Вы находитесь на странице: 1из 3

MENULIS SKRIPSI ITU (SEBENARNYA) TIDAK SULIT Written by Arief Furchan Sunday, 29 November 2009 22:16

He,,, he he Tentu saja judul ini adalah pendapat orang yang sudah pernah menulis skripsi, thesis, dan disertasi serta telah bertahun-tahun membimbing dan menguji skripsi, thesis, dan disertasi. Mungkin saja, ketika yang bersangkutan menulis skripsi untuk pertama kalinya dulu, ia pun merasakan kesulitan yang sama seperti yang dialami oleh kebanyakan mahasiswa yang sedang menulis skripsi saat ini. Pengalaman pribadi itu, ditambah dengan pengalaman membimbing mahasiswa selama bertahun-tahun, telah membuatnya memahami bahwa banyak mahasiswa yang merasa kesulitan menulis skripsi. Kesulitan itu terbukti ketika, sesudah bersusah payah menyelesaikan penulisan skripsinya, ternyata dalam ujian skripsinya dinyatakan masih belum memenuhi syarat sebagai tulisan ilmiah alias tidak lulus.

Berdasarkan penglaman membimbing dan menguji skripsi mahasiswa selama bertahun-tahun, saya melihat ada beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa merasa kesulitan menulis skripsi, Namun pada intinya kebanyakan kesulitan itu diakibatkan karena kurangnya mereka memahami hakikat skripsi. Skripsi (atau thesis atau disertasi) pada hakikatnya adalah laporan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, sebenarnya, menulis skripsi itu akan menjadi amat mudah apabila hal itu kita lakukan setelah penelitian kita itu selesai dan kita sudah mendapatkan kesimpulan atau menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian kita. Nah, di sinilah kesalahan kebanyakan mahasiswa (mungkin termasuk saya ketika masih menjadi mahasiswa dulu). Banyak di antara mahasiswa yang tidak sabaran dan ingin langsung menulis skripsi (laporan penelitian)nya walaupun mereka masih belum selesai dan melihat hasil penelitiannya. Tentu saja mereka kesulitan menulis. Mau nulis apa dibagian teori atau metodologi kalau mereka sendiri belum tahu teori dan metode mana yang cocok untuk penelitiannya? Itulah sebabanya mengapa banyak skripsi yang tidak sinkron antara pertanyaan penelitiannya dengan kesimpulan (seharusnya merupakan jawaban atas pertanyaan tersebut), antara pertanyaan penelitian dengan data yang dikumpulkan, dan seterusnya. Skripsi adalah laporan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, untuk bisa menulis skripsi dengan baik dan mudah, penulisnya harus mengerti logika dan cara berfikir ilmiah, Artinya ia harus benar-

benar menguasai metodologi penelitian yang dia gunakan, apakah itu kuantitatif atau kualitatif. Penguasaan yang setengah-setengah atas logika, cara berfikir, atau metode penelitian akan kelihatan nyata dalam laporan penelitian (skripsi, thesis, atau disertasi) yang ditulisnya. Ia juga harus memahami bahasa atau jargo-jorgon yang digunakan dalam dunia penelitian ilmiah yang relevan dengan penelitianya, seperti konsep, konstruk, definisi operasional, hipotesis, variable, dan sebagainya dan dapat menggunakannya dengan tepat. Skripsi adalah karya tulis yang digunakan untuk mengomunikasikan hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukan oleh peneliti. Komunikasi tertulis itu berbeda dari komunikasi lisan karena, dalam komunikasi lisan, lawan bicara itu ada di depan kita sehingga, kalau dia menunjukkan tanda-tanda kurang faham, kita dapat memberikan penjelasan yang lebih jelas, atau kita dapat bertanya kepada lawan bicara kita bagian mana penjelasan kita yang kurang jelas baginya. Dalam kemunikasi tertulis, kemudahan seperti itu tidak kita miliki. Pembaca atau lawan berkomunikasi kita tidak secara fisik berada di depan kita. Oleh karena itu, orang yang menulis komunikasi tertulis harus dapat mengantisipasi kekurang-fahaman calon pembacanya. Ia harus menulis secara jelas dan lengkap sehingga pembaca memperoleh semua informasi yang diperlukan untuk dapat memahami dengan mudah apa yang ingin dikomunikasikan oleh penulis. Kalau Anda ingin mudah dalam menulis skripsi yang bak dan komunikatif, sebaiknya Anda juga mempejari teori mengarang (komposisi). Agar lebh sistematis dan menghemat waktu, sebaiknya Anda membagi proses menulis skripsi Anda menjadi empat tahap: tahap perencanaan, tahap penelitian, tahap penulisan laporan penelitian, dan tahap revisi laporan (skripsi) Anda. Tahap perencanaan adalah tahap ketika Anda mulai mencari pertanyaan penelitian yang menarik, penting, belum pernah dijawab orang, dan dapat Anda jawab dengan situasi dan kondisi Anda. Setelah pertanyaan penelitian seperti itu telah Anda temukan, dalam tahap ini, Anda merencanakan bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan penelitian tersebut. Ini termasuk mengklarifikasi apa yang Anda maksd dengan istilah-istilah kunci dalam pertanyaan penelitian Anda tersebut, memberikan definisi operasioanl, merumuskan hipotesis (kalau pelu), menentuk variable penelitian, dan seterusnya. Selama tahap perencanaan ini, sebaiknya Anda sudah bekerja sama dengan pembimbing Anda yang ditugasi untuk membantu Anda merencanakan dan melaksanakan penelitian sampai ke penulisan laporannya. Akhir dari tahap perencanaan ini biasanya berupa proposal (rencana) penelitian yang tertulis. Tahap ke dua adalah tahap pengumulan data dan analisa. Biasanya, tahap ini disebut sebagai tahap penelitian. Dalam tahap ini Anda mengumpulkan dan menganalisa data penelitan Anda Hasil dari analisa ini adalah temuan penelitian Anda yang juga merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian Anda. Tahap ini akan sangat mudah dilakukan kalau tahap perencanaan telah Anda laksanakan dengan baik. Anda tinggal melaksanakan rencana Anda saja. Yang susah adalah banyak mahasiswa yang tidak sabaran dan ingin memasuki tahap penelitian ini sebelum perencanaannya benar-benar matang. Tentu saja mereka menemui banyak kesulitan di lapangan. Saran saya adalah selesaikan tahap perencanaan dengan baik sehingga tahap penelitian ini menjadi lancar dan tidak membingungkan. Tahap ke tiga adalah tahap penulisan laporan (skrpsi, thesis, atau disertasi). Seperti saya katakan di awal artikel ini, tahap penulisan laporan ini akan sangat mudah Anda lakukan kalau penelitian

Anda sudah selesai dan Anda sudah mengetahui hasil temuan penelitian Anda. Anda tinggal menuliskan pengalaman Anda saja, apa yang telah Anda lakukan ketika mengumpulkan data, siapa saja yang Anda hubungi, kapan, dan data apa saja yang Anda peroleh, dan sebagainya. Juga Anda tinggal menceriterakan bagaimana cara Anda menganalisa data yangtelah Anda kumpulkan itu dan bagaimana kesimpulan analisa Anda. Yang perlu Anda perhatikan dalam tahap ini adalah berusaha menulis laporan selengkap dan sejelas mungkin sehingga pembaca tidak bertanya-tanya lagi tentang data dan analisa Anda. Tahap ke empat atau yang terakhir adalah tahap revisi tulisan Anda. Banyak mahasiswa mengabaikan pentingnya tahap revisi ini. Mereka tampaknya sudah merasa kecapekan berjuang menulis laporan/skripsi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan sehinggi, ketika draft laporan itu selesai, mereka merasa bahwa tugas mereka telah selesai dan mereka ingin menikmati kelegaan itu. Padahal, belum! Itu baru akhir dari tahap ke tiga! Masih ada satu tahap penting lagi yang harus dilewati dan tahap terakhir ini amat menentukan nilai dari produk Anda. Ini adalah tahap revisi atau pemolesan karya tulis Anda. Anggaplah bahwa akhir tahap ketiga ini seperti saat ketika seorang tukang mebel baru saja menyelesaikan bentuk meja atau kursi yang selesai dibatnya. Produknya masih kasar dan belum dicat atau dipelitur. Atau seperti orang yang baru selesai mandi sebelum pergi ke kantor, belum memakai sisir dan make up. Kalau Anda menyerahkan skripsi Anda begitu Anda menyelesaikan tahap ke tiga ini, itu seperti si tukang mebel yang menjual produknya dalam bentuk kasar tanpa dicat atau dipelitur atau seperti orang yang pergi ke kantor begitu selesai mandi, tanpa bersisir dan bermake-up. Memang boleh, tapi kurang sempurna dan itu mengurangi nilai jualnya. Tulisan pertama ini pantas disebut sebagai draft pertama skripsi Anda. Pada tahap revisi ini Anda berusaha menemukan kekurangan-kekurangan yang mungkin masih ada dan terluput dari perhatian Anda ketika Anda menulis skripsi tersebut. Untuk melakukan revisi ini, biasanya para penulis membiarkan skripsi itu selama dua atau tiga hari agar dia dapat membacanya dengan segar sehingga kekurangan yang tadinya tidak tampak menjadi tampak. Kalau Anda punya waktu, ada baiknya meminta orang lain untuk membaca dan mencoba memahami apa yang Anda coba komunikasikan. Sebagai orang lain, dia pasti akan mempunyai sudut pandang yang berbeda dan tidak terpengaruh oleh pengetahuan tentang masalah penelitian itu.

Вам также может понравиться