Вы находитесь на странице: 1из 11

2013

ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

DASAR-DASAR PENANGKAPAN C
RACHMAT HIDAYAT L23112271

SEJARAH PERKEMBANGAN TEHNIK PENANGKAPAN IKAN


Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukanoleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal(Neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan dengan menggunakantangan kemudian profesi ini berkembang terus secara perlahan-lahan denganmenggunakan berbagai alat yang masih sangat tradisional yang terbuat dari berbagai jenis bahan seperti batu, kayu, tulang, dan tanduk. Seiring dengan perkembangan kebudayaan, manusia mulai bias membuat perahu yang sangat sederhana seperti sampan. Perahu yang tertua di eropa di buatsekitar 8.300 tahun yang lalu dengan panjang 3 meter yang berada di Netherland.Setelah ditemukannya mesin uap oleh James watt pada tahun 1769 maka penangkapan ikan ikut terpengaruh perkembangnnya. Mesin-mesin tersebut tidak hanya digunakan untuk menggerakkan kapal, tetapi pada tahun 1860 mesin-mesintersebut digunakan pula untuk menarik berbagai jenis alat tangkap seperti jarring longline. Pada abad ke-20 dan memasuki abat ke-21 berbagai negara telah berlombadalam melakukan modernisasi teknologi penangkapannya. Beberapa negara eropaseperti Polandia, Belanda, Inggris, Swedia, Perancis, dan sebagainya merupakancontoh negara yang telah maju dalm bidang penangkapannya. Di Asia, Jepangmerupakan negara yang sangat maju teknologi penangkapan ikannya. Pda tahun1988, menurut FAO total hasil tangkapan Jepang mencapaui 12 juta ton atau 13 %dari total tangkapn ikan didunia. Aramada penangkapannya tidak hanya beroperasidiperairan Jepang tetapi sampai dilautan pasifik, samudera Indonesia dan perairanlainnya. Untuk mencapai hal tersebut, Jepang menggunakan alat komunikasi dan penanganan hasil tangkapan telah dibenahi dengan baik.

JARING ANGKAT(LIFT NET) 1. UMUM Jaring angkat adalah jaring yang biasanya berbentuk empat persegi panjang,dibentuk di dalam air secara horizontal, dengan menggunakan bambu, kayu, atau besisebagai rangkanya. Pemasangan jaring angkat ini dapat di lapisan tengah, dasar atau permukaan perairan. Ikan-ikan yang berada atau berkumpul di atas jaring baik akibat daya tarik cahaya lampu sebagai alat bantu tangkap atau terbawa arus, akan tertangkap dengan mengangkat jaring tersebut. 2. JENIS-JENIS LIFT NET DAN TEKNIK PENANGKAPANNYA Banyak jenis alat tangkap yang ada termasuk alat tangkap lift net. Beberapayang terkenal adalah bagan (deng an berbagai jenisnya) stick held dip net, bandrong, basning dan sebagainya. Beberapa jenis tersebut akan dibahas dibawah ini : 1. BAGAN TANCAP Bagan tancap meruoakan rangkaian atau susunan bambu berbentuk persegi empat yang ditancapkan sehingga berdiri kokoh di atas perairan, dimana pada tengah dari bangunan tersebut dipasang jaring. Dengan kata lain, alat tangkap ini bersifat immobile. Hal ini karena alat tersebut ditancapkan ke dasar perairan, yang berarti kedalaman laut tempat beroprasinya alat tersebut menjadi sangat tebratas pada perairan dangkal. Pada dasarnya alat ini terdiri dari bangunan bagan yang terbuat dari bambu, jaring yang berbentuk segi empat yang di ikatkan pada bingkai yang terbuat dari bambu. Pada ke empat sisinya terdapat bambu-bambu menyilang dan melintang yangdimaksudkan untuk memperkuat berdirinya bagan. Di atas bangunan bagan di bagiantengah terdapat bangunan rumah yang berfungsi tempat istirahat, pelindung lampudari hujan dan tempat untuk melihat ikan. Di atas bangunan ini terdapat roller yangter5buat dari bambu yang berfungsi sebagai penarik jarring. Umumnya alat tangkapini berukuran 9 * 9 meter sedangkan tinggi dari dasar perairan rata-rata 12 meter.Dengan demikian, kedalaman perairan untuk tempat pemasangan alat tangkap inirata-rata pada kedalaman 8 meter, namun pada daerah tertentu ada yang memasang pada kedalaman 15 meter, karena di tancapkan pada dasar perairan maka substratyang baik untuk pemasangan adalah lumpur campur pasir. Jaring yang biasa digunakan pada alat tangkap ini adalah jarring yang terbuatdari waring dengan mesh size 0,4 cm. Posisi jaring dari bagan ini terletak di bagian bawah dari bangunan bagan yang di ikitkan pada bingkai bambu yang berbentuk

segiempat. Bingkai bambu tersebut di hubungkan dengan tali pada ke empat sisinya yang berfungsi menarik jaring. Pada ke empat sisi jaring ini diberi pemberat yang berfungsiuntuk memberikan posisi jaring yang baik selama dalam air. Ukuran jaring biasanyasatu meter lebih kecil dari ukuran bangunan bagan.Selama ini untuk menarik perhatiaan ikan untuk berkumpul di bawah bagan,umumnya nelayan masih menggunakan lampu petromaks yang jumlahnya bervariasidari 2-5 buah.

1.1 TEKNIK OPERASI PENANGKAPAN Pada saat nelayan tiba di bagan maka yang pertama dilakukan adalah menurunkan jaring dan memasang lampu yaitu pada bulan gelap karena pemasangan lampu pada bulan terang tidak akan efektif. Setelah beberapa jam kemudian (sekitar 4 jam) atau di anggap sudah banyak ikan yang terkumpul di bawah bagan maka penarikan jaring mulai dilakukan. Penarikan dilakukan dengan memutar roller, sehingga jarring akan terangkat ke atas. Setelah jaring terangkat maka pengambilan hasil tangkapan dilakukan dengan menggunakan scoop net. Demikian seterusnya.Jika operasi penangkapan ingin dilanjutkan kembali, maka jaring diturunkan ke perairan seperti semula. Dalam satu malam operasi penangkapan bias dilakukansampai tiga kali tergantung umur bulan.Dalam perkembangan selanjutnya, lampu petromaks yang

selama ini digunakan untuk mencari ikan, sudah sering dicoba dengan menggunakan cahaya dari sumber lain misalnya dari lampu neon dengan menggunakan accu sebagai sumber arus.Ada bagan perahu yang jenisnya lain dari bagan Rambo tetapi prinsip penangkapannya sama. Bagan ini ukurannya lebih kecil dan menggunakan 2 buah perahu, alat penggeraknya berupa layer. Alat tangkap seperti ini banyak digunakan oleh suku Bajo yang beroperasi di teluk Bone. Sedangkan sumber cahayannya masih menggunakan lampu petromaks.
2. BAGAN PERAHU (BAGAN RAMBO)

Bagan ini sering pula disebut sebagai bagan perahu listrik. Ukurannya bervariasi tetapi di Sulawesi Selatan umumnya menggunakan jaring dengan panjangtotal 45 meter dan lebar 45 meter, berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran mata jaring 0,5 cm dan bahannya terbuat dari waring. Jaring ini dirangkai satu demi satu sehingga membentuk segi empat besar. Pada bagian tepi jaring terdapat tali ris yang berfungsi sebagai penguat tepi jarring sehingga tidak terbelit. Setiap tepi jaring dilengkapi dengan tali yang berfungsi untuk menurunkan dan mengangkat jaring pada saat pengoperasian. Tepi jarring tersebut terbagi enam bagian untuk sisi depan dan belakang, sedangkan pada sisi kanan dan kiri terbagi dua bagian. Untuk memudahkan penarikantali agar tali dapat tergulung dengan baik, maka pada alat penggulung tali (linehauler ) digunakan katrol-katrol yang terdapat pada kerangka bagan. Panjang tali penarik biasanya sekitar 60 meter untuk satu bagian, dengan diameter 2,5 cm yangterbuat dari bahan polyethylen. Alat pemutarnya terbuat dari kayu yang panjangnya 2-3 meter dengan diameter 30 cm. Biasanya satu buah yang terletak di bagian sisi depan dari bagan tersebut. Untuk memperkuat bangunan bagan (kerangka bagan) biasanya digunakan kawat baja (wire leader ) dengan diameter 0,5 cm. Kawat tersebut tertumpu pada tiangutama perahu yang panjangnya 15 meter. Pada bagian tengah bangunan bagan ini terdapat rumah yang berfungsi sebagai tempat istirahat, tempat generator listrik, bahan bakar serta perlengkapan laut lainnya, biasanya berukuran 8 * 3 meter. Sedangkan untuk mengumpulkan ikan dengancahaya digunakan generator yang berkekuatan puluhan ribu watt dengan voltase 220 volt. Lampu penarik ikan (biasanya merkuri) terletak pada bagian sisi kiri dan kanankapal. Agar bangunan kapal tidak terbawa arus pada saat operasi yang memungkinkan posisi atau lokasi penangkapan alat tangkap bagan menetap, maka digunakan jangkar. Untuk menjaga keseimbangan bangunan bagan diberikan anjang-anjang yang terletak pada kedua sisi bangunan bagan, umumnya dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk suatu rangkaian yang bersilangan. Dalam pengoperasiannya bagan ini dilengkapi dengan perahu motor yang berfungsi untuk menggandeng bagan Rambo menuju daerah penangkapan. Selain itu,

bagan tersebut berfungsi sebagai pengangkut hasil tangkapan dari fishing grounds kefishing base.

2.1 OPERASI PENANGKAPAN Waktu pengoperasian, alat tangkap bagan perahu ini dapat dilakukan sepanjang tahun dengan melihat penanggalan qamariah. Jika ombak besar serta arus kencangmaka pengoperasian dilakukan pada perairan yang terlindungi dari gelombang besar. Setting dimulai dengan melakukan penurunan jaring dengan memutar alat penggulung tali pada sisi depan oleh anak buah kapal (ABK). Setelah jaring diturunkan lampu mercury sebagai penarik ikan dinyalakan. Hal ini berlangsung terus

hingga ikan cukup banyak bergerombol di bawah permukaan air. Pada saat akan dilakukan pengangkatan jaring, lampu mercury dipadamkan secara bergilir sehinggahanya lampu yang berfungsi menarik ikan ke permukaan yang menyala. Dalam keadaan demikiaan, jaring diangkat secara berlahan-lahan dengan memutar alat penggulung tali. Setelah jarring terangkat maka ikan-ikan yang ada di atas jaring segera diambil dengan alat pengeruk atau scoop net.Untuk kegiatan operasi penangkapan selanjutnya, dimulai lagi dengan penurunan jaring dan penyalaan lampu. Dalam semalam operasi penangkapan dapatdilakukan 2-4 kali. 3. STICK HELD DIP NET

Salah satu jarring angkat yang sangat terkenal adalah stick held dip net dalam bahasa Jepang disebut Bouke-ami. Pada mulanya alat ini hanya digunakn untuk menangkap ikan Kembung, kemudian digunakn untuk menangkap ikan Saury dengan alat bantu cahaya (Yami 1989).Dalam perkembangannya, alat tangkap ini dikenal berdasarkan kepada jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan, antara lain, Saury stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan saury), Meckerel stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan mekeral), Sardin stick held dip net (untuk menangkap ikan-ikan sardin), dan sebagainya. Kapal yang digunakan tergantung pada besarnya usaha penangkapan, tetapi nelayan-nelayan Jepang umumnya menggunakan kapal dengan ukuran 20-100 GT bahkan ada yang lebih besar dari ukuran tersebut. Untuk kapal pada alat tangkap ini diharapkan water line tidak terlalu dalam, begitu pula free board diharapkan rendah, serta tidak oleng dan angguk.Jarring yang digunakan biasanya terbuat dari bahan polyamide dengan ukuran mata jarring lebih dari 2 cm, bergantung pada jenis ikan apa yang akan menjadi tujuan penangkapan. Sedangkan lampu yang digunakn pada umumnya berkekuatan15.000-27.000 watt yang berasal dari generator, tetapi tidak bersamaan dinyalakan.Dalam satu pengoperasian kapal, tenaga kerja yang dibutuhkan berkisar antara 8-23orang per kapal. Jenis cahaya yang digunakan berbeda-beda dan dikelompokkan berdasarkan fungsinya sebagai berikut ; 1. Search light, yaitu cahaya yang digunakan untuk mencari gerombolan ikan,dengan demikian jarak jangkauan dari lampu ini sangat jauh. 2. Attracting fish shoal , yaitu cahaya yang digunakan untuk menarik ikan ke dekatkapal. 3. Leading to fishable area, yaitu cahaya yang digunakan untuk menggiring ikan ketempat operasi penangkapan (di atas jaring).4. 4. Concentracting fish to middlearea, yaitu cahaya yang digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan di atas jarring.

3.1 TEKNIK OPERASI PENANGKAPAN Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan fishing ground dari ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Penentuan ini di tentukan atas pengalaman yang berulang-ulang dari nelayan di perairan yang subur, tetapi juga bisa digunakan fishfinder untuk mendeteksi gerombolan ikan yang ada di perairan. Langkah selanjutnya adalah menyalakan search light yang mempunyai intensitas cahaya yang lebih tinggi. Setelah ikan sudah mulai banyak, lampu no.2 (actracting fish shoal ) dinyalakan kemudian dilanjutkan dengan menurunkan jaring pada bagian sisi kapal. Langkah selanjutnya adalah menggiring ikan ke atas jaring dengan cara pergantian pemadaman lampu (ada cahaya yang dipadamkan dan ada yang dinyalakan) sampai gerombolan ikan tiba di atas jaring (leading fish shoal dinyalakan). Pada saat pengangkatan jaring akan dilakukan maka lampu yang berwarna merah yang berfungsi untuk mengkonsentrasikan ikan di atas jaring dinyalakan sedangkan lampu-lampu lainnya dipadamkan. Pada kondisi yang sangat baik saat ikan sudah terkonsentrasi dibawah lampu maka pengangkatan jaring dilakukan, dan ikan hasil tangkapan diangkat ke atas

kapal. Pengaturan alat tangkap dilakukan untuk persiapan operasi penangkapan selanjutnya. 5. Definisi dan Klasifikasi Bagan tancap adalah alat penangkap ikan terdiri dari susunan bambu berbentuk persegi empat yang ditancapkan dengan konstruksi tetap sehingga berdiri kokoh di atas perairan dan pada bagian tengah bangunan dipasang jaring yang berfungsi sebagai alat untuk menangkap ikan, dioperasikan dengan cara diangkat. Alat tangkap ini pertama kali diperkenalkan olah nelayan Bugis Makasar pada tahun 1950_an. Berdasarkan cara pengoprasiannya, bagan tancap dikelompokkan kedalam jaring angkat (Lift net) (Subani dan barus, 1989). 4. Metode Pengoperasian Alat Operasi alat tangkap ini umumnya dimulai pada saat matahari mulai tenggelam. Penangkapan diawali dengan penurunan jaring sampai kedalaman yang diinginkan. Selanjutnya lampu mulai dinyalakan untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul di bawah sinar lampu atau di sekitar bagan. Pengangkatan jaring dilakukan apabila ikan yang terkumpul sudah cukup banyak dan keadaan ikan-ikan tersebut cukup tenang. Jaring diangkat sampai berada di atas permukaan air dan hasil tangkapan diambil dengan menggunakan serok. (Subani dan barus 1989). Pengoperasian tersebut menggunakan atraktor cahaya sehingga alat ini tidaklah efisien apabila digunakan pada saat bulan purnama. Adapun tahapan-tahapan metode pengoperasian bagan tancap adalah sebagai berikut : Persiapan, persiapan sangat diperlukan sebelum pengoperasian alat tangkap karena hal ini dapat menentukan keberhasilan dalam penangkapan ikan. Hal yang biasa dilakukan adalah pengecekkan jaring bagan, pengecekan roller untuk menurunkan dan menarik jaring bagan, dan segala yang dibutuhkan pada saat pengoperasian. Kemudian tahap selanjutnya adalah pengumpulan ikan, ketika hari menjelang malam, maka lampu tersebut dinyalakan dan jaring biasanya diturunkan, hingga tiba saatnya ikan tersebut terlihat berkumpul dilokasi bagan (Subani dan Barus, 1989). Setting, setelah menunggu beberapa jam dan ikan mulai terlihat berkumpul dilokasi penangkapan, maka jaring tersebut diturunkan ke perairan. Jaring biasanya diturunkan secara perlahan-lahan dengan memutar roller. Penurunan jaring beserta tali penggantung dilakukan hingga jaring mencapai kedalaman yang didinginakan proses Setting tidak membutuhkan waktu begitu lama. (Takril 2005). Setalah proses setting selesai lalu proses perendaman jaring, selama jaring berada dalam air nelayan melakukan pengamatan terhadap keberadaan ikan di sekitar bangunan untuk memperkirakan jaring akan diangkat (Subani dan Barus, 1989). Pengangkatan jaring, pengangkatan jaring dilakukan setelah kawanan ikan terlihat berkumpul dilokasi penangkapan. Kegiatan ini diawali dengan pemadaman lampu secara bertahap, hal ini dimaksudkan agar ikan tersebut tidak terkejut dan tetap terkonsentrasi pada bagian bagan di sekitar lampu yang masih menyala. Ketika ikan sudah terkumpul di tengah-tengah jaring, jaring tersebut mulai ditarik ke permukaan.

Hingga akhirnya ikan tersebut akan tertangkap oleh jaring. Setelah pengangkatan jaring lalu hasil tangkapan diambil menggunakan serok dan dipindahkan ke dalam basket untuk diangkut ke darat (Takril 2005).

Jenis-Jenis Hasil Tangkapan Lift Net


Hasil tangkapan utamanya adalah ikan pelagis, selain itu tergantung dari fishing groundnya. Bagan banyak digunakan untuk menangkap ikan teri, tembang, layang, kembung,selar, cumi-cumi, alu-alu, kwe dsb Di Jepang alat stick held dip net banyak digunakan untuk menangkap ikan celolabis saira, dsb

DAFTAR PUSTAKA

Radial, http://www.scribd.com/doc/76190447/Alat-Tangkap-Ikan-Trawl-Dan-Lift-Net Hakim, Riza Rahman, http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11041/Bab%20V%202008tak.pdf?seq uence=12 Samsudinpunya, http://samsudinpunya.blogspot.com/2011/03/jaring-angkat-lift-net-bagantancap-1.html

Вам также может понравиться