Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah (Smeltzer, 2001). Otits media akut (OMA) dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab, seperti sumbatan tuba eustachius (merupakan penyebab utama dari kejadian otitis media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu), ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), dan bakteri (Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella catarrhalis, dan bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus, Staphylococcus aureus, E. coli, Pneumococcus vulgaris). Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa sekitar 9,3 juta anak-anak mengalami serangan OMA pada 2 tahun pertama kehidupannya (Berman, 1995). Menurut Teele (1991) dalam Commisso et al. (2000), 33% anak akan mengalami sekurang-kurangnya satu episode OMA pada usia 3 tahun pertama. Terdapat 70% anak usia kurang dari 15 tahun pernah mengalami satu episode OMA (Bluestone, 1996). Faktanya, ditemukan bahwa otitis media menjadi penyebab 22,7% anak-anak pada usia dibawah 1 tahun dan 40% anak-anak pada usia 4 sampai dengan 5 tahun yang datang berkunjung ke dokter anak. Selain itu, sekitar sepertiga kunjungan ke dokter didiagnosa sebagai OMA dan sekitar 75% kunjungan balik ke dokter adalah untuk follow-up penyakit otitis media tersebut (Teele et al., 1989). Menurut Casselbrant (1999) dalam Titisari (2005), menunjukkan bahwa 19% hingga 62% anak-anak mengalami sekurang-kurangnya satu episode OMA dalam tahun pertama kehidupannya dan sekitar 50-84% anak-anak mengalami paling sedikit satu episode OMA ketika ia mencapai usia 3 tahun. Di Amerika Serikat, insidens OMA tertinggi dicapai pada usia 0 sampai dengan 2 tahun, diikuti dengan anak-anak pada usia 5 tahun. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep medis dari Otitis Media Akut (OMA)

2. Bagaimana konsep keperawatan dari Otitis Media Akut (OMA) 1.3 Tujuan Penulisan Makalah 1. 2. Mengetahui konsep medis dari Otitis Media Akut (OMA) Mengetahui konsep keperawatan dari Otitis Media Akut (OMA)

BAB II PEMBAHASAN

2.1

KONSEP MEDIS

2.1.1 Definisi Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah (Smeltzer, 2001). Otitis Media Akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Mansjoer,Arif,2001). 2.1.2 Stadium Stadium Otitis Media Akut dibagi menjadi : 1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius Terdapat gambaran retraksi/penonjolan membran tympani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi. 2. Stadium Hiperemis (Presupurasi) Tampak pembuluh darah yang melebar di membran tympani atau seluruh membran tympani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat. 3. Stadium Supurasi Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel ephitel superfisial. Serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran tympani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadiiskemia, akibat tekanan pada kepiler-kepiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan

terjadi rupture.Bila tidak dilakukan insisi membrane timpani (miringotomi) pada stadiumini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan nanahkeluar ke liang telinga luar.Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali,sedangkan apabila terjadi rupture, maka lubang tempat rupture tidak mudah tertutup kembali 4. Stadium Perforasi Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka akan terjadi ruptur membran tympani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium perforasi. 5. Stadium Resolusi Bila membran tympani tetap utuh, maka keadaan membran tympani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengansekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapatmenimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila secret menetap dikavum timpani tanpa terjadinya perforasi

2.1.3 Etiologi 1. Disfungsi atau sumbatan tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah juga akan terganggu 2. ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), inflamasi jaringan di sekitarnya (misal : sinusitis, hipertrofi adenoid), atau reaksi alergi (misalkan rhinitis alergika). Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal. 3. Bakteri Bakteri yang umum ditemukan sebagai mikroorganisme penyebab adalah Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella catarrhalis, dan bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus,

Staphylococcus aureus, E. coli, Pneumococcus vulgaris. 2.1.4 Patofisiologi Otitis media akut terjadi akibat terganggunya factor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah. Factor penyebab utama adalah sumbatan tuba eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu. Factor pencetusnya adalah infeksi saluran napas atas. Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, letaknya agak horizontal. Otitis media akut sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau menyebar ke telinga tengah lewat saluran eustachius. Saat bakteri melewati saluran eustachius dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan disekitar tersumbatnya saluran dan sel-sel darah putih akan dating untuk melawan bakteri. Sel darah putih ini akan membunuh bakteri dan mengorbankan dirinya sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dan lender dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran eutachius

menyebabkan lender dan nanah yang dihasilkan sel-sel ditelinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga. Jika lender dan nanah bertambah banyak pendengaran terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran ditelinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Selain itu telinga akan terasa nyeri dan yang paling berat cairan nanah dan lender terlalu banyak dapat merobek gendang telinga karena tekanannya dan pada akhirnya robekan membrane timpani tersebut terinfeksi oleh adanya bakteri piogenik. 2.1.5 Manifestasi Klinis Manifestasi klinis dari OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur klien. a. Stadium Hiperemi Nyeri dan rasa penuh dalam telinga karena tertupnya tuba eustachius yang mengalami hiperemi dan edema Demam Pendengaran biasanya masih normal b. Stadium Oklusi Nyeri dan demam bertambah hebat Pada anak : panas tinggi disertai muntah, kejang, dan meningismus Pendengaran mulai berkurang c. Stadium Supurasi Keluar sekret dari telinga Nyeri berkurang karena terbentuk drainase akibat membran timpani ruptur Demam berkurang Gangguan pendengaran bertambah karena terjadi gangguan mekanisme konduksi udara dalam telinga tengah d. Stadium Koalesen Nyeri tekan pada daerah mastoid, dan akan terasa berat pada malam hari e. Stadium Resolusi

Pendengaran membaik atau kembali normal. 2.1.6 Pemeriksaan Penunjang a. b. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani c. Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani). d. Otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan udara kecil). Untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara. 2.1.7 Penatalaksanaan Terapi tergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi-infeksi saluran nafas atas, dengan pemberian antibiotik dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik. Stadium Oklusi Tujuan : membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanan berkurang di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung, HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak <12 tahun) atau HCl efedrin 1% (di atas 12 tahun dan pada orang dewasa). Stadium Presupurasi Obat tetes hidung dan analgetika, antibiotika (biasanya dari golongan penisilin/ampisilin). Stadium Supurasi Disamping antibiotika, idealnya harus disertai dengan miringotomi bila membran tympani masih utuh. Stadium Perforasi Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat. Stadium Resolusi Membran tympani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran tympani menutup.

2.1.8 Komplikasi 1. Peradangan telinga tengah (otitis media) yang tidak diberi terapi secara benar dan adekuat dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah termasuk ke otak, namun ini jarang terjadi setelah adanya pemberian antibiotik. 2. Mastoiditis 3. Kehilangan pendengaran permanen bila OMA tetap tidak ditangani 4. Keseimbangan tubuh terganggu 5. Peradangan otak kejang

6. Sebelum adanya antibiotic, otitis media akut dapat menimbulkan berbagai komplikasi intracranial antara lain: Abses otak otogenik Abses ekstradural Meningitis otogenik Hidrosefalus otikus

2.2

KONSEP KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian A. Biodata OMA dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, danseringkali terjadi pada usia anak. B. Keluhan Klien dengan Otitis Media Akut datang dengan keluhan nyeri pada telinga bagian tengah. C. Riwayat Penyakit Sekarang Biasanya alasan klien Otitis Media Akut datang memeriksakan diri ke rumah sakit yaitu adanya nyeri pada telinga tengah disertai terganggunya fungsi pendengaran. D. Riwayat Penyakit Dahulu Kaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya. Tanyakan tindakan apa yang telah dilakukan.

E. Pemeriksaan Fisik Otoskopi

- Perhatikan adanya lesi pada telinga luar - Amati adanya oedema pada membran tympani Periksa adanya pus dan ruptur pada membran tympani - Amati perubahan warna yang mungkin terjadi pada membran tympani Tes bisik

Dengan menempatkan klien pada ruang yang sunyi, kemudian dilakukan tes bisik, pada klien dengan OMA dapat terjadi penurunan pendengaran pada sisi telinga yang sakit Tes garpu tala

- Tes Rinne Pada uji rinne didapatkan hasil negatif - Tes Weber Pada tes weber didapatkan lateralisasi ke arah telinga yang sakit 2.2.2 Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga 2. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran. 3. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran. 4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang diagnosis prognosis penyakit 2.2.3 Intervensi Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga Tujuan : nyeri berkurang atau hilang Kriteria hasil : Nyeri yang dirasakan klien berkurang dengan skala 2-0 dari rentang skala 0-10

INTERVENSI 1. Kaji tingkat nyeri klien

RASIONAL 1. Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya

2. Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien 3. Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

2. Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien. 3. Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri

4. Atur posisi senyaman mungkin 5. Kompres dingin di sekirtar area telinga

4. Posisi yang tepat dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri 5. Kompres dingin bertujuan mengurangi nyeri teralihkan oleh rasa dingin di sekitar area telinga

6. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

6. Klien mengetahui tehnik distraksi dan relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri

7. Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien 8. Kolaborasi dngan tim medis dalam pemberian analgetik

7. Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien. 8. Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien

2. Gangguan

berkomunikasi

berhubungan

dengan

efek

kehilangan

pendengaran. Tujuan : Klien dapat kembali mendengar dan melakukan komunikasi Kriteria hasil : Klien dapat melakukan komunikasi dengan baik Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.) INTERVENSI 1. Identifikasi metode RASIONAL komunikasi 1. Dengan mengetahui metode komunikasi

yang diinginkan klien dan catat pada rencana perawatan metode, seperti : tulisan, berbicara, bahasa inyarat

yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien

2. Kaji kemampuan untuk menerima 2. Pesan yang ingin disampaikan oleh pesan secara verbal. - Jika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan dengan jelas perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh klien.

langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik daripada berbicara dengan keras). Tempatkan klien dengan telinga yang baik

berhadapan dengan pintu. Dekati klien dari sisi telinga yang baik. - Jika klien dapat membaca

ucapan : Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas. Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat

menyebabkan klien tidak dapat membaca bibi anda. - Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien. Minimalkan percakapan

jika klien kelelahan atau

gunakan tertulis. Tegaskan penting menuliskannya.

komunikasi

komunikasi dengan

- Jika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah. Alamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepada

penerjemah. Jadi

seolah-olah

perawat sendiri yang langsung berbicara kepada klien dnegan mengabaikan penerjemah. 3. Gunakan faktor-faktor pendengaran yang dan 3. Memungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan klien dapat berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara tepat. keberadaan

meningkatkan pemahaman.

Bicara dengan jelas, menghadap individu. Ulangi jika klien seluruh tidak isi

memahami pembicaraan.

Gunakan rabaan dan isyarat untuk komunikasi. Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak. meningkatkan

3. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran. Tujuan : Persepsi / sensoris baik. Kriteria hasil. Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran sampai pada tingkat fungsional. INTERVENSI 1. Observasi kehilangan lanjut. 2. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat . 3. Instruksikan klien untuk 3. Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi. tanda-tanda pendengaran awal yang RASIONAL 1. Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah

pendengaran rusak secara permanen. 2. Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaian serta perawatannya yang tepat.

menggunakan teknik-teknik yang aman dalam perawatan telinga (seperti: saat membersihkan

dengan menggunakan cutton bud secara hati-hati, sementara waktu hindari berenang ataupun kejadian ISPA) sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh. 4. Instruksikan menghabiskan klien seluruh untuk dosis 4. Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa resisten sehingga infeksi akan berlanjut.

antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik sistemik maupun lokal)

4.

Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang diagnosis prognosis penyakit

Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang. Kriteria hasil : Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya. Respon klien tampak tersenyum. INTERVENSI RASIONAL

1. Berikan informasi kepada klien 1. Menunjukkan kepada klien bahwa dia seputar kondisinya dan gangguan yang dialami. dapat tanpa sehingga cemasnya. 2. Diskusikan dengan klien mengenai 2. Harapan-harapan yang tidak realistik kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya mempertahankan harapan untuk klien tidak justru dapat malah mengurangi kecemasan, ketidak berkomunikasi menggunakan dapat dengan alat efektif khusus, rasa

mengurangi

menimbulkan

percayaan klien terhadap perawat.

dalam berkomunikasi. 3. Berikan kelompok informasi yang juga mengenai 3. Memungkinkan klien untuk memilih pernah metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya dnegan sehingga sehari-hari tingkat dapat

mengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada klien.

disesuaikan keterampilannya

mengurangi rasa cemas dan frustasinya. 4. Berikan informasi mengenai 4. Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.

sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Menurut Smeltzer, 2001, Otitis Media Akut (OMA) merupakan suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah. Penyebab utama dari OMA adalah tersumbatnya saluran/tuba eustachius yang bisa disebabkan oleh proses peradangan akibat infeksi bakteri yang masuk ke dalam tuba eustachius tersebut, kejadian ISPA yang berulang pada anak juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya OMA pada anak. Stadium OMA dapat terbagi menjadi lima stadium, antara lain: Stadium Hiperemi, Oklusi, Supurasi, Koalesen, dan Stadium Resolusi. Dimana manifestasi dari OMA juga tergantung pada letak stadium yang dialami oleh klien. Terapi dari OMA juga berdasar pada stadium yang dialami klien. Dari perjalanan penyakit OMA, dapat muncul beberapa masalah keperawatan yang dialami oleh klien, antara lain: gangguan rasa nyaman (nyeri), perubahan sensori persepsi pendengaran, gangguan komunikasi, dan kecemasan. 3.2 Saran Sebaiknya seorang perawat dapat melaksankan asuhan keperawatan kepada klien sinusitis sesuai dengan indikasi penyakit Sebaiknya seorang perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien sinusitis dengan baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA 1. Mansjoer Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Indonesia.Jakarta. 2. Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. 1998. Buku Ajar Ilmu penyakit THT. FKUI : Jakarta. 3. 4. Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta. Iskandar, Nurbaiti.2006.Ilmu penyakit Telinga Hidung Tenggorokan untuk Perawat.Jakarta:FKUI 5. 6. 7. http://www.scribd.com/doc/36493975/OTITIS-MEDIA http://www.scribd.com/doc/4825625/Otitis-Media-Akut, 2 Oktober 2011 http://pediatrics.uchicago.edu/chiefs/ClinicCurriculum/documents/AcuteOtiti sMedia-Hersman.pdf, 3 Oktober 2011

Вам также может понравиться