Вы находитесь на странице: 1из 52

CARA PEMBERIAN OBAT BLOK LC

Laboratorium Farmakologi dan Terapeutik Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

2012

PRINSIP PEMBERIAN OBAT

Dulu prinsip pemberian obat : istilah 5 Benar (5 B) kemudian ditambahkan 1 point menjadi Benar memegang peranan yang penting 6
Asisten Farmakologi 2008 - 2009

(6 B) karena pendokumentasian juga dalam 8 B

pemberian obat.

kini 6 B disempurnakan lagi menjadi kesalahan dalam pemberian obat.

ditambah 1 W, hal ini untuk memperkecil

8B 1W (8 BENAR 1 WASPADA EFEK SAMPING)


Benar Pasien Sebelum obat diberikan, periksa dulu nama pasien, no RM, ruang tempat pasien dirawat, catatan pemberian obat / kartu obat. Jika pasien dalam keadaan tidak sadar atau bayi bisa dicek melalui gelang identitas, pasien gangguan mental bisa ditanyakan langsung pada keluarganya.

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Benar Obat Memastikan bahwa nama dagang sesuai dengan nama generik obat atau kandungan obat, dan diberikan sesuai dengan indikasi pasien

Benar Dosis Memastikan dosis yang diberikan sesuai dan tidak melewati dosis toksik

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Benar Waktu Periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat , misalnya obat diberikan 2 kali sehari maka catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian misalnya jam 6 pagi dan 6 sore. Perhatikan apakah obat diberikan sebelum atau sesudah makan.

Benar Cara / Rute Memeriksa label obat untuk memastikan obat tersebut dapat diberikan sesuai cara yang diinstruksikan dan periksa pada label cara pemberian obat. Misalnya oral, parenteral, topikal, rektal, inhalasi, IV, IM

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Benar Dokumentasi Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, cara, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obat atau tidak dapat diminum harus dicatat dan dilaporkan.

Benar Expired/Kadaluwarsa Harus diperhatikan expired date / masa kadaluwarsa obat yang akan diberikan. Biasanya pada ampul atau etiket tertera kapan obat tersebut kadaluwarsa. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh), tablet menjadi basah /bentuknya rusak.

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Benar Informasi Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang obat yang akan diberikan sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pemberian obat.

Waspada Efek samping kita harus mengetahui efek samping dari obat yang akan kita berikan. Sehingga kita lebih berhati -hati terhadap obat yang akan kita berikan ke pasien

CARA PEMBERIAN OBAT


Adanya perbedaan cara pemberian obat: - sifat obat itu sendiri (kelarutan, air atau lipid, ionisasi) - tujuan terapi (lokal/sistemik, awitan kerja obat, pemberian obat jangka panjang/pendek)

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

CARA PEMBERIAN OBAT


Enteral - Oral -Nasogastrik Parenteral - Intravena (IV) - Intramuskular (IM) - Subcutan (SC) - Intratechal - Intradermal/intrakutan

Melalui paru-paru (inhalasi) Topikal

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

JALUR ENTERAL
Pemberian obat melalui saluran pencernaan Secara langsung atau menggunakan alat bantu (NGT) Keuntungan : mudah, murah dan relatif aman Kerugian: bioavaibilitasnya rendah, mengiritasi saluran cerna, memerlukan kerjasama dengan penderita, Rute utama pemberian: Oral, Nasogastrik, Sublingual, Bentuk sediaan : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup

10

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

PER ORAL
Cara umum dalam pemberian obat Diberikan lewat mulut dan melalui saluran pencernaan Obat diabsorpsi dari saluran cerna dan di metabolisir dulu di hepar Indikasi: pada pasien yang sadar dan kooperatif Kontraindikasi: pada pasien dengan keadaan kehilangan kesadaran/non-koperatif, pasien yang memiliki gangguan pencernaan tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit

11

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

NASOGASTRIK
Pemberian obat yang secara langsung menuju lambung dengan alat bantu, contoh: sonde lambung Indikasi: Distensi abdomen, Keracunan, diagnosa dan analisis isi lambung Kontra: pasien dengan trauma kepala tertentu, pasien keadaan koma, pasien dengan gastric bypass surgery.

12

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

SUBLINGUAL

obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah Kelebihan : efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari Kekurangan : kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir mulut Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat misalnya pada pasien serangan Jantung dan Asma Hanya untuk obat yang bersifat lipofil Bentuknya tablet kecil Isosorbid Tablet

13

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

ORAL

14

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Nasogastrik

15

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

JALUR PARENTERAL
16

JALUR PARENTERAL
Pemberian obat selain dari rute yang melalui saluran pencernaan Efek munculnya cepat dan teratur, karena tidak melalui metabolisme terlebih dahulu Indikasi : pasien tidak sadar, muntah, dan keadaan gawat darurat Kerugian : kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga medis, rusak pembuluh darah/saraf bila tidak tepat Rute: IV, IM, SC dan Intrathecal

17

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Pemberian secara injeksi intravena menghasilkan efek yang tercepat, karena obat langsung masuk ke dalam sirkulasi. Efek lebih lambat diperoleh dengan injeksi intramuskular, dan lebih lambat lagi dengan injeksi subkutan karena obat harus melintasi banyak membran sel sebelum tiba dalam peredaran darah.

18

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

19

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRAVENA
Cara pemberian parenteral yang paling sering dilakukan Memberikan efek cepat menuju organ target karena menghindari metabolisme first pass oleh hati Tidak melalui tahap absorpsi Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita.

20

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Indikasi : pasien tidak sadar, untuk kasus yang darurat Kontra : keadaan tidak steril, obat yang tidak larut air/ menimbulkan endapan protein Kerugiannya obat tidak dapat ditarik kembali, sehinga pemberian secara IV harus hati-hati dan memperhatikan respon penderita

21

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRAVENA

22

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRAVENA

23

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRAMUSKULAR
Pemberian obat melalui otot dengan teknik injeksi, biasa dilakukan pada otot yang besar Indikasi : bebas infeksi, pada pasien tidak sadar, bebas dari infeksi dan kelainan kulit dan tonjolan tulang atau saraf besar di bawahnya. Kontra : infeksi, lesi kulit dsb Keuntungan : tidak terlalu menyakitkan bagi pasien, obat yang larut di air lebih mudah diabsorpsi kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi Lokasi suntikan : m. gluteus maximus, m. deltoid 24

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

25

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRAMUSCULAR

26

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRAMUSCULAR

27

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

SUBCUTAN
Pemberian obat secara injeksi dengan sudut 45o ke lapisan subcutan Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama. Indikasi sama dengan injeksi IM, namun dosis obat yang diberikan kecil dan larut dalam air Kontra indikasi yaitu obat yang merangsang, dosis yang besar, dan tidak larut dalam minyak atau air,obat yang iritatif terhadap jaringan Pemberian obat dalam bentuk padat yang ditanamkan, ataupun dengan bersama vasokonstriktor dapat memperlambat absorpsi

28

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

29

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

30

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRATHECAL

Pemberian obat diinjeksikan ke dalam ruang rub arachnoid spinal Untuk pengobatan infeksi SSP atau untuk anestesia spinal Biasa diinjeksikan pada L3-L4 Indikasi untuk anestesi tungkai bawah, panggul dan perineum Kontra: mutlak infeksi kulit dari tempat pungsi lumbal,bakteremia, syok hipovolemi berat, koagulopati, dan peningkatan TIK. Relatif neuropati, nyeri punggung, penggunaan obat AINS, heparin subkutan dan pasien yang tidak stabil

31

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

32

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRATHECAL

33

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRAKUTAN
Injeksi pada lapisan epidermis, biasanya di bawah stratum corneum Injeksi ini biasa digunakan dalam uji dan tes alergen, terutama sebelum diberikan antibiotik IV Daerah tempat pengujian biasanya dilakukan di punggung atas atau pada lengan bawah bagian dalam, dipilih yang tidak ada bekas luka dan tidak berbulu

34

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INHALASI
35

INHALASI

hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap
Asisten Farmakologi 2008 - 2009

misalnya anestesi umum dan obat lain yang dapat diberikan dalam bentuk aerosol. Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa saluran nafas. Absorpsi terjadi secara cepat karena permukaan absorpsinya luas, tidak mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan metode khusus, sukar mengatur dosis dan sering mengiritasi paru.

36

Obat

diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan pernafasan. Bentuk sediaan : Gas dan Zat padat, tetapi bisa juga mempunyai efek sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dalam wadah yang diberi tekanan

37

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Kelebihan : absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan. Akan dibahas lebih lanjut saat Blok Respirasi Semester 4 !

38

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INHALASI

39

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

TOPIKAL
40

TOPIKAL
Terutama pada kulit dan mata. Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obatobat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit yang kontak dengan obat serta kalarutan obat dalam lemak. Pemberian topikal pada mata dimaksudkan untuk mendapatkan efek lokal pada mata, yang biasanya memerlukan absorpsi obat melalui kornea.

41

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

TOPIKAL (TETES MATA)

42

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

TOPIKAL (TETES TELINGA)

43

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

44

TAMBAHAN LAIN-LAIN

INTRA-PERITONEAL

45

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

INTRA-PERITONEAL

46

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

PER RECTAL

47

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

48

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

BENTUK OBAT

Pulvis

Campuran kering bahan obat/zat kimia yang dihaluskan, untuk pemakaian oral/luar Serbuk yang dibagi dalam bobot yang sama, dibungkus menggunakan pengemas dalam dosis terbagi untuk sekali minum. Pulveres juga lazim disebut dengan puyer Sediaan padat kompak yang dicetak dalam bentuk tabung pipih mengandung satu atau lebih jenis obat dengan dan tanpa bahan tambahan
Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Pulveres
Tablet

Pilulae

Sediaan padat berbentuk padat bundar dan untuk pemakaian secara oral. Sudah jarang ditemukan karena digantkan oleh tablet dan kapsul
Sediaan padat dari obat calam cangkang keras atau lunak dan dapat larut Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih yang larut dan biasanya dilarutkan dalam air, cara penggunaannya bisa lewat oral ataupun topikal Sedian cair yang mengandung partikel padat yang tidak terdispersi dalam fase cair Campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase yang satu terdispersi halus pda fase cairan yagn lain dan distabilkan oleh zat pengemulsi

Kapsulae

Solutiones

Suspensi

Emulsi
49

CONTD

Galenik

sediaan dari hewan atau tumbuhan yang disari

Extractum Sediaan pekat dari hasil ekstraksi simplisia nabati atau hewani, kemudian diuapkan. Massa yang tersisa diolah lebih lanjut sesuai standar yang ditetapkan Infusa Cairan yang dibuat dengan ekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900C selama 15 menit Immunosera

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Sediaan yang mengandung Ig khas yang diperoleh dari serum hewan Sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir (obat luar) Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra Sediaan cairan berupa larutan, emulsi atau suspensi, simaksudkan utuk obat dalam atau luar sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi yang harus dilarutkan, kemudian disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke kulit melalui kulit atau selaput mukosa. Untuk injeksi ini harus dalam keadan asepsis

Unguenta

Suppositoria

Guttae

Injection

50

FENOBARBITAL
Obat efek sedatif, hipnotik, anestetik dan antikonvulsan Efek utama dari obat ini adalah mendepresi sistem SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, dari mulai sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesi, koma sampai kematian

51

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

TERIMA KASIH

52

Asisten Farmakologi 2008 - 2009

Вам также может понравиться