Вы находитесь на странице: 1из 8

MAKALAH DASAR NUTRISI TERNAK VITAMIN NIACIN PADA NON-RUMINAN

Oleh: Jeffi Adam Prahadi (105050100111165) Dodik Teguh Prakoso (105050100111159) Tri Astuti Pratiwi (105050100111162)

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan topik VITAMIN NIACIN PADA TERNAK NON-RUMINAN, yang mana makalah ini disususn bertujuan untuk memenuhi tugas Dasar Nutrisi Ternak. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.

Malang, 31 Maret 2011

Penyusun

PENDAHULUAN

A. VITAMIN Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus diambil dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klassifikasi vitamin. Vitamin yang larut dalam air ,seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks ( kecuali vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi simbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K ).Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.

B. VITAMIN YANG LARUT AIR Meliputi : a. Vitamin C b. Tiamin c. Riboflavin d. Niacin e. Vitamin B6 f. Asam folat g. Cobalamin h. Asam pantotenat, biotin, colin.

SEJARAH NIACIN

Nama lain Niacin Asam Nicotinat, vitamin B3, Nicotinamida, Niacinamide, dan Vitamin PP Sejarah Niacin Sejarah niacin diliputi oleh penyakit pellagra, suatu penyakit yang umumnya ditemukan pada abad ke-18 di Spanyol dan Itali. Pada abad ke-20 diamati bahwa pellagra juga ditemukan di negara-negara bagian selatan Amerika Serikat, dimana makanan pokoknya adalah jagung. Goldberger adalah seorang penyelidik penyakit ini, dia mengatakan bahwa penyakit ini ada karena adanya defisiensi protein atau asam amino. Oleh karena itu dia menyimpulkan bahwa penyakit ini dapat disembuhkan asalkan si penderita memakan protein bermutu tinggi. Barulah pada tahun 1937, Elvehjem menemukan bahwa penyakit pellagra pada anjing disebabkan oleh niacin. Bentuk niacin sebagai nikotinamida kemudian diisolasi dari Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD). Hubungan antara triptofan dan niasin ditemukan melalui eksperimen pada manusia yang mengukur metabolisme niasin sesudah diberi beberapa dosis triptofan. Triptofan ternyata adalah prekursor dari niasin. Pada tahun 1961, Goldsmith kemudian melaporkan bahwa 60 mg triptofan berasal dari makanan mempunyai pengaruh metabolik yang sama dengan 1 mg niasin. 60 mg triptofan dan 1 mg niasin disetarakan dengan Niasin Ekivalen (NE). Triptofan merupakan asam amino pembatas dari jagung. Bila penduduk makan jagung tanpa tambahan sumber protein bermutu tinggi akan mengalami tanda-tanda pellagra.

SIFAT KIMIA, STABILITAS, ABSORPSI, dan EKSKRESI NIACIN

Sifat Kimia Niacin adalah pyridine-3-asam karboksilat yang mempunyai rumus empirik C6H5O2N; niacinamide mempunyai rumus C6H6ON2. Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin amida). Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat ( NADP+). Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+ dan NADP+ oleh enzim-enzim yang terdapat pada sitosol sebagian besar sel. Karena itu,setiap nikotinamida dalam makanan, mula-mula mengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol nikotinat diubah menjadidesamido NAD+ melalui reaksi yang mula-mula dengan 5- fosforibosil 1-pirofosfat ( PRPP ) dan kemudian melalui adenilasi dengan ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim NAD +. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut sehingga terbentuk NADP+. Niasin atau asam nikotinat merupakan kristal putih, yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin. Kristal-kristal ini melebur pada suhu 235-237 0C. Stabilitas Niacin Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida. Absorpsi Niacin Niacin dihidrolisis dan diabsorpsi di dalam usus halus, terutama dalam bentuk NAD dan NADP. Senyawa ini kemudian dipecah untuk mmbentuk nikotinamida yang dapat dikonversi oleh bakteribakteri untuk asam nikotinat. Ekskresi Niacin niacin diekskresikan dalam air seni, terutama sebagai N1-methylnicotinamide.

FUNGSI NIACIN
Niacin berfungsi sebagai :

Terlihat dalam glikolisis sintesis lemak dan pernafasan jaringan, Menjaga kesehatan kulit, sistem saraf, dan pencernaan Untuk sirkulasi darah yang sehat Meningkatkan aliran darah ke pinggiran sistem kapiler Penting bagi hormon-hormon sintesis dari seks maupun hormon tubuh lainnya Membantu otak dalam memproduksi zat-zat kimia penting Membantu pembuatan protein Berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein Berperan dalam metabolisme produksi asam hidroklorat (asam lambung) yang penting dalam lambung. Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang luas sebagai koenzim pada banyak enzim

dehidrogenase yang terdapat di dalam sitosol ataupun mitokondria. Dengan demikian vitamin niasin merupakan komponen kunci pada banyak lintasan metabolic yang mengenai metabolisme karbohidrat ,liid serta asam amino.NAD+ dan NADP+ merupakan koenzim pada banyak enzim oksidorduktase. Enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NAD mengkatalisis reaksi oksidoreduksi dalam lintasan oksidatif misalnya siklus asam sitrat,sedangkan enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NADP ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan sintesis reduktif misalnya lintasan pentosa fosfat.

SUMBER-SUMBER NIACIN
Satuan pengukur Jumlah banyak niacin dalam suatu bahan makanan selalu diukur dalam satuan miligram (mg). Asam niacin dapat disintesa dalam tubuh hewan dari tryptophan. Jadi kebutuhan niacin tergantung kandungan tryptophan dalam ramsum yang diberikan. Untuk mensintesa niacin dari tryptophan dibutuhkan pyrodoxin (vitamin B-6). Banyak asam niacin yang terkandung dalam bahan makanan,akan tetapi dalam bentuk ikatan yang

tidak dapat dipergunakan oleh manusia maupun hewan. Beberapa kandungan asam niacin dalam makanan. Niacin (mg/100gram) mg 13,0 9,7 7,6 6,5 5,8 2,4 2,2 8,0 BAHAN MAKANAN Jagung Beras Terigu Tepung terigu Kacang-kacangan Kacang tanah Biji-bijian Sayur daun-daunan

Angka kecukupan gizi asam Niacin pada non-rum (ayam) (nugroho,1990) Zat makanan Niacin (mg) Starter 0-8 minggu 27 Grower 8-18 minggu 11 10 Petelur (layer) Ayam bibit (Breeding) 10

DEFISIENSI DAN KELEBIHAN NIACIN


Defisiensi Niacin : Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia, gangguan

pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan niacin akan menyebabkan membesarnya sendi tibiotarsal atau sendi lutut, kakinya bengkok, bulunya jelek dan radang kulit. Gejala defisiensi pada kalkun dan itik mirip atau kadang lebih berat dari ayam (nugroho,1990) Gejala utama pada anak ayam adalah membesarnya sendi lutut atau bengkoknya kaki. Mirip seperti perosis yang disebabkan oleh defisiensi Mangaan dan Choline. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah dan strees pada ternak. Kelebihan Niacin : Niacin dalam jumlah besar dapat menyebabkan keracunan pada sistem saraf, lemak darah, dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah, lidah membengkak, dan mungkin sampai mengakibatkan kematian pada ternak.

KESIMPULAN
Vitamin Niacin sangat di perlukan oleh ternak non-ruminan, tapi bukan termasuk vitamin yang esensial. Karena vitamin niacin dapat di sintesis didalam tubuh ternak dengan vitamin B6 (pyrodoxin).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, en.wikipedia.org/wiki/Niacin Anonym, 2010, www.anyvitamins.com/vitamin-b3-niacin-info.htm Nugroho, e, DRH, 1990, Penyakit ayam di Indonesia Jilid 2

Вам также может понравиться