Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN SKILLAB

BLOK ORAL DIAGNOSA & RENCANA PERAWATAN PENYAKIT DENTOMAKSILOFASIAL "KONSERVASI GIGI"

Oleh: Maharja Jathi P 111610101027

Pembimbing : drg. Dwi Warna Aju F., M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Skill Lab Konservasi Gigi pada Blok Oral Diagnosa dan Rencana Perawatan Penyakit Dentomaksilofasial. Penyusunan laporan ini tidak lepas oleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada: 1. drg. Dwi Warna Aju F., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Kelompok Tutorial VI yang melakukan Skillab serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Dalam penulisan makalah ini mungkin masih ada beberapa bagian yang tidaklah sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangatlah diharapkan untuk perbaikan kesempurnaan laporan ini. Demikian, berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat. penulis

Jember, 22 April 2013

Penulis

DENTAL UNIT Pengertian Dental unit merupakan suatu alat yang dipakai oleh dokter gigi dalam membantu pemeriksaan dan kemudian menentukan terapi apa saja yang akan diberikan kepada pasien. Secara umum dental unit dapat dipergunakan untuk membantu perawatan gigi dan mulut seperti pengeboran, penambalan, pembersihan, dan pemeriksaan. Bagian utama dari dental unit adalah kursi giginya, saat ini yang sesuai dengan persyaratan adalah model pasien tidur. Ada dua kemampuan standar dari kursi gigi ini yaitu bisa dinaik-turunkan tempat duduknya dan bisa direbahberdirikan sandaran-nya. Bagian kedua adalah perlengkapan intrumennya yang biasanya terletak dekat meja tempat alat (bracket table). Dental Unit pada umumnya memiliki tiga sumber tenaga, antara lain: Sumber tenaga listrik, Sumber tenaga angin atau udara dan yang terakhir sumber tenaga air. Dimana setiap sumber tenaga dapat mempunyai fungsi yang berbedabeda. Seperti Sumber tenaga listrik memberikan daya pada semua system elektrik. Contohnya pada lampu operasi, switch valve electric. Sumber tenaga udara untuk memberikan pada semua system yang bekerja berdasarkan tekanan udara. Udara bertekanan ini berasal dari compressor. System yang bekerja berdasarkan takanan adalah system hidrolik pada kursi atau chair dental. Dan yang terakhir Sumber tenaga air yang digunakan pada system pendinginan turbine jet/bor jet, spray git, dan pembuagan kotoran. Namun dental unit masa kini hampir semuanya mengunakan tekanan udara sebagai tenaga pengerak, itulah sebabnya kompresor merupakan alat ikutan yang selalu menyertai setiap dental unit, pada beberapa dental unit ada yang tidak perlu dilengkapi kompresor tapi cukup dengan gas dalam tabung saja seperti yang dipakai tukang las. Dental Unit kedokteran gigi jugaharus kuat dan aman, agar

tidak membahayakan pasien dalam perawatan pengobatan gigi dan mulut yang disebabkan oleh karena sengatan listrik atau bahaya lainnya.

Gambar Dental Unit

Bagian utama dari dental unit yaitu kursi gigi yang tersusun dari : 1. Sandaran kepala : bagian ini dapat disesuaikan dengan posisi kepala pasien yang dikehendaki agar memudahkan operator dalam melakukan perawatan 2. Sandaran punggung : bagian ini dapat disesuaikan dengan posisi punggung pasien agar memudahkan operator dalam melakukan perawatan 3. Tempat duduk dan sandaran kaki : bagian ini agar memberikan rasa nyaman saat pasien dilakukan perawatan 4. Sandaran tangan : bagian ini dapat dibuka dan diposisikan untuk menyandarkan tangan ketika operator melakukan perawatan.

Instrumen pelengkap penyusun dental unit antara lain : 1. Pemutar handpiece : merupakan alat yang digunakan untuk memutar instrumen high speed atau low speed yang terdiri dari beberapa hole. 2. Semprotan angin : alat yang digunakan untuk mengeluarkan dengan kecepatan tertentu, biasanya untuk mengisolasi daerah kerja 3. Semprotan air : alat yang digunakan untuk mengeluarkan air dengan kecepatan tertentu 4. Spittoon unit : merupakan tempat untuk meletakkan gelas kumur dan membuang cairan kumur pasien 5. Lampu sorot : lampu yang digunakan untuk menerangi daerah kerja agar penglihatan operator lebih jelas 6. Handpiece untuk low dan high speed : instrumen yang digunakan untuk memasang matabur lowspeed atau highspeed yang akan diaplikasikan pada rongga mulut pasien 7. Saliva ejector : merupakan alat untuk menyedot saliva pasien untuk mengisolasi daerah kerja 8. Intra oral film viewer : alat yang digunakan untuk membaca hasil foto rongsen dari keadaan gigi dan jaringan pendukungnya serta bila adanya kelainan yang diderita pasien 9. Viewer : merupakan layar untuk menampilakan hasil dari kamera intra oral 10. Kamera Intra-oral : merupakan kamera yang digunakn untuk menampilkan hasil pemeriksaan daerah intra oral 11. Table : merupakan meja yang digunakan untuk meletakkan instrumen yang akan dibutuhkan dalam proses pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan

PEMBAHASAN

Dalam memntukan diagnosa klinik, rencana perawatan,serta prognosa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan subyektif / obyektis dan penunjang. Tahapan sebelum melakukan diagnosa dan rencana perawatan, antara lain: mempersiapkan dental chair, kemudian juga mempersiapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan pada table dental unit, mempersiapkan pasien untuk masuk dan duduk didental chair hingga pasien merasa nyaman, dan yang terakhir adalah melakukan anamnesa kepada pasien. Anamnesa penderita meliputi : Identits Penderita Doni Putra berumur 19 tahun, beralamat di jalan Bangka No 35 kabupaten jember, berprofesi sehari-hari sebagai Mahasiwa. Untuk keadaan umum penderita, penderita tidak memilik penyakit sistemik serta alergi terhadap obat-obatan dan bahan yang akan dipakai dalam perawatan atau anastesi.

Pemeriksaan Subyektif Seorang pasien laki-laki datang ke klinik konservasi gigi RSGM FKG Universitas Jember ingin merawatkan gigi belakang kiri yang berlubang. Pasien datang dengan mengeluhkan gigi belakang kiri bawahnya sakit saat digunakan untuk mengunyah makanan dan terkena rangsangan dingan dalam waktu relatif singkat serta sakit saat digunakan menggosok gigi. Saat pasien datang keadaannya tidak sakit. Jika rasa sakit tersebut pasien tidak meminum obat dan pasien belum pernah memeriksakan gigi belakang kirinya tersebut.

Pemeriksaan Obyektif Pada pemeriksaan obyektif didapatkan hasil : 1. Pembengkakan ekstraoral Pemeriksaan dilakukan pada kelenjar limfe region submandibular dan submentale dengan meraba dibawah dagu menggunakan dua jari bagian dalam. Didapatkan hasil normal tidak ada pembengkakan, konsistensi lunak serta tidak terasa sakit. 2. Pembengkakan Intraoral Pemeriksaan ini meliputi gingiva dan mukosa yang diperiksa ada atau tidaknya pembengkakan. Dari pemeriksaan didaptkan tidak terdapat pembengkakan sehingga tidak ada fistula. 3. Gigi Karies Untuk pemeriksaan karies dilakukan dengan pemeriksaan visual pada gigi yang terlihat berlubang. Didapatkan pada gigi belakang kiri bawah yaitu gigi 37 dan 38 terdapat lubang pada bagian oklusal. Juga gigi 46 47 48 berlubang kecil pada bagian oklusal. 4. Perforasi Dalam pemeriksaan perforasi digunakan jarum miller untuk mengetahui kedalaman pulpa yang mengalamai karies dan keterlibatan kamar pulpa. pada pemeriksaan ini tidak kami lakukakan karena saat test termal pasien sudah merasa kesakitan. 5. Tekanan dan Perkusi Pemeriksaan perkusi dan tekanan dilakukan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periapikal dan periodontal. Dilakukan dengan menggunakan handle instrumen dengan menekan atau menggigit dan mengetuk pada oklusal dari berbagai sisi. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menekan dan mengetuk permukaan gigi, dimulai dari gigi sebelahnya kemudian gigi yang bersangkutan. Didapatkan hasil saat dilakukan test tekanan dan perkusi pasien tidak merasa sakit sehingga tidak terdapat radang.

6. Kegoyangan Gigi Test kegoyangan gigi berguna untuk mengetahui adanya kegoyangan gigi atau tidak. Pemeriksaannya dilakukan dengan cara memegang gigi yang bersangkutan dengan menggunakan jari telunjuk, ibu jari atau bisa juga menggunakan pinset lalu gerakan ke arah buko-lingual atau mesio-distal. Diperoleh hasil kegoyangan derajat satu, berarti gigi pasien masih memiliki mobilitas ringan atau normal. 7. Gingiva Sekitar gigi Pemeriksaan gingiva ini dilakukan secara visual pada gigi pasien. Diperoleh hasil bahwa gingival pasien mengalamai hiperemi 8. Pemeriksaan Polip Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya jaringan granulasi yang tumbuh pada gigi. Untuk pemeriksaannya perlu diperiksa polip pulpa (massa jaringan lunak dalam kaviitas yang berasal dari pulpa gigi) dan polip jaringan ikat (massa jaringan lunak dalam kavitas yang berasal dari jaringan ikat dibawah bifurkasi gigi). Untuk mengetahui dengan benar jaringan polip perlu dilakukan dengan foto ronsen. Dari pemeriksaan didapatkan tidak ada jaringan granulasi yang tumbuh pada gigi tersebut. 9. Test Vitalitas Gigi Dilakukan dengan melakukan test termal, test termal dilakukan apabila masih terdapat mahkota dan ruang pulpa. test termal ada dua macam, yaitu test panas dan dingin. Untuk test panas dilakukan dengan gutta percha yang dipanaskan diatas bunsen kemudian tempelkan gutta percha di sepertiga servikal gigi sebelah kemudian gigi yang bersangkutan. Test dingin dilakukan dengan cara menempelkan cooton pellet yang disemprot menggunakan chlor ethyl sampai tibul bunga es, kemudian tempelkan pada sepertiga servikal gigi sebelah kemudian gigi yang bersangkutan. Dari pemeriksaan tersebut diperoleh hasil bahwa pasien dapat merespon test dingin yang menunjukkan gigi pasien masih dalam keadaan vital.

10. Test Kavitas Dilakukan bila test vitalitas termal hasilnya meragukan dan kavitas gigi belum terjadi perforasi dengan cara mengebur dentin pada atap pulpa sampai pasien merasakan sakit. 11. Test Jarum Miller Dilakukan bila kavitas sudah perforasi pulpa karena kelanjutan dari test kavitas atau karena gigi yang mengalami perforasi pulpa yang disebabkan karies. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dipakai adalah foto radiografi dengan teknik periapikal pada gigi yang bersangkutan. Pada pemeriksaan ini kami tidak melakukannya. Diagnosa Klinikss Diperoleh dari hasil analisis pemeriksaan yang telah dilakukan. Diagnosa klinik yang didapat dari gigi 38 adalah Pulpitis Reversibel.

PULPITIS REVERSIBLE

Pulpitis reversibel adalah inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa kembali normal. Pulpitis awal dapat terjadi karena karies dalam, trauma, tumpatan resin komposit/ amalgam/ ionomer gelas. Gambaran mikroskopis ditandai oleh lapisan odontoblas rusak, vasodilatasi, odem, sel radang kronis, kadang sel radang akut. Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel adalah stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretasi periodontium yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka. Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin dari pada panas dan oleh udara dingin. Tidak timbul spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan. Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel dan ireversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis ireversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel, penyebab sakit umumnya peka terhadap stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pada pulpitis ireversibel rasa sakit datang tanpa stimulus yang nyata. Pulpitis reversibel asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik. Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan berdasarkan tes klinik. Rasa sakitnya tajam, berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila stimulusnya dihilangkan. Dingin, manis, atau asam biasanya menyebabkan rasa sakit. Rasa sakit dapat menjadi kronis. Meskipun masingmasing paroksisme (serangan hebat) mungkin berlangsung sebentar, paroksisme dapat berlanjut berminggu-miggu bahkan berbulan-bulan. Pulpa dapat sembuh sama sekali atau rasa sakit tiap kali dapat berlangsung lebih lama dan interval keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya pulpa mati. Karena

pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama dingin, aplikasi dingin merupakan suatu cara untuk menemukan dan mendiagnosis gigi yang terlibat. Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara normal bereaksiterhadap perkusi, palpasi, dan mobilitas, dan pada pemeriksaan radiografik jaringan apikal adalah normal. Menghilangkan iritan dan menutup serta melindungi dentin yang terbuka atau pulpa vital biasanya akan menghilangkan gejala (jika ada) dan memulihkan proses inflamasi jaringan pulpa. Akan tetapi jika iritasi ini berlanjut atau intensitasnya meningkat, inflamasi akan berkembang menjadi sedang bahkan parah yang akhirnya menjadi pulpitis ireversibel dan bahkan nekrosis. Prognosa baik, bila iritasi diambil cukup dini, jika tidak kondisinya dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel.

KESIMPULAN

Berdasar hasil pemeriksaan didapatkan hasil pasien mengalami pulpitis reversible. Ini dikarenakan pasien mengeluh gigi belakang bawah kirinya sakit saat digunakan mengunyah dan terkena rangsangan dingin serta saat menggosok gigi. Dari test vitalitas yang dilakukan dengan test termal dingin dan rencana perawatan dengan amalgam kelas 1 dengan prognosis yang baik.

Вам также может понравиться