Вы находитесь на странице: 1из 13

Nama : Rissa Indiaresty NIM : 121710101004

Kelas : THP-A

PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU TERHADAP KECEPATAN REAKSI

Kecepatan atau laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi maupun product dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu pereaksi hasil (produk) umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi. Laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal sebagai hukum laju atau persamaan laju. aA + bB cC + dD Dimana a, b, c, d merupakan koefisien reaksi. Laju reaksi dapat dinyatakan dengan : V = k [A]x [B]y

Lambang [A][B] menunjukkan konsentrasi molar, pangkat x dan y merupakan angka-angka bulat yang kecil, perlu diingat bahwa tidak ada hubungan antara pangkat x, y dengan koefisien reaksi a, b, c, dan d. Bagaimanapun, untuk lebih formal dan matematis dalam menentukan laju suatu reaksi, laju biasanya diukur dengan melihat berapa cepat konsentrasi suatu reaktan berkurang pada jangka waktu tertentu. Sebagai contoh andaikan kita memiliki suatu reaksi antara dua senyawa A dan senyawa B. Misalkan setidaknya salah satu diantara mereka merupakan zat yang bisa diukur konsentrasinya misalnya, larutan atau dalam bentuk gas. A + B product Pengaruh Konsentrasi Konsentrasi atau kepekatan adalah perbandingan jumlah zat terlarut terhadap jumlah larutan. Pengaruh konsentrasi terdapa laju reaksi adalah semakin besar konsentrasi pereaksi atau semakin pekat pereaksinya maka semakin cepat reaksi berlangsung. Sebagai contoh kasus yaitu logam seng yang lebih cepat bereaksi dengan larutan HCl 10% dibandingkan dengan larutan HCl 2%. Larutan

HCl 10% yang lebih pekat karena pada larutan tersebut terdapat 10% zat terlarut yang menyebabkan reaksi lebih cepat berlangsung atau lajunya lebih cepat. Dalam larutan yang konsentrasinya tinggi atau larutan pekat maka makin banyak jumlah molekulnya. Banyaknya jumlah molekul menyebabkan letak molekul yang lebih rapat dan berdekatan sehingga molekul-molekulnya lebih mudah dan sering untuk bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan, makin besar pula laju reaksinya. Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volume zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat laju reaksi tersebut akan berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan atau bereaksi lebih lambat dibandingkan molaritas yang lebih tinggi. Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah : V = k [A]x[B]y Dimana : V = Laju Reaksi K = konstanta kecepatan reaksi x = orde reaksi zat A y = orde reaksi zat B Tetapan reaksi (k) ialah suatu tetapan yang hanya bergantung pada jenis pereaksi, suhu, dan katalis harga k akan berubah jika suhu berubah. Reaksi yang berlangsung cepat memiliki harga k yang besar. Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan bertambahnya laju reaksi akibat naiknya konsentrasi. Pada reaksi di atas, x adalah orde reaksi terhadap A dan y adalah orde reaksi terhadap B. Orde reaksi keseluruhan adalah x + y. Pengaruh Suhu Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat apabila suhu dalam suatu reaksi dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekulmolekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi Arrhenius : k = A . e-E/RT

dimana:

k : tetapan laju reaksi

A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi E : energi pengaktifan R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK T : suhu reaksi (oK)

Laju reaksi dirumuskan dengan : V = Vo Dengan : V = Laju reaksi akhir Vo = Laju reaksi mulu mula n = Setiap kenaikan n kali T = Perubahan suhu a = Kenaikan setiap aC

Nama : Rissa Indiaresty NIM : 121710101004

Kelas : THP-A

RHEOLOGY

Rheologi yang

adalah

istilah untuk

digunakan

menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara

tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat. Rheologi erat

kaitannya dengan viskositas. Rheologi sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalam formulasi dan analisis dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, krim, suspensi, losion, suppositoria, dan penyalutan tablet yang menyangkut stabilitas, keseragaman dosis, dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik pembuat krim kosmetik, pasta, dan lotion harus mampu menghasilkan suatu produk yang mempunyai konsistensi dan kelembutan yang dapat diterima oleh konsumen. Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, pemasukan ke dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh. Karena bervariasinya sifat reologi bahan, maka ahli reologi

mendefinisikan bentuk-bentuk bahan ideal. Bahan padat ideal dan bahan cair ideal. Artinya kalaupun ada bahan-bahan padat yang pada kondisi tertentu bisa

bersifat sebagai bahan cair yang bisa mengalir, tidak demikian halnya bahan padat ideal, yang selalu sebagai bahan padat, tidak pernah tidak. Bahan padat ideal disebut juga Hooked Solid atau Hookean untuk mengenang Robert Hooke (16351705) pencetusnya, seorang arsitek dari Inggris. Bahan cair ideal disebut Newton Liquid atau sering juga disebut Newtonian untuk mengenang pencetusnya Sir Isaac seorang Newton ahli (1642-1726) dari

matematik

Inggris. Jadi di dunia ini tidak ada bahan yang lebih padat dari pada Hooked Solid dan tidak ada yang pernah lebih cair dari pada Newton Liquid. Kedua bahan ini tidak mempunyai struktur dan bersifat isotropik, artinya bersifat sama kesemua arah, dan

mengikuti

hukumnya

sebagai

bahan padat dan bahan cair. Tentu saja kedua bahan ideal ini tidak pernah ada nyata di dunia ini. Dengan mengkombinasi kedua model reologi ideal ini dikenal Bingham Model yang mewakili material ideal plastik. Model Maxwell merupakan model ideal visco-elastic liquid dan model Kevin-Voigt mewakili suatu bahan padat.

Nama : Rissa Indiaresty NIM : 121710101004

Kelas : THP-A

KENAIKAN TITIK DIDIH

Kenaikan

titik

didih

larutan

merupakan fenomena meningkatkan titik didih suatu pelarut disebabkan adanya zat terlarut didalam pelarut tersebut. Ini berarti bahwa titik didih pelarut akan lebih kecil jika

dibandingkan dengan titik larutan. Sebagai contoh titik didih air murni adalah 100 C jika kita melarutkan gula atau garam dapur ke dalam air maka titik didihnya akan lebih dari 100 C. Bagaimana Kita Mengukur Kenaikan Titik Didih Larutan? Kenaikan titik didih larutan merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Untuk menghitung perubahan titik didih larutan maka kita bisa menggunakan persamaan berikut ini: Tb = Kb. m . i sedangkan titik didih larutan dicari dengan persamaan, Tb = Tpelarut + Tb dimana : Tb = penurunan titik beku larutan Tb = titik beku larutan m = molalitas larutan Kb = konstanta titik beku pelarut i = Faktor Vant Hoff

Di bidang themodinamika konstanta titik beku pelarut, Kb lebih dikenal dengan istilah Konstanta Ebulioskopik. Ebulioskopik berasal dari bahasa Yunani yang artinya mendidih. Faktor Vant Hoff (i) adalah parameter untuk mengukur seberapa besar zat terlarut berpengaruh terhadap sifat koligatif (penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik). Faktor Vant Hoff dihitung dari besarnya konsentrasi sesunguhnya zat terlarut yang ada di dalam larutan dibanding dengan konsentrasi zat terlarut hasil perhitungan dari massanya. Untuk zat non elektrolit maka vaktor Vant Hoffnya adalah 1 dan nonelektrolit adalah sama dengan jumlah ion yang terbentuk didalam larutan. Faktor Vant Hoff secara teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

i = 1 + (n-1)?)

dengan i adalah derajat ionisasi zat terlarut dan n jumlah ion yang terbentuk ketika suatu zat berada didalam larutan. Untuk non elektrolit maka alfa = o dan n adalah 1 dan untuk elektrolit dicontohkan sebagai berikut: C6H12O6 -> C6H12O6 n = 1 NaCl -> Na+ + Cln=2

CaCl2 -> Ca2+ + 2Cl- n = 3 Kenaikan titik didih ini berbanding lurus dengan banyaknya molekul zat terlarut dan tidak mengacu kepada jenis zat terlarutnya melainkan ke fraksi molnya atau komposisi zat terlarutnya. Maka dapat dikatakan semakin tinggi komposisi zat terlarut maka semakin tinggi juga tekanan sistem. Hal ini dapat dijelaskan dari hukum Roult yang menyatakan bahwa tekanan luar berbanding lurus dengan fraksi mol zat dikali dengan tekanan dalam (larutan).Na3PO4 -> 3Na+
+ PO4n = 4 Cu3(PO4)2 -> 3Cu2+ + 2PO43- n = 5

Nama : Rissa Indiaresty NIM : 121710101004

Kelas : THP-A

UNIT DAN DIMENSI

Dimensi adalah suatu parameter untuk menggambarkan suatu objek dengan tepat. Dimensi juga dikenal sebagai besaran. Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan. Satuan itu adalah yang disebut sebagai unit. Unit merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mengukur ukuruan atau jumlah dari suatu kuantitas dimensi. Contoh dari dimensi dan unit adalah pengukuran panjang meja yang dilakukan dengan menggunakan jengkal tangan anak kecil dengan jengkal tangan orang dewasa. Dengan menggunakan jengkal anak kecil kita akan mendapatkan jumlah jengkal lebih banyak dibandingkan dengan jengkal orang dewasa. Dimensi dari peristiwa tersebut adalah panjang meja yang diukur, sedangkan unitnya ada dua macam yaitu jengkal anak kecil dan jengkal orang dewasa. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya, maka ditetapkan satuanuntuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda. Besaran fisis terbagi menjadi 2, yaitu dimensi dasar dan turunan.

1.

Dimensi Dasar Dimensi dasar adalah dimensi yang satuannya telah ditetapkan terlebih

dahulu dan tidak diturunkan dari dimensi lain. Besaran pokok dalam Sistem Internasional Simbol dalam rumus l, x, r, dll. t Simbol dimensi [L] [T] Simbol satuan m s

Nama

Satuan SI

Panjang Waktu

meter detik (sekon)

Massa Arus listrik Suhu Jumlah molekul Intensitas cahaya

m I, i T

[M] [I] []

kilogram ampere kelvin

kg A K

[N]

Mol

mol

Iv

[J]

Kandela

Cd

2. Dimensi Turunan Dimensi turunan adalah dimensi yang didapat dari penggabungan besaranbesaran pokok. Berikut beberapa besaran turunan, dimensi, dan satuannya Besaran turunan Luas Volum Massa jenis Kecepatan Percepatan Gaya Usaha dan Energi Tekanan Daya Impuls dan Momentum Molaritas Frekuensi Muatan Listrik Dimensi [L]2 [L]3 [M][L]-3 [L][T]-1 [L][T]-2 [M][L][T]-2 [M][L]2[T]-2 [M][L]-1[T]-2 [M][L]2[T]-3 [M][L][T]-1 [N] [L]-3 [T]-1 [I] [T] Satuan m2 m3 kg m-3 m s-1 m s-2 kg m s-2 kg m2s-2 kg m-1 s -2 kg m2 s-3 kg m s-1 Mol L-1 s-1 A.s Singkatan Newton (N) Joule (J) Pascal (Pa) Watt (W) Ns Hertz (Hz) Coloumb (C) Volt (V) Farad (F)

Potensial Listrik [M] [L]2 [I]-1[T]-3 kg.m2/(A.s3) Hambatan Listrik Kapasitansi [M] [l]2 [I]2 [T]3 Kg.m2.A-2.s-3 [I]2 [T]4] [M]-1[L]2 A2.s4.kg-1m2

Medan Magnetik

[M] [I]-1[T]-2

kg/(A.s2) kg.m2/(A.s2)

Tesla (T) Weber (Wb) Henry (H)

Fluks Magnetik [M] [L]2 [I] [T]2 Induktansi

[M] [L]2 [I]-2[T]-2 Kg.m2/(A2.s2)

Ada beberapa satuan lain yang biasa digunakan untuk makanan terutama adalah untuk vitamin. 1. International Units (IU) 2. Satuan International (SI) 3. Retinol Ekivalen (RE) 4. Microgram (mcg) 5. Tokoferol Ekivalen (TE) 6. Vitamin Ekivalen (VE)

laju reaksi didefinisikan sebagai pengurangan preaksi per satuan waktu atau penambahan hasil reaksi per satuan waktu. Kalau pereaksi dan hasil reaksi berupa larutan laju reaksi dinyatakan dalam M/s (molar/detik), tetapi kalau fasa padat dapat dinyatakan dalam kg/detik, g/detik, mol/detik.

Kecepatan reaksi dan laju reaksi "sama saja", tetapi yang lebih tepat adalah laju reaksi. Menurut ilmu fisika laju itu besaran skalar (hanya punya nilai) dan kecepatan besaran vektor (punya nilai dan arah).

Pernyataan mobil bergerak 60 km/jam ===============> laju (hanya punya nilai) Pernyataan mobil bergerak 60 km/jam ke arah timur =====> kecepatan (punya nilai dan arah)

Pengaruh konsentrasi juga dapat diamati dalam persamaan laju reaksi di mana konsentrasi dan laju memiliki hubungan sesuai dengan orde reaksinya. Sebagai contoh yaitu suatu reaksi dengan persamaan laju v = k [X] [Y]3, di mana jika konsentrasi pereaksinya masing-masing dinaikkan menjadi dua kali lebih cepat maka laju reaksinya pun semakin cepat enam belas kali dari laju awal.

Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi dinaikkan maka menyebabkan partikel lebih aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi antar partikel semakin sering, hal ini menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Sebaliknya, apabila suhu pada suatu reaksi diturunkan maka akan menyebabkan partikel lebih pasif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi antar partikel semakin jarang dan menyebabkan laju reaksi berjalan lamban (kecil).
Ada beberapa alasan utama kenapa kita mempelajari sifat reologi suatu bahan. Pertama, Kita bisa melihat lebih dalam struktur suatu bahan. misalnya hubungan antara ukuran molekul dan bentuk nya dalam suatu larutan terhadap kekentalan, hubungan antara tingkat cross-linkage polymers dengan elastisitasnya. Kedua, test reologi sering diterapkan untuk mengontrol bahan dasar dan mengontrol proses suatu pengolahan. Contohnya: sifat reologi adonan tepung gandum pada pengolahan roti. Ketiga, pengetahuan reologi diperlukan didalam mendesain alat tertentu seperti pompa, pipa-pipa aliran. dan lainnya. Desain akan lebih efektif bila reologi bahan yang menggunakan pompa atau melalui pipa alir tersebut diketahui. Keempat, Penerimaan konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh sifat reologinya. Misalnya, mudah tidaknya jam atau selai dioleskan, liat dan empuknya daging , dan sebagainya. Kendala dalam mempelajari reologi suatu produk pangan secara garis besar disebabkan oleh: pertama, sangat bervariasinya produk pangan, ada yang bersifat padat, cair atau gas, dan ada yang dalam bentuk-bentuk antaranya. Kedua, disebabkan karena masing-masing produk tersebut mempunyai sifat berbeda pada

kondisi yang berbeda. Contohnya, sebuah batu bersifat sebagai bahan padat, tapi kumpulan batu bisa dikatagorikan bersifat sebagai bahan cair. Kapankah hal ini terjadi?

Titik didih suatu cairan ialah temperatur pada mana tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar (tekanan yang dikenakan), mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan, sehingga cairan itu mendidih (Fredi, 2009). Yang disebut mendidih adalah wujud saat gelembung terbentuk dengan giat. Titik didih itu sendiri temperaturnya. Ketika titik didih pada tekanan atsmosfer 1 atm itulah yang disebut titik didih normal. Titik didih juga adalah salah satu sarana untuk mengidentifikasi zat. Identifikasi zat kini dilakukan sebagian besar dengan bantuan metoda spektroskopi, tetapi data titik didh diperlukan untuk melaporkan cairan baru (Agus, 2011).
Titik Didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya makin besar tekanan udara makin besar pula titik didih zat cair tersebut. Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25C) titik didih air sebesar 100C. Artinya pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara luar adalah 760 mmHg (tekanan udara pada permukaan larutan) dan suhu pada tekanan udara luar 760 mmHg disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan). Dari definisi ini kita ketahui bahwa titik didih cairan bergantung pada tekanan udara pada permukaan cairan. Itulah sebabnya, titik didih air di gunung berbeda dengan di pantai. Pada saat tekanan uap sama dengan tekanan udara luar maka gelembunggelembung uap dalam cairan bergerak ke permukaan dan masuk fase gas (Raharjo, 2010). Titik didih ditentukan oleh massa molekul dan kepolaran molekul. Di antara molekul dengan jenis gugus fungsional polar yang sama, semakin besar massa molekulnya, semakin tinggi titik didihnya (Agus, 2011).

Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Tarikan antar molekul yang luar biasa kuatnya, dapat terjadi antara molekul-molekul, jika satu molekul mempunyai sebuah atom hidrogen yang terikat pada sebuah atom berelektronegativitas besar, dan molekul sebelahnya mempunyai sebuah atom berelektronegativitas tinggi yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (Anonim, 2009). HF, H2O dan NH3 mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibanding dengan anggota lainnya. Fakta ini menunjukkan bahwa dalam senyawa tersebut terdapat ikatan hidrogen. Ikatan jenis ini terjadi karena gaya elektrostatik yang khusus antara dipol-dipol. Adanya ikatan hidrogen antarmolekul menyebabkan titik senyawa relatif lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang memilki berat molekul sebanding. Titik didih senyawa golongan alkohol lebih tinggi daripada senyawa golongan alkana, demikian juga titik didih air lebih tinggidaripada aseton. Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antarmolekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris

molekul. Senyawa yang mampu membentuk ikatan hidrogen dalam air akan mudah larut dalam air. Panjang atau pendeknya rantai karbon (gugus alkil-R) memiliki pengaruh terhadap kelarutan senyawa dalam air (Anonim, 2009). Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya Gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah (Fredi, 2009).

Вам также может понравиться