Вы находитесь на странице: 1из 2

Kembalinya Pertarungan SBY vs Megawati - Capres Alternatif, Mungkinkah?

Ada tulisan yang cukup menarik dan dapat menjadi renungan kita bersama.

-------------------------------------------

Anton Bahtiar Rifa'i

Hasil hitung cepat (quick count)


beberapa lembaga survei, serta hasil penghitungan sementara oleh KPU, atas
hasil pemilu legislatif telah memperlihatkan peta koalisi yang mungkin terjadi
menjelang pemilihan presiden nanti. Hasil penghitungan itu jelas memperlihatkan
bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri akan kembali
bertarung dalam pemilihan presiden nanti. Partai Golkar –yang berada dalam tiga
besar perolehan suara—lebih cenderung untuk merapat ke kubu SBY. Karena,
melanjutkan duet SBY-JK bagaimanapun merupakan pilihan yang paling rasional dan
"menjual" pada pemilihan presiden nanti. Sementara partai-partai papan tengah
juga akan merapat ke salah satu kubu.

Maka, jika bola politik bergulir seperti itu,


rakyat pun akan kembali disuguhi pertarungan ulang seperti pemilihan presiden
tahun 2004 lalu: SBY vs Megawati. Realita ini memperlihatkan bahwa selama lima
tahun berjalan, Indonesia tidak mampu melahirkan tokoh baru dalam bursa calon
presiden. Lebih spesifik lagi, ini merupakan bukti
bahwa partai politik telah gagal melahirkan tokoh alternatif untuk rakyat.

Jika wacana pertarungan capres hanya berkisar


pada "SBY vs Mega" maka sesungguhnya telah terjadi suatu kebuntuan politik.
Rakyat tidak ditawarkan pilihan-pilihan lain. Kondisi ini sebenarnya mirip
dengan situasi menjelang pemilihan presiden tahun 1999. Ketika itu sempat
terjadi kebuntuan politik, karena hanya ada dua wacana calon presiden: BJ
Habibie dan Megawati. Namun, berkat kreatifitas sejumlah partai politik papan
tengah, kebuntuan itu berhasil dipecahkan. Partai-partai tengah berkoalisi
dalam Poros Tengah dan memajukan calon presiden alternatif, yaitu Abdurrahman
Wahid. Dan ternyata, calon alternatif tersebut yang kemudian terpilih sebagai
presiden.

Mungkinkah kreatifitas seperti itu dilakukan pada


pencalonan presiden tahun ini? Sebenarnya partai-partai Islam yang menempati
papan tengah memiliki peluang untuk melahirkan capres alternatif. Jika mengacu
pada sejumlah hasil quick count, suara yang diraih PKS, PAN, PKB, PPP,
ditambah PBB bisa mencapai 25 persen. Angka ini cukup untuk mengajukan pasangan
capres dan cawapres. Kelima partai itu sama-sama berbasis massa Islam, serta
memiliki pengalaman kerja
sama dalam Poros Tengah, sehingga secara psikologis seharusnya tidak terlalu
rumit untuk bersatu. Jika partai-partai papan tengah itu mempunyai iktikad untuk
mengajukan capres alternatif, maka ini akan mengubah peta pertarungan pada
pemilihan presiden nanti. Dan yang lebih penting lagi, rakyat mendapatkan
alternatif tokoh, alternatif gagasan, serta alternatif harapan. Ini juga akan
menaikkan nilai tawar partai-partai papan itu tengah terhadap partai-partai
besar.

Namun, upaya menghidupkan kembali "Poros Tengah


Jilid 2" masih dihadapkan kendala. Kendala utama adaalah: saat ini belum ada
tokoh yang bisa menyatukan partai-partai berbasis Islam. Sehingga yang terlihat
sekarang adalah egoisme dari masing-masing partai papan tengah. Bahkan, saya
khawatir, partai-partai papan tengah itu kemudian akan larut dalam oportunisme
untuk mengamankan posisi. Jika demikian halnya, maka partai politik telah gagal
menawarkan sesuatu yang baru.

Ah, saya jadi tersenyum geli jika mengingat suatu


kenyataan: besarnya kertas suara karena terlalu banyak partai politik peserta
pemilu, semrawutnya spanduk dan poster caleg di tempat-tempat umum, ternyata
tidak berhasil menawarkan sesuatu yang baru.

------------------------------

Catatan :

Pemilu 2009 Partai Islam bisa dipastikan "menjadi pemenang", namun bilakah mereka
dapat menyatukan suara untuk mengajukan Capres Alternatif?

Вам также может понравиться