Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A
=
A
=
A
= (2-4)
Universitas Sumatera Utara
1
T
2
T
3
T
4
T
Persamaan tersebut mirip dengan hukum Ohm dalam aliran listrik. Dengan
demikian perpindahan panas dapat dianalogikan dengan aliran arus listrik seperti
ditunjukkan pada Gambar 2-4.
A
R
C
R
B
R
1
T
2
T
3
T
4
T
A k
x
A
A
A
A k
x
B
B
A
A k
x
C
C
A
Menurut analogi di atas, perpindahan panas sama dengan:
A
=
th
menyeluruh
R
T
Q (2-5)
J ika ketiga persamaan 2-4 dipecahkan serentak, maka aliran panas adalah:
( )
A k
x
A k
x
A k
x
T T
Q
C
C
B
B
A
A
A
+
A
+
A
=
4 1
(2-6)
Universitas Sumatera Utara
Sehingga persamaan Fourier dapat dituliskan sebagai berikut :
termal Tahanan
panas potensial beda
Panas Aliran =
Harga tahanan thermal total R
th
tergantung pada susunan dinding penyusunnya,
apakah bersusun seri atau paralel atau gabungan.
2.2.3. Konduksi pada Silinder
Arah perpindahan panas pada benda berbentuk silinder seperti tabung atau
pipa adalah radial. Pada Gambar 2-5 ditunjukkan suatu pipa logam dengan jari-
jari dalam r
i
, jari-jari luar r
o
, dan panjang L, perbedaan suhu permukaan dalam
dengan permukaan luar adalah
o i
T T T = A
Q
o
r
i
r
r
dr
L
Gambar 2-5. Aliran radial panas di dalam silinder
Perpindahan panas pada elemen dr yang jaraknya r dari titik pusat adalah:
x
T
kA q
r r
c
c
= (2-7)
Luas bidang permukaan silinder berjarijari r adalah
rL A
r
t 2 = (2-8)
sehingga
r
T
krL q
r
c
c
= t 2 (2-9)
Universitas Sumatera Utara
Perpindahan panas dari permukaan dalam ke permukaan luar silender adalah:
} }
= =
dr
dT
r L k q Q
r
t 2 (2-10)
Batas integral suhu adalah
i
T dan
o
T , sedang batas integral r adalah
i
r dan
o
r .
Dengan demikian penyelesaian persamaan 2-10 adalah:
( )
|
.
|
\
|
=
i
o
o i
r
r
T T kL
Q
ln
2t
(2-11)
Menurut persamaan 2-11 di atas :
|
.
|
\
|
=
i
o th
r
r
L k
R
ln
2 1 t
maka tahanan thermal silinder adalah:
L k
r
r
R
i
o
th
t 2
ln
|
.
|
\
|
= (2-12)
Dengan demikian, analogi listrik aliran panas pada silinder dapat dibuat seperti
Gambar 2-6.
i
T
o
T
kL
r
r
R
i
o
th
t 2
ln
|
.
|
\
|
=
Universitas Sumatera Utara
Konsep tahanan thermal dapat juga digunakan pada silinder berlapis seperti
halnya dengan dinding datar berlapis. Pada Gambar 2-7 ditunjukkan silinder
berlapis dan analogi listriknya.
1
r
2
r
2
T
3
r
4
r
3
T
4
T
A
R
C
R
B
R
1
T
2
T
3
T
4
T
L k
r
r
A
t 2
ln
1
2
|
.
|
\
|
L k
r
r
B
t 2
ln
2
3
|
.
|
\
|
L k
r
r
C
t 2
ln
3
4
|
.
|
\
|
1
T
Untuk silinder berlapis seperti pada Gambar 2-7 penyelesaiannya adalah:
( )
C B A
k
r
r
k
r
r
k
r
r
T T L
Q
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
=
3
4
2
3
1
2
4 1
ln ln ln
2t
(2-13)
dimana: k
A
=Konduktivitas termal bahan A
k
B
=Konduktivitas termal bahan B
k
C
=Konduktivitas termal bahan C
2.3. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas oleh gerakan massa pada fluida dari
suatu daerah ruang ke daerah lainnya. Perpindahan panas konveksi merupakan
mekanisme perpindahan panas antara permukaan benda padat dengan fluida.
Pada Gambar 2-8, ditunjukkan sebuah plat panas yang suhunya
w
T . Di atas
plat datar mengair fluida dengan kecepatan
T .
Dengan adanya perbedaan suhu maka panas akan terdistribusi dari plat ke fluida.
Universitas Sumatera Utara
Aliran
Arus bebas
Plat
T
Q
w
T
U
U
Gambar 2-8. Perpindahan panas konveksi dari suatu plat
Mekanisme fisis perpindahan panas konveksi berhubungan dengan proses
konduksi. Guna menyatakan pengaruh konduksi secara menyeluruh digunakan
hukum Newton tentang pendinginan :
( )
= T T A h Q
w
(2-14)
dimana: Q = Laju perpindahan panas (W)
h =Koefisien perpindahan panas konveksi
|
.
|
\
|
C m
W
o 2
A =Luas permukaan (m
2
)
T
w
=Suhu dinding (
o
C)
T =Suhu fluida (
o
C)
Koefisien perpindahan panas konveksi diberikan pada Tabel 2-2.
Tabel 2-2. Koefisien perpindahan panas konveksi
FluidaKondisi h (W/m
2
.
o
C)
Udarakonveksi bebas 630
Udarakonveksi paksa 30300
Minyakkonveksi paksa 601800
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2-2. Koefisien perpindahan panas konveksi
Airkonveksi bebas 1701500
Airkonveksi paksa 3006000
Didihan air 300060.000
Kondensasi uap 6000120.000
Apabila fluida tidak bergerak (atau tanpa sumber penggerak) maka
perpindahan panas tetap ada karena adanya pergerakan fluida akibat perbedaan
massa jenis fluida. Peristiwa ini disebut dengan konveksi alami (natural
convection) atau konveksi bebas (free convection). Lawan dari konveksi ini
adalah konveksi paksa (Forced convection) yang terjadi apabila fluida dengan
sengaja dialirkan (dengan suatu penggerak) di atas plat.
2.4. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan zat perantara
(medium) tetapi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sebagai contoh,
perpindahan panas dari matahari ke bumi. Panas dari matahari tidak dapat
mengalir melalui atmosfer bumi secara konduksi karena antara bumi dan matahari
adalah hampa udara. Panas matahari tidak dapat sampai ke bumi melalui proses
konveksi karena konveksi juga harus melalui pemanasan bumi terlebih dahulu.
Selain itu, konduksi dan konveksi memerlukan medium sebagai perantara untuk
membawa panas. J adi walaupun antara bumi dan matahari merupakan ruang
hanpa, panas matahari tetap akan sampai ke bumi melalui perpindahan panas
secara radiasi.
Besarnya laju perpindahan panas secara radiasi adalah:
) (
4
2
4
1
T T A e Q = o (2-15)
dimana: Q =Laju perpindahan panas (W)
e =Emisivitas benda yang terkena radiasi ( 0 <e <1 )
o =Konstanta Stefan-Boltzman =5, 67 x 10
-8
W/m
2
K
4
T
1
= Suhu benda (
o
K)
T
2
=Suhu lingkungan (
o
K)
Universitas Sumatera Utara
Emisivitas benda adalah besaran yang bergantung pada sifat permukaan
benda. Benda hitam sempurna (black body) memiliki harga emisivitas (e =1).
Benda ini merupakan pemancar dan penyerap yang paling baik. Permukaan
pemantul sempurna memilki nilai e =0.
2.5. Perpindahan Panas pada Kabel
Pada penghantar kawat telanjang yang dialiri arus listrik, arus akan
menimbulkan panas pada penghantar. Perpindahan panas pada kawat telanjang
yang dialiri arus listrik berlangsung dengan konveksi seperti di tunjukkan Gambar
2-9.
i
r
i
T
T h,
h L r
i
t 2
1
i
T
T
Gambar 2-9. Perpindahan panas pada kawat telanjang dan analogi listriknya
Q
Q
Perpindahan panas yang terjadi adalah:
( )
= T T A h Q
i
J ika panjang kawat adalah L, maka luas permukaan luar kawat adalah:
L r A
i
t 2 =
sehingga
( )
= T T h L r Q
i i
t 2
Menurut persamaan di atas, seper tahanan termal adalah :
h L r
R
i
th
t 2
1
=
atau
h L r
R
i
th
t 2
1
= (2-16)
Universitas Sumatera Utara
Perpindahan panas dapat dituliskan sebagai berikut:
h L r
T T
Q
i
i
t 2
1
= (2-17)
dimana: Q =Laju perpindahan panas (W)
i
T =Suhu kawat (
o
C)
T =Suhu lingkungan (
o
C)
i
r =J ari jari kawat (m)
L =Panjang kawat (m)
h =Koefisien perpindahan panas konveksi
|
.
|
\
|
C m
W
o 2
Perpindahan panas pada kabel yang dialiri arus listrik berlangsung dengan
cara konduksi dan konveksi. Konduksi terjadi dari permukaan dalam isolasi (atau
permukaan luar tembaga) ke permukaan luar isolasi. Sedangkan secara konveksi,
dari permukaan luar isolasi ke lingkungan. Dengan demikian tahanan thermal
yang dilalui panas adalah
konduksi
R dan
konveksi
R seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2-10.
o
r
T h,
i
T
i
r i
T
T
kL
r
r
R
i
o
kond
t 2
ln
|
.
|
\
|
= h L r
R
o
konv
t 2
1
=
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian perpindahan panas yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:
h L r k L
r
r
T T
R R
T T
Q
o
i
o
i
konv kond
i
t t 2
1
2
ln
+
|
.
|
\
|
=
+
=
( )
h r k
r
r
T T L
Q
o
i
o
i
1
ln
2
+
|
.
|
\
|
=
t
(2-18)
dimana: Q =Laju perpindahan panas (W)
i
T =Suhu permukaan dalam isolasi (
o
C)
T =Suhu lingkungan (
o
C)
o
r =J ari jari luar isolasi (m
2
)
i
r =J ari jari tembaga (m
2
)
L =Panjang kabel (m)
k =Konduktivitas thermal isolasi
|
.
|
\
|
C m
W
o
h =Koefisien perpindahan panas konveksi
|
.
|
\
|
C m
W
o 2
Untuk kabel lapis rangkap dengan jenis isolasi yang berbeda seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2-11, maka perpindahan panas yang terjadi adalah:
( )
h r k
r
r
k
r
r
T T L
Q
B A 3
2
3
1
2
1
1
ln ln
2
+
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
=
t
(2-19)
Universitas Sumatera Utara
1
T
1
r
2
T
2
r
3
r
3
T
A
R
R
B
R
1
T
2
T
3
T
T
L k
r
r
A
t 2
ln
1
2
|
.
|
\
|
L k
r
r
B
t 2
ln
2
3
|
.
|
\
|
h L r
3
2
1
t
T h
2.6. Contoh Perhitungan
Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan suhu pada suatu kabel yang
dialiri arus listrik.
Misalkan sebuah kawat tembaga tanpa isolasi seperti ditunjukkan pada
Gambar 2-12. Diameter kawat adalah 3,57 mm, dan panjangnya 30 cm. Suhu
udara di sekitar kawat tembaga dimisalkan 20
o
C. Kawat tersebut dialiri arus
listrik, sehingga pada kawat terjadi rugirugi panas yang besarnya 10 W.
Koefisien konveksi dari kawat ke udara adalah
C m
W
h
o 2
25 = . Suhu kawat
tembaga dihitung dengan menggunakan persamaan 2-16.
i
r
i
T
T h,
Gambar 2-12. Kawat tanpa isolasi
Universitas Sumatera Utara
C T
x x x x
T
h L r
Q
T
h L r
T T
Q
o
i
i
i
i
i
9 , 138
20
25 3 , 0 10 . 785 , 1 14 , 3 2
10
2
2
1
3
=
+ =
+ =
t
t
Misalkan kawat tembaga pada contoh diatas dilapisi dengan bahan karet
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2-13. Tebal isolasi dimisalkan 1 mm.
o
r
T h,
i
T
i
r
Gambar 2-13. Kabel dengan satu lapisan isolasi
Koefisien konduktivitas thermal karet adalah
C m
W
k
0
2 , 0 = . Suhu kawat
tembaga dihitung dengan persamaan 2-17.
( )
+
(
(
(
+
|
.
|
\
|
=
+
|
.
|
\
|
=
T
L
h r k
r
r
Q
T
h r k
r
r
T T L
Q
o
i
o
i
o
i
o
i
t
t
2
1
ln
1
ln
2
Universitas Sumatera Utara
C T
x
x
x
T
o
i
i
04 , 108
20
3 , 0 14 , 3 2
25 10 . 785 , 2
1
2 , 0
785 , 1
785 , 2
ln
10
3
=
+
(
(
(
+
|
.
|
\
|
=
Misalkan kawat tembaga pada contoh diatas dilapisi dengan dua bahan
isolasi yang berbeda yakni karet dan polystyrene dengan tebal masingmasing 1
mm seperti ditunjukkan pada Gambar 2-14.
A
B
1
T
1
r
2
T
2
r
3
r
3
T
T h
Gambar 2-14. Kabel dengan dua lapisan isolasi
Koefisien konduktivitas thermal kedua bahan isolasi adalah
C m
W
k
o karet
2 , 0 = ;
C m
W
k
o e polystyren
157 , 0 = . Suhu kawat tembaga
dihitung dengan persamaan 2-18
( )
h r k
r
r
k
r
r
T T L
Q
B A 3
2
3
1
2
1
1
ln ln
2
+
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
=
t
Universitas Sumatera Utara
C T
x x
x
T
L
h r k
r
r
k
r
r
Q
T
o
i
B A
i
27 , 98
20
3 , 0 14 , 3 2
25 10 . 785 , 3
1
157 , 0
785 , 2
785 , 3
ln
2 , 0
785 , 1
785 , 2
ln
10
2
1
ln ln
3
3
2
3
1
2
=
+
(
(
(
+
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
=
+
(
(
(
(
+
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
=
t
Dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa suhu kawat akan
semakin rendah jika kawat dilapisi bahan isolasi. Hal ini terjadi karena panas yang
ditimbulkan oleh arus listrik digunakan untuk menaikkan suhu isolasi.
Universitas Sumatera Utara