Вы находитесь на странице: 1из 8

TUGAS EKOLOGI APLIKASI

Home Industry Budidaya Ikan Lele

Oleh : 1. Listia Adhayul Faridah 2. Kholishotul Fuadah (103204004) (103204032)

Pendidikan Biologi A/2010

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2013

HOME INDUSTRY BERUPA BUDIDAYA IKAN LELE DI SUNGAI SEKITAR KETINTANG WIYATA

Ekologi Industri adalah bidang ilmu yang difokuskan pada dua tujuan yaitu peningkatan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan. Pada konsep ekologi industri, sistem industri dipandang bukan sebagai suatu sistem yang terisolasi dari sistem dan lingkungan disekelilingnya, melainkan merupakan satu kesatuan. Di dalam sistem ini dioptimalkan siklus material, dari mulai bahan mentah hingga menjadi bahan jadi, komponen, produksi dan pembuangan akhir. Faktor-faktor yang dioptimalkan termasuk sumber daya, energi dan modal. Ekologi industri memang merupakan suatu kajian yang masih baru yang menggunakan pendekatan sistem dalam studi-studinya untuk mengintegrasikan antara sistem industri dan alam serta mencari cara-cara untuk mendisain ulang sistem industri tersebut. Ekologi industri ini merupakan multi disiplin ilmu yang membahas sistem industri, aktivitas ekonomi dan hubungannya dengan fundamental dengan sistem alam. Konsep dalam Ekologi Industri mengadaptasi analogi ekosistem alam kedalam sistem industri. Tingkatan-tingkatan organisme dalam ekosistem saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Tingkatan organisasi dalam dunia industri adalah industri tunggal, industri kawasan, industri global dan ekosistem industri. Antara komunitas industri dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen, konsumen, dan dekomposer/pengurai. Tujuan utama ekologi industri adalah untuk memajukan dan melaksanakan konsepkonsep pembangunan berkelanjutan, baik itu secara global, regional, atau pun pada tingkat lokal, dengan mencoba menemukan antara kebutuhan generasi sekarang dengan yang akan datang. Dalam hal ini ada 3 prinsip kunci pembangunan yang berkelanjutan yang menjadi tujuan ekologi industri, yaitu: 1. Penggunaan Sumberdaya Alam Yang Berkelanjutan Ekologi industri mengembangkan prinsip untuk lebih mengutamakan penggunaan sumberdaya alam yang dapat diperbarui dan mengurangi penggunaan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. Aktivitas industri bergantung pada ketersediaan sumberdaya alam yang kuat (steady supply of resource), sehingga untuk itu perlu untuk mengatur pemanfaatannya secara lebih efisien dalam proses operasi sebisa mungkin,

walaupun sudah banyak penelitian yang menemukan cara meminimalisasi penggunaan bahan baku ini. Ini tidak dapat diasumsikan bahwa permintaan akan kebutuhan bahanbahan baku tersebut akan bekurang. Selain sinar matahari, supply sumberdaya alam sangat terbatas. Sehingga menipisnya sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui harus dapat diminimalisasi agar aktivitas industri dapat berkelanjutan dalam jangka waktu yang lebih lama. 2. Menjamin Mutu/Kualitas Hidup Masyarakat Manusia merupakan satu-satunya komponen dalam interaksi yang ada dalam ekologi yang komplek. Aktivitas-aktivitas manusia tidak dapat dipisahkan dari fungsifungsi keseluruhan sistem. Karena kualitas hidup manusia bergantung pada kualitas komponen-komponen lain dalam ekosistem, struktur dan fungsi ekosistem, sehingga hal ini harus menjadi fokus dalam konsep ekologi industri. Bagaimana caranya agar aktivitas-aktivitas industri tidak menyebabkan bencana kerusakan bagi ekosistem atau secara perlahan merusak struktur dan fungsi ekosistem itu sendiri, yang membahayakan sistem kehidupan. 3. Memelihara Kelangsungan Hidup Ekologi Sistem Alami (Environmental Equity) Tantangan yang utama bagi pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana upaya untuk mencapai suatu keadilan bagi antargenerasi dan antar masyarakat. Menghabiskan sumberdaya alam dan merusak kualitas ekologi demi mencapai tujuan jangka pendek dapat membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Salah satu home industry di Surabaya yaitu berupa budidaya ikan lele yang terletak di sungai ketintang wiyata.

Gambar budidaya ikan lele Hasil wawancara kami dengan Bapak Ponidi pemilik budidaya ikan lele tersebut adalah sebagai berikut:. Keramba/ kolam merupakan sarana yang sangat penting dalam

membudidayakan lele karena berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya. Syarat-syarat kolam yang baik meliputi pemilihan lokasi, ukuran dan kedalaman kolam serta model/ kontruksi kolam. Pemilihan lokasi yang baik, seperti dekat sumber air, kualitas sumber air, jauh dari limbah, prasarana transportasi baik, dekat dengan ketersediaan sarana produksi, keamanan terjamin dan mendapat dukungan dari masyarakat sekelilingnya akan sangat mendukung keberhasilan budidaya. Tempat pembudidayaan ikan lele pak Ponidi dilakukan di sungai dengan pembuatan keramba sebagai media pembesaran ikan. Pada awalnya benih ikan lele yang telah dibeli di tempat pasar dimasukkan kedalam keramba sesuai dengan kapasitas jumlah ikan dalam keramba yakni 500 ekor, bibit ikan lele ukuran 5-7 cm, per ekor Rp.75,00 biasanya di beli di pasar. Setelah lele ditebar, dipuasakan 1 2 hari dengan tujuan adaptasi dan memakan zooplankton. Waktu 10 hari pertama ini adalah waktu kritis budidaya lele, sehingga perlu perhatian yang cermat dalam pemberian pakan dan kesehatan lele. Selanjutnya ikan lele diberi makan pur setiap hari, namun terkadang pemberian makan tidak dilakukan setiap hari karena pemilik menganggap pada sungai yang merupakan tempat perkembangbiakan lele memiliki banyak sumber makanan seperti hewan-hewan kecil ataupun lumut yang memang sudah ada di sungai tersebut sehingga mampu meminimalisir pengeluaran pakan. Selain itu, pemberian pakan ini tidak boleh berlebih dan harus sedikit demi sedikit sambil diamati sisa pakan yang di kolam. Pemberian pakan diawal ini sebaiknya pakan dibasahi air terlebih dahulu sehingga tidak mengganggu pencernaan lele. Lebih baik kurang pakan daripada kelebihan pakan di awal pertumbuhan ini. Banyak kejadian kematian di awal tinggi karena pemberian pakan yang salah. Setelah 3-4 bulan ikan lele dapat dipanen dari keramba, ukuran panen lele biasanya 48 ekor per kilogramnya karena ukuran tersebut merupakan berat ekonomis dan bisa diterima pasar dengan harga jual sebesar Rp.8500,00. Hasil panen lele akan didistribusikan serta di jual ke warung-warung makanan yang sudah biasa memesan lele di Bapak Ponidi dan penduduk sekitar sungai. Hasil panen ikan lele tidak senantiasa menguntungkan karena dalam proses pembudidayaannya seringkali mengalami kendala, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan, diantaranya modal untuk pembelian suplai makanan seperti pur, sehingga diganti dengan pakan lumut , penyakit lele seperti luka putih di sirip, mulut, ataupun patil segera dilakukan tindakan pemberian garam grosok dalam pengendaliannya atau dengan memberi air hasil ekstrak daun pepaya dimana dalam membeli garam memerlukan dana tambahan . Kendala lain yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur, parasit maupun bakteri dan penyakit non infeksi yang disebabkan oleh kesalahan lingkungan air kolam maupun kesalahan nutrisi pakan seperti penyakit kuning, penyakit akibat pemberian

pakan berlebih. Dari segi lingkungan seringkali ikan lele sembunyi di dalam lumpur di dasar sungai atau bahkan menerobos keluar celah jaring pada keramba yang mengakibatkan jumlah ikan lele yang dipanen berkurang (tidak sesuai dengan jumlah asal benih). Pembudidayaan ikan lele tersebut dilakukan di sungai karena keterbatasan lahan dan modal untuk membuat kolam buatan. Sungai yang dijadikan tempat budidaya merupakan sungai yang telah tercemar oleh limbah rumah tangga maupun industri, hal itu ditunjukkan dengan kenampakan warna air sungai yang hitam, berbau dan terdapat sampah, wc umum serta tanaman enceng gondok yang merupakan indikator adanya pencemaran lingkungan dalam suatu perairan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, kami dapat menganalisis home industry tersebut sebagai berikut: Ekologi mengelola merupakan: 1. Suatu cara yang mencoba mengintegrasikan sistem-sistem manusia yang penting dengan sistem alam. Budidaya ikan lele di daerah sungai ketintang wiyata ini telah mengintegrasikan sistem-sistem manusia dengan sistem alam misalnya membudidayakan ikan lele sebagai bahan pangan dengan menempatkan budidayanya di sungai. industri adalah bagaimana mengatur atau

aktivitas-aktivitas manusia dalam suatu landasan yang berkelanjutan, yang

2. Meminimalisasi penggunaan energi dan material a. Tempat budidaya ikan lele di daerah sungai ketintang wiyata ini meminimalisasi penggunaan energi dengan memaksimalkan penggunaan sumber cahaya matahari pada siang hari. Hal ini dikarenakan letak budidaya ikan lele tersebut terletak di sungai yang tempatnya dapat terkena paparan sinar matahari secara langsung. b. Pada budidaya ikan lele ini meminimalisasi penggunaan material dengan cara memanfaatkan sungai sebagai tempat budidya tanpa harus membuka lahan baru. c. Menggunakan kembali bahan-bahan bangunan dan produk-produk yang masih bisa digunakan yaitu kayu dan karung yang digunakan untuk membatasi lahan budidaya. Kayu dan karung yang telah diisi dengan tanah di tata menyerupai dinding untuk kolam tersebut, desain untuk kolam ikan lele ini hampir seperti keramba dengan skala besar dan permanen yang dibuat di dasar sungai. Untuk memcegah ikan melompat dari kolam maka di atas kolam diberi semacam kasa berwarna hitam.

3. Meminimalisasi lingkungan

dampak-dampak

aktivitas

manusia

terhadap

kerusakan

a. Budidaya ikan lele ini membatasi kolam menggunakan bahan-bahan bangunan yang dapat didaur ulang yaitu kayu dan karung sehingga meminimalisir kerusakan lingkungan. b. Kolam yang dibuat memiliki lebar 3-4 meter yaitu kira-kira setengah dari lebar sungai sehingga aliran air sungai tidak terhambat.

Selain hal-hal positif dalam budidaya ikan lele tersebut, terdapat pula kekurangan dalam budidaya yang dilakukan di sungai Ketintang Wiyata ini, antara lain sungai yang digunakan untuk budidaya sudah tercemar oleh limbah, terutama limbah rumah tangga. Hal ini dibuktikan dengan adanya rumah penduduk yang ada di sepanjang tempat budidaya ikan lele tersebut. Di samping itu disekitar sungai juga terdapat area peternakan bebek yang pastinya juga menyumbang sedikit banyak limbah ke sungai dan persawahan yang ditanamai padi yang sudah barang tentu meggunakan pupuk ataupun pestisida dalam pengelolaan lahan tersebut, sehingga limbah yang ada di sungai tersebut bukan hanya limbah dari rumah tangga melainkan juga limbah dari pertanian (pupuk dan pestisida). Sehingga sungai pada tempat budidaya ikan lele tersebut mengalami pendangkalan dan sistem pengolahan air sehingga tidak dapat digunakan kembali mengingat air sudah tercemar. Hal negatif lainnya adalah konsep desain berkelanjutan (sustainable design) yang masih sulit dikembangkan di daerah Ketintang Wiyata, ini dikarenakan lahan yang sempit dan tingkat pencemaran yang tinggi. Karena di sepanjang pinggir sungai tersebut padat rumah padat penduduk dan warung-warung yang selalu membuang limbah langsung ke sungai tersebut. Pada Pasal 5 UU Pengelolan Lingkungan Hidup No.23 Th.1997, bahwa masyarakat berhak atas Lingkungan hidup yang baik dan sehat. Tata cara partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan tatanan sosial budaya daerah masing-masing. Untuk meminimalisasi limbah rumah tangga yang ada di sepanjang sungai tempat budidaya ikan lele ada beberapa pendekatan dan teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah diantaranya adalah Teknologi Komposting, Pengelolaan sampah mandiri, Pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

Eco-Industri.

(online)

http://www.jambiprov.go.id/pages/jaip/laporan_antara_mp_jaip/laporan_antara_bab _7.pdf diakses tanggal 09 Maret 2013 Wordpress. 2008. Ekologi Industri. (Online)

http://esthernbbn.wordpress.com/2008/07/12/ekologi-industri/ diakses tanggal 09 Maret 2013 Prana, Heppi. 2012. Budidaya Pembesaran Ikan Lele (online) .

http://hepiprana.blogspot.com/2012/02/budidaya-pembesaran-ikan-lele.html diakses tanggal 09 Maret 2013

Вам также может понравиться