Вы находитесь на странице: 1из 30

Sem I 2009/2010

MODUL III GERAK LURUS Mekanika yang mempelajari tentang gerak benda diantaranya terdiri dari Kinematika dan Dinamika. Persoalan-persoalan mekanika di antaranya mencakup tentang perhitungan lintasan peluru dan gerak pesawat ruang angkasa yang dikirim ke luar bumi. Jika kita hanya menggambarkan gerak suatu benda, maka kita membatasi diri pada kinematika; sedangkan jika kita ingin menghubungakan gerak suatu benda terhadap gaya-gaya penyebabnya dan juga sifat/karakteristik benda yang bergerak tersebut, maka kita menghadapi permasalahan dinamika. Jadi kinematika zarrah artinya benda penggambaran dengan gerak suatu zarrah tanpa mennghubungkan dengan gaya penyebabnya, sedangkan dinamika adalah penggambaran penyebabnya. gerak mengaitkannya dengan gaya-gaya

1. Acuan, Kedudukan, Jarak dan Perpindahan Setiap gerak benda, misalnya gerak mobil atau motor di jalan, gerak kereta api, pesawat, orang yang berlari, jalan, gerakan benda-benda angkasa merupakan kejadian yang selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu fisika yang mempelajari gerak benda, konsep gaya dan energi yang berkaitan disebut mekanika. Mekanika terdiri dari dua bagian, yaitu Kinematika (ilmu fisika yang membahas tentang gerak benda tanpa mempersoalkan penyebabnya) dan Dinamika (ilmu fisika yang menjelaskan gaya sebagai penyebab gerakan benda dan membahas mengapa benda bergerak demikian). Terdapat beberapa jenis gerak benda dalam kehidupan sehari-hari, yang akan kita pelajari pada pokok bahasan Kinematika, antara lain gerak translasi (gerak benda pada jalur atau lintasan yang lurus, yang merupakan gerak satu dimensi), gerak parabola (gerak yang lintasannya melengkung) dan gerak melingkar (gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

Titik Acuan Apabila kita mengukur posisi suatu benda, jarak atau kelajuan ( skalar) maka kita harus berpatokan pada suatu kerangka acuan. Misalnya, ketika kita berada di atas mobil yang bergerak dengan laju 60 km/jam, sebenarnya kita sedang bergerak di atas permukaan bumi, sehingga kelajuan mobil tersebut berpatokan pada bumi sebagai kerangka acuan. Atau ketika berada di dalam kereta api yang bergerak dengan laju 70 km/jam, kita melihat seorang yang berjalan menuju kita misalnya dengan laju 6 km/jam. laju orang yang berjalan tersebut sebenarnya ditetapkan dengan berpatokan pada kereta api sebagai kerangka acuan, sedangkan laju kereta sebesar 70 km/jam berpatokan pada permukaan bumi sebagai kerangka acuan. Apabila orang tersebut berjalan searah dengan gerak kereta api maka kelajuan orang tersebut 76 km/jam, terhadap bumi sebagai kerangka acuan. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika menyebutkan kelajuan suatu gerak benda, maksud kita sebenarnya terhadap bumi sebagai kerangka acuannya, hanya hal tersebut jarang dikatakan. Walaupun demikian, kerangka acuan harus ditetapkan agar tidak timbul kerancuan alias kebingungan. Selain kelajuan, jarak juga bergantung pada kerangka acuan. Sebagai contoh, tidak ada artinya jika saya mengatakan Kampus Universitas Mercu Buana berjarak 200 m, kecuali jika saya menambahkan Kampus Universitas Mercu Buana berjarak 200 m dari lampu stopan. Lampu stopan digunakan sebagai kerangka acuan. Dalam mengatakan kecepatan (vektor) gerak suatu benda, selain menyebutkan acuannya, kita juga harus mengatakan arah gerak. Dalam fisika, kita sering menggunakan sumbu koordinat untuk mengatakan kerangka acuan.

Benda-benda yag terletak di sebelah kanan titik asal (0) pada sumbu x memiliki koordinat x positif dan titik di sebelah kiri 0 memiliki koordinat x negatif. Posisi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

sepanjang sumbu y biasanya dianggap positif jika terletak di atas nol dan negatif bila terletak di bawah nol (ini hanya merupakan ketetapan). Kedudukan Kedudukan merupakan posisi/letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan/titik acuan. Umumnya digunakan lintasan horizontal sebagai sumbu x dan titik acuannya adalah 0 ( lihat gambar di atas). kedudukan di sebelah kanan titik acuan (0) ditetapkan sebagai kedudukan positif dan kedudukan di sebelah kiri titik acuan (0) ditetapkan sebagai kedudukan negatif. Kedudukan suatu benda juga ditentukan oleh jaraknya terhadap titik acuan. Misalnya kita tetapkan titik 0 sebagai acuan. Jika kedudukan A berjarak 5 di sebelah kanan 0 maka dikatakan kedudukan A adalah X a = 5. Kedudukan B yang berjarak 6 di sebelah kiri 0 maka dikatakan kedudukan B adalah Xb = -6. (lihat gambar di bawah)

Jarak Jarak merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Jarak termasuk besaran skalar, di mana tidak bergantung pada arah dan nilainya selalu positif. Jarak memiliki pengertian yang berbeda dengan perpindahan. Sebagai contoh, lihat gambar di bawah. Misalnya, skala yang digunakan pada gambar di bawah adalah 20 m = 1 cm. Dari titik acuan 0, kamu bergerak ke kanan (ke arah sumbu +x) sejauh 100 m (pada gambar 5 cm, ingat skala 20 m = 1 cm). setelah itu kamu bergerak sejauh 100 meter ke kiri (kearah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

sumbu -x). Jarak total yang kamu tempuh adalah sejauh 200 m (pada gambar 10 cm).

Perpindahan Perpindahan merupakan perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Berbeda dengan jarak, perpindahan merupakan besaran vektor sehingga besar/nilainya bergantung pada arah. Sebagai contoh, lihat gambar di bawah. Misalnya, skala yang digunakan pada gambar di bawah adalah 20 m = 1 cm. Dari titik acuan 0, kamu bergerak ke kanan (ke arah sumbu +x) sejauh 100 m (pada gambar 5 cm, ingat skala 20 m = 1 cm). Setelah itu kamu bergerak sejauh 100 meter ke kiri (kearah sumbu -x). Besarnya perpindahan yang kamu tempuh adalah 0, karena kedudukanmu tetap atau tidak berubah meskipun kamu melakukan gerakan. Pada contoh ini, kedudukan awal dan akhirmu berada pada titik yang sama (0).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

2. Gerak Lurus Beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan diartikan sebagai gerakan pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap/konstan. Kecepatan tetap berarti percepatan nol. Dengan kata lain benda yang bergerak lurus beraturan tidak memiliki percepatan. Dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang ditemukan benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap. Karena pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) kecepatan gerak suatu benda tetap, maka kecepatan rata-rata sama dengan kecepatan atau kelajuan sesaat. Ingat bahwa setiap saat kecepatan gerak benda tetap, baik kecepatan awal mapun kecepatan akhir. Karena kecepatan benda sama setiap saat, maka kecepatan awal juga sama dengan kecepatan akhir. Dengan demikian kecepatan rata-rata benda juga sama dengan kecepatan sesaat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

GRAFIK GERAK LURUS BERATURAN (GLB) Grafik sangat membantu kita dalam menafsirkan suatu hal dengan mudah dan cepat. Untuk memudahkan kita menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu tempuh maka akan sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen tersebut. Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t)

Berdasarkan grafik di atas, tampak bahwa kecepatan bernilai tetap pada tiap satuan waktu. Kecepatan tetap ditandai oleh garis lurus, berawal dari t = 0 hingga t akhir. Contoh : perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di bawah ini

Kecepatan gerak benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu tempuh (satuannya detik). Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, kecepatan benda selalu sama (ditandai oleh garis lurus). Bagaimana kita mengetahui perpindahan benda melalui grafik di atas ? luas daerah yang diarsir pada grafik di atas sama dengan perpindahan benda. Jadi, untuk mengetahui besarnya perpindahan, hitung saja luas daerah yang diarsir. Tentu saja satuan perpindahan adalah satuan panjang, bukan satuan luas. Dari grafik di atas, v = 5 m/s, sedangkan t = 3 s. Dengan demikian, jarak yang ditempuh benda = (5 m/s x 3 s) = 15 m. Cara lain menghitung jarak tempuh adalah dengan menggunakan persamaan GLB. s = v t = 5 m/s x 3 s = 15 m.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

Persamaan GLB yang digunakan untuk menghitung jarak atau perpindahan di atas berlaku jika gerak benda memenuhi grafik tersebut. Pada grafik terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0. Artinya, pada mulanya benda diam, baru kemudian bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Padahal dapat saja terjadi bahwa saat awal kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak, sehingga benda telah memiliki posisi awal s0. Untuk itu lebih memahami hal ini, pelajari grafik di bawah ini. Grafik Kedudukan terhadap Waktu (x-t) Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 berhimpit dengan titik acuan nol.

Makna grafik di atas adalah bahwa nilai kecepatan selalu tetap pada setiap titik lintasan (diwakili oleh titik-titik sepanjang garis x pada sumbu y) dan setiap satuan waktu (diwakili setiap titik sepanjang t pada sumbu x). Anda jangan bingung dengan kemiringan garis yang mewakili kecepatan. Makin besar nilai x, makin besar juga nilai t sehingga hasil perbandingan x dan y (kecepatan) selalu sama. Contoh : Perhatikan contoh Grafik Kedudukan terhadap Waktu (x-t) di bawah ini

Bagaimanakah cara membaca grafik ini ? Pada saat t = 0 s, jarak yang ditempuh oleh benda x = 0, pada saat t = 1 s, jarak yang ditempuh oleh benda = 2 m, pada saat t = 2 s jarak yang ditempuh oleh benda = 4 m, pada saat t = 3 s, jarak yang ditempuh oleh benda = 6 s dan seterusnya. Berdasarkan hal ini dapat kita simpulkan bahwa gerak benda yang diwakili oleh

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

grafik x- t di atas, bergerak dengan kecepatan tetap 2 m/s (Ingat, kecepatan adalah jarak dibagi waktu). Grafik kedudukan terhadap waktu, di mana kedudukan awal x0 tidak berhimpit dengan titik acuan nol.

Persamaan yang diturunkan di atas menjelaskan hubungan antara kedudukan suatu benda terhadap fungsi waktu, di mana kedudukan awal benda tidak berada pada titik acuan nol. Kecepatan benda diawali dari kedudukan di x0 sehingga besar x0 harus ditambahkan dalam perhitungan. Pada grafik di atas xo = 0. Contoh 1: Kereta api Ladoya bergerak lurus beraturan pada rel lurus yogya-bandung sejauh 5 km dalam selang waktu 5 menit. (a) Hitunglah kecepatan kereta (b) berapa lama kereta itu menempuh jarak 50 km ?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

Panduan Jawaban : (a) Pada soal di atas, diketahui perpindahan (s) = 5 km dan waktu tempuh (t) = 4 menit. Sebelum menghitung kecepatan, kita harus mengkonversi satuan sehingga sesuai dengan Sistem Internasional (SI). Terserah anda, mana yang ingin dikonversi, ubah menit ke jam atau km di ubah ke meter dan menit di ubah ke detik. Misalnya yang di ubah adalah satuan menit, maka 4 menit = 0,07 jam. Ingat bahwa pada GLB, kecepatan benda sama setiap saat, demikian juga dengan kecepatan rata-rata. v = s / t = 5 km / 0,07 jam = 75 km/jam (b) Untuk menghitung waktu, persamaan kecepatan di atas dibalik t = s / v = 50 km / 75 km/jam = 0,67 jam = 40 menit. Contoh 2: Posisi seorang pelari sebagai fungsi waktu digambarkan dalam sumbu-x selama interval waktu tiga detik, posisi pelari berubah dari x 1 = 50 m ke x2 = 30,5 m. Berapakah kecepatan rata-rata pelari? Jawab.

Gambar 2. 2 Perubahan Posisi Pelari

=30,5 m - 50,0m = -19,5 m dan

t = 3 s.

maka v=( x / t)=(-19,5m) / (3,00s) = -6,5 m/s.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

Sem I 2009/2010

Contoh 3: Persamaan gerak suatu zarrah dinyatakan oleh fungsi x(t)= 0,1 t3, dengan x dalam meter dan t dalam detik. Hitunglah; 1. Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 4 s 2. Kecepatan pada saat t = 3 s 3. Percepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 4 s 4. Percepatan pada saat t = 5 s Jawab: 1. x(t=4s) = 0,1 (4)3m = 6,4m dan x(t=3s) = 0,1 (3)3m = 2,7m, maka: v = (6,4 2,7)m/1 s = 3,7 m/s 2. v = dx/dt = 0,3 t2= 2,7 m/s 3. vx(t=4s) =0,3(4)2=4,8m/s dan vx(t=3s)=2,7 m/s, maka: ar = (4,8 - 2,7)m/1 s = 2,1 m/s2 4. as=dv/dt=d/dt(0,3t2)=0,6t=0,6(5)m/s2=3m/s2 Contoh 4: Sebuah mobil bergerak sepanjang jalan lurus (arah sumbu x) dengan kecepatan 15 m/s. Kemudian sopir menginjak rem sehingga setelah 5 detik kecepatan mobil turun menjadi 5 m/s, berapakan percepatan rata-rata mobil? Jawab:

3. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) diartikan sebagai gerak benda dalam lintasan lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksudkan dengan percepatan tetap adalah perubahan kecepatan gerak benda yang berlangsung secara tetap dari waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan diam, benda mulai bergerak, semakin lama semakin cepat dan kecepatan gerak benda tersebut berubah secara teratur. Perubahan kecepatan bisa berarti tejadi pertambahan kecepatan atau pengurangan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

10

Sem I 2009/2010

kecepatan. Pengurangan kecepatan terjadi apabila benda akan berhenti. dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Pada pembahasan ini kita tidak menggunakan istilah perlambatan untuk benda yang mengalami pengurangan kecepatan secara teratur. Kita tetap menamakannya percepatan, hanya nilainya negatif. Jadi perlambatan sama dengan percepatan yang bernilai negatif. Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak bergerak dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap waktu. Penurunan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Rumus dalam fisika sangat membantu kita dalam menjelaskan konsep fisika secara singkat dan praktis. Jadi cobalah untuk mencintai rumus, he2. Dalam fisika, anda tidak boleh menghafal rumus. Pahami saja konsepnya, maka anda akan mengetahui dan memahami cara penurunan rumus tersebut. Hafal rumus akan membuat kita cepat lupa dan sulit menyelesaikan soal yang bervariasi. Sekarang kita coba menurunkan rumus-rumus dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Pada penjelasan di atas, telah disebutkan bahwa dalam GLBB, percepatan benda tetap atau konstan alias tidak berubah. (kalau di GLB, yang tetap adalah kecepatan). Nah, kalau percepatan benda tersebut tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa mengatakan bahwa percepatan sesaat dan percepatan rata-ratanya sama. Ingat bahwa percepatan benda tersebut tetap setiap saat, dengan demikian percepatan sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat karena baik percepatan awal maupun percepatan akhirnya sama, di mana selisih antara percepatan awal dan akhir sama dengan nol. Pada pembahasan mengenai percepatan, telah diturunkan persamaan/rumus percepatan rata-rata, di mana

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

11

Sem I 2009/2010

t0 adalah waktu awal ketika benda hendak bergerak, t adalah waktu akhir. Karena pada saat t0 benda belum bergerak maka kita bisa mengatakan t0 (waktu awal) = 0. Nah sekarang persamaan berubah menjadi :

Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada waktu tertentu, jika diketahui percepatannya (sekali lagi ingat bahwa percepatan tetap). Untuk itu, persamaan percepatan yang diturunkan di atas dapat digunakan untuk menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (vt), kecepatan awal (v0) dan percepatan (a). sekarang kita obok2 persamaan di atas. Jika dibalik akan menjadi

ini adalah salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan kecepatan benda pada waktu tertentu apabila percepatannya diketahui. Selanjutnya, persamaan di atas (persamaan I GLBB) dikembangkan untuk mencari persamaan yang digunakan untuk menghitung posisi benda setelah waktu t ketika benda tersebut mengalami percepatan tetap.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

12

Sem I 2009/2010

Pada pembahasan mengenai kecepatan, kita telah menurunkan persamaan kecepataan rata-rata

Karena pada GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir;

Persamaan ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak yang percepatannya tidak konstan. Kita tulis kembali persamaan a :

Persamaan ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak dengan percepatan tetap. Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x0 = 0), maka persamaan II dapat ditulis menjadi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

13

Sem I 2009/2010

Sekarang kita turunkan persamaan/rumus yang dapat digunakan apabila t (waktu) tidak diketahui.

Sekarang kita subtitusikan persamaan ini dengan nilai t pada persamaan c

Terdapat empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan dan waktu, jika percepatan (a) konstan, antara lain :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

14

Sem I 2009/2010

Persamaan di atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan/tetap. Ingat bahwa x menyatakan posisi/kedudukan, bukan jarak dan ( x x0 ) adalah perpindahan (s) Latihan Soal 1. Sebuah mobil sedang bergerak dengan kecepatan 20 m/s ke utara mengalami percepatan tetap 4 m/s2 selama 2,5 sekon. Tentukan kecepatan akhirnya Panduan jawaban : Pada soal, yang diketahui adalah kecepatan awal (v0) = 20 m/s, percepatan (a) = 4 m/s dan waktu tempuh (t) = 2,5 sekon. Karena yang diketahui adalah kecepatan awal, percepatan dan waktu tempuh dan yang ditanyakan adalah kecepatan akhir, maka kita menggunakan persamaan/rumus

2.

Sebuah pesawat terbang mulai bergerak dan dipercepat oleh mesinnya 2 m/s2 selama 30,0 s sebelum tinggal landas. Berapa panjang lintasan yang dilalui pesawat selama itu ?

Panduan Jawaban Yang diketahui adalah percepatan (a) = 2 m/s2 dan waktu tempuh 30,0 s. Ada satu hal yang tersembunyi, yaitu kecepatan awal ( v0). Sebelum bergerak, pesawat itu pasti diam. Berarti v0 = 0.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

15

Sem I 2009/2010

Yang ditanyakan pada soal itu adalah panjang lintasan yang dilalui pesawat. Tulis dulu persamaannya (hal ini membantu kita untuk mengecek apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut)

Pada soal di atas, S0 = 0, karena pesawat bergerak dari titik acuan nol. Karena semua telah diketahui maka kita langsung menghitung panjang lintasan yang ditempuh pesawat

Ternyata, panjang lintasan yang ditempuh pesawat adalah 900 m. 3. sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan 60 km/jam. karena ada rintangan, sopir menginjak pedal rem sehingga mobil mendapat perlambatan (percepatan yang nilainya negatif) 8 m/s2. berapa jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman dilakukan ? Panduan jawaban Perhatikan bahwa yang ditanyakan adalah jarak yang masih ditempuh setelah pengereman dilakukan. Ini berarti setelah pengereman, mobil tersebut berhenti. dengan demikian kecepatan akhir mobil (vt) = 0. karena kita menghitung jarak setelah pengereman, maka kecepatan awal (v0) mobil = 60 km/jam (dikonversi terlebih dahulu menjadi m/s, 60 km/jam = 16,67 m/s ). perlambatan (percepatan yang bernilai negatif) yang dialami mobil = -8 m/s 2. karena yang diketahui adalah vt, vo dan a, sedangkan yang ditanyakan adalah s (t tidak diketahui), maka kita menggunakan persamaan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

16

Sem I 2009/2010

Dengan demikian, jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman hingga berhenti = 17,36 meter (yang ditanyakan adalah jarak(besaran skalar)) 4. Seorang eksplorer berjalan 22,0 km ke arah utara, kemudian berjalan 47,0 km ke arah 60o (arah tenggara), lalu berhenti. Berapa jauhakah ia dari posisi semula dan berapa sudut yang dibentuknya? Panduan jawaban

Gambar Uraian komponen vektor soal 4.

D1x = 0 km, D1y = 22 km D2x = (47 km) (cos 60o) = 23,5 km D2y = (-47 km) (sin 60o) = -40,7 km Dx = D1x + D2x = 0 + 23,5 km = 23,5 km Dy = D1y + D2y = 22 km + (-40,7 km) = -18,7 km

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

17

Sem I 2009/2010

GRAFIK GLBB Grafik percepatan terhadap waktu Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Oleh karena itu, grafik percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis lurus horisontal, yang sejajar dengan sumbuh t. lihat grafik a t di bawah

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Percepatan Positif Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama, grafiknya berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik acuan O(0,0), seperti pada gambar di bawah ini. Grafik ini berlaku apabila kecepatan awal ( v0) = 0, atau dengan kata lain benda bergerak dari keadaan diam.

Kedua, jika kecepatan awal (v0) tidak nol, grafik v-t tetap berbentuk garis lurus miring ke atas, tetapi untuk t = 0, grafik dimulai dari v0. lihat gambar di bawah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

18

Sem I 2009/2010

Nilai apa yang diwakili oleh garis miring pada grafik tersebut ? Pada pelajaran matematika SMP, kita sudah belajar mengenai grafik seperti ini. Persamaan matematis y = mx + n menghasilkan grafik y terhadap x ( y sumbu tegak dan x sumbu datar) seperti pada gambar di bawah.

Kemiringan grafik (gradien) yaitu tangen sudut terhadap sumbu x positif sama dengan nilai m dalam persamaan y = n + m x. Persamaan y = n + mx mirip dengan persamaan kecepatan GLBB v = v0 + at. Berdasarkan kemiripan ini, jika kemiringan grafik y x sama dengan m, maka kita dapat mengatakan bahwa kemiringan grafik v-t sama dengan a.

Jadi kemiringan pada grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) menyatakan nilai percepatan (a).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

19

Sem I 2009/2010

Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Perlambatan (Percepatan Negatif) perlambatan atau percepatan negatif menyebabkan berkurangnya kecepatan. Contoh grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk percepatan negatif dapat anda lihat pada gambar di bawah ini.

Grafik Kedudukan Terhadap Waktu (x-t) Persamaan kedudukan suatu benda pada GLBB telah kita turunkan pada awal pokok bahasan ini, yakni

Kedudukan (x) merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x t berbentuk parabola. Untuk nilai percepatan positif (a > 0), grafik x t berbentuk parabola terbuka ke atas, sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

20

Sem I 2009/2010

Apabila percepatan bernilai negatif (a < 0), di mana benda mengalami perlambatan, grafik x t akan berbentuk parabola terbuka ke bawah.

Contoh soal : 1. Diketahui fungsi jarak terhadap waktux(t ) = 4t3 + 8t + 6t 5 a. Berapa kecepatan rata-rata pada t0.5 dan t 2.5 b. Berapa kecepatan sesaat pada t 2 c. Berapa percepatannya ratanya,? Panduan Jawaban : a) Kecepatan rata-rata pada t = 0,5 dan t = 2,5 t1 = 0,5 dan t2 = 2,5 x1 = 4t3 + 8t + 6t 5 = 4(0,5)3 + 8(0,5) + 6(0,5) 5 = 4(0,125) + 8(0,25) + 6(0,5) 5 = 0,5 + 2 + 3 5 = 0,5 x2 = 4t3 + 8t + 6t 5 = 4(2,5)3 + 8(2,5) + 6(2,5) 5 = 4(15,625) + 8(6,25) + 6(2,5) 5 = 62,5 + 50 + 15 5 = 122,5

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

21

Sem I 2009/2010

b) Kecepatan sesaat pada t = 2 v = 3(4t2) + 2(8t) + 6 v = 12t2 + 16t + 6 v = 12 (2)2 + 16(2) + 6 v = 48 + 32 + 6 = 86 Kecepatan sesaat pada t = 2 adalah 86 c) Berapa percepatan rata-ratanya ? v1 = 12t12 + 16t1 + 6 v2 = 12t22 + 16t2 + 6 t1 dan t2 berapa ? Masukan saja nilai t1 dan t2 ke dalam persamaan v1 dan v2. Setelah itu cari aratarata

4. Gerak Vertikal Gerak vertikal ke bawah Gerak vertikal ke bawah sangat mirip dengan gerak jatuh bebas, cuma beda tipis kalau pada gerak jatuh bebas, kecepatan awal benda, vo = 0, maka pada gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal (vo) benda tidak sama dengan nol. Contoh kalau buah mangga dengan sendirinya terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah, maka buah mangga tersebut melakukan Gerak Jatuh Bebas. Tapi kalau buah mangga anda petik lalu anda lemparkan ke bawah, maka buah mangga melakukan gerak Vertikal Ke bawah. Contoh lain anggap saja anda sedang memegang batu dan kalau batu itu anda lepaskan, maka batu tersebut mengalami gerak jatuh bebas.. tapi kalau batu anda lemparkan ke bawah, maka batu mengalami Gerak Vertikal Ke bawah. Karena gerak vertikal merupakan contoh GLBB, maka kita menggunakan rumus GLBB. vt = vo + at s = vo t + at2 vt2 = vo2 + 2as

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

22

Sem I 2009/2010

Dengan melihat konsep Gerak Vertikal Ke bawah, maka persamaan ini dengan mudah diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal Ke bawah. Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g) Kedua, ketiga melakukan gerak vertikal ke bawah, kecepatan awal benda bertambah secara konstan setiap saat (benda mengalami percepatan tetap). Karena benda mengalami percepatan tetap maka g bernilai positif. Ketiga, kecepatan awal tetap disertakan karena pada Gerak Vertikal ke bawah benda mempunyai kecepatan awal. Keempat, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y. Dengan demikian, jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke bawah, maka akan kita peroleh persamaan Gerak Vertikal ke bawah sebagai berikut : vt = vo + gt h = vo t + gt2 vt2 = vo2 + 2gh Contoh soal 1 : Misalnya anda memanjat pohon mangga untuk memetik buah mangga. Setelah dipetik, buah mangga anda lempar ke bawah dari ketinggian 10 meter, dengan kecepatan awal 5 m/s. Berapa kecepatan buah mangga ketika menyentuh tanah ? g = 10 m/s2 Panduan jawaban : Karena diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan : vt2 = vo2 + 2gh vt2 = (5 m/s)2 + 2(10 m/s2) (10 m)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

23

Sem I 2009/2010

vt2 = 25 m2/s2 + 200 m2/s2 vt2 = 225 m2/s2 vt = 15 m/s Contoh soal 2 : Dari atap rumah, anda melempar sebuah bola ke bawah dengan kecepatan 10 m/s. Jika anda berada pada ketinggian 20 m dari permukaan tanah, berapa lama bola yang anda lemparkan berada di udara sebelum menyentuh permukaan tanah ? g = 10 m/s2 Panduan jawaban : Untuk menghitung selang waktu yang dibutuhkan bola ketika berada di udara, kita bisa menggunakan persamaan : vt = vo + gt Berhubung kecepatan akhir bola (vt) belum diketahui, maka terlebih dahulu kita hitung kecepatan akhir bola sebelum menyentuh permukaan tanah : Karena diketahui telah diketahui h, vo dan g, maka kita menggunakan persamaan : vt2 = vo2 + 2gh vt2 = (10 m/s)2 + 2(10 m/s2) (20 m) vt2 = 100 m2/s2 + 400 m2/s2 vt2 = 500 m2/s2 vt = 22,36 m/s Sekarang kita masukan nilai vt ke dalam persamaan vt = vo + gt 22,36 m/s = 10 m/s + (10 m/s2)t 22,36 m/s 10 m/s = (10 m/s2)t 12,36 m/s = (10 m/s2) t t = (12,36 m/s) : (10 m/s2) t = 1,2 sekon Jadi setelah dilempar, bola berada di udara selama 1,2 sekon.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

24

Sem I 2009/2010

Gerak Vertikal Ke atas Setelah pemanasan dengan soal gerak vertikal ke bawah yang gurumuda sajikan di atas, sekarang mari kita bergulat lagi dengan Gerak Vertikal ke Atas. Analisis Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Vertikal ke bawah lebih mudah dibandingkan dengan Gerak Vertikal ke atas. Pada gerak vertikal ke bawah, benda hanya bergerak pada satu arah. Jadi setelah diberi kecepatan awal dari ketinggian tertentu, benda tersebut bergerak dengan arah ke bawah menuju permukaan bumi. Pada gerak vertikal ke atas, setelah diberi kecepatan awal, benda bergerak ke atas sampai mencapai ketinggian maksimum. Setelah itu benda bergerak kembali ke permukaan bumi. Dinamakan Gerak Vertikal Ke atas karena benda bergerak dengan arah ke atas alias menjahui permukaan bumi. Persoalannya, benda tersebut tidak mungkin tetap berada di udara karena gravitasi bumi akan menariknya kembali. Dengan demikian, pada kasus gerak vertikal ke atas, kita tidak hanya menganalisis gerakan ke atas, tetapi juga ketika benda bergerak kembali ke permukaan bumi ini yang membuat gerak vertikal ke atas sedikit berbeda Karena gerakan benda hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi yang bernilai tetap, maka gerak vertikal ke atas termasuk gerak lurus berubah beraturan. Dengan demikian, untuk menurunkan persamaan Gerak Vertikal ke atas, kita tetap menggunakan persamaan GLBB. Kita tulis kembali ketiga persamaan GLBB : vt = vo + at s = vo t + at2 vt2 = vo2 + 2as Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menganalisis Gerak Vertikal ke atas Pertama, percepatan pada gerak vertikal = percepatan gravitasi ( a = g). Kedua, ketika benda bergerak ke atas, kecepatan benda berkurang secara konstan setiap saat. Kecepatan benda berkurang secara konstan karena gravitasi bumi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

25

Sem I 2009/2010

bekerja pada benda tersebut dengan arah ke bawah . Masa sich ? Kalau gravitasi bumi bekerja ke atas, maka benda akan terus bergerak ke atas alias tidak kembali ke permukaan bumi. Kecepatan benda berkurang secara teratur maka kita bisa mengatakan bahwa benda yang melakukan gerak vertikal ke atas mengalami perlambatan tetap. Karena mengalami perlambatan maka percepatan gravitasi bernilai negatif. Kedua, karena benda bergerak vertikal maka s bisa kita ganti dengan h atau y. Ketiga, pada titik tertinggi, tepat sebelum berbalik arah, kecepatan benda = 0. Jika persamaan GLBB di atas diubah menjadi persamaan Gerak Vertikal ke atas, maka akan diperoleh persamaan berikut ini : vt = vo gt h = vo t gt2 vt2 = vo2 2gh Contoh soal 1 : Sebuah bola dilempar ke atas dan mencapai titik tertinggi 10 meter. Berapa kecepatan awalnya ? g = 10 m/s2 Panduan jawaban : Ingat pada titik tertinggi kecepatan bola = 0. Diketahui kecepatan akhir (vt = 0) dan tinggi (h = 10 m), sedangkan yang ditanyakan adalah kecepatan awal (vo), maka kita menggunakan persamaan : vt2 = vo2 2gh 0 = vo2 2(10 m/s2) (10 m) vo2 = 200 m2/s2 vo = 14,14 m/s

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

26

Sem I 2009/2010

Contoh soal 2 : Sebuah bola dilemparkan dari tanah tegak lurus ke atas dengan laju 24 m/s. a) b) berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ? berapa ketinggian yang dapat dicapai bola ?

Panduan jawaban : a. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik tertingginya ? Di titik tertinggi, vy = 0. Pada soal di atas diketahui kecepatan awal vy0 = 24 m/s . Untuk memperoleh t, kita gunakan rumus : vy = vyo gt Rumus ini kita balik, untuk menentukan nilai t (waktu) :

b. berapa ketinggian yang dicapai bola ? Karena telah diketahui kecepatan awal dan kecepatan akhir, maka kita menggunakan rumus : vy2 = vyo2 2gh Rumus ini kita balik untuk menghitung nilai h alias ketinggian :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

27

Sem I 2009/2010

Contoh soal 3: Sebuah bola dilemparkan vertikal keatas (ke arah sumbu y positif) dengan laju 20 m/s, hitunglah: 1. Tinggi bola maksimum dan waktu yang dibutuhkan bola untuk mencapai ketinggian tersebut. 2. Kapan bola berada pada ketinggian 15 meter diatas tanah, dalam hal ini tanah berada pada y=0. Jawab: 1. vy2 = v02 - 2gymax, vy = 0 2. y = v0t - (1/2)gt2 15 =20 t - 5 t2 , t2=4t+3, sehingga (t-1)(t-3) = 0 t1 = 1 s dan t2 = 3 s. Aplikasi dari GLB Aplikasi dari Gerak Lurus Beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari agak sulit ditemukan, karena biasanya kecepatan gerak benda selalu berubah-ubah. Misalnya ketika dirimu mengendarai sepeda motor atau mobil, laju mobilmu pasti selalu berubah-ubah. Walaupun agak sulit ditemukan, tapi terdapat aplikasi GLB dalam kehidupan seharihari. Contoh pertama, kendaraan yang melewati jalan tol. Walaupun terdapat tikungan pada jalan tol, kendaraan beroda bisa melakukan GLB pada jalan tol. Pada jarak

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

28

Sem I 2009/2010

tertentu, lintasan jalan tol lurus. Kendaraan yang bergerak pada jalan tol juga kadang mempunyai kecepatan yang tetap. Tetapi ini hanya berlangsung sementara alias beberapa menit saja. Contoh kedua, gerakan kereta api atau kereta listrik di atas rel. Lintasan rel kereta kadang lurus, walaupun jaraknya hanya beberapa kilometer. Kereta api melakukan GLB ketika bergerak di atas lintasan rel yang lurus tersebut dengan laju tetap. Contoh ketiga : kapal laut yang menyeberangi lautan atau samudera. Ketika

melewati laut lepas, kapal laut biasanya bergerak pada lintasan yang lurus dengan kecepatan tetap. Ketika hendak tiba di pelabuhan tujuan, biasanya kapal baru merubah haluan dan mengurangi lajunya. Contoh keempat : gerakan pesawat terbang. Pesawat terbang juga biasa melakukan GLB. Setelah lepas landas, pesawat terbang biasanya bergerak pada lintasan lurus dengan dengan laju tetap. Walaupun demikian, pesawat juga mengubah arah geraknya ketika hendak tiba di bandara tujuan. Aplikasi GLBB dalam kehidupan sehari-hari. GLBB merupakan gerak lurus berubah beraturan. Berubah beraturan maksudnya kecepatan gerak benda bertambah secara teratur atau berkurang secara teratur. Perubahan kecepatan tersebut dinamakan percepatan. Pada kasus kendaraan beroda misalnya, ketika mulai bergerak dari keadaan diam, pengendara biasanya menekan pedal gas (mobil) atau menarik pedal gas (motor). Pedal gas tersebut biasanya tidak ditekan atau ditarik dengan teratur sehingga walaupun kendaraan kelihatannya mulai bergerak dengan percepatan tertentu, besar percepatannya tidak tetap alias selalu berubah-ubah. Contoh GLBB dalam kehidupan sehari-hari pada gerak horisontal alias mendatar nyaris tidak ada. Contoh GLBB yang selalu kita jumpai dalam kehidupan hanya gerak jatuh bebas. Pada gerak jatuh bebas, yang bekerja hanya percepatan gravitasi dan besar percepatan gravitasi bernilai tetap. Benda yang jatuh bebas juga bergerak pada lintasan lurus (vertikal). Contohnya buah mangga atau buah kelapa yang jatuh dari pohonnya. Benda melakukan gerak jatuh bebas jika kecepatan awalnya nol. Benda yang dilempar atau dijatuhkan dari ketinggian tertentu tidak termasuk GJB karena

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

29

Sem I 2009/2010

memiliki kecepatan awal. Benda yang dilempar atau dijatuhkan termasuk gerak vertikal. Aplikasi gerak vertikal dalam kehidupan sehari-hari : Gerak vertikal terdiri dari dua jenis, yakni gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah. Benda melakukan gerak vertikal ke atas atau ke bawah jika lintasan gerak benda lurus. Kalau lintasan miring, gerakan benda tersebut termasuk gerak parabola. Aplikasi gerak vertikal dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika melempar sesuatu tegak lurus ke bawah (permukaan tanah), ini termasuk gerak vertikal. Jadi syaratnya benda tersebut bergerak pada lintasan lurus (lintasan vertikal, bukan mendatar alias horisontal) dan memiliki kecepatan awal.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Resa Taruna Suhada

FISIKA DASAR

30

Вам также может понравиться