Вы находитесь на странице: 1из 41

BAB 2.

TINJAUAN TEORI

2.1 Fisiologi Kehamilan kehamilan adalah proses pembuahan sel telur (ovum) oleh spermatozoa yang terjadi dalam saluran ovarium (tuba falopid). Jaringan yang dibentuk dari pembuahan meliputi zygot yang terbetuk dari menyatuna sel telur dan spermatozoa, yang terjadi setelah dua minggu pertama sejak terjadinya pembuahan. Embryo terbentuk dari zygot yang menempel didinding uterus sehingga setelah minggu kedelapan membentuk janin (sampai sebelum lahir). Jaringan pendukung untuk menjaga kelangsungan janin yaitu plasenta, chorion, amnion dan yolk sac. a. Sistem Reproduksi Perubahan pada sistem reproduksi saat masa kehamilan merupakan hal yang fisiologis karena hal ini dipengaruhi adanya janin. Berikut ini merupakan perubahan fisiologi sistem reproduksi pada masa kehamilan; 1. Suplai darah ke organ reproduksi meningkat yang dikarenakan adanyya peningkatan hormon steroid seksual suplai darah dibutuhkan untuk dialirkan pada janin. 2. Perubahn serviks diketahui setelah periode tidak terjadi menstruasi serviks akan menjadi lebih lunak akibat meningkatnnya suplai darah. Kanalis servikalis dipenuhi oleh mukus yang kental disebut operkulum. Selama kehamilan operkulum menghambat masuknya bakteri ke uterus, yang mengalir selama persalinan yang disebut boody show, yang menandakanbahwa kanalis terbuka utuk jalan keluarnnya bayi. Selama masa kehamilan konsistensi serviksberubah yaitu teraba seperti ujung daun telinga dan pada keadaan term teraba sepert bibir. 3. Perubahan yang sangat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus untuk menyimpan janin yang sedang tumbuh. Pemvesaran uterus masa masa kehamilan disebakan oleh estrogen yang merangsang serabut otot. Tumbuh membesar secara primer maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intraterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progenterone berperan untuk keelastisitasan uterus.
1

4. Perubahan fisiologis pada vagina juga terjadi dikarenakan peningkatan vaskularisasi pada vagina yang menyebabkan tanda chadwick`s yaitu corak yang berwarna keunguan. Terjadi peningkatan senstifitas akibat meningkatnnya kongesti vaskular organ vagina pelvik serta jaringan otot mengalami hipertropi. 5. Ovarium dan tuba falopii, ovulasi berhenti selam kehamilan, pematangan folikel baru ditangguhkan dan hannya satu korpus luteum yang ditemukan dalam ovarium. Tuba valopii mengalami hipertropi dan epitel mukosa menjadi gepeng. b. Payudara Adanya rasa senruhan dan nyeri tekan pada payudara yang secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alviolar dan suplai dara. Selain itu puting susu juga lebih menonjol dan keras. Area puting mengalami pigmentasi dan kelenjar montgomery keluar. c. Sistem endokrin Ada banyak perubahan pada sistem endokrin pada ibu hamil, yaitu sebagai berikut; 1. ovarium dan plasenta ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada ibu hamil. Hormon ini diahasilkan segera setelahplasenta terbentuk dengan baik. Plasenta juga membentuk steroid dan 3 jenis hormon lainnya yaitu; human clorionic gonadotropine (hCG), human placental lactogen (hPL), serta human clorionic thyrotropin (hCT), ketiga hormon ini sangan mempengaruhi masa kehamilan wanita. 2. kelenjar tiroid selam masa kehamilan hormon membesar namun jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama yaitu tiroksin.ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar dan meningkatnnya metbolik rate yang disebabkan oksigen yang digunakan ibu hamil lebih banyak. 3. kelenjr paratiroid selam akehamilan ukurannya meningkat dikarenakan kebutuhan kalium janin lebih besar. Hormon ini sangat penting untuk mempertahankan kecukupan kalium dalam darah sehingga metabolisme tulang dan otot tidak terganggu. 4. kelenjar pituitari kelenjar pituitari mengalami pembesaran dan menghasilakan hormon tropic, tetapi dengan jumlah yang berbeda. FSH ditekan oleh Chorionic gonadotropin (hCG)
2

yang dihasilakan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat yang akan menyebabkan pigmentasi pada putting susu, wajah, dan abdomen. Pembentuka prolaksin juga akan merangsang kontraksi ott uterusdalam prose persalinan. 5. kelenjar adrenal selam masa kehamilan kortikal membentuk kortin. Kortin berfinggsi mengatur ion kalium dan natrium dalam aliran darah. 2.2 Definisi Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala klinis serta mengganggu kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini sudah terdapat gejala klinis yang memerlukan perawatan, seperti muntah berlebihan yang menyebabkan terjadinya dehidrasi, berat badan menurun. 2.3 Epidemiologi Mual dan muntah terjadi dalam 50-90% kehamilan. Gejalanya biasanya dimulai pada gestasi minggu 9-10, memuncak pada minggu 11-13, dan berakhir pada minggu 12-14. Pada sekitar 10% kehamilan, gejala dapat berlanjut melewati 20-22 minggu. Di masa kini, hiperemesis gravidarum jarang sekali menyebabkan kematian, tapi masih berhubungan dengan morbiditas yang signifikan. Dalam situasi wanita sebagai pekerja, mual dan muntah mengganggu pekerjaan hampir 50% wanita hamil yang bekerja. Hiperemesis yang berat dapat menyebabkan Depresi. 2.4 Etiologi Penyebab dari Hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga terdapat beberapa faktor, yaitu: 1. Kehamilan pertama 2. Peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada kehamilan ganda 3. Usia di bawah 24 tahun 4. Perubahan metabolic dalam kehamilan 5. Alergi 6. Faktor psikososial 7. Riwayat mual muntah
3

8. Obesitas 9. Factor psikologis, stess dan cemas 10. Diit tinggi lemak 11. Perubahan saluran cerna yang terdesak pada saat kehamilan

2.5 Tanda dan Gejala Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum terbagi dalam beberapa kategori menurut tingkat dari penyakit tersebut, yaitu: 1. Tingkat I: a. Muntah berlebihan b. Dehidrasi ringan c. Nyeri pada epigastrium d. Nadi meningkat e. Berat badan menurun f. KU lemah g. Nyeri ulu hati h. Lidah kering i. Mata cekung 2. Tingkat II: a. Dehidrasi sedang b. Turgor kulit menurun c. Tampak ikterus d. Nadi meningkat, temperature naik, tekanan darah menurun e. Oliguria f. Obstipasi 3. Tingkat III a. Keadaan umum sangat rendah b. Kesadaran somnolen hingga koma c. Ikterus makin nyata d. Muntah disertai darah e. Diplopia f. Perubahan mental

2.6 Patofisiologi Pada awal kehamilan, sinsitio trofoblas akan menghasilkan human corionic gonadotropin hormone ( HcG) > HCG bertugas mempertahankan korpus luteum untuk menghasilkan progesteron dan estrogen sampai plasenta terbentuk pada usia kehamilan 10-16 minggu >estrogen yang tinggi akan merangsang pusat muntah di medula oblongata sehingga terjadi emisis pada awal kehamilan. Proses ini merupakan hal yang fisiologis terjadi pada ibu hamil. Dalam perjalanan waktu, kadar HCG akan menurun dan rangsangan mual muntah pun hilang yaitu pada 16 minggu usia kehamilan. Namun pada beberapa kasus kehamilan seperti hamil mola hidatidosa, gameli atau kembar, hormon HCG dihasilkan lebih tinggi dan lebih lama sehingga terjadi rangsangan mual muntah yang hebat yang disebut dengan hiperemesis gravidarum. Disamping itu HCG juga bisa disebabkan karena kelainan saluran cerna pada ibu hamil seperti ulkus peptikum dan penyebab lain diluar kehamilan. Etiologi mual dan muntah yang terjadi selama kehamilan masih belum diketahui, namun terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan terjadinya hiperemesis gravidarum. Faktor sosial, psikologis dan organobiologik, yang berupa perubahan kadar hormon-hormon selama kehamilan, memegang peranan dalam terjadinya hiperemesis gravidarum. Disfungsi pada traktus gastrointestinal yang disebabkan oleh pengaruh hormon progesteron diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan. Peningkatan kadar progesteron memperlambat motilitas lambung dan mengganggu ritme kontraksi otot-otot polos di lambung (disritmia gaster). Selain progesteron, peningkatan kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dan estrogen serta penurunan kadar thyrotropin-stimulating hormone (TSH), terutama pada awal kehamilan, memiliki hubungan terhadap terjadinya hiperemesis gravidarum walaupun mekanismenya belum diketahui. Pada studi lain ditemukan adanya hubungan antara infeksi kronik Helicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum. Sebanyak 61,8% perempuan hamil dengan hiperemesis gravidarum yang diteliti pada studi tersebut menunjukkan hasil tes deteksi genom H. pylori yang positif

2.7 Komplikasi dan Prognosis Hiperemesis gravidarum yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan Dehidrasi pada penderita. Dehidrasi muncul pada keadaan ini akibat kekurangan cairan yang dikonsumsi dan kehilangan cairan karena muntah.
5

Selain dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit muncul akibat cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Hiperemesis gravidum juga dapat mengakibatkan berkurangnya asupan nutrisi ke dalam tubuh ibu. Hal ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh ibu habis terpakai untuk keperluan pemenuhan kebutuhan energi jaringan. Dampak keadaan ini terhadap kesehatan janin adalah berkurangnya asupan nutrisi bagi janin. Risiko bagi janin adalah pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu. Frekuensi muntah yang terlalu sering dapat menyebabkan terjadinya robekan pada selaput jaringan esofagus dan lambung. Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Hiperemesis gravidarum juga dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa, meliputi: 1. Rupture esophagus 2. Perdarahan retina 3. Kerusakan ginjal 4. Kematian janin 5. Prognosis 6. Denagn penangan yang baik prognosis hiperemisis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini dapat membatasisi diri namun pada tngkatan yang berat penyakit ini daat mengancam jiwa ibu dan janin.

2.8 Pengobatan Pengobatan yang baik pada emesis gravidarum dapat mencegah hiperemesis

gravidarum.Dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi ringan, penderita emesis gravidarum sebaiknya dirawat sehingga dapat mencegah hiperemesis gravidarum.Konsep pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1. Isolasi dan pengobatan psikologis. Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat menenangkan ibu hamil karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberi komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan kehamilan.

2. Pemberian cairan pengganti. Cairan pengganti dapat diberikan dalam keadaan darurat sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5% sampai 10% dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energi sehingga terjadi perubahan metabolisme dari lemak menjadi protein menuju ke arah pemecahan glukosa. Cairan tersebut dapat ditambah vitamin C, B kompleks, atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolisme. Selama pemberian cairan harus memerhatikan keseimbangan cairan yang masuk dan keluar melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan. Lancarnya pengeluaran urine memberi petunjuk bahwa keadaan ibu hamil berangsur-angsur membaik. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan darah, urine, dan bila memungkinkan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal. Bila muntah berkurang dan kesadaran membaik, ibu hamil dapat diberikan makan minum dan mobilisasi. 3. Pemberian obat. Pemberian obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya

berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat menyebabkan kelainan kongenital atau cacat bawaan bayi). Komponen (susunan obat) yang dapat diberikan adalah: a. sedatif ringan (fenobarbital [Luminal] 30 mg, Valium); b. anti-alergi (antihistamin, Dramamine, Avomin); c. obat antimual/anti-muntah (Mediamer B6, Emetrole, Stemetil, Avopreg); d. vitamin, terutama vitamin B kompleks dan vitamin C. 4. Menghentikan kehamilan. Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum yang tidak berhasil justru mengakibatkan terjadinya kemunduran dan keadaan semakinmenurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan pengguguran kandungan. Keadaan yang memerlukan pertimbangan pengguguran kandungan adalah: a. gangguan kejiwaan (delirium, apati, somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa ensefalopati Wernicke); b. gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran penglihatan); c. gangguan faal (hati [ikterus], ginjal [anuria], jantung dan pembuluh darah nadi meningkat, tekanan darah menurun

Dengan

memerhatikan

keadaan

tersebut,

pengguguran

kandungan

dapat

dipertimbangkan pada hiperemesis gravidarum. Sedangkan pemberian terapi farmakologis dan non farmakologis adalah sebagai berikut.
7

1. Terapi farmakologi jika pasien sudah didiagnosa Hiperemesis Gravidarum maka tindakan pertama adalah perbaiki status dehidrasinya. Cairan yang dipilih adalah RL kemudian beri antiemetik oral atau suppositoria. Anti emetik yang aman untuk ibu hamil : prometazin, klopromazin, ondansetron. Jika mual muntah menetap atau obat dimuntahkan maka indikasi rawat.Infus RL + tiamin (vitamin B1), antiemetik injeksi seperti metoklorpamid atau infus RL + Glukosa+vitamin B1, antiemetik injeksi > jika kondisi mual muntah remisi maka diperlukan pemberian terapi nutrisi enteral yaitu melalui nasojejuno tube, biasanya dengan jalan pemberian nutrisi enteral maka HEG teratasi. Namun pada beberapa wanita memerlukan terapi parenteral ( TPN)Jika dengan TTL diatas kondisi HEG tidak teratasi maka pikirkan penyebab lain diluar kehamilan seperti tukak lambung, kolesistitis dan sebagainya.Berdasarkan buku Obstetri williams dalam beberapa penelitian dikatakan penggunaan kortokosteroid seperti metylprednison lebih efektif dibandingkan antiemetik metoklorpamid, dimana dengan metylprednison angka rekurensi lebih rendah. Namun penggunan kortikosteroid lebih dari 10 minggu pada trimester 1 bisa menyebabkan defek kongenital.Infus RL bertujuan untuk menggantikan cairan elektrolit yang hilang.Pemberian vitamin B1 bertujuan untuk mencegah komplikasi HEG yaitu ensefalopati Wernicke. Muntah yang belebihan akan menyebabkan tubuh kehilangan HCL dan elektrolit terutama kalium sehingga pada saat akut tubuh dalam kondisi alkalosis dan hipokalemi > tubuh akan melakukan kompensasi dengan mengeluarkan ion H+ intra sel untuk mengatasi kondisi alkalosis, disamping itu glukoneogenesis akan terjadi dimana hasil sampingnya adalah asam laktat dan benda keton sehingga pada orang HEG benda keton (+) dan terjadi kondisi asidosis. Muntah yang berlebihan mengakibatkan penyerapan zat makanan terganggu, termasuk penyerapan vitamin, sehingga bisa terjadi defisiensi vitamin, jika terjadi defisiensi vitamin B1 maka akan terjadi ensefalopati wernicke. Ensefalopati wernicke merupakan penyakit neuritis perifer akibat kekurangan vitamin B1.Vitamin B1 berfungsi untuk menghasilkan energi bagi otak dengan membantu oksidasi glukosa sehingga dihasilkanenergi untuk sel otak.Dalam penatalaksanaa ada juga dokter yang memberikan glukosa bersamaan dengan vitamin B1.jangan memberikan infus dextrose tanpa dibarengi dengan vitamin B1. Infus dextrose 5 % saja akan mengakibatkan hiperosmolaritas sehingga cairan intra sel akan ditarik ke ekstra sel akibatnya terjadi dehidrasi sel otak.Pasien dipulangkan kalau seandainya keadaan umum membaik dan ada

penurunan kadar benda keton.untuk rawat jalan ( biasanya untuk kasus emesis) : Bit B1, primperan atau ondansetron, ranitidin, luminal 2. Terapi Non Farmakologi a. Dukungan psikologi terutama dari suami dan keluarga b. Acupressure pada lokasi 3 jari diatas siku. Dari penelitian ternyata dengan penekanan dilokasi 3 jari di atas siku pada ibu hamil bisa mengurangi rasa mual muntah, namun pada penelitian berikutnya disimpulkan tidak ada keuntungan acutpressure dalam mengurangi rasa mual muntah. c. Menggunakan rempah jahe, dari hasil penelitian mampu mengurangi rasa mual muntah pada ibu hamil. Ada berbagai terapi alternatif lain yang sangat efektif. Akar jahe (Zingiber officinale Roscoe) adalah salah satu pilihan nonfarmakologik dengan efek yang cukup baik.Bahan aktifnya, disebut gingerol, dapat menghambat pertumbuhan seluruh galur H. pylori, terutama galur Cytotoxin associated gene(Cag) A+ yang sering menyebabkan infeksi.Ekstrak jahe ini sangat direkomendasikan oleh ACOG.Dosisnya adalah 250 mg kapsul akar jahe bubuk per oral, 4 kali sehari.The Systematic Cochrane Reviewmendukung penggunaan stimulasi akupunktur P6 pada pasien tanpa profilaksis antiemetik.Stimulasi ini dapat mengurangi risiko mual. National Evidence-based Clinical (NICE) GuidelinesOktober 2003

merekomendasikan jahe, akupunktur P6 dan antihistamin untuk tata laksana mual dan muntah dalam kehamilan, dengan evidence level I. Juga telah ditunjukkan bahwa terapi stimulasi saraf tingkat rendah pada aspek volar pergelangan tangan dapat menurunkan mual dan muntah serta merangsang kenaikan berat badan.Hanya ada sedikit bukti kalau kortikosteroid efektif.Dalam dua RCT kecil, didapatkan bahwa tidak ada kegunaan dari metilprednisolon ataupun placebo, tapi kelompok steroid lebih sedikit yang mengalami readmission.Antagonis serotonin kadang-kadang digunakan oleh beberapa klinisi untuk pasien tidak hamil yang mengalami mual berat. Pada sebuah penelitian, ondansentron ternyata tidak lebih baik daripada prometazin sehingga penggunaannya terbatas. Dengan muntah yang persisten, kita harus mencari adanya penyebab lain seperti gastroenteritis, kolesistitis, pankreatits, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis, dan perlemakan hati dalam kehamilan.Hampir semua wanita hamil akan memberikan respon yang baik dengan penatalaksanaan yang telah disebutkan di atas. Bila masih ada muntah berkepanjangan, maka pemberian nutrisi enteral harus dipikirkan.Vaisman dkk.(2004) telah menunjukkan keberhasilan pemberian makan nasojejunal selama 4-21 hari
9

pada 11 wanita hamil dengan mual dan muntah refrakter.Pada sedikit sekali perempuan, nutrisi parenteral mungkin diperlukan.

2.9 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang diperlukan yaitu: a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta. b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN. c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

10

BAB 3. PATHWAY

intoleransi aktifitas

kelemahan tubuh kesadaran otot lemah

Kurang pengetahuan

Gg keseimbangan cairan dan elektrolit

perfusi jaringan otak metabolisme intrasel aliran darah ke jaringan

cemas pada kehamilan

Gg nutrisi kerang dari kebutuhan tubuh

cairan ekstraseluler dan plasma pengeluaran nutrisi

hemokonsentrasi dehidrasi

intake nutrisi

kehilangan cairan berlebihan Gangguan rasa nyaman

hyperemesis gravidarum

komplikasi

tekanan gaster

emisis gravidarum

pengosongan lambung

factor alergi

factor predisposisi

estrogen

11

BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian Keperawatan 1. Identitas Klien Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Tgl masuk Tgl pengkajian Diagnose medis Alamat : : 20 40 tahun : umumnya rendah : bekerja dan tidak bekerja : : : hiperemesis gravidarum : berada di daerah kurang baik sanitasi

Identias Penanggung Jawab Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat : : : pendidikan rendah : bekerja/tidak bekerja : berada di daerah kurang baik sanitasi

Hubungan dengan klien: umumnya suami 2. Riwayat Kesehatan a. keluhan utama

12

umumnya keluhan yang sering dirasakan adalah mual dan muntah b. riwayat kesehatan sekarang: keluhan mual muntah c. riwayat kesehatan dahulu HG pada kehamilan : sebelumnya, pada primigravida: 60-80%, sedangkan

multigravida: 40-60% d. riwayat kesehatan keluarga :

adanya penyakit jantung, DM, e. riwayat ginekologi 1) riwayat menstruasi a) menarke b) siklus c) lamanya d) banyaknya e) warna f) bau/karakteristik g) disminore 2) riwayat perkawinan a) istri usia perkawinan pernikahan Usia pernikahan b) suami usia perkawinan pernikahan Usia pernikahan 3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum : : : : : : : : : : : : : : :

Lemah, umumnya compos mentis, tetapi dapat juga apatis b. Tanda-tanda vital N: > 100 x/menit TD: systole <80 mmHg RR >20 x/menit
13

S: > 37,2 oC c. Data aspek biologis A. System neurologis 1. Fungsi serebral Kesadaran Orientasi Memori Bicara : kompos mentis hingga apatis : umumnya baik : umumnya baik : umumnya baik, terkadang jarang berbicara

karena rangsangan mual 2. Fungsi saraf cranial Penciuman : umumnya baik tetapi rangsangan bau dapat

merangsang mual Penglihatan : umumnya baik Reflek pupil : umumnya baik Gerakan bola mata: umumnya baik Kesimetrisan wajah : simetris, tidak ada kelainan Pengecapan : umumnya baik, tetapi rangsangan pengecapan dapat meningkatkan mual Mengunyah : umumnya baik, tidak ada kelainan Menelan : umumnya tidak ada gangguan menelan, hanya

saja rangsangan mual membuat kesulitan menelan 3. Fungsi motorik Keseimbangan dan koordinasi : umumnya baik hingga

tidak dapat berdiri/berjalan akibat kelemahan Kekuatan otot : umumnya dapat

menentang gravitasi jika dalam kondisi baik, jika terdapat kelemahan, klien kurang bisa menentang gravitasi Tonus otot : umumnya mampu

memfleksikan otot dan menahan tahanan dari pemeriksa, kecuali jika pasien dalam keadaan lemah 4. Fungsi sensorik Uji rangsangan suhu pada ekstrimitas umumnya baik B. System pernafasan
14

a. Hidung Simetris +/+, kebersihan +/+, fungsi penciuman +/+ b. Dada Simetris +/+ c. Pola pernafasan RR >20 x/menit, irama regular hingga irregular d. Paru Suara nafas vesikuler +/+, kelainan -/C. System kardiovaskuler Bunyi jatung normal, edema (-), TD systole <80 mmHg, N >100 x/menit, keluhan lain (-) D. System gastrointestinal Mulut : mukosa pucat, bibir kering, lidak kering, aroma nafas aseton, gigi kurang bersih, pengecapan baik, anoreksia, hipersekresi saliva Abdomen: bentuk datar, simetris (+), asites (-), kebersihan (+), massa (-), pembesaran hepar (-), nyeri (+) epigastrium E. Integument Distribusi rambut rata, warna hitam, kebersihan (+), kuku bersih dan pendek, warna kulit sawo matang, akral dingin dan pucat, turgor menurun, kelembaban menurun F. Endokrin Pembesaran tiroid (-) G. System penglihatan Simetris +/+, sclera putih hingga ikterik, konjungtiva merah muda hingga pucat, kotoran -/-, fungsi penglihatan +/+, cekung +/+ H. Pendengaran Simetris +/+, serumen -/-, edema -/-, fungsi pendengaran +/+ d. Data aspek psikologis Umumnya klien cemas akibat kurang pengetahuan mengenai kondisinya e. Data aspek social Interaksi dengan keluarga dan sosial umumnya baik, tetapi interaksi saat kondisi tersebut sedikit berkurang f. Data aspek spiritual

15

Kurangnya keagamaan akibat kecemasan dapat mempengaruhi keadaan mual 1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT Subyektif 1) Pekerjaan Tuntutan kerja dan kehilangan pekerjaan dapat mempengaruhi hiperemesis 2) Aktivitas/hobi kebiasaan 3) Aktivitas kesenangan 4) Pembatasan karena kehamilan/kondisi 5) Kebutuhan fisik terhadap a. Pemberi kerja b. Rumah 6) Tidur: a. Jumlah jam b. Tidur siang c. Alat bantu d. Insomnia e. Alasan < 6 jam/hari Kadang-kadang Tidak ada Ada Ada

Obyektif 1) Respon aktivitas (observasi): a. Kardiovasku ler Kurang baik, penurunan TD systole <80 mmHg, x/menit b. saluran pernafasan 2) Status mental Umumnya apatis, jika kondisi berat dan berkepanjangan dapat terjadi aberasi mental Peningkatan RR > 20 x/menit denyut nadi meningkat >100

3) Pengkajian neuromuskuler: a. Massa/tonus Baik


16

otot: b. Postur c. Tremor Baik Umumnya terdapat tremor karena nutrisi kurang sehingga dapat mengakibatkan

hipoglikemi d. Rentang pergerakan sendi e. Kekuatan f. Deformitas g. Lain-lain 2. SIRKULASI Subyektif 1) Riwayat: a. Peningkatan TD b. Masalah jantung c. Demam reumatik d. Edema pergelangan kaki/kaki e. Flebitis f. Penyembuhan lambat 2) Ekstrimitas: a. Kebas b. Kesemutan 3) Batuk/hemoptisis 4) Perubahan frekuensi/jumlah urin Lemah Tidak ada kelainan Baik

Obyektif 1) TD (Ka-Ki) 90/70 mmHg 100/80 mmHg

17

a. Berdiri b. Duduk c. Berbaring 2) Nadi perifer a. Radialis b. Dorsalis pedis c. Distensi jugularis 3) Bunyi jantung a. Kecepatan b. Irama c. Kualitas d. Rub/murmur 4) Bunyi nafas Cepat Irregular Lemah Tidak ada Umumnya tidak ada kelainan, terkadang muncul wheezing 5) Ekstrimitas a. Suhu b. Warna c. Pengisian kapiler d. Tanda homan e. Varises f. Kuku (abnormalitas) 6) Warna/sianosis a. Seluruhnya b. Membrane mukosa c. Bibir d. Dasar kuku e. Konjungtiva f. Sklera g. Diaphoresis Umumnya pucat Tidak ada sianosis Pucat Tidak ada sianosis Umumnya ada ikterik Ada Umumnya tidak ada Umumnya pucat Umunya tidak ada Umunya tidak ada Pucat >37,2 o C Pucat karena anemia maupun penurunan TD CRT < 2 detik vena Umumnya tidak terdapat distensi JVP Gravidarum I >100 x/menit Gravidarum II < 80 x/menit

18

3.

INTEGRITAS EGO Subyektif 1) Perencanaan kehamilan Umumnya ada, tetapi pengaruh kehamilan tidak dikehendaki juga mempengaruhi HG 2) Perasaan klien/ayah Ayah yang kurang mendukung, adanya stress yang mempengararuhi psikologis ibu juga dapat berperan dalam terjadinya HG 3) Status hubungan Umumnya menikah,idak jelas, tetapi status perkawinan yang tidak jelas dan konflik rumah tangga juga memiliki peranan dalam HG 4) Melaporkan faktor stress: a. Masalah keuangan b. Gaya hidup c. Perubahan terakhir 5) Cara mengatasi stress 6) Religius (praktik) 7) Faktor budaya Koping yang digunakan kurang efektif Praktik keagamaan umumnya rendah Konflik akibat perbedaan budaya Kurang sehat dan bersih Ada Umumnya ada

tentang kehamilan

mempengaruhi status emosional yang dapat memperberat kondisi HG 8) Perasaan tentang: a. Ketidakberdaya an b. Keputusasaan c. ketidakmampua n 9) Masalah emosi 10) Riwayat masalah emosi Ada Ada Kadang-kadang Ada Kadang-kadang

Obyektif 1) Status emosional Kurang baik

19

2) Respon psikologis yang Kurang baik teramati 4. ELIMINASI Subyektif 1) Pola usus a. Kebiasaan/pola b. Penggunaan laksatif c. Karakteristik feses d. Defekasi terakhir e. Perdarahan f. Hemorrhoid g. Diare h. Konstipasi 2) Pola berkemih a. Kebiasaan/pola b. Inkontinensia c. Dorongan d. Frekuensi e. Retensi f. Karakter urin g. Nyeri/rasa terbakar/kesulit an berkemih h. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih i. Penggunaan diuretic Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Kuning pekat dan bau menyengat, oliguria Terdapat rasa nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Keras dan kering, warna coklat gelap Tidak rutin Kadang-kadang

20

Obyektif 1) Palpasi abdomen a. Lunak/keras b. Massa c. Ukuran/lingkar d. Bising usus e. Hemorrhoid 2) Palpasi kandung kemih 3) Berkemih berlebihan 4) Urinalisis 5) Albuminuria 6) Glikosuria 7) Darah samar 8) Feses samar 5. MAKANAN/CAIRAN Subyektif 1) Diet kebiasaan a. Jenis b. Jumlah makan c. Intake terakhir d. Pola diet e. Anoreksia f. Mual/muntah g. Panas perut/salah cerna h. Penyebab i. Alergi/intoleran si makanan 2) Masalah mengunyah/menelan a. Gigi geligi 3) Rata-rata berat badan Ada Ada Tidak ada Kurang dari 2 kali per hari < 1 porsi Tidak adaa Ada Ada Ada Umumnya teraba lunak Tidak ada Tergantung umur gestasi Umumnya normal Tidak ada Tidak teraba nyeri, teraba lunak Tidak ada Peningkatan konsentrasi urin Negatif Negatif Negatif Negatif

21

a. Sebelum hamil b. Saat ini c. Pola d. Penambahan/pe nurunan 4) Penggunaan diuretik Tidak ada Penurunan > 3 kg

Obyektif 1) Karakteristik badan saat ini a. Berat badan b. Tinggi badan c. Bentuk tubuh d. Turgor kulit e. Kelembaban membrane mukosa 2) Hernia/massa 3) Edema a. Umum b. Dependen c. Periorbital d. Sacral e. Digital f. Distensi JVP 4) Pembesaran tiroid 5) Keadaan mulut a. Bau mulut b. Kondisi gigi/gusi c. Penampilan lidah d. Membrane Kering Lidah kering dan kotor Bau aseton Kotor, oral hygiene buruk Tidak ada Buruk Buruk (kering) Penurunan > 3 kg

22

mukosa 6) Bising usus 7) Bunyi nafas 8) Skrining diabetic (GGT) 9) Pemeriksaan tiroid 10) Hb/Ht (anemia) 6. HIGIENE Subyektif 1) ADL a. Makan b. Mandi c. Berpakaian d. Toileting e. Kontinen f. Berpindah 2) Alat prosthesis yang Umumnya tidak ada masalah, kecuali juka KU berat, pemenuhan kebutuhan ADL dapat bergantung secara penuh Umumnya normal Umumnya tidak ada masalah Kadang positif Negatif Positif anemia

diperlukan a. Diberikan oleh

Obyektif 1) Penampilan umum 2) Cara berpakian 3) Kebiasaan 4) Bau badan 5) Kondisi kulit kepala 6) Adanya kutu 7. NEUROSENSORI Subyektif 1) Serangan pingsan/pusing 2) Sakit kepala: a. Lokasi b. Frekuensi c. Kesemutn/keb Sering Ada Ada tercium aseton bersih tidak ada bersih rapi

23

as/kelemahan 3) Stroke (efek residu) 4) Kejang a. Aura b. Cara pengontrolan 5) Mata a. Kehilangan penglihatan b. Pemeriksaan terakhir c. Glaucoma d. katarak 6) Telinga a. Kehilangan pendengaran b. Pemeriksaan terakhir 7) Epiktasis 8) Indra penciuman Tidak ada Tidak ada kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Obyektif 1) Status mental Kurang baik, keadaan umumnya apatis, terkadang dapat pula terjadi somnolen hingga koma 2) Penglihatan a. Kacamata b. Lensa kontak 3) Pendengaran: a. Alat dengar 4) Pola/kerusakan bicara 8. NYERI/KETIDAKNYAMANAN bantu

24

Subyektif 1) Lokasi 2) Intensitas 3) Frekuensi 4) Kualitas 5) Durasi 6) Faktor pencetus 7) Cara hilang 8) Gejala yang berhubungan Muntah Epigastrik, faring Sering Sering Tajam Seiring dengan lamanya hiperemesis Muntah

Obyektif 1) Wajah meringis 2) Area yang dipengaruhi 3) Respon emosional 4) Fokus menyempit 9. PERNAFASAN Subyektif 1) Dispnea 2) Batuk/sputum 3) Riwayat: a. Bronchitis b. Asma c. TB d. Emfisema e. Pneumonia berulang 4) Perokok a. Jumlah b. Lamanya 5) Penggunaan pernafasan 6) oksigen Tidak ada alat bantu Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Umumnya tidak ada Ada Epigastrik Kurang baik Ada

25

Obyektif 1) pernafasan a. frekuensi b. kedalaman c. kualitas d. bunyi nafas e. karakteristik sputum f. hasil sinar x Tidak ada kelainan dada 10. KEAMANAN Subyektif 1) alergi/sensitivitas a. reaksi 2) perubahan imun a. penyebab 3) riwayat ginekologis a. jenis b. tanggal c. perilaku resiko tinggi d. tes 4) transfuse darah a. jumlah b. tanggal c. reaksi d. gambaran 5) penyakit masa anak-anak 6) riwayat imunisasi 7) pemajanan terhadap cacar a. infeksi virus Tidak ada TT, BCG DPT, polio, campak Tidak ada Tidak ada PMS/infeksi Tidak ada dari system Tidak ada Tidak ada >20 x/menit Dangkal Lemah Tidak ada Tidak ada

26

terakhir b. sinar x/radiasi c. binatang peliharaan rumah 8) masalah sebelumnya a. HKK b. Ginjal c. Hemoragi d. Jantung e. Diabetes f. Infeksi/ISK g. ABO/sensitivita s Rh h. Bedah uterus i. Anemia 9) lama waktu sejak obstetric Tidak ada di

kehamilan terakhir a. jenis kelahiran

sebelumnya 10) riwayat cedera kecelakaan a. fraktur/dislokasi b. penyiksaan fisik c. arthritis/sendi tidak stabil d. masalah punggung 11) perubahan tahi lalat 12) Pembesaran kelenjar 13) Kerusakan penglihatan 14) pendengaran 15) prostese Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

27

16) perlengkapan ambulasi

Tidak ada

Obyektif 1) suhu a. diaphoresis b. intergritas kulit c. jaringan parut d. ruam e. ekimosis f. kulit/lesi vagina 2) kekuatan umum a. kekuatan b. tonus otot c. cara berjalan d. rentang gerak e. parestesia/parali sis f. perkiraan gestasi 3) janin a. frekuensi jantung b. lokasi c. metoda auskultasi d. berat dasar e. perkiraan gestasi f. gerakan g. ballotemen 4) hasil tes janin 5) AFT badan Lemah Lemah Perlu bantuan Normal Tidak ada Ada Menurun Kemungkinan ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

28

6) Hasil kultur a. Servikal/rectal b. Tes imun c. Golongan darah d. Maternal e. Paternal f. Skrining g. Serologi h. Sifilis i. Sel sabit j. Rubella k. Hepatitis l. HIV 11. SEKSUALITAS Subyektif 1) Masalah seksual a. Menarke b. Lama siklus c. Durasi 2) Hari pertama periode system

Negative

Tidak ada gangguan

menstruasi terakhir 3) Jumlah 4) Perdarahan/kram PMA 5) Rabas pervagina 6) Keyakinan klien kapan sejak

terjadi konsepsi 7) Perkiraan kelahiran 8) Praktik pemeriksaan tanggal

payudara sendiri 9) Papsmear terakhir

29

a. Hasil 10) Metode konsepsi terbaru 11) Riwayat obstetric a. Gravida b. Para c. Term d. Preterm e. Aborsi f. Hidup g. Kelahiran multiple 12) Riwayat kelahiran a. Tahun b. Tempat c. Lama gestasi d. Lama persalinan e. Tipe kelahiran f. Lahir (hidup Tidak ada masalah

atau mati) g. Berat badan h. Skor apgar 13) Komplikasi (ibu/janin)

Obyektif 1) Pelvis a. Vulva b. Perineum c. Vagina d. Serviks e. Uterus f. Adneksa g. Konjugasi diagonal Tidak ada kelainan

30

h. Diameter transversal i. Outlet (cm) j. Bentuk sacrum k. Arkus l. Koksigius m. Takik SS n. Kolumna vertebralis iskial o. Keadekuatan inlet p. Tengah q. Outlet 2) Prognosis persalinan 3) Pemeriksaan payudara 4) Pemeriksaan putting 5) Tes kehamilan 6) Tes serologi (tanggal) 12. INTERAKSI SOSIAL Subyektif 1) Status hubungan Umumnya menikah, tetapi ada pula yang mengalami keretakan 2) Tahun dalam berhubungan 3) Tinggal dengan 4) Peran keluarga 5) Keluarga besar 6) Orang pendukung lain 7) Frekuensi kontak social 8) Masalah/stress 9) Perilaku koping 10) Rencana untuk periode Keluarga atau teman dekat Ada Kurang adaptif dalam struktur Umumnya tinggal bersama suami Umumnya sebagai ibu dan pencari nafkah

intra/pascanatal

31

Obyektif 1) Komunikasi verbal verbal/non Ada orang

dengan

terdekat/keluarga 2) Pola interaksi keluarga

(perilaku) 13. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN Subyektif 1) Bahasa dominan 2) Terpelajar 3) Keterbatasan kognitif 4) Tingkat ibu/ayah 5) Pekerjaan 6) Latar etnik/budaya 7) Keyakinan kesehatan 8) Faktor resiko keluarga: a. Diabetes b. TB c. Hipertensi d. Epilepsy e. Penyakit jantung f. Strike g. Penyakit ginjal h. Kanker i. Kelainan darah j. Penyakit mental k. Maslaah genetic l. Kelahiran sesaria m. Kelahiran multiple 9) Obat yang diresepkan Ada Ada Tetap dan tidak tetap belakang Ada Umumnya tidak Tidak ada

pendidikan Rendah

32

a. Obat b. Dosis c. Waktu d. Penggunaan teratur e. Tujuan 10) Obat diresepkan a. Obat bebas b. Obat jalanan c. Penggunaan alcohol d. Tembakau 11) Keluhan/gejala dari kehamilan 12) Efek pada gaya hidup 13) Adaptasi yang dibuat 14) Penyakit relevan/perawatan RS/pembedahan 15) Harapan kehamilan/perawatan 16) Pemeriksaan fisik terakhir (tanggal dan dokter) 17) Jenis persalinan 18) Anastesi 19) Rencana makan bayi 20) Kelas pendidikan/sumber pendidikan 14. PERTIMBANGAN RENCANA PULANG 1) Tanggal informasi diambil 2) Tanggal perkiraan pulang 3) Ketersediaan layanan pemberian dari di Perubahan perawatan diri penyerta Mual dan muntah, pusing dan badan lemah yang tidak

33

maternitas 4) Ketersediaan sumber: a. Orang b. Finnsial 5) Adaptasi terhadap yang

kebutuhan/bantuan diinginkan

4.2 Diagnosa Keperawatan

No. 1. 2.

Problem Deficit volume cairan

Etiologi Kehilangan cairan aktif

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang Faktor psikologis dari kebutuhan tubuh

3. 4. 5.

Intoleran aktivitas Gangguan rasa nyaman Kurang pengetahuan

Kelemahan umum kehamilan Kurang pajanan informasi

4.3 Perencanaan Keperawatan

No.

Diagnosa keperawatan

NOC

NIC

Rasional

1.

Deficit cairan kehilangan aktif

volume Tujuan: b.d Kekurangan volume cairan cairan akan teratasi, dibuktikan dengan keseimbangan cairan, keseimbangan elektrolit dana sam basa, hidrasi yang

1. Pantau hidrasi

status 1. Observasi status hidrasi akurat dasar intervensi yang menjadi dalam

2. Pantau

hasil

keperawatan 2. Observasi hasil lab untuk status elektrolit yang


34

laboratorium yang dengan relevan

adekuat, dan status nutrisi adekuat: makanan cairan. yang asupan dan

keseimbangan cairan

akurat dasar

menjadi dalam

ketepatan intervensi 3. Kaji berat keperawatan

badan dan catat 3. Mengevaluasi Kriteria Hasil: Keseimbangan perkembangann ya kemajuan rencana tindakan 4. Untuk mengetahuin keseimbangan keadaan hidrasi untuk status dan

elektrolit dan asam 4. Pertahankan basa akan tercapai dalam rentang 4 keakuratan catatan asupan dan haluaran

(ringan), dibuktikan dengan gangguan berikut. Frekuensi irama dalam normal Frekuensi irama dalam normal Kewaspadan mental orientasi kognitif baik Elektrolit serum dalam normal Serum pH dan urin dalam batas normal batas dan dan dan nadi batas indicator

sebagai 5. Anjurkan pasien

cairan elektrolit tubuh

menginformasi kan

perawat 5. Membantu pasien memenuhi status dan hodrasi sekaligus

bila haus

nafas 6. Berikan, batas dengan melakukan kolaborasi bersama dokter, secara ketentuan penggantian nasogastrik berdasarkan haluaran, sesuai dengan kebutuhan tepat

mengobservasi keadaan klien 6. Melalui nasogastrik dapat membantu mempermudah pemberian asupan pasien cairan

35

7. Berikan IV, anjuran

terapi 7. Terapi sesuai membantu memberikan pemenuhan kebutuhan

IV

8. Tingkatkan asupan sesuai keinginan oral,

cairan elektrolit pasien cepat 8. Peningkatan asupan oral secara

dapat membantu mencegah pengeringan mukosa peningkatan asam lambung 2. Ketidakseimbangan Tujuan: nutrisi: kurang dari Ketidakseimbangan kebutuhan b.d psikologis tubuh nutrisi akan teratasi, faktor dibuktikan dengan 2. Tentukan status gizi baik, kemampuan pasien memenuhi kebutuhan nutrisi untuk 1. Kaji makanan 1. Makanan kesukaan dapat meningkatkan nafsu makan 2. Mengetahui kemampuan klien dapat penentu rencana 3. Pantau kandungan Kriteria Hasil: Menunjukkan status gizi: makanan, asupan cairan, nutrisi kalori dan pada 3. tindakan Pantauan nutrisi dapat evaluasi menjadi dalam makan menjadi dalam dan

kesukaan klien

ststatus nutrisi yang adekuat: makanan asupan dan

cairan, dan status gizi yang adekuat: nilai gizi

catatan asupan

perkembangan kebutuhan nutrisi klien

dan zat gizi dalam 4. Timbang pasien

36

rentang 4 ditandai

(kuat), dengan

pada

interval 4. Memperlihatkan kemajuan klien dalam p;emenuhan nutrisi

yang tepat

indicator berikut. Makanan dalam kuat Asupan oral cairan dalam oral 5. Berikan rentang informasi yang tepat

tentang 5. Informasi nutrisi dapat dan meningkatkan pemenuhan nutrisi klien

kebutuhan nutrisi bagaimana memenuhinya 6. Instruksikan pasien, menarik dalam, perlahan, dan

rentang kuat

untuk 6. Nafas dalam dan nafas latihan menelan dapat mengurangi mual

menelan secara sadar untuk

mengurangi mual/muntah 7. Tentukan, dengan melakukan kolaborasi bersama gizi, tepat, ahli secara jumlah 7. Diet yang tepat dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi klien

kalori dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 8. Obat-obatan dapat membantu mengurangi mual sehingga

pemenuhan

37

8. Berikan, dengan melakukan kolaborasi bersama dokter, secara tepat,

nutrisi menjadi adekuat

obat antiemetic dan analgetik

sebelum makan atau sesuai

dengan jadwal yang dianjurkan 3. Intoleran aktivitas Tujuan: Mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan 1. Pantau respon 1. Pemantauan respon kardiorespirasi untuk mengevaluasi pengeluaran 2. Pantau dan diri: nutrisi asupan untuk energy terhadap aktivitas fisik 2. Asupan adekuat membantu 3. Ajarkan kepada pasien Kriteria Hasil: Menunjukkan penghematan energy rentang 4 ditandai indicator berikut. dalam (kuat), dengan sebagai orang-orang penting pasien teknik perawatan yang diri akan dan membentuk dan meningkatkan sumber energy nutrisi

kardiorespirasi terhadap aktivitas

ditunjukkan dengan daya penghematan energy, perawatan tahan,

keadekuatan sumber energy

aktivitas kehidupan sehari-hari AKSI) (dan

bagi 3. Membantu tentang dalam memenuhi kebutihan perawatan pasien diri tanpa

meminimalkan konsumsi

menimbulkan

38

Menyadari

oksigen

kelelahan

keterbatasan energy 4. Ajarkan tentang Menyeimbangkan aktivitas istirahat Tingkat daya tahan adekuat beraktivitas untuk dan pengaturan aktivitas teknik manajemen waktu mencegah kelelahan untuk dan 4. Pengaturan aktivitas dengan memmbentuk jadwal diharapkan mampu mengurangi dampak kelelahan dan

meningkatkan 5. Bantu untuk mengidentifiksi kan aktivitas 6. Bantu aktivitas teratur dengan fisik pasien penghematan energy 5. Meningkatkan partisipasi pasien melakukan aktivitas sesuai jadwal 6. Aktivitas 7. Rencanakan aktivitas pasien pada paling energy periode banyak teratur mengurangi dampak kurangnya kegiatan fisik 7. Periode banyak 8. Bantu untuk memantau diri dengan membuat dan pasien paling energy akibat fisik untuk

dapat membantu memenuhi kegiatn pasien harian tanpa

menimbulkan

39

menggunakan dokumen tertulis tentang catatan asupan kalori energy dan sesuai

kelelahan berarti 8. Memantau sendiri mandiri diri

secara dapat

meningkatkan asupan melalui energy diet

kebutuhan

yang terencana

4.4 Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan.

4.5 Evaluasi

No. 1.

Diagnosa keperawatan Deficit volume cairan b.d S:

Evaluasi

kehilangan cairan aktif

Pasien menyatakan muntah berkurang

O: Frekuensi muntah menurun Turgor kulit baik Membrane mukosa lembab Oliguri (-) Bau aseton (-)

A: Rencana tindakan berhasil sebagian P: Tindakan dilanjutkan

2.

Ketidakseimbangan

nutrisi: S:

kurang dari kebutuhan tubuh Pasien menyatakan bisa makan b.d faktor psikologis

40

O: Muntah berkurang Mual berkurang Makan habis 1 porsi

A: Rencana tindakan berhasil sebagian

P: Tindakan dilanjutkan 3. Intolerasi aktivitas b.d S: Pasien menyatakan sudah tidak terlalu lelah untuk melakukan aktivitas perawatan diri

kelemahan umum

O: Kelelahan (-) Diaphoresis (-) Mampu melakukan aktivitas sesuai jadwal

A: Rencana tindakan berhasil sebagian

P: Tindakan dilanjutkan

41

Вам также может понравиться