Вы находитесь на странице: 1из 15

0

METODE GURU AGAMA ISLAM DALAM MENGAJARKAN AKHLAK


BAGI SISWA SDN 09 SUNGSI LIMAU KECAMATAN SUNGAI LIMAU
KABUPATEN PADANG PARIAMAN


SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Syekh Burhanuddin Pariaman untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam















DISUSUN OLEH
NURBAINI
BP 102715





JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SYEHK BURHANUDDIN (STIT-SB)
PARIAMAN
1434 H / 2013 M



1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan agama islam merupakan pendidikan yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan individu, untuk itu pendidikan perlu ditanamkan sejak
usia dini, karena pada saat itu sedang mengalami perkembangan yang
membutuhkan bimbingan dari kedua orang tua di rumah, guru agama di sekolah
dan masyarakat di lingkungannya.
Islam adalah suatu ajaranyang diturunkan oleh Allah SWT. Melalui
seorang rasulnya yakni Nabi besar Muhammad SAW. Islam adalah suatu ajaran
yang diredhai Allah,ini dijelaskan dalam al-Quran Surah Ali- Imran ayat 19:
1 .


Artinya: Sesungguhnya agama yang di ridhai Allah hanyalah agama Islam.
1


Islam telah sempurna diturunkan Allah SWT dengan membawa nilai-nilai luhur
kebahagiaan umat yang sangat cocok dengan kebutuhan hidup manusia sepanjang
zaman. Firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 3:
_ 4O4O^- eUE^ 7
7E4Cg1 e;E^`4 7^OU4
/Eug^ e14O4 N7
=Uce"- 44Cg1 _



1
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra,
1989), h.78
1

2


Artinya : Pada hari ini telah disempurnakan untukmu agamamu, dan telah
kucukupkan kepadamu nikmatku, dan telah kuredhai Islam itu jadi
agama bagimu.
2


Pendidikan agama islam adalah termasuk hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dan dikembangkan karena mayoritas, penduduk Indonesia adalah
beragama islam. Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan dari al-Quran
dan Hadist yang mengatur kehidupan umat manusia dalam rangka, mencapai
kehidupan yang makmur yakni kebahagiaan hidup didunia dan kebahagiaan hidup
di akhirat atau disebut juga dengan (Iman, Takwa dan Ilmu teknologi) artinya:
seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat dalam arti kata yang bersifat positif.
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah
dan masyarakat, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama. Pelajaran
agama bukanlah untuk dipelajari atau diketahui saja, tetapi juga untuk diamalkan
oleh siswa setelah dia mengetahui ajaran agama islam tersebut dengan kata lain
pendidikan agama memberikan kesadaran kepada murid atau siswa dalam
mempraktekan ajaran islam dan keimanan yang mendalam, sehingga dapat
tercermin pada tingkah lakunya yang baik pula.
Berkenaan dengan itu akan terasalah betapa besarnya pengaruh pendidikan
Islam dalam membentuk sikap dan tingkah laku manusia kejalan yang baik sesuai
dengan tuntutan Islam. Oleh karena itu kebijaksanaan para guru sangat
dibutuhkan dalam menyajikan meningkatkan pelajaran agama Islam sebagai

2
Ibit, h. 157

3

pelaksanaan tekhnik dari para proses pendidikan dan pengajaran sehingga bisa
diterima dengan baik oleh anak didik (siswa).
Sehubungan dengan hal tersebut diatas pendidikan agama islam diberikan
disekolah SD dengan materi yaitu: Aspek al-Quran, Aspek Akidah, Aspek
Akhlak, Aspek Fikih dan Aspek Tarikh.
Dengan adanya pendidikan agama Islam akan tercapai tujuan yang
diinginkan yaitu membentuk kepribadian yang utama sesuai dengan tujuan agama
islam. Agama merupakan alat kontrol yang paling baik dalam diri pribadi manusia
yang terbinanya keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia yang akan
meningkatkan derajat manusia menjadi orang yang mulia disisi Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah yang termaktub dalam al-Quran Surah AL- Hujurat
ayat 13 sebagai berikut :
Og^4C +EEL- ^^)
7E4^UE= }g)` OEO
_/6^q4 7E4UEE_4
6ON7- j*.4l~4
W-EO4OE4-g _ Ep)
74`4O- E4gN *.-
7^> _ Ep) -.- N7)U4N
OO)lE= ^@
Artinya : Hai umat manusia, kami sudah jadikan kamu dari jenis pria dan
wanita,dan kami sudah jadikan kamu berbangsa dan bersuku-
suku,supaya saling mengenal.Yang termulia antara kamu dalam
pandangan Allah SWT ialah yang paling Takwa. Tuhan Maha Tahu
dan Maha Mengenal.
3


Kenyataan yang dilihat dan dihadapi sekarang ini adalah belum
maksimalnya hasil yang diinginkan oleh tujuan pendidikan agama islam itu

3
Ibit, h. 874

4

tercapai seperti yang dijabarkan oleh bunyi Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang sistim Pendidikan Nasional yang berbunyi:
Mewujudkan manusia di Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin, beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal
dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komonitas sekolah.
4

Bertolak dari tujuan di atas digarisbawahi pada kata berakhlak mulia,
ternyata tujuan yang dikehendaki belumlah mampu diwujudkan, sebabkalau
dilihat akhlak anak pada jenjang pendidikan SD, sangat memprihatinkan. Kalau
dibaca pada media masa atau melihat melalui media elektronik seperti TV, banyak
kejadian-kejadian yang tidak layak terjadi mulai dari perkelahian antar siswa,
melawan pada guru, melawan pada kedua orang tua, menjelek-jelekan guru,
merusak nama baik guru, orang tua tidak lagi mereka hormati, bahkan tidak
segan-segan membentak, memukul orang tuanya karena tidak mengabulkan
keinginannya. Itulah kenyataan yang terjadi sekarang ini, padahal di sekolah
mereka belajar akhlak dari materi pelajaran pendidikan agama Islam, namun
belum mampu mewujudkan tujuan yang diingikan.
Anak-anak pada tingkat SD mengalami masa stabil, mudah terpengaruh
oleh lingkungan suka meniru, apa yang dianggapnya baik tanpa adanya
pertimbangan pemikiran pada norma-norma tertentu. Mereka suka berbuat sesuai
dengan keinginan sendiri, tanpa memikirkan apa akibatnya dari perbuatan mereka.

4
Tim Dharma Bakti, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI ( Jakarta:
BP Dharma Bakti, 2006), h. 14

5

Kalau kita lihat di SDN 09 Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau,
Kabupaten Padang Pariaman, sudah banyak anak-anak murid yang dipengaruhi
oleh perbuatan yang tidak baik yang merusak akhlak anak-anak berani
membantah kata guru, anak sudah dipengaruhi oleh media elektronik yaitu
melihat tontonan- tontonan yang belum pantas untuk dilihat oleh anak-anak SD.
Anak-anak mulai mengenal jenis obat-obatan terlarang yang bisa merusak
sarafnya yaitu menghisap lem, siswa mulai kurang peduli terhadap
lingkungannya.
Dari semua fenomena yang terjadi itu penulis merasa tertarik dan
terdorong untuk membahas sebuah karya ilmiah dengan judul : Metode Guru
Agama Islam Dalam Mengajarkan Akhlak Bagi Siswa di SDN 09 Sungai
Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman.

B. Rumusan Dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari fenomena akhlak siswa SD, maka dalam usaha
melakukan penelitian ini penulis berusaha menghindari penyimpangan-
penyimpangan hasil penelitian serta sesuai dengan fasilitas yang ada dan waktu
yang tersedia maka masalah penting dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut.
Sejauh mana metode guru agama islam dalam mengajarkan akhlak
bagi siswa di SDN 09 Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten
Padang Pariaman.
2. Batasan Masalah

6

Sesuai dengan judul yang penulis bahas maka penulis secara spesifik
memberikan pembahasan terhadap masalah yang akan diteliti yaitu sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pendidikan akhlak di SDN 09 Sungai Limau Kecamatan Sungai
Limau Kabupaten Padang Pariaman.
2. Usaha guru agama terhadap pembinaan akhlak siswa di SDN 09 Sungai
Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman.
3. Pelaksanaan Pembinaan Akhlak siswa di SDN 09 Sungai Limau Kecamatan
Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman.
4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan akhlak siswa SDN 09
Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman.

C. Penjelasan Judul
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul Skripsi ini, penulis
merasa perlu menjelaskan kata dan istilah yang digunakan yaitu:
Metode : Cara yang telah di atur dan berfikir baik-baik
untuk mencapai suatu yang dimaksud.
5
Maksud
penulis adalah cara atau strategi yang digunakan
guru dalam menggunakan metode sehingga
tercapai tujuan untuk memperbaiki akhlak.

5
WJS. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1983),
h.441

7

Guru Agama : Seorang Yang telah mengkususkan dirinya untuk
melakukan kegiatan untuk menyampaikan
ajaran agama kepada seseorang, atau
sekelompok orang atau kelas. Yang penulis
maksud disini adalah tenaga pengajar (Guru)
yang tugas pokoknya adalah mengajarkan
pelajaran pendidikan agama islam.
Mengajar : Suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah
lingkungan yang terdiri dari pendidikan dan
peserta didik untuk saling berintegrasi dalam
melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi
proses belajar dan tujuan pengajaran tercapai.
Maksud penulis disini adalah metode
pengajaran akhlak bagi siswa SDN 09 Sungai
Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten
Padang.
Siswa : Anak didik murid atau pelajar yang belajar atau
menuntut ilmu pada suatu sekolah. Siswa yang
penulis maksud di sini adalah murid yang
belajar pada jenjang Pendidikan Sekolah Dasar
(SD).
Kecamatan Sungai
Limau
: Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Padang Pariaman.

8

Kabupaten Padang
Pariaman
: Salah satu Kabupaten yang ada dalam daerah
Propinsi Sumatera Barat.

Jadi arti keseluruhan dari judul skripsi ini adalah mengamati dalam
mengajarkan akhlak yang dilakukan oleh guru agama terhadap siswa khususnya
tentang mengajarkan akhlak pada siswa Sekolah Dasar Negeri 09 Sungai Limau
Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman adalah menjelaskan
usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru agama dalam mengajarkan akhlak
bagi siswa khususnya mengenai akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang usaha pembinaan yang dilakukan guru agama terhadap siswa khususnya
mengenai akhlak di SDN 09 Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau kabupaten
Padang Pariamn.
1. Tujuan penelitian ini adalah:
a. Ingin mengetahui sistim dan metode apa yang dipakai guru Agama dalam
mengajarkan akhlak di SDN 09 Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau
Kabupaten Padang Pariaman.
b. Ingin mengetahui sarana dan fasilitas apa yang digunakan dalam
pengajaran akhlak tersebut.
c. Ingin mengetahui sejauh mana pengaruh pengajaran guru agama terhadap
akhlak tingkah laku siswa.

9

d. Ingi mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan
pengajaran akhlak bagi siswa.
e. Ingin melatih penulis mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulisan.
f. Utuk merealisasikan Ilmu yang di tuntut di perguruan tinggi di lapangan.
2. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yng berkepentingan dalam
rangka meningkatkan pembinaan akhlak siswa.
b. Untuk lebih memahami Konsepsi Islam tentang pembinaan akhlah siswa.
c. Sebagai bahan melengkapi tugas-tugas untuk persyaratan memperoleh
gelar sarjana dalam bidang atau jurusan Pendidikan Agama Islam pada
sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syekh Burhanuddin Pariaman.
d. Untuk menjadi bahan bacaan diperpustakaan STIT Syeh Burhanuddin
Pariaman.

E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu melihat dan
mengemukakan permasalahan yang ada sesuai dengan data yang diperoleh
dilapangan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
yaitu metode dalam penelitian yang memaparkan peristiwa atau kejadian yang
sesuai dengan data.
2. Populasi Dan Sampel

10

a. Popolasi
Dalam penelitian yang dimaksud dengan populasi adalah sasaran
penelitian yang terdiri dari sejumlah orang atau segala yang terlihat langsung pada
penelitian yang dilakukan.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek yan akan diteliti
yaitu bagaimana metode guru agama islam dalam mengajarkan akhlak bagi siswa
di SDN 09 Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel I
POPULASI
No. Populasi Jumlah Keterangan
1 PPA 1 orang

2 Kepala Sekolah 1 orang

3 Siswa siswi


Kelas IV 20 orang


Kelas V 17 orang


Kelas VI 17 orang

4 Orang Tua / Komite 50 orang


Jumlah 106 orang
Sumber data: Bagian Tata Usaha SDN 09 Sungai Limau
b. Sampel
Untuk pengambilan sampel penulis berpedoman pada pendapat Nazar
Bakri :
Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil 10% sampai dengan 15% atau lebih.
6



6
Nazar Bakri, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitan, (Padang: Cv. Panduan Ilmi Jaya, 1994),
hal.44

11

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakilinya, adapun
sampel ini yang dijadikan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV-VI, guru
agama, guru kelas, kepala sekolah dan masyarakat. Pengambilan sampel peneliti
mengambil dengan menggunakan teknik purposive sample tertentu, dalam hal ini
penulis menetapkan kelas IV, V dan VI karena ketiga kelas ini sudah bisa
diberikan angket dan bisa mempertimbangkan dan mampu membedakan cara
mengajar akhlak, rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II
SAMPEL

No. Jenis Populasi Jumlah
1 PPA 1 orang
2 Kepala Sekolah 1 orang
3 Siswa IV-VI 30 orang
4 Orang Tua / Komite 10 orang

Jumlah 42 orang
Jadi disini penulis mengambil sampel dari kelas IV sampai kelas VI sebanyak
25%.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan alat yang dianggap tepat
dan sesuai dengan yang diharapkan untuk menunjang keberhasilan penelitian ini.
a. Angket
Angket adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun
daftar pertanyaan secara terperinci, agar responden/informasi mengisi sendiri

12

pertanyaan-pertanyaan itu dengan membubuhkan petunjuk-petunjuk isian kode
yang diberikan kepada murid.
Angket ini diberikan kepada siswa yan dijadikan sampel. Adapun jenis
angket yang dipakai angket tertutup dengan beberapa alternative jawaban yang
dibutuhkan dalam pengolahan data.
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tenyang proses belajar
mengajar pendidikan agama islam yang diberikan dan dilaksanakan oleh guru
agama, dan siswa mengamalkan.
b. Wawancara
Wawancara adalah mengemukakan informasi secara lisan anatara dua
orang atau lebih secara langsung. Wawancara dilakukan kepada guru sebagai
sumber primer untuk mengungkapkan langkah-langkah apa saja yang akan
dilakukan oleh guru pendidikan agama islam dalam mengajarkan akhlak bagi
siswa SDN 09 Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang
Pariaman. Wawancara juga dilakukan kepada kepala sekolah sebagai penguat dan
pelengkap data yang diperoleh tentang usaha dan bimbingan guru dalam
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi guru serta metode apa yang cocok
dipakai untuk meningkatkan hasil belajar dalam pendidikan agama islam.
c. Observasi
Menurut Kartini Kartono dalam bukunya Research Sosial menyatakan
Observasi adalah studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan
gejala-gejala psikis dengan pengamatan dan pencatatan.
7
Sedangkan menurut

7
Kartini Kartono, Pengantar Metode Research Sosial, (Bandung : Alumni 1986), hal. 142

13

Sutrisno Hadi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.
8

Jadi observasi adalah melakukan pengamatan langsung ke SDN 09 Sungai
Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman dengan maksud
untuk memperoleh data awal yang akan dijadikan populasi dan sampel.
F. Teknik Analisis Data
Setelah mengadakan penelitian dan semua data yang diperlukan telah
terkumpul, kemudian data tersebut diolah dan di analisis. Langkah berikutnya
adalah menyimpulkan. Langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penelitian
ini adalah secara kualitatif (penelitian tidak mengadakan perhitungan atau tidak
menggunakan bilangan atau frekuensi symbol dalam melakukan analisis).
Dalam penganalisaan data ini penulis menggunakan alanisis indukatif
yaitu cara penganalisaan yang bertitik tolak dari hal-hal yang khusus kemudian
disimpulkan secara umum. Sebagaimana dikemukakan Sutrisno Hadi bahwa :
Berfikir indukatif adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus
atau peristiwa-peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-
peristiwa yang khusus dan konkret itu ditarik generelisasi-generelisasi yang
bersifat umum.
9

Berdasarkan metode langkah dan cara berfikir yang ditetapkan maka
diperoleh kesimpulan yang jelas mengenai pendidikan akhlak di SDN 09 Sungai
Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman.


8
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Hadi Offset. Th. 1989), hal. 3
9
Sutrisno Hadi, Metodologi Risearch, (Yogyakarta : Hadi Offset. Th. 1989), hal. 3

14

G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari empat bab, masing-masing bab mempunyai sub-sub
bab sebagai berikut :
BAB I
: Pendahulan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
dan pembahasan masalah, penjelasan judul, tujuan dan
kegunaan penelitian, metode.
BAB II
: Landasan teoritis yang menjelaskan tentang pengertian,
tujuan, fungsi dan faktor pendidikan agma islam, tujuan dan
kewajiban guru agama islam, kurikulum pendidikan agama
islam di SD dan pendidikan akhlak terhadap siswa SD.
BAB III
: Hasil penelitian yang memuat tentang gambaran umum
tentang SDN 09 Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau
Kabupaten Padang Pariaman, metode guru agama islam
dalam mengajarkan akhlak bagi siswa, faktor penghambat
pembinaan ahklak siswa SDN 09 Sungai Limau. Kabupaten
Padang Pariaman.

BAB IV
: Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.

Вам также может понравиться