Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu personal hygiene diartikan sebagai hygiene perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena mengganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum terutama pasien imobilisasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang di maksud higiene mulut? 2. Bagaimana peningkatan higiene mulut? 3. Bagaimana proses perawatan higiene mulut? 4. Apa saja kelainan pada higiene mulut? 5. Bagaimana penanggulangannya? 1.3 TUJUAN 1. mengetahui apa yang di maksud higiene mulut 2. mengetahui peningkatan higiene mulut 3. mengetahui perawatan higiene mulut 4. mengetahui kelainan pada higiene mulut 5. mengetahui cara penanggulangannya

BAB II PEMBAHASAN

2.1 HIGIENE MULUT Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terus menerus pada kulit. Membran merupaka jaringan epitel yang melapisi dan melindungi organ mensekresi mucus untuk menjaga jalan saluran sistem pencernaan basa da terminyaki, dan mengabsorbsi nutrien. Mulut atau bukal, rongga yang terdiri dari bibir sekitar pembukaan mulut, leher sepanjang sisi dinding rongga, lidah dan ototnya dan langiy-langit mulut, bagian depan dan belakang yang membentuk akar rongga. Mukossa mulut secara normal berwarna merah muda terang dan basah. Gigi adalah untuk mengunyah, atau maskikasi. Gigi normal terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, leher dan akar. Membran periodental berada pada margin gusi, sekitar gigi, menahan kuat di tempat. Gigi yang sehat, tampak putik, halus, bercahaya dan berjajar rapih. Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri. Memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang di hasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dala mengangkat plak dan tartar diantara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi. Hygine mulut yang lengkap memberikan rasa sehat da selanjutnya menstimulus napsu makan. Tanggung jawab perawat pada higiene mulut adalah pemeliharaan dan pecegahan. Hal ini penting khusus jika klien hendak menerima radiasi atau kemoterapi sebagai bagian dari pengobatan medis. Perawat membantu klien untuk mempertahankan higiene mulut yang baik dengan mengajarkan teknik yang benar atau denga menampilkan hygine secara aktual pada klien lemah atau cacat. Sering

kali perawat harus membuat rujukan ke dokter gigi untuk masalah yang memerlukan perawatan khusus. Pendidikan tentang gangguan gusi dan gigi yang umum dan metode pencegahan dapat memotifasi klien untuk mengikuti praktek hygine oral yang baik.

Peningkatan Kesehatan Gigi Bertujuan untuk mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal bagi orang berusia 35-44 tahun, mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka mengurangi prevalensi gingivitas dan mengurangi penyakit periodontal destruktif diantara individu berusia 35-44 tahun.

2.2 PROSES KEPERAWATAN DAN HIGIENE MULUT 1. Pengkajian Fisik Menjelaskan rinci pengkajian perawat tentang bibir, gigi, mukosa buccal, gusi, langit-langit, dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien yang tidak mengikuti praktik higiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi, gusi yang meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti treponema pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis virus herpes.seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi, sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perawatan prefentif bagi pelayan saat mereka melewati pengobatan (Griefzu, Radjeski, Winnick, 1990).

2. Perubahan Perkembangan Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi

mempengaruhi kondisi dan penampilan struktur dalam rongga mulut. Anak dapat terjadi karies gigi pada gigi susu karena pola makan atau kurangnya perawatan gigi. Gigi remaja adalah permanent yang memerlukan perhatian teratur untuk diet dan perawatan gigi dan mencegah masalah pada tahun-tahun berikutnya. Pada saat orang bertambah tua, praktik higiene mulut berubah untuk mempengaruhi gigi dan mukosa lebih lanjut. Usia yang berhubungan dengan perubahan di dalam mulut, dikombinasi dengan penyakit kronis, ketidakmampuan fisik, dan medikasi yang diresepkan memiliki efek samping pada mulut, menyebabkan perawatan mulut yang buruk. Efek pada ketidakcukupan perawatan meliputi karies dan kehilangan gigi ; penyakit periodontal ; permulaan infeksi sistemik ; dan efek jangka panjang pada harga diri ; kemampuan untuk makan ; dan pemeliharaan hubungan.

3. Pola Makan Untuk mengkaji pola makan klien saat ini untuk mendeteksi keberadaan iritasi lokal pada gusi atau struktur mukosa. Tanyakan klien jika ada masalah tertentu dalam mengunyah, kecocokan gigi palsu, atau menelan. Adanya bisul atau iritasi mengganggu pengunyahan dan menyebabkan klien menghindar untuk makan.

4. Pilihan dan Praktik Higienis Praktik gigi menghadapai tantangan yang baru karena peningkatan yang bermakna dalam jumlah lansia dan minoritas. Data menunjukan pola karies gigi yang tidak terawat pada orang Afrika,Amerika dan Mexiko Amerika dan Prevalensi Gingivitas pada Spanyol Amerika. Oleh karena itu penting bagi perawat mengkaji praktik hiegene mulut klien untuk mengidentifikasi kesalahan dalam teknik, defisiensi pada tipe-tipe praktik, dan tingkat pengetahuan klien tentang perawatan gigi.

2.3 FAKTOR-FAKTOR RESIKO UNTUK MASALAH HIGIENE MULUT Ketidakmampuan melakukan keperawatan mulut, atau perubahan

intregitas gigi dan mukosa akibat penyakit atau pengobatan. MASALAH UMUM MULUT 1. Karies gigi (gigi berlubang) Karies gigi merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium.flak adalah transfaran dan melekat pada gigi, khususnnya dekak dasar kepala gigi pada margine gusi.flak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut. Asam akhirnya merusak gigi dan email. 2. Periodontal (pyorrhea) Penyakit ini adalah penyakit jaringan sekiar gigi, seperti peradangan membran periodontal atau ligamen periodontal. Halitosis atau bau nafas, merupakan masalah umum rongga mulut, hal ini akibat hiegen mulut yang buruk, pemasukan makanan tertentu atau proses infeksi atau penyakit. Higiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau keculai penyebabanya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes. Gejala penyakit periodontal meliputi gusi yang berdarah, bengkak, jaringan yang radang, garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara gigi dan gusi dan kehilangan gigi tiba-tiba. Jika perawatan mulut yang tepat tidak dipelihara maka bakteri mati, disebut tartar yang mengumpul disepanjang garis gusi akibatnya kehilangan gigi. Tindaka prefentif yang paling baik adalah pembersihan dengan Flasshing dan gosok gigi yang teratur.

MASALAH MULUT LAIN 1. Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi seperti tembakau, defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur atau penggunaan kemoterapi. 2. Glositis adalah peradangan lidah karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan. 3. Gingivitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes militus.

2.4 DIET Untuk mencegah kerusakan gigi, klien harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan. Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit untuk mengurarangi aksi flak. Memakan buah yang mengandung asam (misal apel dan makanan yang berserat seperti sayuran segar ) juga mengandung flak. Kualitas keasaman makanan mengeliminasi bakteri yang membentuk pada gigi. Diet seimbang yang baik meningkatkan integritas jaringan mulut. Untuk wanita hamil nutrisi yang tepat penting untuk perkembangan gigi utama dalam kandungan. Jumlah asupan kalsium yang direkomendasi setiap hari adalah 1200 mg untuk dewasa yang hamil dan 1600mg untuk remaja yang hamil. 4-6 gelas setiap harinya yang memenuhi persyaratan kalsium.

2.5 GOSOK GIGI Gosok gigi dengan teliti sedikitnya 4 kali sehari, adalah dasar program hygine mulut yang efektif sikat gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil, untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus di ganti setiap 3 bulan. Alat dan bahan : 1. Handuk dan kain pengalas 2. Gelas kumur berisi Air masak atau NaCl Obat kumur Borax gliserin

3. Spatel lidah yang telah di bungkus dengan kain kasa 4. Kapas lidi 5. Bengkok 6. Kain kasa 7. Pinset atau arteri klem 8. Sikat gigi dan pasta gigi

Cara Pelaksanaan Untuk pasien tidak sadar

1. Jelaskan prosedur pada pasien 2. Cuci tangan 3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan atau kiri 4. Pasang handuk di bawah dagu atau pipi pasien 5. Ambil pinset da bungkus dengan kain kasa yang di basahi air hangat atau masak 6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan gigi atau mulut

7. Lakukan pembersihan di mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, dan lidah 8. Keringkan dengan kasa steril yang kering 9. Setelah bersih, oleskan borax gliserin 10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Untuk pasien sadar tetapi tidak mampu melakukan sendiri

1. Jelaskan prosedur pada klien 2. Cuci tangan 3. Atur posisi dengan duduk 4. Pasang handuk di bawah dagu 5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air hanagt atau masak 6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gusi, gigi, dan lidah. Lalu bilas dengan larutan NaCl. 7. Setelah bersih, oleska borax gliserin 8. Untuk perawatan gigi lakukan peningkatan dengan gerakan naik turun. 9. Cuci tangan setelah prosedur dilakuakan.

Penjelasan mengenai Masalah Mulut Lain 1. Stomatitis


a. Cara perawatan untuk stomatitis

Untuk mengatasi penyakit ini dapat menggunakan beberapa jenis obat baik dalam bentuk salep, obat tetes maupun obat kumur. Saat ini sudah tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan, jika ternyata sariawan terlanjur parah, dapat digunakan antibiotik dan obat penurun panas (bila disertai demam), sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari, namun bila sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksa ke dokter karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.

b.

Pencegahan Stomatitis

Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila kita mengetahui penyebabnya diharapkan kepada kita untuk menghindari timbulnya sariawan ini diantaranya dengan : 1. Menjaga kebersihan mulut 2. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitamin C dan zat besi 3. Menghadapi stress dengan efektif 4. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan 5. Menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin 6. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut. 2. Glossitis a. Penegakan Diagnosa a. Dengan melihat tanda dan gejala Secara umum : lidah sakit, kemerahan, bengkak, dan lunak, atrofi papila, kesulitan bicara dan kesulitan dalam makan. Komplikasi lidah bisa menutupi jalan napas. Lidah bengkak, licin, warna kemerahan (pada glositis akibat anemia pernisiosa warna lidah pucat , sedangkan pada glositis akibat defisiensi vit B warna lidah menyala, lidah lembut dan sangat sakit). b. Dengan anamnesis riwayat penyakit. c. Pemeriksaan fisik pada lidah : lidah bengkak (atau patch pembengkakan). Para nodul pada permukaan lidah (papila) mungkin tidak ada.
9

d. Pemeriksaan penunjang : Lab darah. e. Rawat bersama : Bagian penyakit dalam, bagian THT-KL b. Prinsip Terapi Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi peradangan. Perawatan biasanya tidak memrlukan rawat inap kecuali lidah bengkak sangat parah. a. Prinsip terapinya adalah mengurangi peradangan dengan antibiotik, anti jamur, anti mikrobial yang sesuai dengan penyebabnya. b. Untuk glasitis yang disebabkan kekurangan nutrisi, pasien diberikan diet makanan yang bergizi dan suplemen. c. Pasien juga diharapkan untuk menghindari iritan. d. Pasien harus menjaga oral higiene dengan baik yaitu : menyikat gigi menyeluruh setidaknya 2 kali sehari dan flosshing sedikitnya tiap hari.

3. Gingivitis a. Penyebab a) Terjadi penggosokan dan flossing (membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi) yang tidak benar, sehingga plak tetap ada disepanjang garis gusi. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi (kalkulus flossing (benang gigi). b) Obat-obat tertentu bias menyebabkan pertumbuhan gusi yang berlebihan sehingga plak sulit dibersihkan dan terjadilah gingivitis. Obat-obat tersebut adalah : - Fenitoin (obat anti kejang - Siklosporin (diminum oleh penderita yang menjalani pencangkokan organ - Calcium channel blocker (misalnya nifedipin, obat untuk mengendalikan tekanan darah dan kelainan irama jantung) - Pil atau suntukan KB

10

c) Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan gingivitis, dimana gusi meradang dan mudah berdarah. d) Kekurangan Niasin (Pellagra) juga bias menyebabkan peradangan dan pendarahan gusi, serta mempermudah terjadinya infeksi mulut. b. Pengobatan 1. Jika penyebabnya adalah obat-obatan , maka pertumbuhan gusi yang berlebihan harus diangkat dengan pembedahan. 2. Jika kekurangan vitamin C dan niasin, maka diberikan tambahan vitamin.

2.6 HIGIENE MULUT KHUSUS Beberapa klien memerlukan metode higiene mulut yang khusus karena tingkat ketergantungan mereka pada perawat atau adanya masalah mukosa mulut. Klien yang tidak sadar, klien ini lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan dan minum, sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Contoh melakukan perawatan mulut untuk klien yang tidak sadar atau lemah, langkah-langkahnya : 1. Kaji adanya refleks muntah. Posisikan klien dalam posisi sims atau miring dengan kepala diputar ke arah sisi yang terkena. 2. Jelaskan prosedur kepada klien. 3. Persiapkan peralatan yang diperlukan : a. Larutan anti infeksi b. Sikat gigi spons atau spatel lidah yang dibungkus kasa tunggal c. Spatel lidah berbantalan d. Handuk wajah e. Mangkok piala ginjal f. Handuk kertas g. Gelas air dengan air dingin h. Jeli larut air i. Mesin penghisap portabel (tambahan) dengan kateter suksion

11

j. Sarung tangan sekali pakai 4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sekali pakai. 5. Letakkan handuk kertas diatas meja temoat tidur dan atur peralatan. Hidupkan mesin penghisap dan hubungkan selang ke kateter penghisap. 6. Tarik tirai tempat tidur atau tutup pintu ruangan. 7. Tinggikan tempat tidur pada tingkat horizontal tertinggi. 8. Pindahkan klien mendekati sisi tempat tidur dan dekat ke perawat. 9. Letakan handuk dibawah wajah klien dan mangkok piala ginjal di bawah dagu. 10. Secara hati-hati retraksi gigi bagian atas dan bawah klien dengan spatel lidah yang berbantalan dengan memasukan spatel dengan cepat tetapi lembut diantara geraham belakang. 11. Bersihkan mulut menggunakan sikat atau spatel lidah yang dilembabkan dengan anti infeksi dan air. Minta perawat kedua menghisap sekresi yang mengumpul selama pembersihan. Bersihkan permukaan mengunyah dan bagian dalam pertama kali. Bersihkan permukaan luar gigi. Usapkan bagian dasar mulut dan sebelah dalam pipi. Secara lembut usap atau sikat lidah tetapi hindari menstimulasi refleks muntah. Lembabkan lidi kapas yang bersih dengan air untuk membilas. Ulangi membilas beberapa kali. Isap semua sekresi yang tersisa. 12. Berikan jeli larut air tipis pada bibir . 13. Jelaskan bahwa prosedur telah selesai. 14. Letakan sarung tangan dan letakan pada tempat yang sesuai. 15. Atur kembali posisi klien yang nyaman. 16. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempat yang sesuai. 17. Cuci tangan. 18. Inspeksi rongga mulut. 19. Catat prosedur. Klien Diabetes. Kunjungan ke dokter gigi diperlukan setiap 3 atau 4 bulan. Semua jaringan ditangani dengan lembut dengan meminimalkan trauma. Klien harus diajarkan untuk mengikuti jadwal pembersihan yang sedikit kaku.

12

Klien Infeksi Mulut. Perawat memberitahukan dokter bila tanda infeksi seperti ulserasi yang tertutupi, merah, kering, lidah yang bengkak, halitosis, lidah yang berselaput terjadi. Antibiotik topikal cair digunakan pada permukaan mukosa dengan spon yang lembut atau dengan membuat klien membilas rongga mulut dengan medikasi. Klien yang memakai gigi palsu harus melepaskan gigi palsunya dulu sebelum menggunakan antibiotik topikal.

2.7

PENGGUNAAN FLUORIDA Rozier dan Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemioloogi yang

menunjukan bahwa pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan penting dalam menurunkan karies gigi. Orang yang tidak memiliki air berflouride dapat memperoleh fluoride dalam bentuk obat kumur, pasta gigi, atau suplemen. Fluoridasi berlebihan menyebabkan perubahan warna pada email gigi. Klien harus diberi nasihat untuk memperhatikan kondisi ini.

2.8 FLOSSING Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss gigi yang berlilin atau tidak tidak berlilin diantara semua permukaan gigi, satu persatu. Jika pasta gigi digunakan pada gigi sebelum flossing maka fluorida akan masuk kontak langsung dengan permukaan gigi, membantu mencegah terjadinya lubang. Membersihkan dengan serat halus sehari sekali cukup. Membersihkan gigi dengan serat halus paling mudah dilakukan segera setelah menggosok gigi.

13

2.9 PERAWATAN GIGI PALSU Gigi palsu merupakan milik pribadi klien dan harus ditangani dengan hatihati karena mudah patah. Gigi palsu harus dilepas sebelum pergi tidur untuk memberi istirahat pada gusi dan mencegah bakteri tumbuh dan mukosa meradang. Untuk mencegah gigi palsu melengkung, maka harus disimpan di air apabila tidak dipakai. Perawat selalu menyimpan gigi palsu di cangkir tertutup, diberi label selama perendaman ataupun ketika gigi palsu sedang tidak dipakai. Langkah-langkah perawat dalam membersihkan gigi palsu : 1. Tanyakan pada klien apakah gigi palsunya tidak pas dan apakah ada gusi atau mukosa yang nyeri atau iritasi. 2. Jelaskan prosedur dan pastikan klien bahwa akan menggunakan praktik pilihan pribadi. 3. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan : a. Sikat gigi berbulu lembut b. Sikat gigi untuk gigi palsu c. Mangkok piala ginjal atau wastafel d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi e. Gelas air (untuk air hangat dan dingin) f. Kasa tunggal 4x4 g. Waslap h. Cangkir plastik gigi palsu i. Sarung tangan sekali pakai 4. Cuci tangan. 5. Atur bahan-bahan di meja tempat tidur atau dekat wastafel. 6. Isi mangkuk piala ginjal setengah penuh dengan air biasa atau letakan waslap pada wastafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. 7. Kenakan sarung tangan sekali pakai. 8. Minta klien untuk melepas gigi palsu dan letakan gigi palsunya pada mangkok piala ginjal. 9. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu. 10. Bilas gigi palsu dengan teliti dalam air biasa.

14

11. Kembalikan gigi palsu kepada klien atau simpan di dalam air biasa di dalam secangkir plastik. 12. Kosongkan mangkok piala ginjal dan tambahkan air dingin yang segar. 13. Minta klien untuk berkumur dengan teliti. 14. Masukan kembali gigi palsu jika klien menginginkan atau biarkan klien melakukan sendiri. 15. Buang sarung tangan pada tempat yang sesuai. Bersihkan dan simpan bahan-bahan. Cuci tangan. 16. Tanya klien jika gigi palsu terasa nyaman. 17. Catat prosedur.

15

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Higiene mulut yang baik termasuk, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat dapat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. 2. Higine mulut bertujuan agar klien memiliki mukosa yang terhidrasi dengan baik. 3. Klien mampu melakukan sendiri perawatan higine mulut dengan benar. 4. Klien akan mencapai rasa nyaman dan memahami praktik higene mulut.

16

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah.2004.Kebutuhan Dasar Manusia:Jakarta.EGC. Potter, Patricia A.2005.Fundamental Keperawatan:Jakarta.EGC.

17

Вам также может понравиться

  • Khasiat Timun
    Khasiat Timun
    Документ1 страница
    Khasiat Timun
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Leaflet Sampah
    Leaflet Sampah
    Документ2 страницы
    Leaflet Sampah
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Protozoa Rhizopoda
    Protozoa Rhizopoda
    Документ4 страницы
    Protozoa Rhizopoda
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Angket Kemandirian
    Angket Kemandirian
    Документ3 страницы
    Angket Kemandirian
    Febriansyah Andi
    Оценок пока нет
  • Obat Faringitis
    Obat Faringitis
    Документ1 страница
    Obat Faringitis
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Tugas Hukum Perdata
    Tugas Hukum Perdata
    Документ29 страниц
    Tugas Hukum Perdata
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Hukum Kriminologi
    Hukum Kriminologi
    Документ21 страница
    Hukum Kriminologi
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Tugas Hukum Perdata
    Tugas Hukum Perdata
    Документ29 страниц
    Tugas Hukum Perdata
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Anatomi Sistem
    Anatomi Sistem
    Документ15 страниц
    Anatomi Sistem
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Makna Denotasi Dan Makna Konotasi
    Makna Denotasi Dan Makna Konotasi
    Документ3 страницы
    Makna Denotasi Dan Makna Konotasi
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Home Care
    Home Care
    Документ1 страница
    Home Care
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • INJEKSI INTRADERMAL
    INJEKSI INTRADERMAL
    Документ4 страницы
    INJEKSI INTRADERMAL
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Sensor I
    Sensor I
    Документ3 страницы
    Sensor I
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Universal Precautions
    Universal Precautions
    Документ1 страница
    Universal Precautions
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Ramuan Obat Tradisional Batuk Kering
    Ramuan Obat Tradisional Batuk Kering
    Документ1 страница
    Ramuan Obat Tradisional Batuk Kering
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • My Name
    My Name
    Документ1 страница
    My Name
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет
  • Ramuan Obat Tradisional Batuk Kering
    Ramuan Obat Tradisional Batuk Kering
    Документ1 страница
    Ramuan Obat Tradisional Batuk Kering
    Fitri Yanti Slamet
    Оценок пока нет