Вы находитесь на странице: 1из 4

HAK MILIK

Berdasarkan Pasal 570 KUHPerdata, Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan umum yang diterapkan oleh suatu kekuasaan yang berhal menetapkannya, dan tidak mengganggu hak-hak orang lain; kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinanakan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi. Pada awalnya hak milik dipandang sebagai hak yang benar-benar mutlak yang tidak dapat diganggu gugat, namun dalam perkembangan kini hal tersebut tidak dapat dipertahankan, saat ini timbul berbagai macam peraturan hukum yang membatasi seperti penggunaan hak milik yang tidak boleh mengganggu hak-hak orang lain dan tidak boleh menyalahgunakan hak. Hak milik dikatakan sebagai hak yang paling sempurna dibanding hak-hak kebendaan lainnya karena adanya dua hal, yaitu:1 1. Hak milik adalah hak atas benda kepunyaan sendiri, sedangkan hak-hak kebendaan lainnya itu adalah hak atas benda lain 2. Hak milik mempunyai kekuasaan untuk mengasingkan, menjual, memberi, menukar, mewariskan secara logat bendanya (mempunyai kekuasaan beschikking), sedangkan hak atas kebendaan lainnya hanya memberi: a. Genat (kenikmatan, seperti hak-hak servitut postal pengusahaan tanah, pajak tanah, penggunaan hasil, penggunaan dan pendiaman, hak berdasarkan conversis bechikking dan konsesi tambang) atau b. Beschikking, tapi hanya kekuasaan untuk menjual, seperti hak-hak, pand hipotek, credict, verband, dan aogsterband)

Bewa Ragawino, Pengantar Ilmu Hukum dan Sistem Hukum Indonesia, FISIP Universitas Padjadjaran, Bandung, 2009, hlm. 128-129

Sebagai hak kebendaan yang paling sempurna, hak milik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:2 1. Hak milik merupakan hak induk terhadap hak-hak kebendaan yang lain. Sedangkan hakhak kebendaan yang lain merupakan hak anak terhadap hak milik 2. Hak milik ditinjau dari kualitetnya merupakan hak yang selengkap-lengkapnya 3. Hak milik bersifat tetap, artinya tidak akan lenyap terhadap hak kebendaan yang lain. Sedangkan hak kebendaan yang lain dapat lenyap jika menghadapi hak milik 4. Hak milik mengandung inti (benih) dari hak kebendaan yang lain. Sedangkan hak kebendaan yang lain hanya merupakan bagian dari hak milik. Cara memperoleh hak milik yang disebut dalam Pasal 584 KUHPerdata sebagai berikut:3 1. Pengambilan (toegening atau occupation) yaitu cara memperoleh hak milik dengan mengambil benda-benda bergerak yang sebelumnya tidak ada pemiliknya (res nullius) 2. Penarikan oleh benda lain (natrekking atau accession) yaitu cara memperoleh hak milik dimana benda (pokok) yang dimiliki sebelumnya karena alam yang bertambah besar atau bertambah banyak. 3. Lewat waktu / daluarsa (verjaring) yaitu cara memperoleh hak milik karena lampaunya waktu 20 tahun dalam hal ada alas hak yang sah atau 30 tahun dalam hak tidak ada alas hak. Terdapat beberapa syarat yaitu harus ada bezit yang terus menerus dan tidak terganggu selama waktu yang ditentukan itu, bezit harus diketahui umum, bezit harus te goeder trouw, bezitter harus merasa dirinya sebagai pemilik yang sebenarnya, disamping harus lewat waktu 20 tahun atau 30 tahun 4. Perwarisan (erfopvolging) yaitu cara memperoleh hak milik bagi para ahli waris atau boendel warisan yang ditinggalkan pewaris.

Sri Soedewi M. Sofwan, Hukum Perdata Hukum Benda, Fakultas Hukum UGM, Yogjakarta, 1975, Ridua Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, hlm. 130-131

hlm. 45
3

5. Penyerahan (levering atau overdracht) yaitu cara memperoleh hak milik karena adanya pemindahan hak milik dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada orang lain yang memperoleh hak milik itu. Cara memperoleh hak milik yang tidak disebut dalam Pasal 584 KUHPerdata adalah:4 1. Pembentukan benda (zaaksvorming) yaitu dengan cara membentuk atau menjadikan benda yang sudah ada menjadi benda yang baru 2. Penarikan buahnya (vruchttrekking) yaitu dengan menjadi bezitter to goeder trouw suatu benda dapat menjadi pemilik (eigenaar) dari hasil yang dibezit 3. Persatuan atau pencampuran benda (vereniging) yaitu memperoleh hak milik karena bercampurnya beberapa macam benda kepunyaan beberapa orang. 4. Pencabutan hak (onteigening) yaitu cara memperoleh hak milik bagi penguasa (pemerintah) dengan jalan pencabutan hak milik atas suatu benda kepunyaan seseorang atau beberapa orang 5. Perampasan (verbeurdverklaring) yaitu cara memperoleh hak milik bagi penguasa (negara) dengan merampas hak milik atas suatu benda kepunyaan terpidana yang biasanya dipergunakan untuk melakukan tindak pidana. 6. Pembubaran suatu bdan hukum yaitu cara memperoleh hak milik karena pembubaran suatu badan hukum, dimana anggota-anggota badan hukum yang masih ada memperoleh bagian dari harta kekayaan badan hukum tersebut. Pada prinsipnya hak milik adalah suatu hak yang mengikuti bendanya ( droit de suite), sebelum suatu benda diserahkan (menurut Pasal 612, Pasal 613, dan Pasal 614 KUHPerdata), maka hak milik atas benda tersebut belumnya beralih. Sebagai pemilik, ia berhak untuk

Idem, hlm. 134-135

menuntut terhadap siapa saja yang mengganggu kepemilikan benda tersebut, agar ia dapat menguasai, memanfaatkan, dan menggunakan secara aman, nyaman, dan tentram.5 Kalau dilihat dari segi sifatnya memperoleh hak milik maka memperoleh hak milik dibedakan atas 2 macam:6 1. Secara originair yaitu memperoleh hak milik bukan berasal dari orang lain yang lebih dahulu memiliki 2. Secara deriwatief yaitu memperoleh hak milik berasal dari orang lain yang kebih dahuku memiliki atas suatu benda. Memperoleh hak milik secara derivatief dibedakan atas 2 macam: a. Mereka yang memperoleh hak milikberdasarkan alas hak yang umum b. Mereka yang memperooleh hak milik berdasarkan alas hak yang khusus Adapun sebab-sebab yang mengakibatkan hilangnya (hapusnya) hak milik adalah:7 1. Karena orang lain memperoleh hak milik itu dengan salah satu cara untuk memperoleh hak milik seperti yang telai diuraikan 2. Karena musnanya benda yang dimiliki 3. Karena pemilik melepaskan benda yang dimilikinya dengan maksud untuk melepaskan hak miliknya

Kartini Muljadi dan Gunawa Widjaja, Kebendaan Pada Umumnya, Prenada Media, Jakarta, 2003, hlm. 193-194 6 Ridua Syahrani, Op.Cit, hlm. 134 7 Idem, hlm. 138

Вам также может понравиться