Вы находитесь на странице: 1из 2

Nama : Mohamad Irvanuddin Ibnu Fadil NIM : 125020300111084 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah suatu lembaga independen

yang terdiri dari sembilan anggota dewan komisaris yang sifatnya kolektif kolegial dimana terdapat dua anggota unsur perwakilan ex-offico dari Pemerintah, Perwakilan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, bertugas mengawasi perbankan, pasar modal, perusahaan pembiayaan dan asuransi. Untuk perbankan khususnya, akan mengatur aspek mikro prudensial serta pemeriksaan bank. Dengan kata lain, lembaga yang independen dan terintegrasi melaksanakan fungsi pengawasan tugas wewenang perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Lembaga itu akan mengambil alih tugas pengawasan bank, lembaga keuangan non bank dan pasar modal mulai 1 Januari 2013. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah diundangkan dan diatur dalam Undang-undang (UU) nomor 21 tahun 2011 yang disahkan pada tanggal 27 Oktober 2011 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), setelah melalui masa 8 tahun Rancangan Undang-undang (RUU) sebelum disahkan. Dengan disahkannya RUU OJK, maka per tanggal 31 Desember 2012, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) otomatis akan melebur ke dalam OJK. Sementara untuk pengawasan perbankan, Bank Indonesia (BI) di persilahkan masuk ke OJK pada awal 2013, atau paling lambat Desember 2013. Berkaitan dengan disahkannya UU OJK, maka tugas BI mencakup dua bidang, yakni terkait dengan sistem pembayaran dan melakukan stabilitas moneter, sedangkan pengawasan perbankan dilakukan oleh OJK. Sementara Badan Penanaman Modal (Bapepam) hanya sebagai regulator atau pembuat regulasi, sedangkan tugas pengawasan terhadap lembaga keuangan diambilalih OJK. OJK akan menjadi lembaga independen yang terintegrasi sebagai pengawas sektor jasa keuangan. OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good clean governance), yang meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi dan kewajaran. UU ini memuat ketentuan tentang organisasi dan tata kelola (governance) dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Sedangkan ketentuan mengenai jenis-jenis produk jasa keuangan, cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa keuangan, kualifikasi dan kriteria lembaga jasa keuangan, tingkat kesehatan dan pengaturan prudensial serta ketentuan tentang jasa penunjang sektor jasa keuangan dan lain sebagainya yang menyangkut transaksi jasa keuangan, diatur dalam undang-undang sektoral tersendiri, antara lain Undang-Undang tentang Perbankan, UU Pasar Modal, UU Usaha Perasuransian, UU tentang Dana Pensiun, dan peraturan perundangundangan lain yang terkait dengan sektor jasa keuangan. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: 1. kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan 2. kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal 3. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang: 1. menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini

2. 3. 4. 5. 6.

menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan menetapkan peraturan dan keputusan OJK menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu 7. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan 8. menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban 9. menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang: 1. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan 2. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif 3. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan 4. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu 5. melakukan penunjukan pengelola statuter 6. menetapkan penggunaan pengelola statuter 7. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan 8. memberikan dan/atau mencabut: izin usaha izin orang perseorangan efektifnya pernyataan pendaftaran surat tanda terdaftar persetujuan melakukan kegiatan usaha pengesahan persetujuan atau penetapan pembubaran penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Menurut saya OJK untuk lima tahun kedepan di Indonesia itu baik, karena dengan adanya OJK tugas pengaturan dan pengawasan seluruh lembaga jasa keuangan yang dulunya di pegang bank sentral (BI) kini beralih ke OJK, dengan ini maka masing-masing bidang akan lebih berkonsentrasi pada tugasnya masing-masing. Dan keduanya juga dapat saling berkoordinasi dalam melaksanakan tugasnya. Agar sukses dalam menjalankan tugas-tuganya maka OJK harus membangun koordinasi dan komunikasi yang konstruktif dengan lembaga-lembaga terkait terutama Bank Indonesia. OJK harus membangun satu pendekatan pengawasan yang terintegrasi, karena ini memadukan seluruh industri keuangan, jangan sampai terjadi pengawasan yang sektoral seperti dulu, karena yang satu merasa itu bukan wilayahnya sehingga kasus ini terlihat terabaikan.

Вам также может понравиться