Вы находитесь на странице: 1из 19

LONGCASE

GANGGUAN MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK


Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa RSUD Panembahan Senopati Bantul

Disusun oleh :
Ayu Lidya Rahmah 20070310047

Dokter Penguji :
dr. Vista Nurasti P,Sp.KJ

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL 2013

HALAMAN PENGESAHAN
GANGGUAN MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa RSUD Panembahan Senopati Bantul

Disusun Oleh: Ayu Lidya Rahmah 20070310047

Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal Oleh : Dokter Penguji

15 April 2013

dr. Vista Nurasti P, Sp.KJ

STATUS PSIKIATRI
1. IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Bangsa/suku Alamat No. RM : Sdri. H : Perempuan : 36 tahun : Islam : tidak tamat SD : Menganggur : Indonesia/Jawa : Seloharjo Pundong, Bantul : 49.xx.xx

Tanggal masuk rumah sakit : 23 Maret 2013

2. ANAMNESIS 2.1. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit (Keluhan Utama) Pasien datang ke rumah sakit karena ingin meneruskan pengobatan rutin setiap bulannya. Saat ini OS masih merasa mendengar tidak bisa mendengar karena dibuat oleh orang, namun masih sering mendengar bunyi-bunyi radio, musik dan pembicaraan orang ditelinganya yang menurut pasien radio tersebut dipasang oleh tetangganya yang membenci pasien. Pasien saat ini merasa malas dan jenuh minum obat. 2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit (Riwayat Penyakit Sekarang)
sumber Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan pendidikan Hubungan Lama kenal Sifat perkenalan Ny.M 32 tahun Perempuan Sebelah rumah pasien Ibu rumah tangga SLTP Adik kandung pasien Sejak lahir Dekat 1 Ny. W 30 tahun perempuan 2 rumah sebelah pasien Ibu rumah tangga Tidak tamat SLTP Tetangga 30 tahun Dekat 2

Autoanamnesis Pasien datang ke poli jiwa RS Panembahan Senopati karena ingin meminta obat rutin. Pasien berobat rutin di poli jiwa sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Awalnya 4 tahun yang lalu semenjak pulang bekerja dari jakarta, pasien mulai sering berbicara sendiri, merasa ada yang berbisik-bisik ditelinganya. Sebelumnya pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan berpindah-pindah dari semarang, jogja dan terakhir di jakarta. Pasien bercerita majikannya adalah orang-orang terkenal, majikannya yang bertempat tinggal semarang adalah dosen besar di universitas, dan majikannya di jakarta adalah seorang artis. Kemudian sejak pasien pulang pasien masih sering mendengar bisikan-bisikan tersebut kemudian 2 tahun yang lalu pasien merasa sakit mual dan pusing kemudian pasien dibawa ke puri nirmala. Sejak saat itu pasien rawat jalan namun tidak rutin kontrol. 3 bulan yang lalu pasien menyerang tetangga pasien saat sedang menjemur karena dianggap dibuat tidak bisa mendengar dan merasa ditanami radio ditelinganya sehingga pasien mendengar bunyi-bunyian lagu-lagu dan orang-orang yang berbicara seperti siaran radio sejak 3 tahun yang lalu. Pasien mencurigai tetangganya tersebut karena dianggap tidak menyukai dirinya dan sering mengejek dan menghina pasien karena tidak menikah sampai sekarang, padahal menurut pasien, pasien memang sedang memilih-milih calonnya, karena menurut pasien banyak yang datang melamar. Kemudian setelah menyerang tetangga pasien tersebut, pasien dibawa ke RSUP Dr. Sardjito dan mondok disana selama 1 minggu. Pasien merasa bingung mengapa dipondokkan disana, pasien merasa ingin segera pulang saja karena menghabiskan uang dan dia merasa tidak sakit, selama dirawat pasien tidak nafsu makan dan merasa takut karena menurut pasien teman sekamar pasien adalah orang-orang gila yang sering mengamuk, pasien merasa takut dicelakakan selama dirawat. Saat ini sehari-hari pasien hanya membantu pekerjaan rumah tangga. Pasien gemar memasak, pasien bisa memasak berbagai macam masakan, dan sering dipuji karena kelezatannya. Pasien senang berdandan menggunakan perhiasan dan berbelanja pakaian.

Alloanamnesis

Alloanamnesis pertama dilakukan dengan adik pasien, menurut adik pasien, pasien mulai menunjukkan gejala aneh seperti sering berbicara sendiri sejak 4 tahun yang lalu, semakin lama semakin parah, 2 tahun yang lalu oleh keluarga pasien dibawa ke puri nirmala untuk diperiksaan kejiwaannya, kemudian pasien rawat jalan. Kemudian sejak saat itu pasien tidak membaik, kemudian sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu pasien tidak bisa mendengar, dan menurut pasien akibat tetangganya yang membenci dia, dan merasa telinganya dipasangi radio. Pasien sudah diperiksakan ke spesialis THT beberapa kali dan memang dikatakan terdapat gangguan pendengaran. Pasien sering keluyuran tengah malam untuk mengambil tanah dari kuburan dan dilemparkan kerumah tetangga yang dia benci tersebut, Jika malam pasien sering tidak bisa tidur dan berbicara tidak karuan, kemudian pasien juga pernah menyiapkan sesajen dikamarnya saat tengah malam. Menurut keluarga awal mulanya pasien sering diejek atau dijodoh-jodohkan oleh tetangganya tersebut dengan seorang lelaki anak tetangga di dekat rumahnya. Kemudian 3 bulan yang lalu pasien menyerang dan memukul tetangga yang pasien benci tersebut saat sedang menjemur kemudian pasien dibawa ke RSUP Dr. Sardjito dan dipondokkan selama 1 minggu. Pasien diakui keluarga memang senang berdandan dan membeli pakaian, pasien bercita-cita ingin menjadi orang kaya karena ingin berbelanja barang-barang yang diinginkannya. Alloanamnesis yang kedua dengan tetangga pasien yang memiliki masalah dengan pasien. Menurut tetangga pasien ini, pasien sejak kecil sering tidak naik kelas karena sakit-sakitan sehingga malu dengan tetangga. Kemudian pasien bekerja menjadi pembantu rumah tangga. Menurut tetangga pasien, pasien menjadi sering marah padanya, dan menuduh tetangga pasien berbicara buruk tentang pasien. Menurut tetangga pasien ini sebenarnya pasien lah yang menyukai lelaki tersebut namun lelaki tersebut tidak menyukai pasien sehingga melampiaskan amarahnya kepadanya.

2.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi Sosial dan Kemandirian)

Sistem Saraf

: nyeri kepala (-), demam (-), tremor (-)

Sistem Kardiovaskular : nyeri dada (-), edema kaki (-) Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), pilek(+)

Sistem Digestiva

: BAB normal, mual (-), muntah (-), diare (-), sulit makan (-), Sakit perut (-)

Sistem Urogenital

: BAK normal

Sistem Integumentum : warna biru pada kuku (-), keringat (-), biru-biru (-) Sistem Muskuloskeletal : edema (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-), nyeri otot (+) , kelemahan otot (-). Secara organik, terdapat gangguang pada pendengaran. Pada pasien terdapat sedikit hambatan yang mengganggu dalam fungsi sosial yang disebabkan oleh gangguan dari aspek kejiwaan dan pendengaran. Secara sosial, OS tidak pernah bergaul lagi dengan tetangga sejak ada masalah tersebut. Pasien hanya berinteraksi dengan tetangga yang jauh dari rumahnya dan keluarga saja

2.4. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu 2.4.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit Faktor Organik Gangguan Pendengaran Faktor Psikososial (Stressor Psikososial) Keinginan untuk menikah, permusuhan dengan tetangga Faktor Predisposisi Penyakit keturunan disangkal oleh narasumber. Faktor Presipitasi Dari penuturan narasumber alloanamnesis dan autoanamnesis, narasumber tidak mengetahui apa yang menjadi masalah.

2.4.2. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya Tidak ada Riwayat Sakit Berat/Opname Mondok di RSUP Dr. Sardjito 3 bulan yang lalu. 2.5. Riwayat Keluarga 2.5.1. Pola Asuh Keluarga Autoanamnesis

Pasien adalah anak ke-2 dari 5 bersaudara. Pasien saat ini masih tinggal dengan orang tua, dan adik yang bersama suami dan anaknya tinggal disebelah rumah. Pasien berada dalam keluarga yang demokratis dan tidak pernah mendapat tekanan apapun dari keluarga.

2.5.2. Riwayat Penyakit Keluarga Dari hasil autoanamnesis didapatkan keluarga tidak ada yang memiliki kelainan serupa dengan pasien. 2.5.3. Silsilah Keluarga Dari hasil autoanamnesis, didapat informasi silsilah keluarga pasien adalah :

GENOGRAM KELUARGA Tn P dan Ny. S (24 maret 2013)

Keterangan : : pasien : tinggal satu rumah

: meninggal

Grafik Perjalanan Penyakit Gejala klinis

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Fungsi peran

2.6. Riwayat Pribadi 2.6.1. Riwayat Kelahiran Pasien lahir di dukun, dengan keadaan sehat. 2.6.2. Latar Belakang Perkembangan Mental Menurut pengakuan ibu pasien, perkembangan mental pasien sejak kecil sama dengan teman-teman sebayanya yang berada di sekitar tempat tinggal mereka. 2.6.3. Perkembangan Awal Tumbuh kembang seperti anak-anak pada umumnya.

2.6.4. Riwayat Pendidikan SD : tidak lulus

SMP : tidak sekolah SMA : tidak sekolah

2.6.5 Riwayat Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga sejak berusia 20an tahun, berpindah-pindah dari yogya, semarang dan jakarta. Pasien juga sempat bekerja di toko roti dan rumah makan. 2.6.5. Riwayat Perkembangan Seksual Tidak ada deviasi seksual.

2.6.6. Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual Agama Islam Sholat kadang-kadang Kecenderungan ke arah fanatisme agama disangkal 2.6.7. Riwayat Perkawinan : Pasien belum pernah menikah 2.6.8. Riwayat Kehidupan Emosional (Riwayat Kepribadian Premorbid) Ramah Ceria tertutup 2.6.9. Hubungan Sosial Menurut autoanamnesis dan alloanamnesis pasien sebelum sakit memiliki hubungan yang baik dan tetangga sekitar, namun setelah pulang dari jakarta, pasien menjadi jarang berinteraksi dengan tetangga, dan memiliki permusuhan dengan tetangga sebelah rumah.

2.6.10. Kebiasaan Os senang memasak dan berbelanja pakaian. 2.6.11. Status Sosial Ekonomi : Keluarga OS merupakan keluarga yang berkecukupan. Bangunan rumahnya adalah bangunan permanen dan milik sendiri. dengan halaman yang dekat dengan sungai kecil. 2.6.12. Riwayat Khusus Pengalaman militer (-) Urusan dengan polisi (-) 2.6.13. Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis Dapat dipercaya Lantai keramik

3. PEMERIKSAAN FISIK 3.1. Status Praesens 3.1.1. Status Internus Tanggal Pemeriksaan: 24 maret 2013 Keadaan Umum : Compos Mentis Bentuk Badan Berat Badan Tinggi Badan Tanda Vital - Tekanan Darah : 110/70 mmHg. - Nadi - Respirasi - Suhu Kepala Leher : : 78x/menit. : 20 x/menit. : afebris : tidak ditemukan kelainan. : tidak dilakukan pengukuran : tidak dilakukan pengukuran

Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-) : Inspeksi JVP : leher tampak bersih. : tidak dilakukan pemeriksaan

Thorax - Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 reguler - Sistem Respirasi Abdomen Sistem Gastrointestinal Sistem Urogenital Ekstremitas - Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan, nyeri tekan (-) Sistem Integumentum : tidak ditemukan kelainan, keringat (-) Kelainan Khusus: (-) Kesan Status Internus 3.1.2. Status Neurologis Kepala dan Leher Tanda Meningeal Nervi Kranialis : Dalam batas normal : (-) : tidak dilakukan. : dalam batas normal : bising usus (+), NT (-) : tidak dilakukan pemeriksaan : wheezing (-), RBK (-), vesikuler (+)

Kekuatan Motorik Sensibilitas Refleks Fisiologis Refleks Patologis Gerakan Abnormal

: dalam batas normal : dalam batas normal

Fungsi Saraf Vegetatif : dalam batas normal. : tidak dilakukan : Hoffman-Trommner (-) : (-)

Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi Gerakan: (-) Kesan Status Neurologis normal. : pemeriksaan yang dilakukan dalam batas

3.2. Status Psikiatri Tanggal Pemeriksaan: 24 maret 2013 3.2.1. Kesan Umum Seorang wanita tampak sesuai umur, terawat mengenakan kaos berwarna merah muda dengan celana jins, dan mengenakan perhiasan cukup mencolok.

No 1

Status Psikiatri Kesadaran

Hasil Kuantitatif : GCS = E4V5M6 Kualitatif : Compos mentis Orang : Baik Waktu : Tempat : Situasi : Baik Baik Baik

Keterangan OS sadar penuh tanpa rangsang apapun dapat diajak berkomunikasi dengan baik. OS dapat mengenal orang dengan baik OS dapat membedakan waktu dan kejadiankejadian penting dalam hidupnya OS mengetahui dimana sekarang ia berada, dimana tempat tinggal orang tuanya OS dapat membedakan suasana saat di rumahnya atau saat pergoi ke rumah sakit Kooperatif : Dapat diajak bicara dengan baik Pasien terlihat rapi dan bersih Jika bercerita tampak sangat bersemangat dan bahagia Os menunjukkan ekspresi sesuai Apa yang diucapkan pasien sesuai tidakk sessuai dengan kenyataan Terdapat waham bizzare dan waham curigaa OS tidak dapat berhenti bicara jika tidak di stop atau ditepuk bahunya. OS dapat dipahami bicaranya

Orientasi

3 4 5 6

Sikap/Tingkah laku Penampilan/rawat diri Mood Afek

Kooperatif Cukup Cenderung euforik Appropriate a. Bentuk pikiran : non realistik b. Isi Pikir: c. Progresi pikir

7 Pikiran

Kuantitatif: loggorhea Kualitatif : relevan dan koheren

8 9 10

Hubungan Jiwa Perhatian Persepsi

Baik Mudah ditarik mudah dicantum Halusinasi : - Halusinasi auditorik (+) - Halusinasi visual (-) Derajat 1

Mudah dibina hubunganya dengan pemeriksa OS mau menjawab bila ditanya dan mudah dalam memfokuskan diri pada pemeriksa OS memiliki halusinasi auditorik yaitu mendengar suara-suara seperti diradio Penyangkalan terhadap

11

Insight

3.2.2. Mood dan Interest Depresi Tidak ada Kecemasan o Tidak Iritabilitas/Sensitivitas o Mudah tersinggung 3.2.3. Gangguan Intelegensi Sesuai Umur / Pendidikan Tidak ada

3.2.4. Gejala dan Tanda Lain yang Didapatkan - Tidak ada.

3.3. Hasil Pemeriksaan Psikologis 3.3.1. Kepribadian Cenderung kearah kepribadian histrionik 3.3.2. IQ Tidak dilakukan tes. 3.3.3. Lain-Lain Tidak ada. 3.4. Hasil Pemeriksaan Sosiologis Tidak dilakukan pemeriksaan

4. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA 4.1. Tanda-Tanda (Sign) a. Penampilan Sikap baik, pakaian biasa, pasien tidak tampak seperti orang sakit, perhiasan sedikit mencolok. b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Cara berjalan biasa, gerakan tubuh biasa. c. Pembicaraan (kuantitas, kecepatan produksi bicara, kualitas) Kualitas : koheren, relevan Kuantitas : Loggorhea

4.2. Gejala (Simtom) a. b. c. d. e. f. g. Mood cenderung euforik Peningkatan aktivitas Berkurangnya kebutuhan tidur Mudah tersinggung dan curiga Senang membelanjakan uang dan boros Terdapat waham bizzare dan waham curiga Halusinasi auditorik

4.3. Kumpulan Gejala (Sindrom) Pada saat anamnesis, pasien terlihat tenang dan dapat bercerita tentang dirinya, berikut ini kumpulan gejala yang diperoleh dari anamnesis dengan pasien: Terdapat beberapa gejala mania antara lain, mood yang cenderung euforik dengan peningkatan aktivitas yang menyebabkan berkurangnya kebutuhan tidur, pada pasien ini juga didapatkan rasa mudah tersinggung dan curiga, senang membelanjakan uang dan boros yang disertai waham bizzare dan curiga juga terdapat halusinasi auditorik.

5. DIAGNOSIS BANDING Skizoafektif tipe manik (F25.0) Skizofrenia paranoid (F20.0)

6. PEMBAHASAN Ganguan manik dengan gejala psikotik Suasana alam perasaan (mood) bervariasi, bisa bormal, menurun ataupun meningkat dan individu itu sendiri yang dapat mengontrol alam perasaannya. Bila terjadi gangguan alam perasaan, individu kehilangan kontrol terhadap perasaannya tersebut timbullah penderitaan. Penderita dengan mood yang meningkat menunjukkan expansiveness, flight of ideas, penurunan tidur, peningkatan self esteem, serta ide-ide kebesaran. Gambran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat daripada keadaan yang digambarkan pada mania tanpa gejala psikotik. Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham, dan iritabilitas serta kecurigaan menjadi waham kejar. Pada kasus berat, waham kebesaran atau religius tentang identitas atau peranan mungkin mencolok, dan gagasan yang takabur percepatan berbicaranya mengakibatkan individu tidak dapat dipahami lagi. Aktivitas dan eksitasi fisik yang hebat dan terus meneruts dapat menjurus kepada agresi dan kekerasan, pengabaian makan, minumdan kesehatan pribadi dapat berakibat keadaan dehidrasi dan kelalaian diri yang berbahaya. Jika diperlukan, waham dan halusinasi dapat dibedakan sebagai yang serasi atau tidak serasi dengan suasana perasaan (mood). tidak serasi hendaknya diartikan meliputi waham dan halusinasi yang afektif netral, misalnya waham rujukan tanpa makna bersalah atau menuduh, atau suara-suara yang berbicara dengan individu tentang peristiwa yang tidak mengandung arti emosional khusus. Kriteria diagnostik : a. Episode yang memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik yaitu setidaknya 3 gejala dibawah ini harus ada yang secara nyata mempengaruhi fungsi kehidupan sehari-hari : 1. Peningkatan aktivitas atau agitasi 2. Peningkatan pembicaraan (pressure speech) 3. Lompatan gagasan, individu secara subjektif merasakan percepatan pikiran. 4. Hilangnya batasan normal sosial, yang berakibat pada perilaku yang tidak sesuai dalam lingkungannya. 5. Penurunan kebutuhan tidur 6. Peningkatan self esteem atau rasa kebesaran 7. Perubahan terus menerus dari aktivitas atau rencana

8. Perilaku yang tidak binaksana dan tidak hati-hati yang risikonya tidak disadari oleh penderita, seperti pemakaian uang berlebihan, rencana rencana besar yang tidak matang, berkendara secara tidak hati-hati. 9. Peningkatan energi seksual atau tidak hati-hati secara seksual b. Terdapat halusinasi dan delusi yang bersifat tidak seperti pada skizofrenia (bersifat sangat tidak mungkin, atau tidak sesuai dengan latar belakang kulturnya dan bukan halusinasi sebagai orang keriga serta sedang dikomentari). Paling sering bersifat kebesaran, terpusat pada dirinya senduru, erotik atau berisikan kecaman. Pada pasien ini didapatkan lebih dari 3 gejala yang kriteria diagnostik pasien dengan manik serta didapatkan halusinasi dalam waham. Sehingga pasien di diagnosis dengan mania dengan gejala psikotik.

7. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG 7.1. Pemeriksaan Psikologi 7.2. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, EKG, EEG, CT Scan) Tidak perlu dilakukan karena pada pasien ini tidak terdapat gejala-gejala patologik pada organ.

8. DIAGNOSIS Aksis I Aksis II : Gangguan mania dengan gejala psikotik (F30.2) : kecenderungan kepribadian histrionik

Aksis III : terdapat gangguan pendengaran Aksis IV : masalah berkaitan dengan lingkungan sosial Aksis V : 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

9. RENCANA TERAPI/PENATALAKSANAAN Farmakoterapi Antimanik (mood stabilizer) Mood stabilizer adalah kelompok obat yang divergen, dikenal berkhasiat terutama untuk memperyahankan stabilitas suasana perasaan, terutama mencegah munculnya kondisi manik pada gangguan afektif bipolar. Pada

pasien ini tidak diberikan lithium karena penggunaan lithium memilik jendela terapeutik yang sangat kecil, dan pada pasien ini cukup sulit dilakukat pemantauan sehingga dipilih golongan valproat Depakote 250 mg 3x1 tab

Antipsikotik Pilihan terapi yang pertama adalah APG II (SDA = Serotonin dopamin Antagonis) Risperidone merupakan turunan benzioxazole, risperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadapa reseptor serotonergi 5-HT2 dan dopaminergik D2. Risperidone berikatan dengan reseptor alpha1-adrenergik. Pemilihan antipsikotik ini yang memiliki titik tangakp pada keempat jalur dopamin di otak yang menyebabkan rendahnya efek samping ekstrapiramidal sindrom dan sangat efektif mengusir gejala negatif. Persidal (risperidone) 2mg 2x 1 tab

Anti parkinsonism Pada kasus ini diberikan juga anti parkinsonism karena pasien memiliki riwayat ekstrapiramidal sindrom sebelumnya yaitu terjadi kekakuan sehingga pemberian antiparkinson menjadi hal yang tepat. Trihexyphenidyl 2 mg 3x1 tab

Psikoterapi o Ventilasi o Konselling o Sosioterapi

memberikan

kesempatan

kepada

pasien

untuk

mengungkapkan isi hati dan keinginannya supaya pasien merasa lega. : memberikan nasehat dan pengertian kepada pasien mengenai

realitas, dan perasaannya saat ini : memberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang

sekitar agar member dukungan kepada pasien. Dukungan moral dan suasana kondusif sehingga membantu proses penyembuhan.

10. PROGNOSIS Indikator 1. Faktor kepribadian FAKTOR PREMORBID 2. Faktor genetik 3. Pola asuh 4. Faktor organik 5. Dukungan keluarga 6. Sosioekonomi 7. Faktor pencetus 8. status perkawinan 9. Kegiatan spiritual 10. Perjalanan penyakit 11. Jenis penyakit 12. Respon terhadap terapi FAKTOR MORBID 13. Riwayat disiplin minum obat 14. Riwayat disiplin kontrol 15. Riwayat gejala 16. Beraktivitas Baik Baik peningkatan Baik Tidak Baik Baik Pada Pasien histrionik Tidak ada Demokratis ada Ada cukup Tidak diketahui Tidak menikah Kurang Kronik Manik Baik Buruk Prognosis Buruk Baik Baik Buruk Baik Baik Buruk Buruk Buruk buruk Buruk Baik Buruk

Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam

11. RENCANA FOLLOW UP Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas obat, dan kemungkinan munculnya efek samping dari terapi yang diberikan. Pastikan pasien mendapat psikoterapi.

DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI. 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Cetakan Pertama. Jakarta : Depkes RI. Buku ajar psikiatri. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2010. Maramis W. F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga university press 2005

Вам также может понравиться