Вы находитесь на странице: 1из 7

Nama: Muammar Qaddafhy Nim : 087104035 Mata Kuliah : Assesment Centre

LGD (Leaderless Group Discussion)


A. Pengertian FGD FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata kunci: a. Diskusi (bukan wawancara atau obrolan); b. Kelompok (bukan individual); c. Terfokus/Terarah (bukan bebas). Sebagai alat penelitian, FGD dapat digunakan sebagai metode primer maupun sekunder. FGD berfungsi sebagai metode primer jika digunakan sebagai satu-satunya metode penelitian atau metode utama (selain metode lainnya) pengumpulan data dalam suatu penelitian. FGD sebagai metode penelitian sekunder umumnya digunakan untuk melengkapi riset yang bersifat kuantitatif dan atau sebagai salah satu teknik triangulasi. Dalam kaitan ini, baik berkedudukan sebagai metode primer atau sekunder, data yang diperoleh dari FGD adalah data kualitatif. Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey (2000: 1218) menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah dan tujuan, misalnya (1) pengambilan keputusan, (2) needs assesment, (3) pengembangan produk atau program, (4) mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya. GD secara sederhana bisa didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah atas suatu isu atau masalah tertentu. Selain itu FGD juga bertujuan untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas tentang suatu topic tertentu seperti

pengalaman, pengetahuan dan persepsi, hingga normadalam suatu masyarakat. Dalam pelaksanaan FGD ini setiap anggota kelompok diharapkan memberikan gagasan atau ide

yang dimiliki dalam mencari solusi yang dirasa paling tepat. Waktu yang biasanya diberikan dalam FGD ini antara 20 sampai 30 menit. B. Keuntungan menggunakan FGD Beberapa perusahaan atau biro psikologi menggunakan FGD sebagai pengganti wawancara, namun ada juga yang tetap melakukan wawancara walaupun telah dilakukan FGD. Metode FGD ini biasanya dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Efisiensi waktu, sehingga pemandu FGD dapat membuat keputusan secara cepat karena FGD mengungkap beberapa aspek sekaligus dari para pelamar kerja 2. Para pewawancara ingin melihat calon pekerja dari berbagai aspek pekerjaan yang diinginkan 3. Para pewawancara dapat melengkapi beberapa informasi yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya. 4. Para pewawancara ingin melihat kemampuan calon pekerja dalam berkomunikasi dalam situasi under pressure Irwanto (2006: 3- 6) mengemukakan tiga alasan perlunya melakukan FGD, yaitu alasan filosofis, metodologis, dan praktis. 1. Alasan Filosofis Pengetahuan yang diperoleh dalam menggunakan sumber informasi dari berbagai latar belakang pengalaman tertentu dalam sebuah proses diskusi, memberikan perspektif yang berbeda dibanding pengetahuan yang diperoleh dari komunikasi searah antara peneliti dengan responden. Penelitian tidak selalu terpisah dengan aksi. Diskusi sebagai proses pertemuan antarpribadi sudah merupakan bentuk aksi. 2. Alasan Metodologis Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan metode survei atau wawancara individu karena pendapat kelompok dinilai sangat penting. Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu relatif singkat. FGD dinilai paling tepat dalam menggali permasalahan yang bersifat spesifik, khas, dan lokal. FGD yang melibatkan masyarakat setempat dipandang sebagai pendekatan yang paling sesuai.

3. Alasan Praktis Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan perasaan memiliki dari objek yang diteliti- sehingga pada saat peneliti memberikan rekomendasi dan aksi, dengan mudah objek penelitian bersedia menerima rekomendasi tersebut. Partisipasi dalam FGD memberikan kesempatan bagi tumbuhnya kedekatan dan perasaan memiliki. Menurut Koentjoro (2005: 7), kegunaan FGD di samping sebagai alat pengumpul data adalah sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus alat re-check terhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan. Dari berbagai keterangan di atas, dapat disimpulkan dalam kaitannya dengan penelitian, FGD berguna untuk: a. Memperoleh informasi yang banyak secara cepat; b. Mengidentifikasi dan menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap dan perilaku kelompok tertentu; c. Menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam; dan d. Cross-check data dari sumber lain atau dengan metode lain. C. Aspek yang Dinilai dari FGD Meskipun FGD bentuknya kelompok namun sikap setiap individu juga mendapatkan perhatian karena sebenarnya FGD ini dimaksudkan untuk menilai sikap seseorang dalam menghadapi permasalahan atau situasi di luar dirinya. Bagaimana seseorang melihat permnasalahan, mengkomunikasikan isi pikirannya tapi tetap bisa menghargai ide atau gagasan orang lain serta mengambil sikap pada situasi tersebut. Maka cara ketrampilan komunikasi dan kepercayaan diri menjadi hal yang penting pada FGD.

LGD (Leaderless Group Discussion)


A. Pengertian LGD (Leaderless Group Discussion) Salah satu tools yang seringkali digunakan dalam assessment center adalah Leaderless Group Discussion (LGD). Ini adalah sebuah diskusi dalam kelompok kecil (5-7 orang) dengan materi yang telah ditentukan. Dalam diskusi ini tidak diperkenankan mengangkat pimpinan kelompok secara formal (leaderless), sehingga semua anggota kelompok dapat duduk sejajar serta memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dalam LGD, keterampilan berinteraksi dalam kelompok yang ditampilkan oleh peserta dapat diamati cukup mendalam karena permasalahan yang dipilih erat kaitannya dengan kondisi

sehari-hari yang mungkin dikerjakan oleh seseorang yang menduduki posisi manager/supervisor. Akan tampak kemampuan seseorang dalam menganalisa

permasalahan, mengambil keputusan, efektivitas komunikasi, dan kemampuan dalam meyakinkan orang lain serta mempresentasikan ide-idenya dengan cara yang terbuka dan bersahabat. Dapat dikatakan bahwa LGD merupakan metode yang cukup ampuh guna memilah peserta yang memiliki hasrat mengatur dengan peserta yang memimpin, peserta yang punya keinginan menampilkan ide-idenya semata dengan yang peserta yang terbuka terhadap ide-ide orang lain. Seorang leader yang efektif idealnya mampu mempengaruhi orang lain dengan jalan membangun komitmen serta meningkatkan kohesivitas dalam kelompok. Jadi sebaiknya peserta pun dapat menampilkan kepercayaan diri dalam memberi inspirasi orang lain, persuasif dan memiliki kemampuan mendorong anggota kelompok (terutama yang pasif) untuk berani menampilkan idenya, asertif tanpa bersikap menjatuhkan orang lain serta efektif dalam mengatasi situasi perbedaan pendapat dalam kelompoknya. Biasanya, peserta yang pasif berbanding lurus dengan rendahnya level kompetensi. Namun demikian, beberapa kali saya jumpai, peserta yang tidak bunyi selama LGD berlangsung pada saat interview dapat menampilkan bukti-bukti yang cukup spesifik mengenai kelayakan performa kerjanya selama ini. Orang-orang semacam ini biasanya tipe orang yang membutuhkan adaptasi yang cukup lama bila berhadapan dengan orangorang atau situasi yang baru sehingga kurang mampu menampilkan dirinya saat LGD. Tipe orang yang melakukan pendekatan secara personal, low profile dan butuh waktu

panjang untuk mengambil keputusan. Orang-orang semacam ini cenderung kurang taktis dan kurang mampu tampil meyakinkan di hadapan top manajemen sehingga seringkali terlewatkan atau tenggelam oleh dominansi rekan-rekannya yang lebih meriah. Nah, alangkah lebih baiknya jika performa kerja yang diperoleh dibarengi dengan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, karena mau tidak mau seseorang itu pertama kali dikenali melalui kemampuannya dalam berkomunikasi. LGD adalah suatu metode yang sangat efektif untuk mengatur penempatan calon pemimpin ketika posisi mereka dipindahkan yang mana mereka mempunyai kekuasaandan dipercaya dapat menghargai gagasan mereka sendiri yang eksklusif serta terbukauntuk menerima gagasan atau pendapat dari orang lain.Kepemimpinan yang efektif didasarkan pada mempengaruhi orang lain yaitu dengan caramembangun komitmen, kesetiaan, dan keterpaduan kelompok. Calon yang sangat efektifantara lain harus dapat menunjukkan kepercayaan diri yang dapat mengilhami ataumembuat orang lain termotivasi, dapat membujuk orang lain tanpa menguasai, secaraterbuka mendorong gagasan untuk oran lain, bersikap tegas saat waktu atau kondisi yangtepat.. B. Kelemahan dan kelebihan LGD 1. Kelebihan LGD a. Untuk penempatan atau seleksi bagi calon pemimpin. b. Dapat memberikan penilaian atau deskripsi calon pemimpin. c. Membentuk performance pemimpin yang professional dan fleksibel dalam segala situasi maupun dalam pemecahan masalah. 2. Kelemahan LGD a. Terjadinya kelompok konflik yaitu berhadapan dengan poin-poin pandangan yangberbeda. b. Timbulnya kelompok organisasi yaiut bagaimana cara berproses untuk memecahkanbatasan waktu yang digunakan. c. .Masalah analisa yaitu berhadapan dengan analisa yang lemah pada orang lian. d. Pengambilan keputusan secara logika dapat memandu orang lain untuk melakukannya. e. Keikutsertaan yaitu kepekaan kontribusi dari yang lain masih sangat kurang

f. Kurang dapat menimbulkan diskusi yang produktif.LGD bertujuan untuk menggali potensi masing-masing peserta dengan melihat

kemampuankepemimpinan, cara berkomunikasi, kemampuan kerjasama dan stabilitas emosi peserta seleksi

Case Analysis / Case Study


A. Pengertian Case Study Case analysis merupakan suatu kegiatan analisa yang diberikan kepada peserta mengenai suatu kasus atau permasalahan yang dihadapi dan diminta untuk mencari solusi penyelesaiannya. Case analysis yang digunakan oleh Assessment Center, merepresentasikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di tempat kerja, seperti : permasalahan prosedur kerja, customer, kompetitor, dll. Case analysis adalah dimana partisipan diberikan materi dan permasalahan kemudian partisipan membaca materi tersebut dan kemudian dideskripsikan dan merekomondasikan berbagai jenis solusi dan juga menganalisis masalah tersebut. assesssor memberikan assesse kasus-kasus, dan dilihat apakah assesse dapat memecahkan masalah tersebut. Adapun Dimensi yang diukur dalam case study atau case analysis, yaitu: problem solving , decision making, strategic problem solving. B. Kelebihan dan Kekurangan Case Analysis/ Case Study 1. Kelebihan Case Analysis: a. Dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. b. Dapat mengukur kemampuan yang spesifik ( dilihat apakah patisipan memiliki skill problem solving atau tidak) 2. Kekurangan Case Study/ Case Analysis: a. Sulit untuk bersikap objektif b. Jika partisipan kurang mengerti tentang materi yang dibicarakan, maka akan sulit untuk dinilai dan pada akhirnya assesor tidak mengetahui bagaimana menilai partisipan tersebut.

Вам также может понравиться