Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dyca
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan petunjukNya, saya dapat menyelesaikan referat Tuli Sensorineural ini, yang telah diterima dan disetujui oleh pembimbing saya, dr M. Agus S, Sp.THT. Referat ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik di bagian ilmu telinga, hidung, dan tenggorok (THT) di RSAL Mintohardjo selama periode 6 Mei 2013 8 Juni 2013. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada para konsulen di bagian THT, khususnya dr M. Agus S, Sp.THT yang telah memberikan bimbingan pada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih memiliki banyak kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Saya berharap kasus ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dalam bidang ilmu THT khususnya dan bidang kedokteran pada umumnya.
....................................................................................................... .......................................................................................................
1 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Telinga ......... 5 2.2. Fisiologi Pendengaran ............. 11 2.3. Tuli Sensorineural 2.3.1. Defenisi ........ 14 2.3.2. Insidensi ....... 14 2.3.3. Etiologi ......... 15 2.3.4. Patofisiologi ..... 15 2.3.5. Manifestasi Klinik .... 16 2.3.6. Diagnostik .................... 17 2.3.7. Diagnosa Banding ........ 20 2.3.8. Penatalaksanaan ................................ 20 2.3.9. Prognosis........ 20 BAB III BAB IV KESIMPULAN .. 21 DAFTAR PUSTAKA..... 22
1.1.
Latar Belakang Kelainan telinga dapat menyebabkan tuli konduktif dan tuli sensorineural. Dari semua
kasus kehilangan pendengaran, 90 % merupakan tuli sensorineural. Tuli sensorineural adalah tuli yang terjadi karena adanya gangguan pada telinga dalam atau pada jalur saraf dari telinga dalam ke otak. Tuli sensorineural merupakan masalah bagi jutaan orang. Kehilangan pendengaran ini dibagi dalam beberapa derajat, yaitu ringan, sedang,dan berat.Tuli ini dapat mengenai segala usia dengan etiologi yang berbeda-beda.Sekitar 50% kasus merupakan faktor genetik dan 50 % lagi didapat (acquired). Tuli sensorineural dibagi dalam tuli sensorineural koklea dan retrokoklea. Tuli sensorineural koklea disebabkan oleh kelainan kongenital, labirintitis (oleh bakteri/virus), intoksikasi obat, selain itu juga dapat disebabkan oleh tuli mendadak, trauma kapitis, trauma akustik dan pajanan bising.Sedangkan tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut pons serebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak dan kelainan otak lainnya. Jumlah orang Amerika dengan gangguan pendengaran memiliki angka kejadian dua kali lipat selama 30 tahun terakhir. Data yang diperoleh dari survei federal menggambarkan prevalensi untuk individu yang berusia tiga tahun atau lebih yang mengalami gangguan pendengaran, yaitu 13,2 juta (1971), 14,2 juta (1977), 20,3 juta (1991), dan 24,2 juta (1993).Seorang peneliti independen memperkirakan bahwa 28,6 juta orang Amerika memiliki gangguan pendengaran pada tahun 2000. Anak-anak yang tuli akan merasa jauh lebih sulit daripada anak-anak yang memiliki pendengaran normal untuk belajar kosa kata, tata bahasa,urutan kata, ungkapan idiomatik, dan aspek lain dari komunikasi verbal. Beberapa studi
3
1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui secara mendalam dan luas mengenai tuli sensorineural.
1.3.Manfaat 1. Memberikan informasi dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai tuli sensorineural. 2.Untuk penulisan makalah yang sejenis.
Telinga Luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju membran timpani. Liang telinga Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalamnya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2, 5 3 cm. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan
5
Gambar 2 : Anatomi Telinga Telinga Tengah Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan. Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Kedua skala vestibuli dan skala timpani ini bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berawal pada foramen ovale dan skala timpani berakhir pada
10
11
PERSARAFAN TELINGA N. akustikus dan N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus internus dan bercabang dua sebagai N. vestibularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustikus internus terletak ganglion vestibulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale. 2.2. FISIOLOGI PENDENGARAN
12
13
2.3 TULI SENSORINEURAL 2.3.1 DEFINISI Kelainan telinga dapat menyebabkan tuli konduktif atau tuli sensorineural. Tuli konduktif biasanya disebabkan oleh kelainan yang terdapat di telinga luar atau telinga tengah. Tuli sensorineural dibagi atas tuli sensorineural koklea dan retrokoklea. Tuli sensorineural adalah berkurangnya pendengaran atau gangguan pendengaran yang terjadi akibat kerusakan pada telinga bagian dalam, saraf yang berjalan dari telinga ke otak (saraf pendengaran), atau otak. 2.3.2. INSIDENSI Keterampilan komunikasi adalah pusat kehidupan yang sukses untuk semua orang.Gangguan komunikasi sangat mempengaruhi pendidikan, pekerjaan, dan kesejahteraan banyak orang. Jumlah orang Amerika dengan gangguan pendengaran memiliki angkakejadian dua kali lipat selama 30 tahun terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh dari surveifederal, didapatkan prevalensi untuk individu yang berusia tiga tahun atau lebih yangmengalami gangguan pendengaran berkisar 13,2 juta (1971), 14,2 juta (1977), 20,3 juta(1991), dan 24,2 juta (1993). Seorang peneliti independen memperkirakan bahwa 28,6 juta orang Amerika memiliki gangguan pendengaran pada tahun 2000. Gangguan pendengaran sensorineural mendadak ditemukan hanya 10-15% dari jumlah pasien. Insidensi tahunangangguan pendengaran sensorineural diperkirakan adalah 5 sampai 20 kasus per 100.000 orang. Paparan dengan
14
2.3.3 ETIOLOGI Tuli sensorineural koklea disebabkan oleh aplasia (congenital), labirinitis (oleh bakteri/virus), intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal atau alkohol. Selain itu, tuli sensorineural juga dapat disebabkan oleh tuli mendadak ( sudden deafness), trauma kapitis, trauma akustik, dan pajanan bising. Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut pons serebelum, mieloma multipel, cedera otak, perdarahan otak, dan sebagainya. 2.3.4 PATOFISIOLOGI Perjalanan penyakit dari tuli sensorineural disebabkan oleh beberapa hal sesuai dengan etiologi yang sudah disebutkan diatas. Pada tuli sensorineural (perseptif) kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam), nervus VIII atau di pusat pendengaran. Sel rambut dapat dirusak oleh tekanan udara akibat terpapar oleh suara yang terlalu keras untuk jangka waktu yang lama dan iskemia. Kandungan glikogen yang tinggi membuat sel rambut dapat bertahan terhadap iskemia melalui glikolisis anaerob. Sel rambut juga dapat dirusak oleh obat-obatan, seperti antibiotik aminoglikosida dan agen kemoterapeutik cisplatin, yang melalui stria vaskularis akan terakumulasi di endolimfe. Hal ini yang menyebabkan tuli telinga dalam yang nantinya mempengaruhi konduksi udara
15
menghasilkan sensasi suara yang tidak biasa dan mengganggu (tinnitus subyektif). Hal ini bias juga disebabkan oleh eksitasi neuron yang tidak adekuat pada jaras pendengaran atau korteks auditorik. Kekakuan membran basilar mengganggu mikromekanik yang akan berperan dalam ketulian pada usia lanjut. Tuli telinga dalam juga disebabkan oleh sekresi endolimfe yang abnormal. Jadi, loop diuretics pada dosisi tinggi tidak hanya menghambat kotranspor Na + -K+ -2Cl- ginjal, tetapi juga di pendengaran. Kelainan genetik pada kanak K + di lumen juga diketahui menyebabkan hal tersebut. Kanal K+ terdiri atas dua subunit (IsK/KvLQT1) yang juga diekspresikan pada organ lain, berperan dalam proses repolarisasi. Defek Kv LQT1 atau IsK tidak hanya mengakibatkan ketulian, tetapi juga perlambatan repolarisasi miokardium. Ganggguan penyerapan endolimfe juga dapat menyebabkan tuli di mana ruang endolimfe menjadi menonjol keluar sehingga mengganggu hubungan antara sel rambut dan membran tektorial (edema endolimfe). Akhirnya, peningkatan permeabilitas antara ruang endolimfe dan perilimfe yang berperan dalam penyakit Meniere yang ditandai dengan serangan tuli dan vertigo. 2.3.5 MANIFESTASI KLINIS Gangguan pendengaran mungkin timbul secara bertahap atau tiba-tiba. Gangguan pendengaran mungkin sangat ringan, mengakibatkan kesulitan kecil dalam berkomunikasi atau berat seperti ketulian. Kehilangan pendengaran secara cepat dapat memberikan petunjuk untuk penyebabnya. Jika gangguan pendengaran terjadi secara mendadak, mungkin
16
17
Kedua fenomena ini dapat dilacak dengan beberapa pemeriksaan khusus, yaitu: Tes SISI (short increment sensitivity index)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasien dapat membedakan selisih intensitas yang kecil (samapai 1 dB). Tes ABLB (alternate binaural loudness balans test)
Diberikan intensitas bunyi tertentu pada frekuensi yang sama pada kedua telinga sampai kedua telinga mencapai persepsi yang sama. Tes Kelelahan (Tone decay)
Telinga pasien dirangsang terus-menerus dan terjadi kelelahan. Tandanya adalah tidak dapat mendengar dengan telinga yang diperiksa.
18
Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai kemampuan pasien berbicara dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid). Audiometri Bekesy
Tujuan pemeriksaan adalah menilai ambang pendengaran seseorang dengan menggunakan grafik. 2. Audiometri objektif Audiometri Impedans
Tujuan pemeriksaan adalah untuk memeriksa kelenturan membran timpani dengan tekanan tertentu pada meatus akustikus eksterna.
Elektrokokleografi
Digunakan untuk merekam gelombang-gelombang yang khas dari evoke electropotential cochlea. Evoked Response Audiometry
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai perubahan potensial listrik di otak setelah pemberian rangsang sensoris berupa bunyi. Pemeriksaan ini bermanfaat pada keadaan tidak memungkinkan untuk dilakukan
19
Emisi otoakustik menunjukkan gerakan sel rambut luar dan merefleksikan fungsi koklea. 3. Pemeriksaan tuli anorganik Cara Stenger
Memberikan 2 nada yang bersamaan pada kedua telinga, kemudian nada dijauhkan pada sisi yang sehat. Audiometri nada murni dilakukan secara berulang dalam satu minggu. Dengan Impedans. Dengan BERA.
Bertujuan untuk menilai kemampuan anak dalam memberikan respons terhadap rangsang bunyi yang diberikan. Audiometri bermain (play audiometry). BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry).
20
2.3.7. DIAGNOSIS BANDING Beberapa penyakit yang dapat dijadikan sebagai diagnosis banding tuli sensorineural,antara lain barotrauma, serebrovaskular hiperlipidemia, efek akibat terapi radiasi, traumakepala, lupus eritematosus, campak, multiple sclerosis, penyakit gondok, neoplasma kanal telinga, neuroma, otitis externa, otitis media dengan pembentukan kolesteatoma, ototoxicity ,poliartritis, gagal ginjal, dan sipilis. 2.3.8 PENATALAKSANAAN Tuli sensorineural tidak dapat diperbaiki dengan terapi medis atau bedah tetapi dapat distabilkan. Tuli sensorineural umumnya diperlakukan dengan menyediakan alat bantu dengar (amplifikasi) khusus. Volume suara akan ditingkatkan melalui amplifikasi, tetapi suara akan tetap teredam. Saat ini, alat bantu digital yang di program sudah tersedia, dimana dapat diatur untuk menghadapi keadaan yang sulit untuk mendengarkan. Tuli sensorineural yang disebabkan oleh penyakit metabolik tertentu (diabetes, hipotiroidisme, hiperlipidemia, dan gagal ginjal) atau gangguan autoimun (poliartritis dan lupus eritematosus) dapat diberikan pengobatan medis sesuai penyakit yang mendasarinya. Beberapa individu dengan tuli sensorineural yang berat, dapat dipertimbangkan untuk melakukan implantasi bedah perangkat elektronik di belakang telinga yang disebut implan koklea yang secara langsung merangsang saraf pendengaran. 2.3.9. PROGNOSIS
21
(+) hantaran udara masih(-) hantaran udara tidak (+) terdengar terdengar
masih terdengar
Tes Weber
Tes Schwabach
memanjang
Untuk membedakan tuli koklea dan tuli retrokoklea diperlukan pemeriksaan yang terdiri dari audiometri khusus, audiometri objektif, pemeriksaan tuli anorganik, dan
22
1. ASHA. Hearing Loss. 2011. Accessed on: 25th Mei 2013. Available from: http://www.asha.org/public/hearing/Hearing-Loss/ . 2. Yunita A.Gangguan Pendengaran Akibat Bising. 2003. Accessed on: 25 Mei 2013. Available from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3468/1/thtandrina1.pdf . 3. AARP. Sensorineural deafness. 2009. Accessed on: 25 Mei 2013. Available from: https://www.aarphealthcare.com/adamcontent/sensorineuraldeafness? hlpage=article&loc=table_of_contents_nav#definition. 4. MD Guidelines. Hearing Loss. 2010. Accessed on: 25 Mei 2013. Available from:http://www.mdguidelines.com/hearing-loss. 5. Tuli Sensorineural.2012. Accessed on 25 Mei 2013.Available from : http://id.scribd.com/doc/103709140/Tuli-Sensorineural
23
24
25