Вы находитесь на странице: 1из 25

L/O/G/O

Topik 6: Rumus, Diagram, dan Metamorfosis Bunga


Kelompok 15 : Hartalina Mufidah (08817) Dodik Dermawan (08818) Yustina C. Febrianti (08819)

Rumus Bunga
Rumus Bunga adalah cara yang digunakan untuk mendeskripsikan bunga yang dapat dinyatakan dalam bentuk lambang, huruf, dan angka Contoh: Lambang : Huruf : K, C, G, dll Angka : 3,5,7, dll

1. Pengunaan Lambang
Lambang digunakan untuk menyatakan beberapa hal:
a. Simetri: Untuk menyatakan bunga simetri digunakan beberapa lambang diantaranya untuk simetri tunggal, + untuk simetri bilateral ,dan * untuk simetri banyak.

b. Kelamin bunga: lambang untuk kelamin jantan, lambang untuk yang wanita dan untuk bunga hemafrodit

c.

Perlekatan bagian bunga: perlekatan bagian bunga dapat bersifat connate antar bagian-bagian dalam bagian, misalnya antara Benang sari satu dengan yang lainnya ditulis A(3+3) , dan adnate, yaitu antar bagian bunga, misalnya antara mahkota dan benang sari ditulis [C3, A3+3]

d.Kedudukan bakal buah: dilambangkan dengan garis atas( G ) untuk kondisi bakal buah hipogen, garing tengah ( G ) untuk kondisi bakal buah perigin , dan garis bawah ( G )untuk kondisi epigon.

2. Penggunaan Huruf dan Angka


Huruf bagian bunga angka jumlah indeks bagian bunga: a. Kelopak = K, singkatan dari kalix atau calyx. Apabila terdapat 5 daun kelopak, maka ditulis sebagai K5. Dan apabila connate, maka diberi tanda kurung pada angka 5 menjadi K(5) Tajuk/mahkota = C, singkatan dari corolla. Bila mahkota tersusun dari 5 daun mahkota, ditulis dengan C5. Jika connate ditulis dengan C(5) dan apabila adnate dengan kelopak maka ditulis sebagai [K5,C5] Benang sari = A, singkatan dari androecium. Bila terdapat 6 benang sari dan tidak terjadi perlekatan maka ditulis A6, apabila benang sari tersebut terbagi menjadi 2 lingkaran, maka ditulis A3+3 Putik = G, singkatan dari gynaecium Jika kelopak dan mahkota tidak dapat dibedakan, bentuk maupun warnanya, maka digunakan huruf P (tenda bunga) yang merupakan singkatan dari perigonium

b.

c.

d. e.

Aturan Lain
1.Jika bagian bunga memiliki lebih dari 1 lingkaran maka penulisan jumlahnya di beri + 2. Urutan penulisan rumus = Kelamin,Simetri,(Kelopak,Mahkota)/Tenda,Benang sari,Putik 3. Jika ada bagian yang berjumlah lebih dari 20 di lambangkan dengan ~ 4.Jika suatu bagian bunga tidak ada maka jumlahnya ditulis 0

Contoh:
1. Bunga merak: hemafrodit, simetri lateral , benang sari 10, terdiri dari 2 lingkaran yaitu 5 didalam dan 5 diluar. Kelopak 5, mahkota 5, putik 1 Jawab: ,,K5,C5,A5+5,G1

2. Bunga lilia, hemafrodit, simetri banyak, 6 daun tenda bunga terdapat 3 di lingkaran luar dan 3 di lingkaran dalam serta adnate, 6 benang sari terdiri dari 3 di lingkaran dalam dan 3 diluar lingkaran, Putik 3 adnate.

Jawab:

,*,P(3+3),A3+3,G(3).

3. Famili Waru (Malvaceae): Hemafrodit, Simetri banyak, Kelopak ada 5 connate, Benang sari berjumlah lebih dari 20 connate dan adnate dengan Mahkota yang berjumlah 5, sedangkan putik berjumlah 5 connate dan kedudukan menumpang.

Jawab: , *, K5, [C5, A(~)], G (5)

Rumus bunga bersifat konstan pada tingkat Famili namun agak sulit untuk indentifikasi pada tingkat genus dan spesies maupun tingkat di bawahnya lagi. Contoh-contoh rumus bunga tingkat Famili: 1. Suku Rumput (Poaceae;Gramineae): ,,K 1+(2) ,C2+0,A3,G1 2. Suku lilia(Liliaceae): , ,*,P3+3,A(3+3),A1+0,G(3) 4. Suku tumbuhan kubis(Brassicaceae): ,*,K4,C4,A2+4,G(2) 5. Suku bunga Nyctaginaceae: ,*,K(5),C0,A5,G(5)

Diagram Bunga
Diagram bunga : gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Diagram Bunga dibagi menjadi 2, yaitu : - Diagram bunga empirik : Mengambarkan bagian bunga yang ada. - Diagram bunga teoritik : Mengambarkan bagian bunga yang ada dan bagian yg sudah tidak ada tapi secara teoritis ada.

Bagian-Bagian Bunga dan Bentuknya dalam Diagram


1. Aksis batang : Bila posisi bunga aksilar, maka berbentuk bulat kecil di luar diagram, dan bila posisi bunga terminal maka berbentuk bulat kecil pada pusat lingkaran 2. Daun pelindung: Bentuk pipih lateral dengan tonjolan di tengah bagian luar 3. Daun kelopak : Bentuk pipih lateral dengan tonjolan di tengah bagian sisi luar 4. Daun mahkota : Bentuk pipih bilateral tanpa tonjolan di bagian tengah sisi luar sehingga Aksis Batang menyerupai bulan sabit 5. Alat kelamin jantan: Bentuk dua bulatan Putik penampang melintang kepala sari 6. Alat kelamin betina : Bentuk bulat tunggal penampang melintang bakal buah, dengan beberapa daun penyusunnya serta biji dengan posisinya pada daun buah
Daun Pelindung

Daun Kelopak

Daun Mahkota
Bakal Buah

Perhatikan
1. 2. 3. 4. Posisi bunga terminalis atau aksilaris Garis median Jumlah setiap bagian bunga Posisi antar bagian dan terjadi atau tidaknya pelekatan 5. Tipe Aestivo bagian perhiasan bunga

Metamorfosis Bunga
Bunga Bermetamorfosis pada dua bagian: 1. Mahkota Bunga 2. Benang sari

Metamorfosis Mahkota
1) Bibir-bibiran (labellum): merupakan daun mahkota yang mengalami perubahan bentuk menjadi bentuk bibir. Untuk menarik serangga polinator. Contoh: labellum pada bunga anggrek (Orchidacea).

2)

Tabung mahkota (corolla tube); merupakan bentuk alih fungsi satu daun mahkota yang berfungsi sebagai penarik serangga dengan kelenjar madu di dalamnya. Daun mahkota ini berubah bentuk menjadi bentuk tabung. Contoh: pada bunga merak (Caedalpinia pulcherima).

3) Taji (calcareus): merupakan alih fungsi dari satu daun mahkota. Pada bunga pacar air (Impatient balsamina), mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga polinator karena berisi kelenjar madu 4) Mahkota kupu-kupu (papilonaceus) : perubahan bentuk mahkota bunga suku tumbuhan Papilonaceae (Leguminosae). -Dari lima daun mahkota: *satu di anterior membesar, disebut bendera (vexillum). *dua di lateral membentuk sayap (alae) *dua di posterior membentuk lunas (carina) yang membungkus alat kelamin bunga. *Contoh: bunga orok-orok (Crotalaria striata).

5) Mahkota berbibir (labiate) : mahkota yang daun mahkotanya mengelompok menjadi dua bagian. -Biasanya, dibagian anterior terdapat tiga daun mahkota yang disebit bibir atas. -Di bagian posterior, biasanya terdapat dua daun mahkota yang disebut bibir bawah. *Perubahan bibir atas lebih besar dari bibir bawah, yang dijumpai pada semua spesies anggota suku Lamiaceae. *Bibir atas sama dengan bibir bawah yang dijumpai pada semua suku Verbenaceae. *Bibir atas lebih kecil dari bibir bawah dan dijumpai pada bunga Anthirrinum majus.

Metamorfosis Benang sari


1)Bibir-bibiran (labellum); perubahan lima dari enam benang sari yang sesungguhnya. Lima benang sari ini menjadi penarik serangga polinator, sedangkan satu benang sari lainnya membesar menjadi satu benang sari tunggal yang fertil. Contoh: anggota suku Zingiberaceae 2) Kelenjar madu (nectarium); perubahan fungsi satu benang sari dari enam benang sari yang sesungguhnya menjadi kelenjar madu. Tujuannya untuk mengundang serangga polinator. Contoh: pada bunga pisang (Musa sp.). 3) Polinia (pollen wax); persatuan serbuk sari (pollen) menjadi bahan seperti lilin, Contoh: polinia dari semua jenis suku tumbuhan anggrek.

4) Benang sari steril (staminodia): benang sari yang memiliki serbuk sari yang steril, biasanya memiliki bentuk dan warna yang berbeda dengan benang sari fertil, misalnya staminodia senggani (Melastoma affinis). Benang sari dari bunga tasbih (Canna sp. Hybrida) bersifat sebagai staminodia berbentuk lembaran (tangkai sari) dan terdapat dalam satu lembaran yang masih mendukung kepala sari (fertil). 5) Cincin (annulus): reduksi benang sari yang tangkai sarinya berkembang menjadi cincin pada bunga betina kelapa (Cocos nucifera).

Mari belajar bersama Saling melengkapi Seperti bunga dan bagian-bagiannya


Jika ada salah mari di perbaiki, Berikan koreksi dan apresiasi.

Sesi Diskusi 1
1. (8402) : Jawab: 2. (8796) Jawab: 3. (8827) Jawab:

Sesi Diskusi 2
1. (8797) Jawab: 2. (8783) Jawab: 3. : Jawab:

KEKURANGAN ADALAH MILIK MANUSIA KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLAH SEMATA Semoga bermanfaat ^_^

Вам также может понравиться