Вы находитесь на странице: 1из 22

aBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KECEMASAN 1.

Defenisi Cemas Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah ganggun alam perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realistis (reality testing Ability), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan pribadi (spilliting personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan (ansietas) adalah sekolompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas (Videbeck Sheila L, 2008, hal 307). Kecemasan adalah emosi yang paling sering dialami, berupa kekhawatiran atau rasa takut yang tidak dapat dihindari dari hal-hal yang berbahaya dan dapat menimbulkan gejala-gejala atau respon tubuh. Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : Gangguan Cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder / GAD),

Universitas Sumatera Utara

gangguan panik (panic disorder), gangguan phobic (Phobik disorder), dan gangguan obsesif-komplusif (obsessive-complusive disorder).

Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1. Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya. Orang yang kepribadian pencemas resiko untuk menderita gangguan cemas lebih besar dari orang yang tidak berkepribadian pencemas. Perkembangan kepribadian (personality development) seseorang dimulai dari sejak usia bayi sampai usia 18 tahun dan tergantung dari pendidikan disekolah dan pengaruh lingkungan dan pergaulan sosialnya serta pengalaman - pengalaman proses imitasi dan

kehidupan nya. Seseorang menjadi cemas terutama akibat

identifikasi dirinya terhadap orang tuanya, dari pada pengaruh keturunan (genetika).

2. Kepribadian Pencemas a. Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan

menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau kepribadian pencemas, yaitu antara lain : Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.

Universitas Sumatera Utara

b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir) c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum (demam panggung) d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain e. Tidak mudah mengalah sering ngotot f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah g. Sering kali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir yang berlebihan terhadap penyakit h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisir) i. j. Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang

k. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris

3. Tingkat kecemasan Peplau (1963) mengidentifikasi ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau pun ansietas yaitu : a. Cemas Ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. b. Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting. c. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada

Universitas Sumatera Utara

hal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. d. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan

terror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Stuart & Sundent, 2000). Pada tingkat ansietas ringan dan sedang, individu dapat memproses informasi belajar dan menyelesaikan masalah. Keterampilan kognitif mendominasi tingkat ansietas ini. Ketika individu mengalami ansietas berat dan panik, keterampilan bertahan yang lebih sederhana mengambil alih, respon defensive terjadi, dan keterampilan kognitif menurun signifikan. Individu yang mengalami ansietas berat sulit berfikir dan melakukan pertimbangan, otot-ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital meningkat, mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan, iriabilitas dan kemarahan atau

menggunakan cara psikomotor emosional. Lonjakan adrenalin menyebabkan tandatanda vital meningkat, pupil membesar, untuk memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk, dan satu-satu nya proses kognifikan berfokus pada ketahanan individu tersebut. Sisi negatif ansietas (kecemasan) atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut dan individu melakukan fungsinya

Universitas Sumatera Utara

dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga mengakibat kan perilaku maladatif dan distabilitas emosional.

Tabel 2.1 Respon Fisik Kecemasan No 1 Tingkat ansietas Ringan (1) Respon fisik Ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian, rajin Respon kognitif Lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri, perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan informasi, tingkat pembelajaran optimal. Lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif, focus terhadap stimulasi meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan pemikiran. Respon emosional Perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, aktivitas menyendiri, terstimulasi, tenang

Sedang (2)

Berat (3)

Ketegangan otot sedang, tandatanda vital meningkat, pupil dilatasi mulai keringat, sering mondar-mandir, memukulkan tangan, kewaspadaan dan ketegangan meningkat, suara berubah bergetar dann nada suara tinggi, sering berkemih, sakit kepala, dan pola tidur berubah, nyeri punggung, Ketegangan otot Lapang berat, hipervetilasi, terbatas,

Tidak nyaman, murah tersinggung, kepercayaan diri goyah, tidak sabar, gembira.

persepsi Sangat cemas, proses agitasi, takut,

Universitas Sumatera Utara

kontak bulu mata buruk, pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan tanpa tujuan dan sembarangan, rahang menegang, mengertak gigi, kebutuhan ruang gerak meningkat, mondar-mandir, berteriak, meremas tangan, gemetar.

berfikir terpecahpecah, sulit berfikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan informasi, hanya memperlihatkan ancaman, prekupasi dengan fikiran sendiri, egosentris

binggung, merasa tidak adekuat, menarik diri, penyangkalan, ingin bebas,

Panik (4)

Flight, fight (keinginan untk pergi selamanya), ketegangan otot sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, tandatanda vital meningkat kemudian menuruun, tidak dapat tidur, hormone strees dan persepsi neurotransmitter bekurang, wajah menyeringai, terngganga.

Persepsi sangat sempit, fikiran tidak logis, terganggu, kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, focus pada fikiran sendirjadi,i, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi, ilusi mungkin terjadi.

merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan hasil yang buruk,

B. BAYI PREMATUR 1. Defenisi Prematur

Universitas Sumatera Utara

Bayi prematur yaitu bayi yang lahir pada usia gestasi sebelum 37 minggu atau kurang (Obstetri Williams, 2006). Bayi prematur adalah bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram (bayi kecil). (Nikolaus T Miller, 2008). Bayi yang sangat prematur (extremely prematur) adalah bayi dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup. Bayi pada derajat prematur sedang (moderately prematur) 31-36 minggu kesanggupan hidup jauh lebih. Borderleni prematur masa gestasi 37-38 minggu mempunyai sifat prematur dan matur berat badan sama dengan matur tetapi sering timbul problematic sama yang dihadapi bayi prematur (Sarwono, 2005).

2.

Persalinan Prematur Defenisi persalinan menurut WHO adalah lahirnya bayi sebelum kehamilan

berusia lengkap 37 minggu. Konsep prematuritas mencakup ketidak matangan biologis janin untuk hidup diluar rahim ibunya. Maturitas adalah suatu proses peningkatan tumbuh kembang janin sehingga sempurna dan dapat hidup di dunia luar (Firman F Wirakusumah, 2009) Persalinan prematur mempunyai penyebab multifaktorial dan bervariasi sesuai usia kehamilan. Hal-hal penting penyebab persalinan prematur antara lain stress, infeksi saluran genital ibu, dan infeksi sistematik, iskemi plasenta atau lesi vascular, dan overdistensi uterus. Hal tersebut bila dilihat dari faktor pencetus dan mediatornya mempunyai sebab berlainan tetapi semuanya menyebabkan hasil akhir yang sama yaitu kontraksi uterus dan persalinan.

Universitas Sumatera Utara

Hewan percobaan sangat membantu dalam menjelaskan tentang penyebab persalinan prematur dan sekuele neonatal karena prematuritas, terutama tentang infeksi intra uterin. Penggunaan hewan percobaan tersebut akan membantu dalam perkembangan penanganan yang rasional dan efektif serta strategi pencegahan persalinan prematur (Budi Handono, 2009).

3. Pencegahan Persalinan Prematur a. Pencegahan Primer 1). Faktor Ibu a). Riwayat persalinan Tidak semua faktor resiko pada ibu dapat ditanggulangi. Banyak nya faktor resiko menyulitkan pencegahan, demikian pula kebanyakan faktor ibu sulit

ditanggulangi secara medis misalnya paritas, sosio-ekonomi, pekerjaan ibu dan Karakteristik ibu. b). Paritas Ada kecendrungan peningkatan kejadian prematuritas dan berat lahir rendah pada nullipara. Bagaimana paritas secara mekanisme biologis mempengraruhi kejadian prematuritas belum diketahui. Pernah melahirkan bayi premature / berat badan lahir rendah meningkat kan resiko 5-6 kali. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan

Universitas Sumatera Utara

mengurangi faktor resiko lain, mengawasi tanda-tanda persalinan dan segera mengatasinya. c). Jarak antar kehamilan Berbagai teori diajukan mengenai efek jarak antar kehamilan (jarak antara persalinan terakhir dengan awal kehamilan berikutnya) dengan kejadian persalinan preterm. Jarak antar kehamilan yang pendek mengurangi cadangan nutrisi ibu sehingga akan menurunkan berat badan janin dan akan meningkatkan stress ibu sehingga meningktkan resiko persalinan preterm. d). Riwayat pernah persalinan prematur Persalinan prematur dan riwayat lahir dengan berat badan rendah mempunyai kecendrungan berulang dalam keluarga. Bloom dkk, selama 11 Tahun meneliti wanita yang mempunyai riwayat prematuritas dan mendapatkan angka kejadian prematuritas lebih tinggi dibandingkan ibu hamil tanpa riwayat persalinan premature baik dengan pecah ketuban atau tanpa pecah ketuban. 2). Faktor demografi a). Faktor ras Peran faktor ras dihubungkan dengan stress pola hidup atau adat istiadat, persalinan prematur pada kulit hitam di amerika serikat jauh lebih atau dibandingkan kulit putih. b). Faktor usia

Universitas Sumatera Utara

Mekanisme biologis peningkatan kejadian persalinan prematur pada ibu remaja diterangkan sebagai berikut, peredaran darah menuju servik dan uterus pada remaja umumnya belum sempurna dan hal ini menyebabkan pemberian nutrisi pada janin genital menyebabkan infeksi meningkat yang akan menyebabkan persalinan prematur meningkat. Peran hormonal gonad pada remaja juga dapat menyebabkan menstruasi yang iraguler. Beberapa remaja hamil dapat menduga kehamilan muda dengan perdarahan sebagai haid yang ireguler sehingga terlambat datang untuk pemeriksaan kehamilan. Nutrisi remaja juga berperan karena remaja masih membutuhkan nutrisi yang akan dibagi pada janinnya dibanding ibu dewasa yang tidak membutuhkan lagi nutrisi untuk tumbuh. 3). Faktor nutrisi ibu Nutrisi yang tidak mencukupi diyakini dapat menganggu pertumbuhan janin. Tercukupinya nutrisi janin tergantung dari banyak factor dan mekanisme regulasi antara lain asupan nutrisi ibu, pasokan nutrisi ke uterus dan plasenta, transport nutrient melalui plasenta, pengambilan nutrient oleh fetus, dan regulasi nutrient oleh fetus. Hubungan nutrisi ibu dengan janin sudah jelas dan sering diteliti, dimulai dari perang duniake II yang membuktikan bahwa gizi ibu yang buruk berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin. Ibu dan janin dengan kurang gizi dapat mengalami stress dan berakhir dengan persalinan prematur. Suplemen yang harus dikonsumsi ibu hamil agar mencegah persalinan prematuritas sebagai berikut: suplemen zat besi, suplemen folat, suplement

Universitas Sumatera Utara

kalsium, suplemen magnesium dan zinc, supplement vitamin D, multivitamin, minyak ikan (fish oil). 4). Faktor Antropometri a). Kenaikan berat badan selama hamil Pertambahan BB selama hamil mencerminkan kenaikan jaringan uterus, plasenta, janin, cadangan lemak ibu, volume plasma ibu dan payudara. pertambahan BB ibu yang adekuat menghambat terjadinya prematuritas, BBLR, PJT.

b). Tinggi ibu Tinggi badan ibu merupakan determinan berat badan bayi, tidak berhubungan dengan kejadian prematuritas. 5). Faktor lainnya Faktor sosioekonomi, faktor kelelahan fisik, faktor stress, faktor koitus dapat mengakibatkan persalinan prematur. 6). Faktor medik Keadaan ibu, kondisi yang mempengaruhi kehamilan, serta infeksi.

Universitas Sumatera Utara

b. Pencegahan Sekunder 1). Deteksi dini persalinan prematur (Pendidikan, pertanda klinis) 2) Terapi (Istirahat, hidrasi, sedas, peranan progesteron, pengikatan servik, pemberian antibiotik, inhibisi kontraksi. )

c. Pencegahan Tersier 1). Merujuk ibu Rujukan perinatal bayi preterm terutama dengan usia <27 minggu kehamilan pada pusat rujukan tersier menurunkan kejadian morbiditas dan mortalitas neonatal secara bermakna. 2). Kortikosteroid Pemberian kortikosrteroid antenatal pada ancaman persalinan prematur dianjurkan untuk meningkatkan survival bayi prematur. 3) Terapi maternal Pemberian oksigen pada ibu dan pemberian nutrient lewat cairan amnion atau tali pusat merupakan intervensi yang telah dicoba di Negara maju, namun masih kurang informasinya dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang kegunaannya.

4.

Faktor penyebab ibu cemas memiliki bayi prematur

Universitas Sumatera Utara

a. Karakteristik klinis bayi prematur Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, masa gestasi kurang dari 37 minggu. Tampak luar sangat bergantung pada maturitas atau lama nya masa gestasi itu. kepala relative lebih besar dari pada badannya, kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak, lemak, subkutan kurang, osifikasi tengkorak sedikit, ubunubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus testiskulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia mayora. Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltis usus pun dapat terlihat. Rambut biasanya tipis, halus dan teranyam sehingga sulit terlihat satu persatu. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mama belum sempurna, demikian pula puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dokubitus lateral, pergerakan nya kurang dan masih lemah, bayi lebih banyak tidur dari pada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnu, otot masih hipotonik sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai dalam abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan tonic neck reclex biasanya lemah, reflek moro dapat positif. Reflek mengisap dan menelan belum sempurna, demikian pula reflex batuk. Kalau bayi lapar biasanya menangis, gelisah, aktifitas bertambah. Bila dalam waktu tanda kelaparan ini tidak terdapat, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakanial. Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata sesudah 24 - 48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat pitting edema.

Universitas Sumatera Utara

Edema ini dapat berubah sesuai dengan perubahan posisi edema ini sering kali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes mellitus dan toksemia gravidarum. Frekuensi pernapasan bervariasi sangat luas terutama pada hari-hari pertama. Walaupun demikian bila pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60/menit, harus waspada akan kemungkinan terjadinya penyakit membrane hialin (sindrom gangguan pernapasan idiopatik) atau gangguan pernapasan. Dalam hal ini penting sekali melakukan pemeriksaan radiologi toraks. Karakteristik ini lah yang membuat ibu bayi sangati cemas (Rusepno hasan, 2005).

b. Kelemahan bayi Prematur Bayi semakin kecil, kekuatanya untuk tetap hidup semakin lemah. Otak yang belum matang mengarah pada buruknya gerakan dan latergis. Kesulitan melakukan resusitasi. Mekanisme pengatur suhu nya tidak memadai. Suhu dibawah normal (Hipotermia) terlihat pada sebagian bayi seprti ini dan bias fatal. Kadang-kadang ia juga mengalami demam tinggi dan hipotermia. Kurangnya koordinasi saat mengisap dan menelan menyebabkan muntah dan tersedak. Kapasitas perutnya sedikit dan memiliki toleransi yang rendah terhadap makanan. Bayi seperti ini umumnya mengalami gangguan pencernaan dan peregangan perut karena buruknya tonus otot. Karena enzim hatinya belum terlalu matang maka kadar bilirubin dalam darahnya relative tinggi dan tetap tinggi selama beberapa waktu. Anda bias mengenalinya dengan jelas jika bayi mengalami penyakit kuning fisiologis untuk

Universitas Sumatera Utara

penyakit yang lama. Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah juga sangat mungkin menyebabkan kerusakan pada otak dibandingkan pada bayi yang sehat. Bayi premature juga sering mengalami sejenis penyakit jantung bawaan yang disebut patent duktus arteriosus. Bayi ini juga lebih cenderung mengalami dehidrasi dan pembengkakan mata kaki (edema). Karena berbagai alasan bayi rentan terhadap berbagai gangguan metabolisme seperti hipoglikemi,yaitu kondisi dimana tingkat gula darah menurun. Bayi juga cenderung mengalami defisiensi nutrisi seperti anemia. Ketahanan tubuhnya terhadap infeksi juga rendah karena hati dan ginjalnya belum berfungsi sepenuhnya bayi ini juga lebih rentan terhadap efek toksik dari obat-obatan, hal ini sangat dikhawatirkan oleh ibu yng memiliki bayi prematur. (Guepte, 2004)

c. Penyakit bayi premature Semua penyakit pada neonatus dapat mengenai bayi prematur, tetapi ada beberapa penyakit tertentu yang terutama terdapat bayi prematur. hal ini disebabkan oleh faktor pertumbuhan, misalnya belum cukup surfaktan terbentuk penyakit membrane hialin. Demikian pula kejadian hiperbilirubinemia pada bayi prematur lebih tinggi dibandingkan dengan dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberpa penyakit yang ada hubungannya dengan prematuritas.

1). Sindrom gangguan pernafasan idiopatik Disebut juga penyakit membrane hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membrane hialin yang melapisi alveolus paru. 2). Pneumonia aspirasi

Universitas Sumatera Utara

Sering ditemukan pada premature, karena reflex menelan dan batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik 3). Perdarahan intraventrikular Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otak. Biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membrane hialin pada paru. Sayang sekali sering tidak mungkin membedakan dispnu yang disebabkan oleh perdarahan otak ini dengan yang disebabkan oleh sindrom gangguan pernafasan idiopatik. Kelainan ini biasanya hanya ditemukan pada otopsi. 4). Fibroplasia retrorental. Penyakit ini ditemukan terutama pada bayi prematur dan disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan. Dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi, akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina. Kemudian setelah bayi bernafas dengan udara biasa lagi, pembuluh darah ini akan mengalami vasodilatasi yang selanjutnya akan disusul dengan proliferasi pembuluh darah baru secara tidak teratur. Kelainan ini biasanya terlihat pada bayi yang berat badan nya kurang dari 2 kg dan telah dapat oksigen dengan konsentrasi tinggi (lebih dari 40 %). Stadium akut penyakit ini dapat dilihat pada umur 3 - 6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri dan vena retina.kemudian diikuti oleh pertumbuhan kapiler baru secara tidak teratur pada ujung vena. Kumpulan darah baru ini tampak sebagai perdarahan. Penyakit ini berdampak pada kematian yang membuat orang tua sangat khawatir. (Sarwono, 2007) d. Penatalaksanaan bayi premature Pemberian asi adalah hal yag paling penting karena : 1). Asi mempunyai keutungan yaitu kadar protein tinggi, laktalalbulin, zat kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa dan oligoskarida.

Universitas Sumatera Utara

2). Pengaturan suhu badan / thermoregulasi Bayi dengan berat badan lahir rendah / prematur membutuhkan suatu termoregulasi yaitu suatu pengontrolan suhu badan secara fisiologis mengatur pembentukan atau pendistribusian panas. Pengaturan terhadap suhu keliling dengan mengontrol kehilangan panas, kehilangan panas pada bayi berat lahir rendah dapat disampaikan melalui empat cara yaitu: a). Konduksi yaitu panas tubuh akan hilang bila bayi ditidurkan diatas permukaan yang dingin. Seperti menidurkan bayi di timbangan yang dingin, tangan perawat yang dingin atau stetoskop yang dingin. b). Konveksi, yaitu panas tubuh akan hilang bila ada udara yang dingin bertiup disekitar bayi. perhatian agar bayi tidak kehilangan suhunya, bayi tidak diberikan oksigen yang dingin. c). Evaporasi, yaitu panas tubuh akan hilang dengan adanya penguapan cairan yang ada dipermukaan tubuh bayi. d). Radiasi, yaitu panas tubuh akan hilang bila dekat dengan benda-benda yang dingin, sehingga panas tubuh akan memancar kebenda-benda dingin disekitarnya. 5. Pencegahan hipotermi pada bayi prematur Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki radiant atau warmer atau inkubator untuk mencegah terjadinya hipotermi, maka tindakan - tindakan umum yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermi antara lain : 1. Mengeringkan tubuh bayi, segera setelah lahir dengan handuk hangat. atau kain yang

Universitas Sumatera Utara

2.

Menyelimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain yang kering (bayi dibungkus kain hangat dan kepalanya diberi topi ).

3. 4. 5.

Meletakkan bayi diruangan dengan suhu ruangan tidak kurang dari 250c. Memastikan tangan selalu hangat pada saat memegang bayi. Menganti kain, popok, selimu, handuk, bedong yang basah dengan yang bersih dan hangat. Ibu bayi prematur khususnya primi belum dapat merawat bayi prematur dengan baik, ini akan menimbulkan kecemasan tersendiri bagi ibu. (Maryuni, Nurhayani, 2004)

6.

Pentingnya mengunjungi bayi prematur yang dirawat di RS. Kebahagiaan seorang ibu adalah ketika ia melahirkan anaknya setelah

mengndung lebih dari Sembilan bulan. Kadang, belum sampai masanya, sang bayi sudah lahir dalam kondisi prematur tentu saja hal itu akan membuat cemas sang bunda. Selain karena beresiko tinggi sang bayi juga biasanya akan masuk inkubator. Kasih sayang dan sentuhan ibu ternyata dapat mengurangi tingkat stress dan rasa sakit yang diakibatkan tindakan medis pada sang bayi. hal ini disebutkan dalam

peneliian oleh McGill university, kanada riset tersebut menyebutkan jika kontak kulit antara ibu dan bayinya biasa mempercepat proses perkembangan bayi. Bayi prematur yang drawat di inkubator rumah sakit biasanya harus melewati tes darah dengan tusukan jarum lewat tumit kaki untuk mengecek kadar gula darah, tentu saja rasa sakit akan mendera sang bayi, maka sentuhan dan pelukan ibu inilah yang akan meredakan kesakitan dan ketegangan bayi. Untuk penelitian ini tim dari McGill university menganalisis beberapa hal ekspresi wajah, rata-rata detak jantung, dan kadar oksigen dalam darah diukur untuk

Universitas Sumatera Utara

mengetahui tingkat rasa sakit yang dialami bayi yang sering disentuh dan dipeluk oleh ibunya. Hasilnya rasa sakit setelah 90 detik pada bayi yang mengalami kontak dengan ibu lebih rendah dari pada bayi - bayi yang tidak disentuh orang tuanya. Karena itu dianjurkan agar ibu-ibu yang memiliki bayi prematur yang dirawat di RS lebih sering mengunjungi dan memberikn sentuhan serta pelukan. ( Team Andriewongso, 2008).

C. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sesorang (over behaviour) Karena dari pengalaman dan penelitian karena perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam buku Notoadmojo tahun 2007 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), alam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1. Awarness (Kesadaran), 2. Interest (merasa tertarik), 3. Evaluation (menimbangnimbang), 4. Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba. 5. Adoption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni : a) Tahu (know)

Universitas Sumatera Utara

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang teah dipelajari sebelumnya. oleh sebaba itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajarinya adalah menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. b) Memahami (Comperhension) Suatu kemampuan yang menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, orang yang telah paham suatu materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya. c) Aplikasi (application) Aplikasi disini dapat diartikan pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya. d) Analisis (analysis) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen- komponen. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguna kata-kata kerja dapat : menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e)

Sintesis (sinthesis) Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian dalam suatu bentuk

yang baru. Misalnya : dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya. f) Evaluasi (evaluation)

Universitas Sumatera Utara

Berkaitan dengan kemampuan untuk justfikasi atau penilaian suatu materi atau objek. Misalnya dapat membandingkan anak kurang gizi dengan anak yang cukup gizi.

D. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar suatu proses belajar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sipiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan

tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan terbagi atas : 1. Pendidikan anak usia dini Pendidikan yang ditujukan saat anak sejak lahir sampai dengan anak usia enam tahun yang dilakukan mulai dari pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. a. Pendidikan dasar Jenjang pendididkan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah yang melandasi jenjang pendidikan menegah. b. Pendidikan menegah Jenjang pendidikan lanjutan dasar yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun. c. Pendidikan tinggi Jenjang pendidikan setelah menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan, terbagi atas : 1) Pendidikan formal Jenjang pendidikan yang jelas mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi. 2) Pendidikan non formal Pendidikan keaksaraan dasar, pemberantasan buta aksara, program paket A dan B. pendidikan non formal mengenal pula Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). 3) Pendidikan informal Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

E. Paritas Paritas adalah pengalaman wanita berkaitan dengan kehamilan, abortus, perslinan prematur, dan persalinan aterm serta anak yang hidup, Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, semakin sering seseorang

mengalaminya semakin tinggi pengalaman orang tersebut. Paritas terdiri dari :

1. 2.

Primipara : Wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali. Multipara : Wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

3.

Glandemultipara : Wanita yang pernah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali (Manuaba, 2002 hal 158).

Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться