Вы находитесь на странице: 1из 237

PALEONTOLOGI

OLEH : Ir. H. Siwi Sanjoto, MT

GBPP
A. B. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Paleontologi Kode Mata Kuliah : MGES 1315 Jurusan : Teknik Geologi Fakultas : Teknologi Mineral Jenjang Studi : Strata Satu (S1) SKS : 3p (2 sks perkuliahan & 1 sks praktikum) Waktu Pertemuan : 100 menit ( total 100 x 12 pertemuan = 1200 menit) DESKRIPSI SINGKAT Dalam mata kuliah ini dijelaskan secara garis besar macam jenis kehidupan di alam, cara preparasi, cara pengamatan, kegunaan fosil dalam geologi serta pembahasan masing-masing phylum bersel tunggal hingga kompleks ANALISIS INSTRUKSIONAL Setelah menyelesaikan mata kuliah paleontologi ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui peranan Paleontologi dalam Eksplorasi Geologi serta keterkaitannya dengan nilai ekonomi

C.

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendahuluan Phylum Protozoa Phylum Porifera Phylum Coelenterata Phylum Brachiopoda Phylum Mollusca Phylum Arthropoda Phylum Echinodermata

Invertebrata

>>> Vertebrata

PENDAHULUAN
1. JENIS KEHIDUPAN DI ALAM A. Macam Kehidupan B. Lingkungan Hidup C. Terjadinya Fosil & Proses Pemfosilan
TEKNIK PENGAMATAN A. Pengamatan Fosil Makro & Mikro di Lapangan & di Lab B. Teknik Dokumentasi KEGUNAAN FOSIL DALAM GEOLOGI A. Taxonomi Kehidupan di Alam B. Peranan Fosil dalam Eksplorasi Geologi C. Peranan Fosil dalam Waktu Geologi

2.

3.

<< PENDAHULUAN >>


PALEONTOLOGI Asal kata : Paleo : masa lampau/kuno Onthos : Kehidupan Logos : Ilmu = Ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau >>> Study tentang fosil : Paleobotani (tumbuhan)

Paleontologi
: Paleozoologi (hewan)

CARA HIDUP MAKHLUK HIDUP


1. 2. Mutualisme = Hubungan dengan makhluk lain saling menguntungkan Parasitisme = Hubungan dengan makhluk lain dimana yang satu untung dan yang lain rugi

Tempat Hidup / Lingkungan : 1. Benthos > Di dasar laut -. Secyl = menempel pada benda mati & tidak pindah -. Vagyl = di dasar laut & berpindah-pindah 2. Pelagos > Melayang-layang -. Planktonik = bergerak pasif mengikuti arus -. Nektonik = bergerak aktif di permukaan

berpindah-

Lingkungan Hidup
1. Laut -. Litoral -. Epineritik -. Neritik =05m = 5 50 m = 50 200 m -. Batyal -. Abyssal -. Hadal = 200 2000 m = 2000 5000 m = > 5000 m

Gambar 1. Lingkungan laut (L.S.F. 1991) 2. Darat (Sungai, Danau, dll) 3. Transisi (Air Payau)

<< FOSIL >>


1. Pengertian fosil Fosil = Jejak / sisa kehidupan baik langsung / tidak langsung terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur geologi ( > 500.000 tahun )

Fosil dalam Paleontologi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : -. Fosil Makro/besar (Macrofossil) > dapat dilihat dengan mata biasa (megaskopis) -. Fosil Mikro/kecil (Microfossil) > hanya dapat dilihat dengan bantuan alat mikroskop (mikroskopis)

Dilihat dari asal kata fosil : FOSIL berasal dari bahasa latin, yaitu Fossilis, yang berarti menggali dan/ sesuatu yang diambil dari dalam tanah/batuan >>> FOSILISASI : Semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau tumbuhan dalam sedimen, yang terakumulasi & mengalami pengawetan seluruh maupun sebagian tubuhnya serta pada jejakjejaknya

Jenis Fosil
1. Organisme itu sendiri Tipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang terawetkan/tersimpan. Dapat beruba tulangnya, daunnya, cangkangnya, dan hampir semua yang tersimpan ini adalah bagian dari tubuhnya yang keras. Dapat juga berupa binatangnya yang secara lengkap (utuh) tersipan. misalnya Fosil Mammoth yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang terjebak dalam amber (getah tumbuhan). Petrified wood atau fosil kayu dan juga mammoths yang terbekukan, and juga mungkin anda pernah lihat dalam filem berupa binatang serangga yang tersimpan dalam amber atau getah tumbuhan. Semua ini biasa saja berupa asli binatang yang tersimpan

Fosil yang dihasilkan dari organisme itu sendiri

Contoh Fosil Mikro

2. Type kedua = sisa-sisa aktifitasnya Secara mudah pembentukan fosil ini dapat melalui beberapa jalan, antara lain seperti yang terlihat dibawah ini. Fosil sisa aktifitasnya sering juga disebut dengan Trace Fosil (Fosil jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan fosil itu bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri Penyimpanan atau pengawetan fosil cangkang ini dapat berupa cetakan. Namun cetakan tersebut dapat pula berupa cetakan bagian dalam (internal mould) dicirikan bentuk permukaan yang halus, atau external mould dengan ciri permukaan yang kasar. Keduanya bukan binatangnya yang tersiman, tetapi hanyalah cetakan dari binatang atau organisme itu

Fosil yang berupa jejak

Sistem Pengawetan Fosil

Gambar diatas menunjukkan bagaimana sebuah cangkang dapat terekam. Pada gambar paling atas menunjukkan sebuah cangkang

Gambar Yang menunjukkan Jejak Fosil

SYARAT TERBENTUKNYA FOSIL


1. Mempunyai bagian yang keras 2. Segera terhindar dari proses-proses kimia (oksidasi & reduksi) 3. Tidak menjadi mangsa binatang lain 4. Terendapkan pada batuan yang berbutir halus >>> agar tidak larut 5. Terawetkan dalam batuan sedimen 6. Terawetkan dalam waktu geologi (minimal 500.000 tahun)

PROSES YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA FOSIL


1. 2. 3. Histometabasis = Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral lain (cth : silika) dimana fosil tersebut diendapkan Permineralisasi = Histometabasis pada binatang Rekristalisasi = Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat P & T yang tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi = Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain Dehydrasi/Leaching/Pelarutan Mold/Depression = Fosil berongga dan terisi mineral lempung Trail & Track Trail = cetakan/jejak-jejak kehidupan binatang purba yang menimbulkan kenampakan yang lebih halus Track = sama dengan trail, namun ukurannya lebih besar Burrow = lubang-lubang tempat tinggal yang ditinggalkan binatang purba

4. 5. 6. 7.

KETERDAPATAN FOSIL
1. Batuan Beku.? X Pada batuan beku tidak akan dijumpai fosil karena batuan beku terbentuk dr hasil pembekuan magma, shg tdk mungkin tdp fosil 2. Batuan Sedimen.? OK Batuan sedimen sangat baik untuk pengendapan organisme, shg akan banyak terkandung fosil di dalam batuan sedimen tsb 3. Batuan Metamorf? Pada batuan metamorf, msh mungkin dijumpai, namun sedikit sekali & umumnya fosil tsb telah hancur bahkan telah hilang oleh proses metamorfisme

Fosil Tidak Akan Terbentuk Pada Batuan Beku

Lingkungan Sedimentasi

Dari batuan sedimen, hewan-hewan dapat tersimpan dengan baik Terutama pada batuan sedimen yang berbutir halus

Kemungkinan kecil fosil terdapat pada batuan metamorf

REFERENSI
Fisher, AG., Lalicher, CG., Moor, RC., 1952, Invertebrate Fossils, Mc. Graw Hill Book Co, London Shork, R.R., & Twenhoefel, W.H., 1952, Principles of Invertebrata Paleontology, Tosho Printing Company, Ltd, Tokyo Skinner, B.J., 1981, Paleontology and Paleoenvironments, William Kaufman Inc, Los Altos, California http://en.wikipedia.org/wiki/Arthropod http://en.wikipedia.org/wiki/Brachiopod http://en.wikipedia.org/wiki/Coelenterata http://en.wikipedia.org/wiki/Echinoderm http://en.wikipedia.org/wiki/Mollusca http://en.wikipedia.org/wiki/Porifera http://en.wikipedia.org/wiki/Protozoa http://id.wikipedia.org/wiki/Vertebrata

TEKNIK PENGAMATAN
1. Pengamatan Lapangan
a. Fosil Makro
Karena fosil makro mempunyai ukuran yang besar, maka dalam pengamatannya tergantung dari kekerasan batuan tempat fosil makro tersebut berada. Penyajian fosil makro relatif lebih mudah dibandingkan fosil mikro karena dalam penyajiannya dilakukan secara mudah dengan pengambilan fosil yang terekam lalu dibersihkan, setelah itu dapat langsung dideskripsi secara megaskopis beserta batuan tempat fosil tersebut berada Apabila kesulitan dalam deskripsi di lapangan, maka dilakukan dokumentasi yang baik, meliputi : sampel batuan, tempat pengambilan, no. sampel, dll. Setelah itu, dibawa di laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut Gambar disamping adalah contoh fosil-fosil makro yang terdapat di lapangan

b.

Fosil Mikro Karena fosil mikro mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga pengamatan di lapangan sulit dilakukan, sehingga pengamatan di lapangan lebih di fokuskan kepada deskripsi batuan di lapangan yang meliputi : warna batuan, tekstur batuan, struktur batuan serta komposisinya secara megaskopis. Selanjutnya adalah pencatatan secara lengkap lokasi tempat & sampel batuannya, meliputi : hari, tanggal, nomer sampel, nama batuan dll.

2.Pengamatan Laboratorium Pengamatan di laboratorium dilakukan untuk analisa fosil secara detail yang tidak dapat dilakukan di lapangan. Pengamatan di laboratorium ini terutama adalah dari fosil-fosil mikro dengan menggunakan bantuan alat mikroskop. Adapaun tahaptahap pengamatan di laboratorium akan dijelaskan selanjutnya

Skema Analisis Fosil Mikro

Analisa Laboratorium

Eoglobigerina operta

TEKNIK DOKUMENTASI
Berikut merupakan tahap-tahap dalam pengambilan sampel batuan yang mengandung fosil mikro, yaitu : 1. Sampling Sampling adalah pengambilan sampel batuan di lapangan untuk dianalisis kandungan mikrofaunanya. Fosil mikro yang terdapat dalam batuan mempunyai bahan pembentuk cangkang dan morfologi yang berbeda, namun hampir seluruh mikrofosil mempunyai satu sifat fisik yang sama, yaitu ukurannya yang sangat kecil dan kadang sangat mudah hancur, sehingga perlu perlakuan khusus dalam pengambilannya. Sangat diperlukan ketelitian serta perhatian dalam pengambilan sampel, memisahkan dari material lain, lalu menyimpannya di tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan secara kimiawi dan fisika

Beberapa prosedur sampling pada berbagai sekuen sedimentasi dapat dilakukan, seperti : a. Spot Sampling, dengan interval tertentu merupakan metode terbaik untuk penampang yang tebal dengan jenis litologi yang seragam, seperti pada lapisan batugamping. Pada metode ini dapat ditambahkan channel sample (sampel paritan) sepanjang kurang lebih 30 cm pada setiap interval 1,5 meter. b. Channel sample, dapat dilakukan pada penampangg lintasan yang pendek 3 5 m, pada litologi yang seragam atau pada perselingan batuan dan dilakukan setiap perubahan unit litologi.

2.

Kualitas Sampel Pengambilan sampel batuan untuk analisis mikropaleontologi harus memenuhi kriteria sebagai berikut : -. Bersih, sebelum mengambil sampel harus dibersihkan dari semua kepingan pengotor -. Representatif dan Komplit, harus dipisahkan dengan jelas antara sampel batuan yang mewakili suatu sisipan atau suatu lapisan batuan. Ambil sekitar 300-500 gram (hand specimen) sampel batuan yang sudah dibersihkan. -. Pasti, apabila sampel terkemas dengan baik dalam suatu kemasan kedap air yang ditandai dengan tulisan tahan air, yang mencakup segala hal keterangan tentang sampel tersebut seperti nomer sampel, lokasi, jenis batuan dan waktu pengambilan, maka hasil analisis sampel pasti akan bermanfaat. Ketidakhati-hatian kita dalam memperlakukan sampel batuan akan berakibat fatal dalam paleontologi maupun stratigrafi apabila tercampur baur, terkontaminasi ataupun hilang.

3.
-. -. Dari

Jenis Sample Jenis sampel disini ada 2 macam, yaitu : Sampel permukaan, sampel yang diambil langsung dari pengamatan singkapan di lapangan. Lokasi & posisi stratigrafinya dapat diplot pada peta. Sampel bawah permukaan, sampel yang diambil dari suatu pemboran.

cara pengambilannya, sampel bawah permukaan dapat dipisahkan menjadi : -. Inti bore (core), seluruh bagian lapisan pada kedalaman tertentu diambil secara utuh. -. Sampel hancuran (ditch-cutting), lapisan pada kedalaman tertentu dihancurkan dan dipompa keluar, kemudian ditampung. -. Sampel sisi bor (side-well core), diambil dari sisi-sisi dinding bor dari lapisan pada kedalaman tertentu.

Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel, antara lain : -. Palu geologi -. Kompas geologi -. Plastik/tempat sampel -. Buku catatan lapangan -. Alat tulis -. HCl 0,1 N -. Peta lokasi pengambilan sampel

Sedangkan peralatan lain guna menyajikan fosil, antara lain : -. Wadah sampel -. Larutan H2O2 -. Mesin pengayak -. Ayakan menurut skala Mesh -. Tempat sampel yang telah dibersihkan -. Alat pengering / oven Dan untuk memisahkan fosil, peralatan yang diperlukan antara lain : -. Cawan tempat contoh batuan -. Jarum -. Lem unuk merekatkan fosil -. Tempat fosil -. Mikroskop & alat penerang

2.

Fosil Mikro Karena fosil mikro terdapat dalam masa batuan, sehingga dalam penyajian fosilnya harus dipisahkan dari masa batuan yang ada. Penyajian fosil mikro meliputi tahap-tahap: a. Proses Penguraian batuan, meliputi : Penguraian batuan (fisika/kimia), pengayakan & pengeringan b. Proses Pemisahan Fosil c. Determinasi Fosil

PROSES PENGURAIAN BATUAN


Proses penguraian secara fisik Cara ini digunakan terutama untuk batuan sedimen yang belum begitu kompak dan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : -. Batuan sedimen ditumbuk dengan palu karet sampai menjadi pecahan-pecahan dengan diameter 3-6 mm -. Pecahan-pecahan batuan direndam dalam air -. Kemudian direas-remas dalam air -. Diaduk dengan mesin aduk atau alat pengaduk yang bersih -. Dipanaskan selama 5-10 menit -. Didinginkan Umumnya batuan sedimen yang belum begitu kompak, apabila mengalami proses-proses tersebut akan terurai.

Proses penguraian secara kimia Bahan-bahan larutan kimia yang biasa digunakan dalam penguraian batuan sedimen antara lain : asam asetat, asam nitrat dan hydrogen piroksida. Penggunaan larutan kimia sangat tergantung dari macam butir pembentuk batuan dan jenis semen. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan penguraian batuan tersebut perlu diteliti jenis butirannya, masa dasar dan semen. Hal ini dikerjakan dengan seksama agar fosil mikro yang terkandung didalamnya tidak rusak atau ikut larut bersama zat pelarut yang digunakan Contoh : -. Batulempung dan Lanau : penguraian batuan dilakukan dengan menggunakan larutan Hydrogen Pyroksida (H2O2).

PROSES PENGAYAKAN
3. Proses Pengayakan Dasar proses pengayakan adalah bahwa fosil-fosil dan butiran lain hasil penguraian terbagi menjadi berbagai kelompok berdasarkan ukuran butirnya masing-masing yang ditentukan oleh besar lubang. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua butiran mempunyai bentuk bulat, tetapi ada juga yang panjang yang hanya bisa lolos dalam kedudukan vertikal. Oleh karena itu, pengayakan harus digoyang sehingga dengan demikian berarti bahwa yang dimaksudkan dengan besar butir adalah diameter yang kecil / terkecil

Pengayakan dapat dilakukan dengan cara basah dan cara kering : a. Cara kering -. Keringkan seluruh contoh batuan yang telah terurai -. Masukkan kedalam ayakan paling atas dari unit ayakan yang telah tersusun baik sesuai denagn keperluan -. Mesin kocok dijalankan selama + 10 menit -. Contoh batuan yang tertinggal di tiap-tiap ayakan ditimbang dan dimasukkan dalam botol/plastik contoh batuan b. Cara basah Cara ini pada prinsipnya sama dengan cara kering, tetapi pada umumnya menggunakan ayakan yang kecil. Pengayakan dilakukan dalam air sehingga contoh batuan yang diperoleh masih harus dikeringkan terlebih dahulu

PROSES PEMISAHAN FOSIL


Fosil-fosil dipisahkan dari butiran lainnya dengan menggunakan jarum. Untuk menjaga agar fosil yang telah dipisahkan tidak hilang, maka fosil perlu disimpan di tempat yang aman. Setelah selesai pemisahan fosil, penelitian terhadap masing-masing fosil dilakukan.

a. Saringan dengan 30 80 100 mesh b. Wadah pengamatan mikrofosil c. Jarum pengutik d. Slide karton (model Jerman 40 x 25 mm) e. Slide karton (model internasional, 75 x 25 mm)

DETERMINASI FOSIL
Metode determinasi fosil, dapat dilakukan dengan cara : 1. Membandingkan dengan koleksi fosil yang ada 2. Menyamakan fosil, yang belum dikenal dengan gambar-gambar yang ada di leteratur/publikasi 3. Langsung mendeterminasi fosil yang belum dikenal tersebut dengan mempelajari ciri-ciri morfologinya 4. Kombinasi 1,2 dan 3 5. Morfologi fosil yang dideterminasi masing-masing fosil berbeda, karena hal ini tergantung dari jenis fosil dan karakteristik morfologi tubuhnya baik fosil makro & mikro

Determinasi Fosil Makro


Determinasi fosil makro, meliputi hal-hal : 1. Sketsa/gambar fosil = . 2. Nomor peraga = . 3. Phylum = . 4. Class = . 5. Order = . 6. Family = . 7. Genus = . 8. Spesies = .

Determinasi Fosil Mikro


Determinasi fosil mikro, dengan menggunakan mikroskop, hal-hal yang diamati : 1. Sketsa/gambar fosil = . 2. Nomor peraga = . 3. Jenis Fosil = . 4. Susunan Kamar = . 5. Bentuk Kamar = . 6. Sutur = . 7. Komposisi = . 8. Jumlah Kamar = . 9. Jumlah Putaran Kamar = . 10. Aperture = . 11. Hiasan = . 12. Nama Fosil = .

TAXONOMI
Dari bahasa Yunani : Taxon (kehidupan), Nomen (Nama) = Tata cara penggolongan penamaan kehidupan dari tingkat yang paling tinggi ke tempat yang paling rendah Kingdom Phylum Class Order Family Genus Spesies Varietas

-. Jumlah tertentu dan pasti -. Tidak banyak perubahan

-. Jumlah sangat banyak -. Mungkin bertambah

TATA CARA PENAMAAN


1.

2.

3.

4.

Penamaan Family = diikuti oleh akhiran idae ex : Miliolidae (ditulis huruf tegak) Penamaan Genus = Terdiri dari 1 suku kata & diawali huruf besar, ditulid miring/digarisbawahi ex : Globorotalia atau Globorotalia Penamaan Spesies = Nama genus + 1 suku kata (ada 2 suku kata) Kata yang pertama ditulis huruf besar & kata kedua ditulis huruf kecil ex : Globorotalia tumida atau Globorotalia tumida Penamaan Sub-spesies = Nama spesie + 1 suku kata (ada 3 suku kata) ex : Globorotalian tumida flexuosa Untuk nama spesies & sub-spesies : dapat diikuti nama tempat/orang pertama yang menemukan ex : Nummulites Djogdjakartae Lepidocyclina subandri

-.

FUNGSI FOSIL
1. Fossil index ; secara akurat memberikan umur realtif suatu batuan 2. Paleoclimatology ; mengetahui iklim purba (zaman lampau) 3. Paleoceanography ; mengetahui tempat kehidupan masa lalu 4. Biostratigraphy; mengetahu secara rinci zonasi/stratigrafi kehidupan 5. Evolusi kehidupan (urut-urutan perkembangan kehidupan suatu spesies) 6. Paleobathymetric ; mengetahui kedalaman suatu sedimentasi 7. Paleoenvironment; mengetahui lingkungan kehidupan masa lampau 8. Tectonic indication ; dapat mengetahui indikasi perubahan tektonisme selama sejarah kehidupan 9. Oil Deposite Indicator ; indikasi terdapatnya potensi Minyak Bumi (HC)

FOSIL INDEKS
= Fosil yang dipakai dalam penentuan umur relatif suatu lapisan batuan A. Biocoenose = Kumpulan fosil yang tempat hidupnya relatif sama dengan tempat sedimentasinya B. Thanaticoenose = Kumpulan fosil yang tempat hidupnya berbeda >>> telah tertransport

SKALA WAKTU GEOLOGI

PERKEMBANGAN EVOLUSI SEPANJANG PROTEROZOIC

Binatang bertubuh lunak melimpah

Alga multiceluler
Eukaryote

Protoctist yang menyerupai hewan

Banded iron formation terdapat melimpah

Stromatolit mulai melimpah

Endapan glasial tertua


Pembentukan craton besar

CAMBRIAN - ORDOVISIAN

TRILOBIT JAMAN CAMBRIAN

GRAPTOLIT & ASOSIASI ZAMAN ORDOVISIAN

Climacograptus Isotelus

Diplograptus Streptelasma

SILUR & DEVON

EVOLUSI IKAN

SITUASI JAMAN KARBON & PERMIAN

TRIAS & JURA

CRETACEOUS

URUTAN HOMINID DARI KENOZOIK

Australopithecus

Homo erectus

Homo sapiens Homo sapiens (Neanderthal) (Cro Magnon)

PERKEMBANGAN ORGANISME SEPANJANG WAKTU

PRINCIPLE OF BIOSTRATIGRAPHIC CORRELATION

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendahuluan Phylum Protozoa Phylum Porifera Phylum Coelenterata Phylum Brachiopoda Phylum Mollusca Phylum Arthropoda Phylum Echinodermata

Invertebrata

>>> Vertebrata

1. PHYLUM PROTOZOA
Asal Kata : -. Protos (bersel satu) -. Zoon (kehidupan) = Kehidupan bersel satu Ciri : umur pendek, tapi pertumbuhan cepat Morfologi : Tubuhnya tdr dr 1 inti & 1 plasma Dalam beberapa anggota keluarganya, pada tubuhnya terdapat bagian keras yang berfungsi sebagai pelindung, disebut Test atau Cangkang Golongan ini dijumpai sebagai FOSIL

Ciri-ciri / Sifat khas Phylum Protozoa


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Monoseluler Belum memiliki bagian sistem organik Dapat hidup di segala habitat Jumlah individu jauh lebih banyak dari phylum lainnya Ukuran tubuh dari 1- 2 mm atau lebih kecil, tetapi ada juga yang berukuran + 75 mm Memiliki pergantian generasi di dalam perkembangannya Golongan tumbuhan & binatang Hidup secara soliter dan beberapa secara koloni

Tempat Hidup Protozoa


1. 2. : Di dalam tubuh hewan lain : -. Ling. Air (asin, payau) -. Ling. Darat (air tawar) Cara Hidup : secara koloni & ada pula soliter -. Makanan : unsur-unsur organik -. Perkembangbiakan : -. Sexual -. Asexual Parasit Di Alam

Fungsi dari phylum ini adalah untuk menentukan lingkungan sedimentasi

Cara hidup Protozoa :


Bergerak dengan menggunakan, antara lain: 1. Pseudopodia (kaki semu)

2. Flagella (cambuk)

3. Ciliata (rambut)

Klasifikasi PROTOZOA
1. Kelas Sarcodina, tdr dr 7 ordo, yaitu : -. Ordo Protomixa -. Ordo Foraminifera -. Ordo Mycetozoa -. Ordo Heliozoa -. Ordo Amoebina -. Ordo Radiolaria -. Ordo Testacea

Golongan Sarcodina ini dicirikan dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia) sebagai alat geraknya dan memiliki sifat berdinding keras (ada yang tidak) Dari 7 ordo ini, hanya Foraminifera, Heliozoa dan Radiolaria yang mempunyai bagian yang keras (Test), sehingga dapat menjadi fosil

2. Kelas Mastigopora (Jarang dijumpai sebagai fosil), tdr dr 10 ordo, yaitu : -. Ordo Chrysomonadina -. Ordo Cryptomonadina -. Ordo Pyromonadina -. Ordo Englenoidina -. Ordo Chloromonadina -. Ordo Dinoflagellata -. Ordo Rhizomastigina -. Ordo Protomonadina -. Ordo Hypermastigina

3.Kelas Sporozoa ; hidup parasit & tidak mempunyai bagian yang keras 4.Kelas Ciliata ; hidup parasit seperti sporozoa & tidak juga mempunyai bagian yang keras, bergerak dengan bulu getar (ciliata) 5.Kelas Suctoria : hidup parasit & tidak mempunyai bagian yang keras

ORDO FORAMINIFERA
Dari phylum protozoa, khususnya foraminifera sangat penting dalam geologi karena memiliki bagian yang keras dengan ciri masiing-masing foram, antara lain : a. Planktonik (mengambang), ciri-ciri : -. Susunan kamar trochospiral -. Bentuk test bulat -. Komposisi test Hyaline b. Benthonik (di dasar laut), ciri-ciri : -. Susunan kamar planispiral -. Bentuk test pipih -. Komposisi test adalah aglutine dan aranaceous

A. Foraminifera Planktonik Foraminifera planktonik jumlah genusnya sedikit, tetapi jumlah spesiesnya banyak. Plankton pada umumnya hidup mengambang di permukaan laut dan fosil plankton ini dapat digunakan untuk memecahkan masalahmasalah geologi, antara lain : -. Sebagai fosil petunjuk -. Korelasi -. Penentuan lingkungan pengendapan Foram plankton tidak selalu hidup di permukaan laut, tetapi pada kedalaman tertentu ; -. Hidup antara 30 50 meter -. Hidup antara 50 100 meter -. Hidup pada kedalaman 300 meter -. Hidup pada kedalaman 1000 meter Ada golongan foraminifera plankton yang selalu menyesuaikan diri terhadap temperatur, sehingga pada waktu siang hari hidupnya hampir di dasar laut, sedangkan di malam hari hidup di permukaan air laut. Sebagai contoh adalah Globigerina pachyderma di Laut Atlantik Utara hidup pada kedalaman 30 sampai 50 meter, sedangkan di Laut Atlantik Tengah hidup pada kedalaman 200 sampai 300 meter

B. Foraminifera Benthonik Fosil foraminifera benthonik sering dipakai untuk penentuan lingkungan pengendapan, sedangkan fosil foram benthonik besar dipakai untuk penentuan umur. Fosil benthonik ini sangat berharga untuk penentuan lingkungan purba. Foraminifera yang dapat dipakai sebagai lingkungan laut secara umum adalah :
Pada kedalaman 0 5 m, dengan temperatur 0-27 derajat celcius, banyak dijumpai genus-genus Elphidium, Potalia, Quingueloculina, Eggerella, Ammobaculites dan bentuk-bentuk lain yang dinding cangkangnya dibuat dari pasiran. Pada kedalaman 15 90 m (3-16 C), dijumpai genus Cilicides, Proteonina, Ephidium, Cuttulina, Bulimina, Quingueloculina dan Triloculina. Pada kedalaman 90 300 m (9-13oC), dijumpai genus Gandryna, Robulus, Nonion, Virgulina, Cyroidina, Discorbis, Eponides dan Textularia. Pada kedalaman 300 1000 m (5-8 C), dijumpai Listellera, Bulimina, Nonion, Angulogerina, Uvigerina, Bolivina dan Valvulina

Skema Kehidupan & Kelimpahan Foraminifera di Laut

MORFOLOGI FORAMINIFERA
Bentuk luar foraminifera, jika diamati dibawah mikroskop dapat menunjukkan beberapa kenampakan yang bermacam-macam dari cangkang foraminifera, meliputi : -. Dinding, lapisan terluar dari cangkang foraminifera yang berfungsi melindungi bagian dalam tubuhnya. Dapat terbuat dari zat-zat organik yang dihasilkan sendiri atau dari material asing yang diambil dari sekelilingnya. -. Kamar, bagian dalam foraminifera dimana protoplasma berada. -. Protoculum, kamar utama pada cangkang foraminifera. -. Septa, sekat-sekat yang memisahkan antar kamar. -. Suture, suatu bidang yang memisahkan antar 2 kamar yang berdekatan.. -. Aperture, lubang utama pada cangkang foraminiferra yang berfungsi sebagai mulut atau juga jalan keluarnya protoplasma

D B

C
D C

A
B

Keterangan : A : Proloculus B : Kamar C : Aperture D : Suture E : Umbilicus

Contoh Fosil Foraminifera

Osangularia insigna secunda

Elphidium macellum

Chrysalogonium californiensis

Hantkenina alabamensis

Orbulina universa

Globigerinoides rubery

Bolivina lepida

Globorotalia menardii

Bolivina exilicostata

Eoglobigerina operta
Cristellaria kemperi
Globigerinoides sacculifer

Heterohelix pulchra Vaginulinopsis mexicana kerni

Lagena striata

Nonionella opima
Nodogenerina tappani

Vaginulina bernardi

Fosil Foraminifera besar

Alveolina sp

Nummulites sp

Discocyclina marginata

Helicolepidina cf nortoni

ORDO RADIOLARIA
Radiolaria merupakan salah satu kelompok yang sangat menarik untuk dipelajari dari Phylum Protozoa. Kehidupan radiolaria berada pada daerah pelagic atau laut dalam dan hidup dalam endoskeleton yang komplek. Tubuh radiolaria terbentuk dari silika dengan bentuk yang sering dijumpai berupa bentuk simetri membulat dan sangat indah. Penggambaran dari radiolaria yang terkenal telah dibuat oleh Ernst Haeckel (berkebangsaan jerman) dan dipublikasikan dalam buku Die Radiolarien (Berlin, 1862) serta koleksi-koleksi dari fosil ini oleh Ernst Haeckel dibuat dalam Report on the Radiolaria pada tahun 1873-1876

MORFOLOGI RADIOLARIA

Radiolaria juga merupakan salah satu dari jenis planktonik dan pertama kali muncul sejak zaman Pra-Kambrian serta merupakan salah satu jenis oraganisme yang pertama kali muncul. Radiolaria termasuk dari organisme jenis uniceluler dan memiliki cangkang dengan komposisi dari silika. Radiolaria hidup pada lingkungan marine atau laut dan hidup dengan baik secara individual maupun secara koloni. Secara formal, radiolaria termasuk dari Phylum Protozoa, Subphylum Sarcodina, Klas Actinopoda, subklas radiolaria. Radiolaria terdiri dari 2 ordo besar, yaitu Phaedaria dan Polycystina. Phaedaria merupakan jenis radiolarian yang memiliki cangkang dari silica yang bercampur dengan material organic, artinya tidak murni berkomposisi silica, sedangkan Polycystina merupakan jenis radiolaria yang memiliki cangkang dengan komposisi cangkang dari silika murni (umumnua opal). Jenis Polycystina ini yang sangat banyak terekam dalam batuan karena komposisi cangkangnya yang berupa silika murni. Polycystina terbagi 2 sub-order, yaitu Spumellaria dan Nassellaria

Radiolaria Masa Kini

Contoh Fosil Radiolaria

Actinomma sp

Triactoma hexeris

Lamprocyclas maritalis

Acanthoicircus tympanum

Pterocanium praetaxum

Halesium triacanthum

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendahuluan Phylum Protozoa Phylum Porifera Phylum Coelenterata Phylum Brachiopoda Phylum Mollusca Phylum Arthropoda Phylum Echinodermata

Invertebrata

>>> Vertebrata

2. PHYLUM PORIFERA
Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons adalah hewan multiseluler yang paling sederhana. = Binatang bersel banyak (multiselluler) yang sederhana dibanding phylum lainnya Tubuh foraminifera sudah tdp pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tsb mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari phylum Protozoa Hidup secara benthos sessil pada lingkungan aquatik dan secara koloni Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat porifera umumnya di laut.

Perkembangbiakan Porifera
1. Sexual Sel jantan & betina dibentuk dalam mesenchyne & membentuk embryo, emberyo >> spongocoel >> larva >> individu dewasa 2. Asexual Secara vegetative atau dikenal dengan budding (bertunas) >>> koloni

TUBUH PORIFERA
-. Bagian tubuh phylum ini, secara sederhana dapat digambarkan seperti VAS atau POT BUNGA dengan bagian atasnya yang terbuka dan menambatkan diri pada bagian dasar -. Dinding tubuhnya berlubang-lubang oleh banyak canal (saluran) yang membuka keluar sebagai ostia. -. Saluran-saluran membuka kedalam sebuah ruang tengah yang disebut Spongocoel, dimana ia membuka keluar lewat osculum pada bagian atas organisme tersebut -. Air masuk melalui saluran, lewat kedalam spongocoel dan meninggalkan lewat osculum. -. Pada saluran terdapat flagel yang berfungsi untuk menggerakkan air agar dapat masuk kedalam spongocoel

Jenis & Bagian-bagian dari tubuh Porifera

Bagian-bagian tubuh Porifera


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dasar Stem/tangkai Ectoderm (lapisan luar) yang keras, tdp spine/node Mesinchyne (cairan), berfungsi sebagai darah Bulu getar, untuk menggerakkan air keluar melalui osculum & sebaliknya Canal : saluran air masuk ke dalam tubuh Spongecoel : rongga dalam tubuh, tjd proses OAMOSE Osculum : lubang yang berfungsi sebagai anus Endoderm (Gastrodermis) : sebagai perut & alat pernafasan Spicule : tdp di dalam Mesinchyne, merupakan masa pejal yang berfungsi sebagai penguat & bersifat : -. Calcareous : CaCO3 (putih) -. Opaque Silica : H2Si3O7 (kuning kehitaman)

MEKANISME KEHIDUPAN PORIFERA


1. Akibat getaran Ciliata/bulu getar : Air yang mengandung O2 & larutan makanan masuk melalui Canal 2. Di dalam spongocoel terjadi proses Osmose 3. Sisa makanan dikeluarkan melalui osculum 4. Sari makanan & O2 disalurkan ke seluruh tubuh melalui Mesinchyn

Berdasarkan bentuknya, Spiculae yang berfungsi sebagai penguat tubuh terbagi menjadi : a. Monaxon : bentuk 1 arah b. Triasen : bentuk 3 arah c. Tetraxon : bentuk 4 arah

SPICULAE PORIFERA
Berdasarkan tipe saluran air, terbagi menjadi : 1. Tipe Asconoid Merupakan bentuk tipe saluran yang paling sederhana 2. Tipe Synconoid Bentuk tipe ke-2 ini sudah lebih kompleks dibandingkan tipe Asconoid 3. Tipe Leuconoid Merupakan bentuk yang paling kompleks

Porifera saat ini

KLASIFIKASI PHYLUM PORIFERA


1. Kelas Calcarea -. Ordo Homocoela -. Ordo Heterocoela Kelas Hexactinellida -. Ordo Lyssacina -. Ordo Dictyonina 3. Kelas Demospongia -. Ordo Tertractinellida -. Ordo Monaxonida -. Ordo Keratosa 4. Kelas Pleospongia -. Sub-klas Monocyatha -. Sub-klas Archaeocyatha -. Sub-klas Acanthocyatha -. Sub-klas Uranocyatha

2.

Klasifikasi diatas didasarkan atas sifat (terutama bentuk) dan komposisi dari materi penyusun kerangka. Materi penyusun kerangka ini dalam bentuk hidup maupun sebagai fosil, sedikitnya dipengaruhi oleh lingkungan dan cara pertumbuhannya

Contoh Fosil Porifera

Golongan Demospongea yang telah memfosil

Kegunaan fosil Porifera


-. Hampir keseluruhan organisme porifera ini hidup di laut, kecuali family Spongillidae yang hidup di air tawar -. Umumnya mempunyai kisaran umur panjang, sebagian pendek, seperti Gyrtyocoelia >>> penting untuk Paleozoik -. Fosil ini penting untuk penentuan lingkungan sedimentasi batuan yang mengandungnya. Contoh : Keratosa dan Calcarea dijumpai pada laut dangkal (kurang dari 450 m)

Fosil-fosil Porifera yang telah terekam dalam kurun waktu geologi

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendahuluan Phylum Protozoa Phylum Porifera Phylum Coelenterata Phylum Brachiopoda Phylum Mollusca Phylum Arthropoda Phylum Echinodermata

Invertebrata

>>> Vertebrata

3. PHYLUM COELENTERATA
Coelenterata : Kailos/Hollow --- cekung Enteron/Intestine --- dalam = Hewan yang mempunyai cekungan (berlekuk) pada bagian dalamnya >>> Disebut semacam kantong yang terlapiskan endoderm Perkembangbiakan : -. Sexual -. Asexual

Ciri-ciri Coelenterata
1.

2. 3.

3. 4. 5. 6.

7.

Bentuk simetri radial/biradial, dengan satu lubang yang berfungsi sebagai mulut (dikelilingi oleh tentakel) Termasuk fauna invertebrata (tidak bertulang belakang) Dinding tubuh terdiri dari : -. Epidermis (ektoderm) >> lapisan luar -. Endodermis (Gastroderm) >> lapisan dalam Mulut langsung berhubungan dengan rongga Gastrovasekuler>>enteron Sistem saraf terletak disepanjang dinding tubuhnya Disekitar mulut tdp tentakel yang berfungsi sebagai anus Mempunyai 2 bentuk : -. Polyp : kerangka zat tanduk/karbonat -. Medusa : tidak mempunyai bagian yang keras, dijumpai sebagai fosil hanya berupa jejak (impression) Hidup secara koloni dan soliter, terutama dalam bentuk Secyl

Polyp & Medusa


Polyp : bentuk seperti tabung & membuka keatas, sebagian mulut dikelilingi oleh tentakel dan bagian bawahnya tertutup, menambatkan diri pada dasar (benthos secyl) & kerangkanya bersifat Calcareous Mempunyai bagian yang keras, dsb sebagai Eksoskeleton/Hydrotheca

Medusa : bentuknya seperti payung dengan tentakel yang menggantung sepanjang tepi dengan mulut terdapat pada bagian akhir manubrium. Terdapat Gonad, yang berfungsi sebagai penghasil sel-sel reproduksi Hidup berenang secara nektonik & planktonik Dijumpai 2 macam Canal (Circular (berjumlah satu) & Radial (berjumlah empat & kelipatannya)

Fisiografi bentuk Polyp & Medusa

PERKEMBANGBIAKAN
1. Sexual (pada Medusa) Gonad menghasilkan sel jantan & sel betina (hermprodit). Sel jantan dikeluarkan melalui mulut, berenang masuk ke individu lain yang sama spesiesnya melalui mulut. Sel jantan & betina akan membentuk zygot, lalu membentuk larva bercilia, berenang melalui mulut menjadi individu baru -. Pada Polyp : Gastrodermis menghasilkan sel jantan & sel betina

2. Asexual (hanya pada Polyp) a. Fision : bagian keras membelah menjadi 2 bagian, tetapi masih saling menempel b. Rejuvenencens : bagian keras membelah jadi 2 bagian dimana masingmasing menjadi individu baru c. Budding : pada dinding tubuhnya bisa mengadakan tunas baru, kecuali pada bagian yang ada sengatnya, biasanya disekitar mulut

Skema Perkembangbiakan

KLASIFIKASI PHYLUM COELENTERATA


1. Kelas Hydrozoa -. Ordo Hydroida -. Ordo Hydrocotallina -. Ordo Trachylina -. Ordo Siphonophora Kelas Stomatoporoidae Kelas Scypozoa -. Ordo Stauromedusae -. Ordo Cubomedusae -. Ordo Coronata -. Ordo Discomedusae -. Ordo Trachylina Kelas Anthozoa -. Sub-kelas Alcyonaria -. Sub-kelas Zoantharia -. Sub-kelas Tetracorallia -. Sub-kelas Tabulata -. Sub-kelas Schizocorallia

2. 3.

4.

Dasar klasifikasi diatas, yaitu : 1. Hubungan Phylogenetic 2. Sifat bagian tubuh yang lunak 3. Perputaran hidup (Life Cycle) 4. Struktur & kenampakan eksoskeleton 5. Bagian dalam struktur kerangka

Contoh Fosil Coelenterata

Peranan dalam Geologi


Coelenterata merupakan penciri kehidupan terumbu karang di laut, sehingga kehadirannya sangat membantu dalam penentuan umur dan terutama lingkungan pengendapannya (lingkungan laut/marine)

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendahuluan Phylum Protozoa Phylum Porifera Phylum Coelenterata Phylum Brachiopoda Phylum Mollusca Phylum Arthropoda Phylum Echinodermata

Invertebrata

>>> Vertebrata

4. PHYLUM BRACHIOPODA
Berasal dari bahasa latin : Bracchium : lengan (arm) Poda : kaki (foot) Artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki & lengan Phylum ini merupakan salah satu phylum kecil dari benthic invertebrates Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari phylum ini yang mampu bertahan & sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai

Kehidupan Phylum Brachiopoda


1. Hidup do air laut >> benthos secyl 2. Ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang 3. Mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl 4. Genus Lingula hanya hidup pada daerah tropis/hangat dengan kedalaman maksimal 40 m 5. Hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 300 spesies dari Brachiopoda 6. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang ratarata dari 5 mm hingga 8 cm 7. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose & Thanathoconose

KLASIFIKASI PHYLUM BRACHIOPODA


1. Klas Articulata/Pygocaulina Cangkang atas & bawah (valve) dihubungkan dengan otot dan terdapat selaput & gigi 2. Klas Inarticulata/Gastrocaulina Cangkang atas & bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat

Articulata

Inarticulata

Morfologi Brachiopoda

Bagian Dalam Tubuh Brachiopoda

Valve Brachiopoda

Perkembangan Valve

Berbagai bentuk valve brachiopoda

Fosil Brachiopoda & Kegunaannya dalam Geologi


Kegunaan fosil Brachiopoda ini yaitu sangat baik untuk fosil indeks (index fossils) untuk strata pada suatu wilayah yang luas -. Contoh fosil dari phylum ini :

Neospirifer condor, from Bolivia. The specimen is 7 cm across

A Devonian spiriferid brachiopod from Ohio which served as a host substrate for a colony of hederellids. The specimen is 5 cm wide

Contoh kegunaan fosil brachiopoda dalam geologi :

Brachiopoda dari Klas Inarticulata ; Genus Lingula merupakan penciri dari jenis brachiopoda yang paling tua, yaitu Lower Cambrian Jenis ini ditemukan pada batuan Lower Cambrian dengan kisaran umur 550 juta tahun yang lalu
Secara garis besar, jenis Phylum Brachiopoda ini merupakan hewan-hewan yang hidup pada Masa Paleozoikum, sehingga kehadirannya sangat penting untuk penentuan umur batuan sebagai Index Fossils

Rekaman Phylum Brachiopoda Dalam Kurun Waktu Geologi


Phylum Brachiopoda (Cambrian-Recent) -. Class Inarticulata (Cambrian-Recent) -. Class Articulata (Cambrian-Recent) -.Order Orthida (Cambrian-Permian) -.Order Strophomenida (Ordovician-Jurassic) -.Order Pentamerida (Cambrian-Devonian) -.Order Rhynchonellida (Ordovician-Recent) -.Order Spiriferida (Ordovician-Jurassic) -.Order Terebratulida (Devonian-Recent)

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendahuluan Phylum Protozoa Phylum Porifera Phylum Coelenterata Phylum Brachiopoda Phylum Mollusca Phylum Arthropoda Phylum Echinodermata

Invertebrata

>>> Vertebrata

5. PHYLUM MOLLUSCA
= merupakan binatang kelompok invertebrata, yang diwakili lebih dari 150.000 yang hidup & ribuan yang telah menjadi fosil Mollusca : telah menyebar pada setiap tempat hidup air dan telah hidup hingga ke darat, merupakan jenis yang paling sukses hidup dari phylum lainnya sepanjang waktu geologi & dipercaya sebagai penentu untuk fosil indeks Muncul sejak zaman Kambrium hingga sekarang

Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, serta 35 ribu jenis dalam bentuk fosil

SIFAT UMUM PHYLUM MOLLUSCA


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mempunyai bagian tubuh yang lunak dengan dilapisi oleh bagian kulit yang keras Merupakan golongan hewan yang tidak bertulang belakang Mempunyai daya adaptasi yang tinggi Hidup pada air asin, payau hingga air tawar Muncul dari Zaman Kambrium hingga sekarang Tubuh Mollusca terdiri dari kaki, massa viseral,

dan mantel
Ukuran dan bentuk tubuh Mollusca sangat bervariasi

KLASIFIKASI PHYLUM MOLLUSCA


1. 2. 3. 4. 5. Kelas Amphineura Kelas Scaphopoda Kelas Pelecypoda Kelas Gastropoda Kelas Chepalopoda

1.
2.

3.
4. 5.

Dasar klasifikasi diatas , yaitu pada kaki dan bagian-bagian lunak Klas Amphineura : fosil jarang terdapat (umur : Kambrium-sekarang) Klas Scaphopoda : fosil jarang dalam batuan yang lebih tua dari Mesozoik Klas Pelecypoda :masuk dalam banyak genus & spesies, hidup dari Ordovisium bawah sekarang Klas Gastropoda : fosil melimpah dan terekam luas dari Kambrium sekarang Klas Cephalopoda : lazim pada batuan Paleozoik, sangat melimpah pada Mesozoik

Jenis-jenis Mollusca

KLAS AMPHINEURA
Hewan Mollusca kelas Amphineura ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya bilateral simetri, dengan kaki di bagian perut (ventral) memanjang. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung banyak insang Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel teur dan sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton sp atau kiton. Hewan ini juga mempunyai fase larva trokoper.

Amphineura Masa Kini

Bentuk Tubuh Amphineura

Fosil Amphineura

KLAS SCAPHOPODA
Dentalium vulgare adalah salah satu contoh kelas Scaphopoda. Jika Anda berjalan-jalan di pantai, hati-hati dengan cangkang jenis Scaphopoda ini. Karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring

Dentalium vulgare hidup di laut dalam pasir atau lumpur. Hewan ini juga memiliki cangkok yang berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 s.d 5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini mempunyai kelamin terpisah

Bagian Tubuh Scaphopoda

Fosil Scaphopoda

KLAS PELECYPODA
Berasal dari bahasa Yunani : -. Pelekys = kapak kecil -. Pous = kaki = Binatang yang mempunyai kaki yang mirip kapak kecil Disebut jg Lamellibranchia = lempeng kecil Binatang dari Phylum ini memilki insang, test dari kulit kerang (bivalve) dimana dua valve ini dihubungkan dengan sistem engsel yang terdiri dari gigi & socket. Bagian dalam test ini dilapisi oleh membrant yang tipis dimana kearah posteior kulit mantel dapat membentuk saluran-saluran Pada umumnya, Pelecypoda yang hidup di lumpur mempunyai siphon yang lebih besar dibandingkan yang hidup di laut. Klasifikasi Pelecypoda didasarkan pada bagian tubuh tertentu, yaitu insang, susunan gigi dan otot penutup kelopaknya. Bentuk gigi yang sederhana telah dijumpai pada zaman Ordovisium & terjadi evolusi gigi hingga menjadi dua susun

Bagian Tubuh Pelecypoda

Bagian Dalam Tubuh Pelecypoda

Daur Hidup Pelecypoda

Klasifikasi Pelecypoda
1. Ordo Taksodonta Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen, mempunyai gigi yang hampir sama besar dan berjumlah 35 buah Ordo Anisomyaria Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen. Mempunyai dua muscle scar, dimana muscle scar bagian belakang (posterior) lebih besar dari anterior, serta mempunyai gigi dan socket dua buah Ordo Eulamellibranchiata Mempunyai anterior muscle scar yang lebih kecil dari posterior muscle scar, tetapi umumnya sama besar dimana gigi dan susunan giginya tidak sama besar

2.

3.

Ukuran & Hiasan Valve


Nuculana elenensis (Sowerby, 1833)12 mm

Malletia cumingii (Hanley, 1860)15 mm

Neilonella dubia Prashad, 1932 (6 mm )

Nucula semiornata (Orbigny, 1846)5 mm

Solemya togata (Poli, 1795) 44 mm

Mytilus californianus (Conrad, 1837) 100 mm.

Arca navicularis (Bruguire, 1789) 27 mm

Glycymeris glycymeris (Linnaeus, 1758) 55 mm

Pinctada margaritifera(Linnaeus, 1758) 200 - 250 mm.

Chlamys senatoria nobilis (Reeve, 1852) 7.5 cm

Lopha cristagalli (Linnaeus, 1758)9 cm.

Neotrigonia bednalli (Verco, 1907) 5 cm.

Chama lazarus(Linnaeus, 1758) 56 mm.

Myllita deshayesi (Orbigny & Rcluz, 1850) 9.0 mm

Corculum 36 mm

laevigatum(Lightfoot,

1786)

Tridacna (Tridacna) gigas ( Linnaeus, 1758 ) up to 1.5 meters in length 333kg in weight

Glossus humanus (Linnaeus, 1758)9 cm

Gastrochaena cuneiformis (Spengler, 1783)15 mm

Pholadidea melanura (Sowerby, 1834) 40 mm

Cardiomya alcocki(Smith, 1884)11 mm. VERY RARE ribbed shell, deep water (1000 meters)

KLAS GASTROPODA
Gastropoda berasal dari kata = -. Gaster : perut -. podos : kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).

Ciri-ciri Gastropoda
Merupakan klas yang terbesar dari Phylum Mollusca, dengan ciri-ciri : -. Hidup di air laut & air payau -. Rumahnya terdiri dari satu test yang terputar (terpilin) memanjang melalui satu sumbu -. Tubuhnya terdiri dari kepala, kaki dan alat pencernaan -. Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel (berfungsi sebagai insang pada air laut & berfungsi sebagai paru-paru pada lingkungan darat -. Test terdiri dari zat gampingan dan terputar secara spiral melalui satu garis lurus (putaran involut & evolut) -. Arah putaran test gastropoda terdiri dari Dextral (searah jarum jam) & Sinistral (berlawanan putaran jarum jam)

Bagian Tubuh Gastropoda

Klasifikasi Gastropoda
1. Subclass Protogastropoda -. Ordo Cynostraca -. Ordo Cochliostracea Subclass Prosobranchia -. Ordo Archaeogastropoda -. Ordo Mesogastropoda -. Ordo Neogastropoda 3. Subclass Opisthobranchia -. Ordo Pleurocoela -. Ordo Pteropoda -. Ordo Acoela 4. Subclass Pulmonata -. Ordo Basommatophora -. Ordo Stylommatophora

2.

Gastropoda Masa Kini

Fosil Gastropoda

Fosil Gastropoda dilihat dari Ventral & Dorsal

Kepentingan Dalam Geologi Khususnya Stratigrafi


Gastropoda berkembang cukup baik di daerah tropis. Beberapa spesies akan mencirikan lapisan tertentu.
Ostingh, seorang ahli paleontologi telah berhasil menyusun stratigrafi Neogen P. Jawa yang didasarkan atas fosil indeks gastropoda

1. Jenjang Rembang (Miosen Bawah) Dicirikan oleh : Turritella subulata 2. Jenjang Preanger (Miosen Tengah) Dicirikan Oleh : Turritella angulata Siphocyprea caput viperae 3. Jenjang Cirodeng (Miosen Atas) Dicirikan Oleh : Turritella angulata cr 4. Jenjang Cirebon (Pliosen Bawah) Dicirikan Oleh : Turritella angulata ac 5. Jenjang Sunda (Pliosen Atas) Dicirikan Oleh : Terebra insulinidae 6. Jenjang Banten (Pleistosen Bawah) Dicirikan Oleh : Clavus malingpingensis

KLAS CEPHALOPODA
Cephalopoda, berasal dari kata = -. cephale : kepala -. podos : kaki adalah Mollusca yang berkaki di kepala. Contoh dari Klas ini yaitu Cumi-cumi dan sotong yang memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek

Bagian Tubuh Cephalopoda

Contoh Mollusca yang hidup & yang telah menjadi fosil

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendahuluan Phylum Protozoa Phylum Porifera Phylum Coelenterata Phylum Brachiopoda Phylum Mollusca Phylum Arthropoda Phylum Echinodermata

Invertebrata

>>> Vertebrata

6. PHYLUM ARTHROPODA
Arthropoda adalah Phylum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku

Arthropoda biasa ditemukan di : -. laut -. air tawar -. darat -. lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit

Ciri-ciri Phylum Arthropoda


-. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen) -. Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin -. Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh. -. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga tubuh -. Sistempernafasan: Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea -. Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera -. Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea -. Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi -. Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh)

Perubahan & Perkembangan Kehidupan

Contoh Perkembangan Kepala dari insecta

KLASIFIKASI PHYLUM ARTHROPODA


1. Subphylum Trilobitomorpha 4. Subphylum Hexapoda
Trilobita - trilobites (punah) -. Insecta

2. Subphylum Chelicerata
Arachnida Merostomata Pycnogonida

-. Order Diplura -. Order Collembola -. Order Protura

5. Subphylum Crustacea
-. Brachiopoda -. Remipedia -. Cephelocarida -. Maxillopoda -. Ostracoda

3. Subphylum Myriapoda
Chilopoda Diplopoda Pauropoda Symphyla

-. Malacostraca

Beberapa Klas dari Arthropoda


Beberapa contoh Klas Arthropoda yang sangat umum dijumpai : Klas Arachnida ; termasuk laba-laba (spiders), kalajengking (scorpians), serta kutu. Mereka memiliki 6 pasang kaki untuk berjalan Klas Crustacea ; termasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia. Mereka memiliki 2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki untuk berjalan Klas Chilopoda ; merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap segmen tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora Klas Diplopoda ; merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya memiliki dua kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun beberapa spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar Klas Insecta ; termasuk kupu-kupu, belalang, serangga, semut dll

Klas Arachnida
Termasuk dalam klas ini adalah Laba-laba, Kalajengking, kutu dll. Tubuhnya memiliki 6 pasang kaki, hingga kini dikenal hingga 65.000 spesies yang ada di dunia

Ciri-ciri : -. Memiliki 2 bagian tubuh, yaitu : cephalothorax, abdomen -. Tidak memiliki anttena -. Bagian mulut telah berkembang membentuk taring, contohnya laba-laba

Klas Crustacea
termasuk lobster, shrimp, crabs, barnacles, and daphnia. Mereka memiliki 2 bagian antena dan biasanya memiliki 5 pasang kaki untuk berjalan. Hingga kini terdapat sekitar 44.000 jenis yang tersebar di dunia

Ciri-ciri : -. Tubuh terdiri dari dua bagian utama -. Terdapat dua pasang antena di bagian kepala -. Memiliki 5 pasang kaki atau lebih -. Hidup pada daerah aquatik, sedikit pada daerah terestrial

Klas Chilopoda
merupakan jenis kelabang & memiilki satu kaki dalam tiap segmen tubuhnya, bergerak cepat dan bersifat karnivora. Hingga kini terdapat sekitar 2.800 jenis spesies yang tersebar di dunia

Ciri-ciri : -. Bagian kepala yang indah/baik -. Sepasang kaki pertama telah bermodifikasi untuk meracuni mangsa -. Memipih dari bagian atas/kepala hingga bagian bawah/buntut -. Memiliki sepasang antena di bagian kepala

Klas Diplopoda
merupakan jenis dari kelabang kecil dan umumnya memiliki dua pasang kaki tiap segmen tubuhnya. Mereka bergerak lambat, namun beberapa spesiesnya dapat mempunyai bentuk tubuh yang besar. Hingga kini terdapat sekitar 10.000 jenis spesies yang tersebar di dunia Ciri-ciri : -. Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen tubuhnya, namun 4 segmen pertama hanya memiliki sepasang kaki -. Memilki sepasang antena -. well-defined head -. Umumnya berbentuk cylindrical

Klas Insecta
Termasuk didalamnya adalah kupu-kupu, belalang, serangga, semut dll & memiliki spesies yang paling banyak tersebar di dunia hingga mencapai 1 juta spesies Ciri-ciri : -. Memiliki 3 bagian tubuh, yaitu : head, thorax, abdomen -. Enam kaki pada bagian thorax (tdp 3 segmen) -. Masa dewasa pertumbuhan memiliki satu/dua pasang pasang pada bagian thorax (beberapa jenis tidak ada) -. Memilki 2 antena -. Mata yang bersifat lateral

Bagian-bagian tubuh

Kehidupan Arthropoda Masa Kini

Centipede, Klas Chilopoda

Milipede, Klas Diplopoda

Lobster, Klas Crustacea

Spider, Klas Arachnida

Moth, Klas Insecta

FOSIL ARTHROPODA

Fosil Trilobita dalam batuan sedimen

Fosil Trilobita dalam setangan tubuh yang utuh

PERANAN FOSIL ARTHROPODA


Fosil dari Phylum Arthropoda ini sangat khas hidup pada zaman dan lingkungan tertentu, sehingga kehadirannya dalam batuan sangat membantu untuk penentuan umur dan lingkungan pengendapan Sebagai contoh : Fosil Trilobita, yang merupakan hewan penciri dari zaman Kambrium

TRILOBITA ZAMAN KAMBRIUM

Rekaman Kehidupan Arthropoda dalam Kurun Waktu Geologi

POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendahuluan Phylum Protozoa Phylum Porifera Phylum Coelenterata Phylum Brachiopoda Phylum Mollusca Phylum Arthropoda Phylum Echinodermata

Invertebrata

>>> Vertebrata

7. PHYLUM ECHINODERMATA
Echinodermata : Asal kata Yunani, echinos artinya duri derma artinya kulit Jadi Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Memang jika Anda meraba kulit hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeglempeng zat kapur dengan duri-duri kecil

Phylum ini muncul di periode Cambrian awal dan terdiri atas 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Lima atau enam kelas (enam bila Concentricycloidea dihitung) masih hidup sekarang: -. Asteroidea (bintang laut): sekitar 1.500 spesies yang menangkap mangsa untuk makanan mereka sendiri -. Concentricycloidea, dikenal karena sistem vaskular air mereka yang unik; dua spesies; baru-baru ini digabung ke dalam Asteroidea. -. Crinoidea (lili laut): sekitar 600 spesies merupakan pemakan yang menunggu mangsa. -. Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir): dikenal karena duri mereka yang mampu digerakkan; sekitar 1.000 spesies. -. Holothuroidea (teripang): hewan panjang menyerupai siput; sekitar 1.000 spesies. -. Ophiuroidea (bintang ular), secara fisik merupakan echinodermata terbesar; sekitar 1.500 spesies. Bentuk hewan yang sudah punah dapat diketahui dari fosil termasuk blastoidea, edrioasteriodea, cystoidea, dan beberapa hewan Cambrian awal seperti Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea seperti Gogia. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang mampu hidup di air tawar atau darat

Keistimewaan Echinodermata
= adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya. Di samping itu hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral simetri. Sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri

Bagian-bagian tubuh

Gambar 35. (a) Bintang laut; (b) Bintang ular laut; (c) Bulu babi; (d) Mentimun laut

Sistem Tubuh
1. Sistem Ambulakral Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air.

2. Sistem Reproduksi Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri

Perkembangan telur setelah pembuahan

3. Sistem Pencernaan Makanan Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus

4. Sistem Pernafasan dan Ekskresi Echinodermata bernafas menggunakan paruparu kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis 5. Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan

6. Sistem Saraf Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya

KLASIFIKASI PHYLUM ECHINODERMATA


1. 2. 3. 4. 5. Kelas Asteroidea Kelas Echinoidea Kelas Ophiuroidea Kelas Crinoidea Kelas Holoturoidea

Kelas Asteroidea
Asteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan. Kehadiran klas ini sekitar 1.500 spesies

Kelas Echinoidea
Jika Anda jalan-jalan di pantai, hati-hati dengan binatang ini karena tubuhnya dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng . Kehadiran klas ini sekitar 1.000 spesies

Kelas Ophiuroidea
Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerakgerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum). Kehadiran klas ini sekitar 1.500 spesies

Kelas Crinoidea
Jika Anda pernah menyelam ke dasar laut, mungkin Anda mengira jenis hewan Crinoidea ini adalah tumbuhan. Memang sekilas hewan ini mirip tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan yang bercabang-cabang lagi mirip bunga lili. Oleh karena itu hewan ini sering disebut lili laut (Metacrinus sp). Kehadiran klas ini sekitar 600 spesies

Kelas Holoturoidea
Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Kehadiran klas ini sekitar 1.000 spesies

Echinodermata masa kini

FOSIL ECHINODERMATA
Paradichocrinus planus

Fosil Echinodermata

Peranan Fosil Echinodermata dalam Geologi


Fosil Echinodermata sangat membantu dalam penentuan lingkungan pengendapan/sedimentasi, terutama lingkungan laut/marine, serta membantu dalam penentuan umur dalam batuan

VERTEBRATA
Vertebrata adalah subphylum dari chordata, khususnya, yang memiliki tulang belakang atau kolom spinal. Tulang di kolom spinal (atau kolom bertebral) disebut vertebrai. Vertebrata adalah subphylum terbesar dari chordata, dan terdiri dari hewan yang biasanya umum diketahui manusia (kecuali serangga). Ikan (termasuk lamprey tetapi bukan ikan hag), amfibia, reptil, burung, dan mamalia (termasuk manusia) adalah vertebrata. Ciri tambahan dari subfilum ini adalah sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan masa, dan juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak di dalam tulang belakang

Reptil adalah sebuah kelompok dari hewan vertebrata. Reptil adalah tetrapoda, dan juga amniota (hewan yang embrionya dikelilingi oleh membran amniotik). Sekarang ini mereka mewakili empat ordo: 1. Ordo Crocodylia (buaya dan alligator): 23 spesies 2. Ordo Rhynchocephalia (tuatara dari Selandia Baru): 2 spesies 3. Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaenians {"worm-lizards"}): sekitar 7.600 spesies 4. Ordo Testudinata (kura-kura dan penyu): sekitar 300 spesies Reptil bisa ditemui di semua benua kecuali Antartika, walaupun distribusi Reptil yang utama hanya di daerah tropis dan sub-tropis. Kecuali beberapa anggota ordo Testudines, semua reptil memiliki cangkang

Vertebrata Masa Kini

Contoh Fosil Vertebrata


Fosil Ikan dalam batuan sedimen (lempung)

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Вам также может понравиться