Вы находитесь на странице: 1из 5

MESIN BIO-ETANOL KAPASITAS 100 L PERHARI

Berikut ini adalah spesifikasi mesin bio-etanol kapasitas 100 L perhari dengan kisaran harga sekitar Rp 60 jt. alat ini cocok untuk industri rumahan karena membutuhkan ruang proses cuma 6 x 6m 1 Parutan Ubi Kayu kapasitas 100 kg /jam (1 unit) 2 Receiver kapasitas 50 lt dari tangki plastik (2 unit) 3 Cooking Tank kapasitas 100 lt dari besi (2 unit) 4 Tangki Sakarifikator kapasitas 100 lt dari besi (2 unit) 5 Heat Exchanger panjang = 2 m dari besi (2 unit) 6 Pompa Medium kapasitas 10 lt /menit (2 unit) 7 Tangki Fermentor kap. 200 lt dari tangki plastik (4 unit) 8 Pompa Fermentor kap. Q = 40 l/m dan H = 18 m (1 unit) 9 Saringan ,Broth Pit Mesh dan pompa kap. 100 ;1..200 x 600 (1 unit) 10 Broth Pit kapasitas 2 x 100 lt dari tangki plastik 11 Broth Pump kapasitas Q = 40 l/m dan H = 18 m (1unit) 12 Broth Tank kapasitas 1,1 m3 dari tangki plastik (1 unit) 13 Feed Pump kapasitas Q = 40 l/m dan H = 18 m (1 unit) 14 Evaporator kapasitas 100 Lt dari besi (2 unit) 15 Kolom distilasi Kapasitas s/d 100 lt dari besi (2 unit) 16 Tandon Air kapasitas 1,1 m3 dari tangki plastik (1 unit) 17 Pompa Air Pendingin HE kap. Q = 40 l/m dan H = 18 m (1 unit) 18 pH meter ,Alkohol Meter , Spg meter (@=1) 19 Tangki air pendingin kolom destilasi kap. 100 L dari tangki plastik (1) 20 Termometer Sebelum anda memutuskan untuk memulai usaha pembuatan etanol ini, perlu di pertimbangkan: 1. Analisa usaha dalam menggunakan produk ini. 2. harga bahan baku, suplai bahan baku, karena harga dan suplai ubi kayu di berbagai daerah berfluktuasi. 3. kemana etanol akan dijual? untuk skala kecil bisa dijual ke industri farmasi, industri kimia, atau diproses lebih lanjut menjadi FGE (etanol 99,5%) dan dijual untuk BBM.

ANALISIS USAHA BIOETANOL Indonesia berpotensi sebagai produsen bioetanol terbesar di dunia. Menurut Dr Ir Arief Yudiarto, periset di Balai Besar Teknologi Pati, ada 3 kelompok tanaman sumber bioetanol: tanaman mengandung pati, bergula, dan serat selulosa. Seluruhnya ada di Indonesia, ujarnya. Salah satu bahan baku yang sohor digunakan di tanahair adalah molase alias tetes tebu. Limbah pabrik gula itu berkadar gula mencapai 50%. Untuk menghasilkan seliter bioetanol diperlukan 4 kg molase. Bahan baku lainnya adalah singkong. Tanaman itu adaptif di berbagai daerah. Itulah sebabnya singkong menjadi salah satu pilihan bahan baku. Kerabat euphorbia itu salah satu sumber pati. Rata-rata kadar pati singkong 28,5%. Untuk menghasilkan seliter bietanol perlu 6,5 kg singkong. Berikut analisis usaha produksi bioetanol dari kedua bahan baku. Asumsi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Lahan yang digunakan untuk produksi adalah milik sendiri, bukan sewa. Umur ekonomis mesin produksi bioetanol 10 tahun. Umur ekonomis zeolit lokal 500 kali pemakaian setara 500 hari. Jam kerja produksi 8 jam/hari. Harga jual bioetanol berkadar 99% Rp5.500 per liter. Tingkat suku bunga Bank Indonesia saat perhitungan 8%. Kapasitas produksi 70 liter per hari. Bioetanol yang dihasilkan berkadar 99%.

Bahan Baku Singkong

Sumber: PT Panca Jaya Raharja dan B2TP BPPT, telah diolah Dari analisis di atas dapat disimpulkan, dengan tingkat keuntungan 19%, produksi bioetanol berbahan baku singkong layak diusahakan karena lebih menguntungkan daripada menyimpan dana di bank dengan tingkat bunga Bank Indonesia per 6 Desember 2007 sebesar 8%. Investasi yang ditanamkan untun usaha produksi bioetanol kembali setelah 6 tahun 9 bulan.

Bahan Baku Molase

Sumber: PT Panca Jaya Raharja dan B2TP BPPT, telah diolah Produksi bioetanol berbahan baku molase layak diusahakan karena tingkat keuntungan mencapai 24%. Jumlah itu lebih menguntungkan dari pada menyimpan dana di bank dengan tingkat bunga Bank Indonesia per 6 Desember 2007 sebesar 8%. Investasi yang ditanamkan untuk usaha produksi bioetanol kembali setelah 3 tahun 8 bulan. |sumber: trubus - imam wigunan)

Вам также может понравиться