Вы находитесь на странице: 1из 17

AKUNTANSI KAS DAN BANK

PENDAHULUAN Kas adalah aset keuangan (paling likuid) yang digunakan untuk kegitan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan membayar kewajiban perusahaan. Tidak ada standar akuntansi khusus terkait dengan kas namun secara umum dibahas dalam standar tentang instrumen keuangan. Biasanya kas perusahaan ada yang dipegang oleh perusahaan (cash on hand) atau yang tersimpan di bank. Biasanya Kas dan Bank dilaporkan dalam satu akun yang menunjukkan saldo uang kas dan simpanan yang ada di bank. Untuk Kas, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2, perusahaan juga perlu memperhatikan informasi arus kas yang berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Di lain pihak, akun Bank menunjukkan saldo perusahaan di bank yang dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan. Dalam Kas dan Bank ini tidak termasuk dana disisihkan untuk kepentingan tujuan tertentu, seperti persediaan perangko dan materai, rekening giro pada bank di luar negeri, cek mundur, atau cek kurang dari pihak ketiga. Penggunaan kas dapat untuk kepentingan jumlah pembayaran yang besar ataupun untuk pembayaran yang kecil kecil saja, maka dikenali adanya metode pencatatannya, kas juga mudah dipindahtangankan serta terkadang saldo antara kas di perusahaan dan di bank seringkali berbeda. Oleh karenanya, berikut akandijelaskan tentang pencatatan, pengendalian, rekosiliasi dan pengaturan Kas dan Bank menurut undang undang perpajakan.
Akuntansi Kas dan Bank| 1

AKUNTANSI KAS/PENGENDALIAN KAS Kas merupakan aset likuid yang mudah digunakan, banyak pihak yang menginginkan sehingga mudah dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu diperlukan rancangan pengendalian internal yang baik agar kas perusahaan terlindungi. Perlindungan terhadap kas dapat berupa fisik maupun perlindungan untuk menjaga kas tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak seharusnya. Bentuk bentuk pengendalian antara lain : 1. Terdapat pemisahan tugas antar pihak yang melakukan otorisasi dengan pembayaran, pihak yang melakukan pengelolaan kas dan pencatatan, pihak pengguna, dan pihak pembayar. Tingkat pemisahan tugas disesuaikan dengan kebutuhan entitas. Pada entitas yang besar pemisahan tugas dilakukan dalam unit terpisah, namun dalam entitas kecil pemisahan tugas tidak dapat dilakukan secara ideal. Utamanya, harus ada kroscek dan kontrol dari pihak lain, sehingga penyalahgunaan wewenang dapat dihindari. 2. 3. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehingga terdapat pengedalian pencatatan oleh pihak lain. 4. Pengeluaran uang harus menggunkan cek, kecuali pengeluran pengeluaran yang jumlahnya kecil, yaitu menggunakan kas kecil. 5. 6. 7. Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tertentu. Dibuat laporan pengeluaran kas harian sebagai pertanggungjawaban. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan pengendalian pencatatan. 8. Diadakannya pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas.

Akuntansi Kas dan Bank| 2

9.

Dibuat laporan kas setiap hari sebagai pertanggungjawaban.

10. Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau raung tertutup dengan akses terbatas. 11. Penggunaan sistem kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam jumlah kecil. 12. Rekosiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank.

PENGELOLAAN DAN SISTEM PENCATATAN KAS KECIL


Untuk keperluan pengeluaran dalam jumlah kecil, entitas tidak mungkin melakukannya dengan menggunakan cek karena tidak efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas dalam jumlah kecil entitas membentuk dana kas kecil. Jumlah kas kecil disesuaikan kebutuhan entitas. Semakin besar ukuran entitas dan kebutuhan pengeluaran jumlah dana kas kecil besar, maka akan dibentuk kas kecil dalam jumlah besar. Tetapi untuk entitas dengan ukuran kecil dan tidak banyak pengeluaran yang dilakukan, nilai kas kecil dibentuk kecil. Pengelola kecil adalah kasir kas kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran pembayaran melalui kas kecil.

Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan entitas untuk membayar pengeluaran pengeluaran yang jumlah relatif kecil dan tidak ekonomis jika dibayar menggunakan cek.
Terdapat dua sistem yaitu : Imprest Method Sistem imprest kas kecil adalah mekanisme kas kecil dimana dana dipertahankan tetap. Pada awal dibentuk dana kas kceil dalam jumlah tertentu. Setiap ada pengeluaran akan dibuat bukti pengeluaran tetapi tidak dijurnal. Jika

Akuntansi Kas dan Bank| 3

jumlah kas kecil akan habis, maka akan dilakukan penggantian dana yang telah dipakai. Pada saat penggantian akan dibuat jurnal terkait dengan pengeluaran tersebut dan mengurangi kas perusahaan. Setelah penggantian saldo dana kas kecil akan kembali sejumlah yang ditetapkan.

Fluctuation Method Dalam sistem fluktuasi ini saldo uang yang dicatat pada akun kas kecil selalu berubah (tidak tetap) dari waktu waktu. Penggantian tidak didasarkan jumlah terpakai tapi seringkali ditetapkan sejumlah tertentu. Misalnya, untuk pertama kali dibentuk dana kas kecil sebesar Rp500.000,00. Setiap bulan ditambahkan dana sejumlah nilai yang sama tanpa memperhatikan jumlah dana yang terpakai. Akibatnya saldo kas kecil akan berubah ubah. Dalam rangka pengendalian, imprest method lebih baik, karena jumlah kas kecil akan terkontrol dan tidak akan terjadi penumpukan dana dalam unit pembayar (kasir). Mekanisme pengendalian juga terjadi, karena setiap penggantian akan dilakukan penghitungan dana kas kecil terpakai dan tersisa sehingga dapat memonitor pemakaian dan memastikan tidak ada uang hilang. Sedangkan untuk fluctuation method, jumlah dana di kasir tidak terkontrol dan jumlahnya dapat bertambah terus jika dana tidak terpakai. Contoh imprest method dan fluctuatin method : 1. Pada awal bulan Februari 2013, PT Sukses membentuk kas kecil yang akan digunakan untuk membayar pengeluaran pengeluaran tunai yang tidak besar jumlahnya dan sering terjadi. Dana kas kecil dibentuk itu disepakati sebesar Rp1.500.000,00 yang akan diisi kembali setiap tanggal 1 dan 16 setiap bulannya.

Akuntansi Kas dan Bank| 4

Selama bulan Februari 2013, transaksi PT Sukses yang menggunakan kas kecil adalah sebagai berikut : Feb, 4 Membeli materai dan perangko sebesar Rp225.000,00 10 Membayar beban perbaikan kendaraan sebesar Rp600.000,00 12 Membeli bensin, solar, dan minyak sebesar Rp275.000,000 17 Membayar beban perbaikan gedung sebasar Rp850.000,00 25 Membeli perlengkapan kantor Rp450.000,00

Imprest Method Tanggal Feb 1 1 6 Beban perbaikan kendaraan Beban bahan bakar Kas Beban perbaikan gedung Perlengkapan kantor Kas 600.000 275.000 1.100.000 850.000 450.000 1.300.000 Jurnal Kas kecil Kas Beban materai dan perangko 1.500.000 1.500.000 225.000

Mar 1

Fluctuation Method Tanggal Feb 1 4 1 0 Kas kecil 1 Beban bahan bakar 275.000
Akuntansi Kas dan Bank| 5

Jurnal Kas kecil Kas Beban meterai dan perangko Kas kecil Beban perbaikan kendaraan 1.500.000 1.500.000 225.000 225.000 600.000 600.000

2 Kas kecil 1 6 1 7 Kas kecil 2 5 Kas kecil Mar 1 Kas kecil Kas 1.500.000 1.500.000 450.000 Perlengkapan kantor 450.000 850.000 Kas Beban perbaikan bangunan 1.500.000 850.000 Kas kecil 1.500.000 275.000

REKONSILIASI BANK Transaksi setiap hari dicatat, sedangkan uang yang diterima atau dikeluarkan selalu melalui bank, kecuali jumlah yang kecil perlu merekomedasikan laporan bank. Rekosiliasi ini sangat bermanfaat untuk mengecek ketelitian pencatatan akun kas dan dapat mengurangi potensi hilangnya uang perusahaan. Tujuan rekonsiliasi adalah untuk mencocokkan antara pencatatan di perusahaan dan pencatatan kas yang dilakukan oleh bank yang mengelola uang perusahaan.

Rekosiliasi bank adalah suatu daftar yang berisi penyebab perbedaan antara saldo kas menurut perusahaan dan menurut catatan bank.
Saldo bank dalam laporan keuangan adalah saldo kas berdasarkan hasil rekosiliasi. Karena pencatatan oleh bank maupun pencatatan oleh kas terkadang tidak menunjukkan saldo kas yang sebenarnya. Salah satu pihak sering terlambat melakukan pencatatan, atau pihak lain belum mengambil atau menarik cek yang

Akuntansi Kas dan Bank| 6

telah dikeluarkan entitas, hal ini membuat pencatatan kas tersebut tidak mencerminkan saldo yang sebenarnya. Rekonsiliasi bank untuk tujuan pelaporan keuangan dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan, namun rekonsiliasi bank untuk tujuan pengendalian saldo kas seharusnya dilakukan setiap bulan. Bahkan untuk entitas yang transaksi kasnya cukup tinggi rekonsiliasi bank dalam rangka pengendalian dapat dilakukan mingguan atau harian. Dengan perkembangan teknologi perbankan saat ini, entitas dapat mengintegrasikan sistemnya dengan bank sehingga pencatatan transaksi kas oleh entitas dilakukan hanya apabila kas telah dipastikan bertambah atau berkurang dari rekening bank. Untuk melakukan rekonsiliasi bank, entitas harus memiliki data pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan entitas. Berdasarkan data saldo awal dan mutasi kas akan diperoleh saldo kas menurut pencatatan entitas. Entitas akan menerima rekening koran yang berisikan mutasi pencatatan kas oleh bank. Rekosiliasi dilakukan dengan membandingkan mutasi kas dalam pencatatan entitas dan mutasi kas dalam catatan rekening bank. Jika terdapat perbedaan baik nilai, transaksi yang hanya ada di salah satu pihak, maka item tersebut harus diteliti lebih lanjut. Dalam proses audit, rekonsiliasi tidak hanya dilakukan untuk mendapatkan saldo kas yang sebenarnya harus disajikan dalam laporan keuangan. Auditor juga perlu memastikan pembuktian. Rekonsiliasi ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi perbedaan antara kedua saldo tersebut. Saldo kas entitas ditambahkan dan dikurangkan perbedaaan yang diidentifikasi akan memperoleh saldo kas menurut rekening bank. Rekonsiliasi pembuktian ini dilakukan dalam rangka audit, namun tidak dilakukan dalam rangka menentukan saldo kas dalam laporan keungan. Secara umum penyebab perbedaan saldo dalam rekening bank dengan saldo kas menurut entitas adalah sebagai berikut :

Akuntansi Kas dan Bank| 7

1.

Elemen elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank. Sebagai contoh : a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai bulan berikutnya (Setoran dalam perjalanan). b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat (Setoran dalam perjalanan). c. Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank

2.

Elemen elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Sebagai contoh : a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (Jasa giro). b. Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.

3.

Elemen elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh bank. Sebagai contoh : a. Cek cek yang beredar (outstanding checks), yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan dicatat sebagai pengeluaran kas, tetapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran. b. Cek yang sudah ditulis dan dicatat dalam jurnal pengeluran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar, belum merupakan pengeluaran sehingga jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode.

4.

Elemen elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Sebagai contoh :
Akuntansi Kas dan Bank| 8

a.

Cek dari pelanggan yang ditolak oleh bank karena ternyata bersaldo kosong, tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

b.

Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (penarikan di bank melebihi saldo yang dimiliki) tetapi belum tercatat oleh perusahaan.

c. 5.

Biaya jasa bank yang dicatat oleh perusahaan.

Kesalahan mencatat dapat terjadi baik oleh bank maupun entitas. Jika terdapat perbedaan nilai transaksi dengan bukti sama, maka harus ditelusuri pihak mana yang melakukan kesalahan. Jika kesalahan tersebut dilakukan entitas, maka dilakukan jurnal penyesuaian untuk membetulkan kesalahan tersebut. Jika kesalahan dilakukan oleh bank, entitas harus melaporkan ke bank, sehingga pihak bank dapat menindaklanjutkan kesalahan tersebut dengan melakukan koreksi pada periode berikutnya. Penyusunan rekosiliasi bank dapat dilakukan dalam dua macam, yaitu :

1.

Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam dua kolom ; a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. b. Laporan rekonsiliasi saldo bank pada saldo kas.

2.

Rekosiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir bisa di buat dalam dua bentuk : a. b. Laporan rekonsiliasi saldo bank pada saldo kas (4 kolom). Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8 kolom). Contoh rekonsiliasi bank : PT Sukses Makmur dalam catatannya menunjukkan saldo kas sebesar

Rp20.502.000,00 pada 31 Januari 2011, sedangkan rekening koran bank

Akuntansi Kas dan Bank| 9

menunjukkan saldo akhir kas sebesar Rp22.190.000,00. Berikut item - item yang berbeda antara mutasi pencatatan di entitas dan rekening koran bank yang perlu dikoreksi. 1. Setoran sebesar Rp3.680.000,00 dilakukan pada 31 Januari 2011, namun belum rekening koran bank. 2. Cek yang tulis pada bulan Januari, namun belum dicairkan berjumlah Rp5.001.000,00. 3. Bunga pinjaman sebesar Rp600.000,00 langsung didebit dari rekening belum diketahui entitas. 4. Bank mengenakan beban administrasi sebesar Rp18.000,00 dan belum dicatat oleh entitas. 5. Cek dari pelanggan sebesar Rp220.000,00, tidak dapat diuangkan karena dananya tidak cukup. 6. Perusahaan melakukan kesalahan pencatatan, cek untuk pembayaran hutang sebesar Rp131.000,00, namun dicatat sebesar Rp311.000,00. 7. Bank salah mencairkan cek sebesar Rp175.000,00, di mana seharusnya merupakan cek dari rekening entitas lain bukan rekening PT Sukses Makmur. PT Sukses Makmur Rekonsiliasi Bank Per 31 Januari 2011 Saldo per laporan bank +/+ Deposit in transit Kesalahan bank 3.680.000,00 175.000,00 3.855.000,00 -/Cek masih beredar (5.001.000,00)
Akuntansi Kas dan Bank| 10

22.190.000,00

21.044.000,00 Saldo per laporan entitas +/+ Bunga Kesalahan pencatatan cek 600.000,00 180.000,00 780.000,00 -/Biaya administrasi bank Cek kosong (18.000,00) (220.000,00) (238.000,00) 21.044.000,00 Jurnal penyesuaian yang diperlukan dari rekonsiliasi di atas adalah : Kas Pend. Bunga (Mencatat bunga yang diterima dari bank) Kas Hutang Usaha (Kesalahan pencatatan angka cek oleh perusahan) Beban Adm. Bank Kas (Pencatatan beban administrasi dari bank) Rp18.000,00 Rp18.000,00 Rp180.000,00 Rp180.000,00 Rp600.000,00 Rp600.000,000 20.502.000,00

Piutang Usaha Kas

Rp220.000,00 Rp220.000,00

Akuntansi Kas dan Bank| 11

(Cek dari konsumen yang tidak dapat diuangkan) AKUTANSI PAJAK Seperti yang telah dijelaskan dalam akuntansi komersial, kas dan bank sebagai pos yang paling likuid dalam bentuk uang kertas, uang logam, saldo rekening, giro dan tabungan. Perlakuan akuntansi kas dan bank ini tidak diatur tersendiri dalam undang undang pajak, sehingga pengertian kas juga mengikuti ketentuan akuntansi komersial seperti yang tidak termasuk kategori kas, yaitu : 1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 bulan Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover tidak termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan sewaktu-waktu 2. Persediaan Prangko dan Materai Terhadap persediaan perangko dan materai ini sering ditemui di perusahaan yang sewaktu sewaktu dapat digunakan. Jumlah persediaan prangko dan materai kemungkinan cukup besar yang umumnya dimasukkan dalam kategori akun Persediaan Perlengkapan Kantor(office supplies). 3. Uang Muka / Kas Bon Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai tidak dapat digolongkan ke dalam kas. Uang muka yang diberikan kepada karyawan, meskipun belum digunakan oleh yang bersangkutan, tidak digolongkan sebagai kas, selain itu Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktuwaktu, sehingga tidak dapat dianggap uang tunai. 4. Cek Mundur atau Cek Kosong Bentuk cek mundur atau cek kosong tidak memenuhi syarat sebagai uang kas.

Akuntansi Kas dan Bank| 12

Penyajian dalam akun Kas dan Bank ini dalam neraca komersial atau neraca dicantumkan sebesar nilai nominal. Apabila terdapat Kas dan Bank dalam mata uang asing, maka kurs yang digunakannya adalah nilai kurs tetap (historis) atau kurs pada tanggal neraca yang dilakukan secara konsisten (taat asas). Berdasarkan PP Nomor 131 Tahun 2000 dan KMK Nomor

51/KMK.04/2001, penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan jasa giro (dengan pengecualian yang disebutkan di bagian selanjutnya) dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 Undang-undang PPh. Pengenaan pajak atas penghasilan tersebut adalah: (a) sebesar 20 persen dari jumlah bruto dan bersifat final apabila penerima penghasilan adalah WP dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap, dan (b) sebesar 20 persen dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan bersifat final apabila penerima penghasilan adalah WP luar negeri. Penghasilan atas bunga deposito/tabungan, diskonto SBI, dan jasa giro dipotong langsung oleh bank pembayar pada saat pembayaran atau pembebanan biaya; pihak bank tersebut yang akan membayar atau menyetor PPh 4 ayat 2 tersebut ke Kas Negara menggunakan Surat Setoran Pajak dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh 4 ayat 2. Pemotongan pajak tidak dilakukan terhadap : 1) Bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp. 7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah. 2) Bunga data diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. 3) Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dan Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

Akuntansi Kas dan Bank| 13

4) Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sedehana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri. Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga secara fiskal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima, yaitu pendapatan bunga dikurangi PPh 4 ayat 2 atas bunga. Berikut adalah contoh transaksi Kas dan Bank yang berhubungan dengan objek pajak yang dikenakan bagi pihak yang bertransaksi. Contoh : Pada tanggal 4 Februari 2011 Tn. Nurdin menerima bunga deposito dari bank Mandiri sebesar Rp8.000.000,00 dengan tarif Pajak Penghasilan yang pemungutan bersifat final (Pasal 4 Ayat 2 ) yang selajutnya ditindaklanjuti dengan peraturan pemerintah No. 31 Tahun 2000 besarnya PPh atas bunga deposito bersifat final = 20% x Rp8.000.000,00 = Rp1.600.000,00 ayat jurnal yang diperluakan tergantung Wajib Pajak menggunakan metode pencatatannya yaitu : 1. Metode Bruto (Gross Method) Pada metode tersebut PPh Pasal 4 (2) diperlakukan sebagai beban. Tetapi perlu diperhatikan bahwa undang undang PPh menyatakan pajak penghasilan tidak diperkenankan untuk dibebankan. (Pasal 9 huruf h Undang Undang PPh) Ayat Jurnal saat menerima deposito : Tanggal Feb, 4 Keterangan Kas dan Bank PPh Pasal 4 (2) Penghasilan bunga Dr Rp6.400.000,00 Rp1.600.000,00 Rp8.000.000,00 Cr

2.

Metode Neto (Net Method)

Akuntansi Kas dan Bank| 14

Prinsip dasar sama dengan seperti metode bruto, hanya mencatatnya berdasarkan pada jumlah bruto yang jumlah penghasilan setelah dikurangi pajak penghasilan Pasal 4 (2), maka ayat jurnal dapat disusun : Tanggal Feb, 4 Keterangan Kas dan Bank Penghasilan Bunga Dr Rp6.400.000,00 Cr Rp6.400.000,00

Akuntansi Kas dan Bank| 15

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 131 Tahun 2002 . Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51 Tahun 2001 .Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 2 Tentang Laporan Arus Kas. Martani, Dwi, Dkk. 2012 Akuntansi Keuangan Menengah Buku 1. Jakarta : Salemba Empat Sukrisno, Agoes, Estralita Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat Waluyo, 2012. Akuntansi Pajak Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat Diunduh tanggal 14 Maret 2012 http://belajarakuntansi.openthinklabs.com/home/zlampiran/glosarium/akuntansikas-petty-cash http://cial4ccounting.wordpress.com/2012/10/08/rekonsiliasi-laporan-bank/

Akuntansi Kas dan Bank| 16

Akuntansi Kas dan Bank| 17

Вам также может понравиться