkan kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang.

e. Konsep modal dan pemeliharaan modal Konsep modal : dalam rangka menyusun laporan keuangan, terdapat dua konsep modal yakni konsep modal keuangan seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal adalah sinonim dengan aktiva bersih atau ekuitas perusahaan. Sedangkan menurut konsep modal fisik seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang didasarkan pada (misal : output perhari) konsep modal yang dipilih menunjukkan sasaran yang akan dicapai dalam penetapan laba. Konsep pemeliharaan modal dan penetapan laba : dimana berkepentingan terhadap bagaimana perusahaan mendefinisikan modal yang ingin dipelihara (dipertahankan). Adapun dua konsep pemeliharaan modal yakni pertama, pemeliharaan modal keuangan dimana pemeliharaan modal ini dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal maupun dalam satuan daya beli yang konstan, tidak memerlukan dasar pengukuran tertentu.

Kedua, pemeliharaan modal fisik dimana memerlukan penggunaan dasar pengukuran biaya kini (current cost). 3) Jenis dan bentuk laporan keuangan a. Jenis laporan keuangan Dua jenis laporan keuangan (utama) yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan, yang masing masing dapat dijelaskan sebagai berikut : Neraca : laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Laporan laba-rugi : laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu. Meskipun neraca dan laporan laba-rugi merupakan dokumen yang terpisah namun keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling terkait serta merupakan suatu siklus. b. Bentuk (format) neraca Untuk dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, neraca memiliki tiga unsur laporan keuangan yakni : Aktiva : merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi lima subklasifikasi aktiva, yakni : aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud, aktiva lain lain. Kewajiban : merupakan utang perusahaan masa kini dapat disub-klasifikasi lebih jauh menjadi tiga sub-klasifikasi, yakni : kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, kewajiban lain lain. Ekuitas : merupakan bagian yang hak pemilikdalam perusahaan yang merupakan selisish antara aktiva dan kewajiban yang ada. Unsur ekuitas dapat disub-klasifikasikan lebih jauh menjadi dua, yakni : ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, ekuitas yang berasal dari hasil operasi.
6

Neraca dapat disajikan dalam dua bentuk (format) yaitu : bentuk rekening (skronto) dan bentuk laporan (stafel). c. Bentuk (format) laporan laba-rugi Untuk dapat menggambarkan informasi mengenai potensi (kemampuan) perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), laporan laba-rugi mempunyai dua unsur, yakni : Penghasilan (income) : kenaikan manfaat ekonomi dalam pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban (yang menyebabkan kenaikan ekuitas selain yang berasaldari kontribusi pemilik) perusahaan selama periode tertentu dapat sisub-klasifikasikan menjadi : pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Beban (expense) : penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus kas keluar, penurunan aktiva, atau kewajiban (yang menyebabkan penurunan ekonomis yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik) perusahaan selama periode tertentu dapat disub-klasifikasikan menjadi : beban dan kerugian. Laporan laba-rugi dapat disajikan dengan menggunakan dua bentuk, yakni : single-step dan multi-step. Khusus penyajian untuk pos luar biasa didalam laporan laba-rugi, terdapat dua perlakuan (konsep) seperti : pos luar biasa dapat disajikan pada laporan laba-rugi (all inclusive) dan pos luar biasa yang tidak boleh disajikan pada laporan laba-rugi (current operating performance).

Вам также может понравиться