Вы находитесь на странице: 1из 11

2.

5 Gel Pembersih Tangan (Hand Sanitizer) Gel pembersih tangan merupakan gel yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isadiartuti 2006). Banyak dari gel ini berasal dari bahan beralkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, gel, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol. Gel ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah dan praktis, karena tidak membutuhkan air dan sabun. Gel sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat berulangkali ke wastafel untuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkan wastafel dan air. Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga gel pembersih tangan non alkohol. Akan tetapi jika tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci tangan lebih disarankan karena gel pencuci tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif membunuh kuman gel ini tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan material organik lainnya.

Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/desinfektan untuk disinfeksi permukaan dan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk luka. Alkohol sebagai disinfektan mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur. Akan tetapi alkohol merupakan pelarut organik sehingga dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit, dimana lapisan tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme (Retnosari dan Isadiartuti 2006). Selain itu alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit. 2.6 Jenis-jenis Bakteri yang Berpeluang terdapat pada Tangan Bakteri banyak ditemukan disekitar manusia, misal tangan manusia yang banyak berinteraksi dengan dunia luar. Terdapat berbagai jenis bakteri yang ada ditangan manusia. Adapun bakteri yang umum ditemukan pada tangan diantaranya adalah Staphylococcus aureus, E. coli, Salmonella, Vibrio cholerae, dan Shigella (BSN Medical. 2009). Bakteri Staphylococcus aureus memilki potensi untuk menyebabkan penyakit yang didapat pada tubuh manusia melaui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan infeksi melalui kulit. Bahan makanan yang disiapkan dengan kontak tangan langsung tanpa proses mencuci tangan, sangat berpotensi terkontaminasi Staphylococcus aureus.

Bakteri Esherichia coli dapat menyebabkan berbagai penyakit dan infeksi terhadap saluran pencernaan pada manusia, diantaranya adalah enterotoksigenik, enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinuasiue, dan enteroagregatif. Bakteri memiliki spektrum yang sangat luas. Makan disaat kondisi tangan kotor juga dapat memicu hadirnya infeksi bakteri. Bakteri Shigella dapat menyebabkan infeksi berbagai saluran pencernaan. Shigella biasa berada pada air yang terkontaminasi bahkan yang terlihat jernih sekalipun. Untuk membunuh koloni bakteri ini, diperlukan lagi bantuan sabun antiseptik pada proses mencuci tangan (Todar 2004 dalam Rostinawati 2009). 2.4. Sanitizer Sanitizer adalah suatu bahan yang dapat mengurangi mikroba kontaminan sampai 99,9% yang sedang tumbuh. Efektifitas sanitizer terutama sanitizer kimia dipengaruhi oleh faktor fisik kimia seperti waktu kontak, suhu, konsentrasi, pH, kebersihan peralatan, kesadahan air, dan serangan bakteri. (Marriot, 1999) Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk tujuan antimikrobial beragam jenisnya seperti detergen yang sudah banyak dikenal, antiseptik, sampai dengan desinfektandesinfektan yang mengandung toksik tinggi bagi mikroorganisme untuk mensterilkan alat-alat seperti pada rumah sakit ataupun beberapa industri. (McKane dan Kandel, 1996). Beberapa jenis sanitizer utama yang sudah dikenal adalah senyawa fenol dan fenolik, alkohol, halogen, logam berat, zat warna, deterjen, senyawa ammonium quarterner, asam dan alkali. Substansi-substansi untuk tujuan dekontaminasi secara kimia telah dilakukan terhadap permukaan karkas, substansisubstansi ini harus dapat diterima melalui pertimbangan terhadap toksitasnya, karena jika dipergunakan pada makanan harus dipertimbangkan residu sanitizer pada produk akhir. (Smulders, 1995)

Sanitizer yang ideal menurut Marriot (1999), harus memiliki beberapa hal seperti di bawah ini: 1. Memiliki sifat menghancurkan mikroba, aktivitas spektrum melawan fase vegetatif bakteri, kapang, dan khamir 2. Tahan terhadap lingkungan (efektif pada lingkungan yang mengandung bahan organik, deterjen, sisa sabun, kesadahan air, dan perbedaan pH) 3. Mampu membersihkan dengan baik 4. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi 5. Larut dalam air dalam berbagai konsentrasi 6. Bau dapat di terima 7. Konsentrasi stabil 8. Mudah digunakan 9. Mudah didapat 10. Tidak mahal 11. Mudah pengukurannya jika digunakan dalam larutan Sedangkan tipe sanitizer dapat dibedakan menurut teknik yang digunakan menjadi tiga. Pertama, pemanasan misalnya penggunaan uap panas dan air panas. Kedua, radiasi seperti ultraviolet. Ketiga, dengan bahan kimia misalnya klorin, iodine, asam, hidrogen peroksida dan ozone. Teknik pemanasan dan radiasi kurang digunakan dalam fasilitas produksi pangan dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia. Fardiaz dan Jenie (1989), menyatakan bahwa berbagai jenis bahan kimia yang bersifat sebagai bahan sanitizer banyak ditemui di pasaran, tetapi belum ada satu-pun

jenis sanitizer yang ideal dalam setiap penggunaan dan untuk semua tujuan. Hal ini disebabkan oleh beragamnya kondisi dimana bahan digunakan, perbedaan dalam cara kerja desinfektan dan banyaknya sel mikroba yang akan dihancurkan. Sanitizer kimia umumnya dikelompokkan berdasarkan senyawa kimia yang mematikan mikroorganisme yaitu (1) senyawa-senyawa klorin, (2) senyawa quarternary ammonium, (3) Iodofor dan (4) senyawa amfoterik. (Jenie,1988) Pengertian dari Hands Sanitizer : Hands Sanitizer adalah produk kesehatan yang secara instant dapat mematikan kuman tanpa menggunakan air. Dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Misalnya setelah memegang uang, sebelum makan, setelah dari toilet, dan setelah membuang sampah. Karena bakteri dan kuman ada di mana saja, maka dari itu produk Lamson Hand Sanitizer memudahkan anda dan keluarga untuk tetap menjaga kebersihan dimanapun anda berada. Pengertian Bakteri : Bakteri berasal dari kata bakterion, dalam bahasa yunani itu berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop. Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok

terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus atau inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Berdasarkan bentuk morfologinya, Bakteri dapat dibagi atas tiga golongan yaitu :

1.golongan basil 2.golongan kokus 3.golongan spiril. Basil berbentuk serupa tongkat pendek,silindris. Kokus adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Sedangkan spiril ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral Bakteri berbentuk bulat dapat dibedakan atas beberapa kelompok berdasarkan

pengelompokan selnya, yang merupakan salah satu sifat yang penting dalam indentifikasi, yaitu: a. Diplokoki : sel berpasangan (dua sel) b. Streptokoki : rangkaian sel membentuk rantai panjang atau pendek c. Tetrad : empat sel membentuk persegi panjang d. Stapilokoki : kumpulan sel yang tidak beraturan seperti buah anggur e. Sarcinae : kumpulan sel berbentuk kubus yang terdiri dari 8 sel atau lebih dari 8 sel atau lebih. bakteri ada dua jenis : pathogen dan apatogen. Bakteri Pathogen adalah bakteri yang dapat menimbulkan penyakit baik melalui invasi langsung atau mencemari makanan. Bakteri apatogen adalah yang tidak berpotensi menimbulkan penyakit, bahkan ada yang menguntungkan bagi manusia. Seberapa Efektif "Hand Sanitizer" Matikan Kuman?

Menjaga kebersihan tangan dari virus dan bakteri merupakan cara paling mudah untuk mencegah penularan penyakit. Selain mencuci tangan dengan sabun, memakai produk pembersih tangan tanpa air atau hand sanitizer juga dianjurkan. Produk hand sanitizer alias pembersih tangan tanpa air kini sudah menjadi barang wajib yang harus dibawa ke mana pun demi menjaga kebersihan tangan dari kuman. Di pasaran juga banyak tersedia beragam merek hand sanitizer. Bagaimana memilih produk terbaik? Hand sanitizer terdiri dari alkohol, misalnya saja etanol, sebagai zat aktif yang bekerja sebagai antiseptik. Kandungan lainnya adalah air, pewangi, serta gliserin. Hand sanitizer yang berbahan dasar alkohol pada umumnya bisa mencegah mayoritas bakteri dan virus, terutama penyebab flu dan batuk. Tetapi, menurut Aaron E Glatt, juru bicara Infectious Diseases Society of America, hand sanitizer tidak bisa mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri C difficile yang memicu peradangan di usus besar. Banyak orang sering bertanya mana yang lebih baik antara cuci tangan pakai sabun dan menggunakan hand sanitizer. Menurut Glatt, sebenarnya keduanya sama-sama penting. "Sabun dan air tetap nomor satu. Hand sanitizer adalah tambahan yang sangat efektif," katanya. Meski begitu, menurut Brian Sansoni, juru bicara American Cleaning Institute, hand sanitizer hanyalah suplemen, bukan untuk menggantikan fungsi cuci tangan dengan sabun. Bahkan untuk beberapa virus penyebab wabah flu seperti norovirus, mencuci tangan masih direkomendasikan sebagai pencegahan utama, terutama setelah menggunakan toilet, mengganti popok bayi, sebelum makan, dan menyiapkan makanan.

"Sanitizer mungkin membantu, tetapi bukan untuk menggantikan cuci tangan dengan air dan sabun. Produk ini terutama dipakai jika air dan sabun tidak tersedia," kata Sansoni. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, basuh seluruh permukaan tangan dan punggung tangan selama 20-30 detik menggunakan sabun dan air. Sementara dalam penggunaan hand sanitizer, gunakan sekitar satu atau dua tetes lalu gosok kedua tangan, di bagian punggung dan telapak, antara jari-jari serta kuku, sampai tangan kering. (KOMPAS.com) Efek Samping Dari Mencuci Tangan Dengan Hand Sanitizer Hand sanitizer kini banyak digunakan oleh masyarakat karena dapat membantu membersihkan tangan dari kuman dengan mudah dan praktis. Namun ternyata, menggunakan hand sanitizer terlalu sering tidaklah baik bagi kesehatan terutama kesehatan kulit seperti hasil riset yang dilakukan oleh United States Food and Drug Administration. Berikut adalah efek samping dari mencuci tangan dengan hand sanitizer seperti dilansir dari LiveStrong. 1. Iritasi Kulit Saat menggunakan hand sanitizer, bagi kulit sensitif dapat terasa gatal, panas, dan kering karena alkohol yang terkandung di dalamnya. PDR Health menganjurkan untuk tidak menggunakan hand sanitizer di area tubuh selain tangan seperti mata, telinga, mulut, hidung, dan daerah genital. Selain itu, hindari pula penggunaan pada bayi atau anak balita karena kulit pada usia tersebut lebih rentan terkena iritasi. 2. Kulit Mudah Terbakar Sinar Matahari

Hand sanitizer membuat kulit semakin sensitif terhadap sinar ultra violet sehingga menyebabkan kulit mudah terbakar di bawah paparan sinar matahari. PDR Health menyarankan untuk melindungi kulit Anda dengan sun screen yang mengandung SPF tinggi saat menggunakan hand sanitizer. 3. Tubuh Rentan Terhadap Infeksi Bukannya melindungi tubuh dari infeksi, hand sanitizer justru dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Menurut dr. Sarah Janssen dari Natural Resources Defense Council, hand sanitizer tidak efektif dalam membunuh kuman jika dibandingkan dengan mencuci tangan dengan air dan sabun. 4. Reaksi Hormon Hand sanitizer dapat berakibat negatif bagi kelenjar gondok (hormon tiroid) dan hormon estrogen. Menurut Drug Watch, bahan kimia triclosan yang banyak terkandung dalam hand sanitizer tidak berpengaruh baik bagi kesehatan hormon Anda. (wolipop.com) Bahaya Di Balik Penggunaan Hand Sanitizer Sekitar dunia unik - Cairan pembersih tangan berbasis alkohol tetap tidak bisa menggantikan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Penelitian terbaru membuktikan, hand sanitizer justru meningkatkan risiko infeksi virus pemicu radang saluran pencernaan. Sebagian orang terlanjur menganggap hand sanitizer sama efektifnya dengan sabun, sehingga banyak yang menjadi malas cuci tangan sebelum makan. Hand sanitizer yang semula ditujukan untuk keperluan darurat, justru menggantikan fungsi sabun sepenuhnya. Bahaya hand sanitizer memang belum bisa dikatakan sebesar penggunaan antibiotik yang tidak rasional atau berlebihan, yang bisa memicu resistensi kuman. Namun

penelitian terbaru menunjukkan, pemakaian hand sanitizer yang berlebihan bisa meningkatkan risiko infeksi. Jenis infeksi yang meningkat risikonya pada penggunaan hand sanitizer adalah gastroenteritis, yakni radang mukosa usus yang dipicu oleh sejenis virus yang dinamakan norovirus. Selain memicu diare, mual dan nyeri di usus, infeksi ini sangat mudah ditularkan. Penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan American College of Preventative Medicine ini dilakukan pada 161 fasilitas kesehatan. Para karyawan di fasilitas yang diteliti rata-rata 6 kali lebih memilih cuci tangan dengan hand sanitizer dibanding sabun. Di antara fasilitas kesehatan yang karyawannya lebih banyak menggunakan hand sanitizer, 53 persen melaporkan pernah mengalami wabah norovirus. Angka ini lebih besar dibandingkan pada fasilitas kesehatan yang karyawannya lebih banyak memakai sabun, yakni hanya 18 persen. "Hand sanitizer kurang optimal dalam mengendalikan infeksi norovirus. Tidak ada hubungan sebab akibat secara langsung antara hand sanitizer dengan infeksi norovirus, namun ada kecenderungan risikonya meningkat," ungkap Dr David Blaney dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Srikat atau CDC seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Senin (15/8/2011). (detikHealth) Kesimpulan dengan adanya beerapa prokontra ttg pendapat penggunaaan

sanitizer..maka pencegahan lebih kepda diri sendiri. Yaitu dengan tetap mencuci tangan dan menggunakan sabun apabila memang di sekitar keberadaan kita masih terdapat air untuk mencuci tangan. Cara Benar Menggunakan Hand Sanitizer

Mencuci tangan sesering mungkin memang menjadi salah satu bagian gaya hidup sehat. Selain bisa mengindari resiko diare, mencuci tangan juga bisa mematikan perpindahan kuman dan bakteri influenza. Karena sabun dan air terkadang tidak selalu tersedia. Sehingga banyak orang yang memilih cara praktis dengan menggunakan hand gel sanitizer yang lebih efektif. Namun, saat Anda membeli produk pembersih cairan tangan atau hand sanitizer, perhatikan jenisnya. Jangan mudah percaya kemanjurannya untuk membunuh kumah sampai 99,9 persen. Perhatikan juga level alkohol dibalik lebel kemasan produk. Pastikan bahwa level alkohol mencapai 60 persen atau lebih. Karena saat ini, banyak produk hand sanitizer yang hanya mengandung 40 persen alkohol. Tak hanya itu, Anda juga harus memperhatikan cara penggunaannya. Untuk mendapatkan tangan yang higienis, perhatikan cara penggunaan hand sanitizer berikut ini. 1. Tuangkan gel pembersih sekitar seperempat di telapak tangan. Pastikan gel tersebut cukup untuk membasahi seluruh telapak jari, jari, hingga punggung tangan. 2. Gosokan ke seluruh tangan selama 20-30 detik. Jangan hanya fokus pada telapak tangan, tetapi juga antara jari-jari, kuku dan punggung tangan. 3. Biarkan tangan Anda kering dengan sendirinya. Bila tangan masih basah, jangan dibilas dengan air atau dibersihkan dengan handuk/tisu. Meskipun penggunaan hand sanitizer dianggap praktis dan efektif, pihak pengontrolan dan pencegahan penyakit Amerika mengingatkan bahwa cara terbaik tetaplah mencuci tangan menggunakan sabun dan air.

Вам также может понравиться