Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I I

PERPI NDAHAN PANAS



2.1. Umum
Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau
material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga
tercapainya kesetimbangan panas. Kesetimbangan panas terjadi jika panas dari
sumber panas sama dengan jumlah panas benda yang dipanaskan dengan panas
yang disebarkan oleh benda tersebut ke medium sekitarnya. Proses perpindahan
panas ini berlangsung dalam 3 mekanisme, yaitu:
1. Konduksi.
2. Konveksi.
3. Radiasi.
Dalam prakteknya ketiga proses perpindahan panas tersebut sering terjadi secara
bersamasama.
Dalam bab ini akan dijelaskan teori perpindahan panas secara konduksi,
konveksi, dan radiasi.

2.2. Konduksi
2.2.1. Laju Perpindahan Panas
Konduksi adalah proses perpindahan panas dari suatu bagian benda padat
atau material ke bagian lainnya. Perpindahan panas secara konduksi dapat
berlangsung pada benda padat, umumnya logam.
J ika salah satu ujung sebuah batang logam diletakkan di atas nyala api,
sedangkan ujung yang satu lagi dipegang, bagian batang yang dipegang ini
suhunya akan naik, walaupun tidak kontak secara langsung dengan nyala api.
Pada perpindahan panas secara konduksi tidak ada bahan dari logam yang
berpindah. Yang terjadi adalah molekul-molekul logam yang diletakkan di atas
nyala api membentur molekul-molekul yang berada di dekatnya dan memberikan
sebagian panasnya. Molekul-molekul terdekat kembali membentur molekul-
molekul terdekat lainnya dan memberikan sebagian panasnya, dan begitu
seterusnya di sepanjang bahan sehingga suhu logam naik.
Universitas Sumatera Utara

J ika pada suatu logam terdapat perbedaan suhu, maka pada pada logam
tersebut akan terjadi perpindahan panas dari bagian bersuhu tinggi ke bagian
bersuhu rendah. Besarnya laju perpindahan panas (q) berbanding lurus dengan
luas bidang (A) dan perbedaan suhu ( )
x
T
c
c
pada logam tersebut seperti
ditunjukkan pada Gambar 2-1. Secara matematis dinyatakan sebagai :
x
T
A q
c
c
~ (2-1)

T c
2
T
1
T
x c


Dengan memasukkan konstanta kesetaraan yang disebut konduktivitas thermal
didapatkan persamaan berikut yang disebut juga dengan hukum Fourier tentang
konduksi:
x
T
kA q
c
c
= (2-2)

dimana : q =Laju perpindahan panas (W)
k =Konduktivitas termal (W/m
o
C)
A =Luas penampang (m
2
)
x T c c =Gradien suhu,yaitu laju perubahan suhu T
dalam arah aliran x (
o
C/m)

Tanda minus (-) menunjukkan arah perpindahan panas terjadi dari bagian yang
bersuhu tinggi ke bagian yang bersuhu rendah.

Nilai kondukitivitas thermal suatu bahan menunjukkan laju perpindahan
panas yang mengalir dalam suatu bahan. Konduktivitas thermal kebanyakan
bahan merupakan fungsi suhu, dan bertambah sedikit kalau suhu naik, akan tetapi
variasinya kecil dan sering kali diabaikan. J ika nilai konduktivitas thermal suatu
Universitas Sumatera Utara

bahan makin besar, maka makin besar juga panas yang mengalir melalui benda
tersebut. Karena itu, bahan yang harga k-nya besar adalah penghantar panas yang
baik, sedangkan bila k-nya kecil bahan itu kurang menghantar atau merupakan
isolator. Nilai Konduktivitas thermal berbagai bahan diberikan pada Tabel 2-1.

Tabel 2-1. Konduktivitas thermal berbagai bahan
Bahan k(W/m.
o
C) Bahan k(W/m.
o
C)
Logam Bukan Logam
Perak 410 Kuarsa 41,6
Tembaga 385 Magnesit 4,15
Aluminium 202 Marmar 2,08 2,94
Nikel 93 Batu pasir 1,83
Besi 73 Kaca, jendela 0,78
Baja karbon 43 Kayu 0,08
Timbal 35 Serbuk gergaji 0,059
Baja krom-nikel 16,3 Wol kaca 0,038
Emas 314 Karet 0,2
Polystyrene 0,157
Polyethylene 0,33
Polypropylene 0,16
Polyvinyl Chlorida 0,09
Kertas 0,166
Zat Cair Gas
Air raksa 8,21 Hidrogen 0,175
Air 0,556 Helium 0,141
Amonia 0,540 Udara 0,024
Minyak lumas SAE 50 0,147 Uap air (jenuh) 0,0206
Freon 12 0,073 Karbondioksida 0,0146




Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Konduksi pada bidang Datar
Perpindahan panas pada suatu dinding datar seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2-2, dapat diturunkan dengan menerapkan Persamaan 2-2.

dx
x A
1
T
2
T

J ika persamaan 2-2 diintegrasikan :

} }
c = c T kA x q
maka akan diperoleh
T A k x Q A = A
( )
1 2
T T
x
kA
Q
A
= (2-3)

dimana: T
1
=Suhu dinding sebelah kiri (
o
C)
T
2
=Suhu dinding sebelah kanan (
o
C)
Ax =Tebal dinding (m)

Apabila dalam sistem itu terdapat lebih dari satu macam bahan, misalnya
dinding berlapis rangkap seperti pada Gambar 2-3, maka aliran panas dapat
dituliskan sebagai :

( ) ( ) ( )
3 4 2 3 1 2
T T
x
A k
T T
x
A k
T T
x
A k
Q
C
C
B
B
A
A

A
=
A
=
A
= (2-4)


Universitas Sumatera Utara

1
T
2
T
3
T
4
T


Persamaan tersebut mirip dengan hukum Ohm dalam aliran listrik. Dengan
demikian perpindahan panas dapat dianalogikan dengan aliran arus listrik seperti
ditunjukkan pada Gambar 2-4.
A
R
C
R
B
R
1
T
2
T
3
T
4
T
A k
x
A
A
A
A k
x
B
B
A
A k
x
C
C
A
Menurut analogi di atas, perpindahan panas sama dengan:

A
=
th
menyeluruh
R
T
Q (2-5)
J ika ketiga persamaan 2-4 dipecahkan serentak, maka aliran panas adalah:
( )
A k
x
A k
x
A k
x
T T
Q
C
C
B
B
A
A
A
+
A
+
A

=
4 1
(2-6)


Universitas Sumatera Utara

Sehingga persamaan Fourier dapat dituliskan sebagai berikut :
termal Tahanan
panas potensial beda
Panas Aliran =

Harga tahanan thermal total R
th
tergantung pada susunan dinding penyusunnya,
apakah bersusun seri atau paralel atau gabungan.

2.2.3. Konduksi pada Silinder
Arah perpindahan panas pada benda berbentuk silinder seperti tabung atau
pipa adalah radial. Pada Gambar 2-5 ditunjukkan suatu pipa logam dengan jari-
jari dalam r
i
, jari-jari luar r
o
, dan panjang L, perbedaan suhu permukaan dalam
dengan permukaan luar adalah
o i
T T T = A

Q
o
r
i
r
r
dr
L
Gambar 2-5. Aliran radial panas di dalam silinder


Perpindahan panas pada elemen dr yang jaraknya r dari titik pusat adalah:

x
T
kA q
r r
c
c
= (2-7)
Luas bidang permukaan silinder berjarijari r adalah
rL A
r
t 2 = (2-8)
sehingga

r
T
krL q
r
c
c
= t 2 (2-9)

Universitas Sumatera Utara

Perpindahan panas dari permukaan dalam ke permukaan luar silender adalah:

} }
= =
dr
dT
r L k q Q
r
t 2 (2-10)
Batas integral suhu adalah
i
T dan
o
T , sedang batas integral r adalah
i
r dan
o
r .
Dengan demikian penyelesaian persamaan 2-10 adalah:

( )
|
.
|

\
|

=
i
o
o i
r
r
T T kL
Q
ln
2t
(2-11)
Menurut persamaan 2-11 di atas :
|
.
|

\
|
=
i
o th
r
r
L k
R
ln
2 1 t




maka tahanan thermal silinder adalah:
L k
r
r
R
i
o
th
t 2
ln
|
.
|

\
|
= (2-12)

Dengan demikian, analogi listrik aliran panas pada silinder dapat dibuat seperti
Gambar 2-6.

i
T
o
T
kL
r
r
R
i
o
th
t 2
ln
|
.
|

\
|
=

Universitas Sumatera Utara

Konsep tahanan thermal dapat juga digunakan pada silinder berlapis seperti
halnya dengan dinding datar berlapis. Pada Gambar 2-7 ditunjukkan silinder
berlapis dan analogi listriknya.

1
r
2
r
2
T
3
r
4
r
3
T
4
T
A
R
C
R
B
R
1
T
2
T
3
T
4
T
L k
r
r
A
t 2
ln
1
2
|
.
|

\
|
L k
r
r
B
t 2
ln
2
3
|
.
|

\
|
L k
r
r
C
t 2
ln
3
4
|
.
|

\
|
1
T


Untuk silinder berlapis seperti pada Gambar 2-7 penyelesaiannya adalah:

( )
C B A
k
r
r
k
r
r
k
r
r
T T L
Q
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

=
3
4
2
3
1
2
4 1
ln ln ln
2t
(2-13)

dimana: k
A
=Konduktivitas termal bahan A
k
B
=Konduktivitas termal bahan B
k
C
=Konduktivitas termal bahan C

2.3. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas oleh gerakan massa pada fluida dari
suatu daerah ruang ke daerah lainnya. Perpindahan panas konveksi merupakan
mekanisme perpindahan panas antara permukaan benda padat dengan fluida.
Pada Gambar 2-8, ditunjukkan sebuah plat panas yang suhunya
w
T . Di atas
plat datar mengair fluida dengan kecepatan

U yang merata dengan suhu

T .
Dengan adanya perbedaan suhu maka panas akan terdistribusi dari plat ke fluida.
Universitas Sumatera Utara

Aliran
Arus bebas
Plat

T
Q
w
T

U
U
Gambar 2-8. Perpindahan panas konveksi dari suatu plat


Mekanisme fisis perpindahan panas konveksi berhubungan dengan proses
konduksi. Guna menyatakan pengaruh konduksi secara menyeluruh digunakan
hukum Newton tentang pendinginan :
( )

= T T A h Q
w
(2-14)

dimana: Q = Laju perpindahan panas (W)
h =Koefisien perpindahan panas konveksi
|
.
|

\
|
C m
W
o 2

A =Luas permukaan (m
2
)
T
w
=Suhu dinding (
o
C)

T =Suhu fluida (
o
C)

Koefisien perpindahan panas konveksi diberikan pada Tabel 2-2.

Tabel 2-2. Koefisien perpindahan panas konveksi
FluidaKondisi h (W/m
2
.
o
C)
Udarakonveksi bebas 630
Udarakonveksi paksa 30300
Minyakkonveksi paksa 601800
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2-2. Koefisien perpindahan panas konveksi
Airkonveksi bebas 1701500
Airkonveksi paksa 3006000
Didihan air 300060.000
Kondensasi uap 6000120.000

Apabila fluida tidak bergerak (atau tanpa sumber penggerak) maka
perpindahan panas tetap ada karena adanya pergerakan fluida akibat perbedaan
massa jenis fluida. Peristiwa ini disebut dengan konveksi alami (natural
convection) atau konveksi bebas (free convection). Lawan dari konveksi ini
adalah konveksi paksa (Forced convection) yang terjadi apabila fluida dengan
sengaja dialirkan (dengan suatu penggerak) di atas plat.

2.4. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan zat perantara
(medium) tetapi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sebagai contoh,
perpindahan panas dari matahari ke bumi. Panas dari matahari tidak dapat
mengalir melalui atmosfer bumi secara konduksi karena antara bumi dan matahari
adalah hampa udara. Panas matahari tidak dapat sampai ke bumi melalui proses
konveksi karena konveksi juga harus melalui pemanasan bumi terlebih dahulu.
Selain itu, konduksi dan konveksi memerlukan medium sebagai perantara untuk
membawa panas. J adi walaupun antara bumi dan matahari merupakan ruang
hanpa, panas matahari tetap akan sampai ke bumi melalui perpindahan panas
secara radiasi.
Besarnya laju perpindahan panas secara radiasi adalah:
) (
4
2
4
1
T T A e Q = o (2-15)

dimana: Q =Laju perpindahan panas (W)
e =Emisivitas benda yang terkena radiasi ( 0 <e <1 )
o =Konstanta Stefan-Boltzman =5, 67 x 10
-8
W/m
2
K
4

T
1
= Suhu benda (
o
K)
T
2
=Suhu lingkungan (
o
K)
Universitas Sumatera Utara

Emisivitas benda adalah besaran yang bergantung pada sifat permukaan
benda. Benda hitam sempurna (black body) memiliki harga emisivitas (e =1).
Benda ini merupakan pemancar dan penyerap yang paling baik. Permukaan
pemantul sempurna memilki nilai e =0.

2.5. Perpindahan Panas pada Kabel
Pada penghantar kawat telanjang yang dialiri arus listrik, arus akan
menimbulkan panas pada penghantar. Perpindahan panas pada kawat telanjang
yang dialiri arus listrik berlangsung dengan konveksi seperti di tunjukkan Gambar
2-9.

i
r
i
T

T h,
h L r
i
t 2
1
i
T

T
Gambar 2-9. Perpindahan panas pada kawat telanjang dan analogi listriknya
Q
Q

Perpindahan panas yang terjadi adalah:
( )

= T T A h Q
i

J ika panjang kawat adalah L, maka luas permukaan luar kawat adalah:
L r A
i
t 2 =
sehingga
( )

= T T h L r Q
i i
t 2

Menurut persamaan di atas, seper tahanan termal adalah :
h L r
R
i
th
t 2
1
=
atau

h L r
R
i
th
t 2
1
= (2-16)
Universitas Sumatera Utara

Perpindahan panas dapat dituliskan sebagai berikut:

h L r
T T
Q
i
i
t 2
1

= (2-17)
dimana: Q =Laju perpindahan panas (W)
i
T =Suhu kawat (
o
C)

T =Suhu lingkungan (
o
C)
i
r =J ari jari kawat (m)
L =Panjang kawat (m)
h =Koefisien perpindahan panas konveksi
|
.
|

\
|
C m
W
o 2


Perpindahan panas pada kabel yang dialiri arus listrik berlangsung dengan
cara konduksi dan konveksi. Konduksi terjadi dari permukaan dalam isolasi (atau
permukaan luar tembaga) ke permukaan luar isolasi. Sedangkan secara konveksi,
dari permukaan luar isolasi ke lingkungan. Dengan demikian tahanan thermal
yang dilalui panas adalah
konduksi
R dan
konveksi
R seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2-10.


o
r

T h,
i
T
i
r i
T

T
kL
r
r
R
i
o
kond
t 2
ln
|
.
|

\
|
= h L r
R
o
konv
t 2
1
=




Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian perpindahan panas yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:

h L r k L
r
r
T T
R R
T T
Q
o
i
o
i
konv kond
i
t t 2
1
2
ln
+
|
.
|

\
|

=
+

=


( )
h r k
r
r
T T L
Q
o
i
o
i
1
ln
2
+
|
.
|

\
|

=

t
(2-18)

dimana: Q =Laju perpindahan panas (W)
i
T =Suhu permukaan dalam isolasi (
o
C)

T =Suhu lingkungan (
o
C)
o
r =J ari jari luar isolasi (m
2
)
i
r =J ari jari tembaga (m
2
)
L =Panjang kabel (m)
k =Konduktivitas thermal isolasi
|
.
|

\
|
C m
W
o

h =Koefisien perpindahan panas konveksi
|
.
|

\
|
C m
W
o 2


Untuk kabel lapis rangkap dengan jenis isolasi yang berbeda seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2-11, maka perpindahan panas yang terjadi adalah:

( )
h r k
r
r
k
r
r
T T L
Q
B A 3
2
3
1
2
1
1
ln ln
2
+
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

=

t
(2-19)


Universitas Sumatera Utara

1
T
1
r
2
T
2
r
3
r
3
T
A
R

R
B
R
1
T
2
T
3
T

T
L k
r
r
A
t 2
ln
1
2
|
.
|

\
|
L k
r
r
B
t 2
ln
2
3
|
.
|

\
|
h L r
3
2
1
t

T h

2.6. Contoh Perhitungan
Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan suhu pada suatu kabel yang
dialiri arus listrik.
Misalkan sebuah kawat tembaga tanpa isolasi seperti ditunjukkan pada
Gambar 2-12. Diameter kawat adalah 3,57 mm, dan panjangnya 30 cm. Suhu
udara di sekitar kawat tembaga dimisalkan 20
o
C. Kawat tersebut dialiri arus
listrik, sehingga pada kawat terjadi rugirugi panas yang besarnya 10 W.
Koefisien konveksi dari kawat ke udara adalah
C m
W
h
o 2
25 = . Suhu kawat
tembaga dihitung dengan menggunakan persamaan 2-16.



i
r
i
T

T h,


Gambar 2-12. Kawat tanpa isolasi

Universitas Sumatera Utara

C T
x x x x
T
h L r
Q
T
h L r
T T
Q
o
i
i
i
i
i
9 , 138
20
25 3 , 0 10 . 785 , 1 14 , 3 2
10
2
2
1
3
=
+ =
+ =

t
t


Misalkan kawat tembaga pada contoh diatas dilapisi dengan bahan karet
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2-13. Tebal isolasi dimisalkan 1 mm.

o
r

T h,
i
T
i
r


Gambar 2-13. Kabel dengan satu lapisan isolasi

Koefisien konduktivitas thermal karet adalah
C m
W
k
0
2 , 0 = . Suhu kawat
tembaga dihitung dengan persamaan 2-17.

( )

+
(
(
(

+
|
.
|

\
|
=
+
|
.
|

\
|

=
T
L
h r k
r
r
Q
T
h r k
r
r
T T L
Q
o
i
o
i
o
i
o
i
t
t
2
1
ln
1
ln
2

Universitas Sumatera Utara


C T
x
x
x
T
o
i
i
04 , 108
20
3 , 0 14 , 3 2
25 10 . 785 , 2
1
2 , 0
785 , 1
785 , 2
ln
10
3
=
+
(
(
(

+
|
.
|

\
|
=


Misalkan kawat tembaga pada contoh diatas dilapisi dengan dua bahan
isolasi yang berbeda yakni karet dan polystyrene dengan tebal masingmasing 1
mm seperti ditunjukkan pada Gambar 2-14.

A
B
1
T
1
r
2
T
2
r
3
r
3
T

T h


Gambar 2-14. Kabel dengan dua lapisan isolasi

Koefisien konduktivitas thermal kedua bahan isolasi adalah
C m
W
k
o karet
2 , 0 = ;
C m
W
k
o e polystyren
157 , 0 = . Suhu kawat tembaga
dihitung dengan persamaan 2-18

( )
h r k
r
r
k
r
r
T T L
Q
B A 3
2
3
1
2
1
1
ln ln
2
+
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

=

t

Universitas Sumatera Utara

C T
x x
x
T
L
h r k
r
r
k
r
r
Q
T
o
i
B A
i
27 , 98
20
3 , 0 14 , 3 2
25 10 . 785 , 3
1
157 , 0
785 , 2
785 , 3
ln
2 , 0
785 , 1
785 , 2
ln
10
2
1
ln ln
3
3
2
3
1
2
=
+
(
(
(

+
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
=
+
(
(
(
(

+
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
=

t


Dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa suhu kawat akan
semakin rendah jika kawat dilapisi bahan isolasi. Hal ini terjadi karena panas yang
ditimbulkan oleh arus listrik digunakan untuk menaikkan suhu isolasi.
Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться

  • Lab 2
    Lab 2
    Документ2 страницы
    Lab 2
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Membaca
    Membaca
    Документ15 страниц
    Membaca
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Fluid A
    Fluid A
    Документ40 страниц
    Fluid A
    Radhianisa Igatama
    Оценок пока нет
  • Pengukuran Dasar 01
    Pengukuran Dasar 01
    Документ12 страниц
    Pengukuran Dasar 01
    Charis Subianto
    Оценок пока нет
  • Perhitungan Efisiensi Boiler
    Perhitungan Efisiensi Boiler
    Документ47 страниц
    Perhitungan Efisiensi Boiler
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Round
    Round
    Документ2 страницы
    Round
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Wiring Diagram Skematik Instalasi Listrik Sambungan Rumah
    Wiring Diagram Skematik Instalasi Listrik Sambungan Rumah
    Документ3 страницы
    Wiring Diagram Skematik Instalasi Listrik Sambungan Rumah
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Info Biofuel
    Info Biofuel
    Документ14 страниц
    Info Biofuel
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Grafik Waktu Pengikatan Semen Portland
    Grafik Waktu Pengikatan Semen Portland
    Документ6 страниц
    Grafik Waktu Pengikatan Semen Portland
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Term Ok Opel
    Term Ok Opel
    Документ9 страниц
    Term Ok Opel
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • BAB VIII Pengendalian Lanjut
    BAB VIII Pengendalian Lanjut
    Документ23 страницы
    BAB VIII Pengendalian Lanjut
    Muhammad Syukran
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ4 страницы
    Kata Pengantar
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Translate Hal 8,48 +soal 1.1,1.8,2.3,2.36
    Translate Hal 8,48 +soal 1.1,1.8,2.3,2.36
    Документ7 страниц
    Translate Hal 8,48 +soal 1.1,1.8,2.3,2.36
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Asam Organik
    Asam Organik
    Документ2 страницы
    Asam Organik
    Balqis Nilnaizar Ramadhan
    Оценок пока нет
  • Agama
    Agama
    Документ10 страниц
    Agama
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • 1234
    1234
    Документ10 страниц
    1234
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Energi Yang Sering Kita Pakai Sehari
    Energi Yang Sering Kita Pakai Sehari
    Документ1 страница
    Energi Yang Sering Kita Pakai Sehari
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Makalah Itp
    Makalah Itp
    Документ10 страниц
    Makalah Itp
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Tgas Presentasi Agama
    Tgas Presentasi Agama
    Документ6 страниц
    Tgas Presentasi Agama
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Responsi Prakt-Limbah 20081
    Responsi Prakt-Limbah 20081
    Документ1 страница
    Responsi Prakt-Limbah 20081
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Rumus:: 1. Hukum Faraday I
    Rumus:: 1. Hukum Faraday I
    Документ1 страница
    Rumus:: 1. Hukum Faraday I
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Fluida Dinamis
    Fluida Dinamis
    Документ2 страницы
    Fluida Dinamis
    Valentina Sidharta
    Оценок пока нет
  • Penetapan Kadar Vitamin C Dalam Tablet Vitamin C
    Penetapan Kadar Vitamin C Dalam Tablet Vitamin C
    Документ13 страниц
    Penetapan Kadar Vitamin C Dalam Tablet Vitamin C
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • 1 Menerapkan Konsep Kesalahan Pengukuran1
    1 Menerapkan Konsep Kesalahan Pengukuran1
    Документ15 страниц
    1 Menerapkan Konsep Kesalahan Pengukuran1
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • K3 Kebakaran
    K3 Kebakaran
    Документ2 страницы
    K3 Kebakaran
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • Flowchart Resmi
    Flowchart Resmi
    Документ1 страница
    Flowchart Resmi
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • SD 04 Titrasi Pengendapan
    SD 04 Titrasi Pengendapan
    Документ32 страницы
    SD 04 Titrasi Pengendapan
    Aulia Rahman Hakimz
    Оценок пока нет
  • Perhitungan Efisiensi Boiler
    Perhitungan Efisiensi Boiler
    Документ47 страниц
    Perhitungan Efisiensi Boiler
    rezagustaranid
    Оценок пока нет
  • 13 Kalor
    13 Kalor
    Документ9 страниц
    13 Kalor
    api-3769913
    100% (8)