Вы находитесь на странице: 1из 38

Dispensing

Dispensing adalah bagian yang penting dari praktek kefarmasian, Farmasis menganalisa dan sama sekali menyediakan obat yang diperlukan oleh dokter lewat preskripsi. Permintaan dokter tersebut dapat secara tertulis atau lesan, jadi yang termasuk dispensing adalah aktivitas yang terjadi dalam waktu antara preskripsi diterima dari pasien di counter sampai obat diserahkan ke pasien. Farmasis bertanggung jawab untuk mendispens dengan teliti hingga pengobatan berjalan seperti yang dimaksud oleh dokter

Bagan aktivitas yang termasuk dispensing :


Menerima dan memastikan order/permintaan obat

Mencheck dan mentafsirkan preskripsi

Memeriksa kebenaran obat yang tertulis di preskripsi dan konsultasi ke prescriber bila diperlukan

Menyiapkan obat untuk dikemas atau diracik Billing dan checking di counter

Penyerahan obat ke pasien atau yang mewakili dengan instruksi yang terang dan memberikan konsultasi

Melihat aktivitas dispensing tersebut oleh sebab itu yang perlu diketahui oleh farmasis :
Faktor-faktor penunjang praktek dispensing yang baik Pentingnya untuk mengikuti good dispensing practice Mengetahui apa yang dimaksud dengan lingkungan dispensing yang baik Pengaruh lingkungan terhadap aktivitas dispensing Metode yang sesuai untuk menangani dan memproses preskripsi

1. Lingkungan untuk dispensing 1.1. Counter preskripsi 1.2. Ruang tunggu 1.3. Persyaratan lingkungan dispensing yang baik 1.4. Rintangan-rintangan, suara-suara dan keributan/kekacauan yang dapat berpengaruh terhadap dispensing

Counter preskripsi Yang ideal adalah sebagai berikut : Dapat di jangkau oleh pasien Lebih baik yang berpisah dari bagian-bagian lain misalnya, kosmetik, general item, OTC, dll. Bersih, teratur, tandai dengan terang sehingga dapat dibedakan dengan ruang-ruang lain yang ada disekitarnya, atau diberi warna yang berbeda dari ruang-ruang lain untuk menghasilkan tampak nyata. Ada ruang tunggu untuk pasien Ruang tunggu Yang ideal : Ada kursi yang comfortable, majalah-majalah kesehatan yang bermutu, phamphlet, poster-poster tentang problem kesehatan.

1.3. Persyaratan untuk lingkungan dispensing yang baik 1. Bersih memberi kesan professional dan pandangan yang baik sebagai apotik 2. Teratur menghasilkan area kerja yang efisien dan aman 3. Cukup luas untuk memudahkan gerakan dari personel apotik dan mencegah bertumbukkan satu sama lain waktu berkerja 4. Temperature dan kelembapan yang terkontrol untuk stabilitas obat-obatan sampai expire date 5. Tidak ada suara hingar-bingar dari music, tv, percakapanpercakapan mencegah pikiran yang terpecah-belah selama dispensing 6. Obat-obatan tersimpan dengan teratur pada rak-rak secara alfabetis atau dengan cara metoda yang lain yang biasa digunakan di apotik memastikan obat-obat dapat dengan cepat tersedia, dan dapat dipilih dari rak-rak dengan benar dan aman untuk mencegah kesalahan dispensing.

Rintangan-rintangan, suara-suara, kekacauan yang berpengaruh terhadap dispensing 1. Letak fisik dari prescription counter 2. Area kerja yang diletakkan ditingkat atas 3. Sekat-sekat kaca membuat kesukaran berkomunikasi (lewat kaca) 4. Bermacam-macam counter jadi satu 5. Komplexitas dari penggolongan pasien 6. Pendidikan pasien Suara 1. Sound system (music, radio yang hingar binger) 2. Televisi 3. Teriakan-teriakan anak-anak 4. Percetakan 5. Traffic = jalan raya, jalan K.A, macam-macam tempat kerja 6. Dering telpon 7. Suara percakapan dengan telpon yang terus menerus. Sering ada telpon yang masuk Rintangan 1. Servis lain diluar servis kesehatan, misalnya fotocopy 2. Tamu-tamu yang berdatangan akan menemui staf apotik 3. Dll

Keuntungan dari lingkungan dispensing yang baik


Mengurangi kesalahan dispensing Mengurangi kesalahan staf apotik Menambah perbaikan service Memberi kesan yang baik dari apotik Menaikkan pelanggan Mempercepat pelayanan Membentuk kesan professional

Penanganan preskripsi
Penanganan preskripsi merupakan bagian dari hubungan antara prescriber, farmasis dan pasien dalam hubungan ini adalah tanggung jawab farmasis untuk memenuhi obatobatan yang diperlukan pasien. Penanganan preskripsi luas sekali

Bagan Penanganan Preskripsi 2. Penanganan preskripsi

2.1. menerima preskripsi 2.2. membaca preskripsi dan memeriksa terhadap kelengkapan dan kebenarannya B. Kemudahan untuk dibaca/dapat terbaca atau tidak II. Detail pasien III. Produk : 1Nama produk 2Bentuk sediaan 3Potensi/kekuatan obat 4Jumlah yang didispens 5Dosis dan cara pemakaian 6Frekuensi pemakaian C. Kelengkapan dan kebenarannya. Detail yang harus di check :

A. Keabsahan

IDetail dari prescriber

IV. Aspek lain 1Double medication 2Drug interaction 3Contra indication 4History of over use under use 5Overwriting 6The class of drug 7False prescription 8Potent drug 9Special care 1Change to the prescription 1Brand substitution 1Cange formula 1Identification appropriate prescription

Detail yang harus di check


1. Data dokter nama, alamat, nomer regristasi, dll 2. Data pasien alamat, nama umur berat badan 3. Check data produk : nama produk untuk sediaan kekuatan/potensi obat jumlah yang didispens dan berapa yang sudah tersedia dosis dan cara pemakian

Nama produk :
Harus terang dan tanpa keraguan. Termasuk nama dagang dan nama generiknya. Banyak nama dagang yang hampir sama sehingga kekeliruan karena nama dagang sering terjadi kalau tulisan kurang terang sebaiknya dokter menulis disamping nama dagang juga nama generiknya atau nama generiknya saja. Apabila dokter menulis nama generiknya saja farmasis dapat memilihkan nama dagang dengan memastikan bahwa nama dagang dari obat tersebut adalah obat dari pabrik yang berstandar dengan harga yang tidak jauh berbeda. Farmasis etis dan moral mengutamakan kepentingan pasien. Apabila yang tertera nama dagang disertai nama generiknya, obat dengan nama dagang tersebut yang diberikan kepasien. Bila tidak tersedia hubungi dokter untuk mengganti dengan nama dagang yang lain. Kekeliruan dapat terjadi apabila sediaan dengan obat yang sama diformulasikan sebagai sediaan yang berbeda, contoh sebagai dispersible tablet dengan obat 25 mg dan 50 mg, sebagai sustained release tablet 75 mg dan 150 mg.

Bentuk sediaan
Obat dapat berbentuk macam-macam dapat benbentuk tablet, capsul, injeksi. Karena itu penting untuk mencheck bentuk sediaan pada preskripsi dokter. Apabila bentuk sediaan tidak tertulis hubungi dokter, terutama kalau obat tersebut tersedia dalam banyak macam bentuk sediaan. Perhatian ! pada bentuk sediaan padat kemungkinan dapat terjadi tersedia beberapa macam sediaan dengan potensi yang sama sebagai dispersible tablet dan capsul, apabila pasiennya adalah anak-anak dapat diberikan dispersible tablet, dewasa capsul atau dispersible tablet manula sukar untuk menelan bentuk tablet, karena itu harus dipertimbangkan. Bentuk sediaan dapat didiskusikan dengan pasien dan hubungi dokter penulis resep. Sediaan topical : cream, ointment, gel dan lotion tidak mungkin dianggap sama walau obat dan kadarnya sama, kesalahan penggunaan bentuk sediaan dapat memberi masalah karena itu dokter harus menentukan bentuk sediaan yang tepat. Misalnya dengan nama yang sama bentuk sediaan berbeda,fucidin dapat berbentuk cream atau ointment, thrombophob dapat berbentuk ointment atau gel.

Kadar/potensi sediaan
Kadang-kadang dokter tidak menuliskan berapa kadar dari obat. Kalau hanya tersedia dalam satu kekuatan tidak bermasalah. Apabila potensi obat tidak tertulis dalam preskripsi, tidak boleh diasumsikan sebagai yang terkecil, sebagai contoh amphiclox tersedia sebagai sediaan yang mengandung amphicillin 125 mg dan cloxacillin 125 mg dan ampicillin 250 dan cloxacillin 250. Kalau diberikan sediaan dengan potensi yang kecil kemungkinan untuk pasien dewasa tidak mencukupi kadarnya sebagai penyembuh infeksi.

Jumlah yang didispens


Harus disebut jumlah yang didispens dalam preskripsi bila tidak hubungi dokter Farmasis harus mencheck kesesuaian jumlah untuk pasien yang bersangkutan. Untuk sediaan dengan expire date pendek pastikan bahwa jumlah yang didispensikan tidak akan lebih lama penggunaannya dari pada waktu expire

Dosis dan cara penggunaan


Dosis harus di check terhadap umur pasien dan berat tubuh (terutama untuk anak-anak atau orang tua) farmasis harus selalu mencheck bahwa dosis, dosis regimen dan cara pemakaian sesuai untuk pasien dengan obatnya. Semua dugaan mengenai underdose/overdose/dosis yang tidak sesuai harus dilaporkan ke dokter. Semua dosis harus di check dengan hati-hati terutama untuk anak-anak dan semua obat yang dikategorikan obat yang potent/berbahaya Farmasis harus selalu memeriksa apakah dosis yang tertulis termasuk dalam dosis standart minimum dan maximum dose. Untuk dosis standard gunakan text book atau reference book yang resmi Obat dengan dosis range yang lebar menyulitkan, contoh : amoxylcillin dosis yang direkomendasikan 20 40 mg per kg berat badan/hari. Anak-anak dengan berat 18 kg dosis standard = 360 720 mg/hari sulit untuk menentukan berapa tepatnya

Aspek lain Pengobatan ganda obat yang sama atau berbeda dengan efek farmakoterapi yang sama, tertulis dalam satu preskripsi atau tertulis pada preskripsi lain yang bersamaan, misalnya : paracetamol (untuk turun panas) bila ditulis juga oleh dokter gigi pada pasien yang sama dapat mengakibatkan over dosis dari paracetamol yang mengakibatkan kerusakan pada lever

Interaksi Dapat terjadi oleh karena banyak obat yang berinteraksi satu sama lain, misalnya pada : Multiple prescription Interaksi dengan OTC medicine Interaksi dapat mengakibatkan terapi ineffective, effeck yang tidak diharapkan efek terhadap pengobatan yang sedang dilakukan Contoh : aspirin yang diperoleh dari OTC menaikkan efek anticoagulant (warfarin)yang sedang diminum oleh pasien, sehingga dapat mengakibatkan perdarahan. Pasien yang sedang memakai ciprofloxacin hindarkan penggunaan antacid selama 2 3 jam, sebab antacid dapat mengurangi absorbsi ciprofloxacin. Beberapa golongan pasien perlu kewaspadaan pada pemakaian obat : wanita hamil, anak-anak, manula, orang-orang dengan malfungsi ginjal dan hati. Alergie penyebab alergi yang sudah dikenal harus dicheck terutama untuk antibiotic adanya cross sensitivitas dalam golongan obat, misalnya penicillin yang semi sintetik Incomptabilitas dengan obat-oabt yang sedang diminum oleh pasien, sedang dokter tidak mengetahui (oral contraceptives)

Kontra indikasi umur, jenis kelamin, penyakit-penyakit tertentu, pasien-pasien dengan keadaan tertentu dapat menyebabkan obatobat yang tertulis di resep merupakan kontra indikasi, contoh : aspirin tidak dianjurkan untuk anak-anak yang berumur kurang dari 12 tahun. Atenolol kontra indikasi untuk pasien-pasien diabetes, celecoib indikasi dengan pasien yang alergi terhadap sulfonamide Over use, under use atau salah penggunaan obat oleh pasien Penulisan resep yang berlebihan (dapat terjadi karena ulah pasien sendiri) Check penggolongan obat sebelum dispensing Preskripsi yang palsu, yaitu preskripsi yang ditulis sendiri oleh pasien

Untuk obat keras dan obat dengan index therapeutic sempit diwaspadai adanya penulisan obat dengan nama yang berbeda tetapi isi serta potensi sama yang diberikan oleh dokter yang berbeda. Contoh obat-obat dengan index therapeutic yang sempit : I. Digoxim II. Lithium III. Phenythoin IV. Theophylin V. Warwarin Perhatian khusus pada obat-obat : I. Nama hampir sama II. Obat dengan nama yang disingkat HCT CTM

Perubahan nama dagang Bioavilabilitas atau bioeqivalen dari obat/sedian penting. Perberdaan bioavilibilitas dari dua obat dengan nama dagang berbeda dapat berbeda. Penggantian nama dagang obat dapat beresiko, harus dihindarkan terutama pada pasien dengan pengobatan jangka waktu lama dan untuk obat-obat dengan index terapeutik sempit atau erratic bioavailability Perubahan pada komposisi/formulasi kadang-kadang ada perubahan komposisi yang berasal dari pabriknya harus diketahui Perubahan pada preskripsi Semua perubahan pada preskripsi lewat telpon dari prescriber, atau hasil konsultasi kedokter harus dicatat pada preskripsi sebutkan perubahan lewat telpon atau langsung konsultasi ke dokter, catat pada tanggal berapa, diparaf oleh apoteker. Lebih baik dikuatkan stempel khusus untuk hal tersebut Mengidentifikasi kelayaan preskripsi, farmasis harus mereview kelayaan/kesesuaian terhadap pasien. Bila tidak sesuai konsulkan ke prescriber

Interpretasi suatu preskripsi Dilakukan oleh farmasis yang bertugas (dapat dilakukan counter checking pada farmasis yang lebih senior)
Baca dan interpretasikan preskripsi dengan betul Interpretasikan dengan benar semua singkatan yang digunakan oleh prescriber Pastikan bahwa dosis yang digunakan sesuai untuk pasien (terhadap umur, jenis kelamin dan bobot tubuh) Identifikasikan bila ada drug interaction Identifikasikan bila ada bakat alergi sebelumnya (dengan melihat PMR atau bertanya ke pasien)

Memproses presikripsi Memproses preskripsi adalah proses utama dimana obat-obat dipindahkan dari rak-rak penyimpanan, dihitung/diracik dan diberikan kepasien sesuai preskripsi. Dalam hal obat-obat tanpa resep dokter, pengumpulan obat-obat dikerjakan berdasar permintaan client dari hasil diskusi dengan client yang bersangkutan.

Menyiapkan obat-obat dari preskripsi setelatah memeriksa legalitas dan dapat terbaca/tidaknya apa yang tertulis dipreskripsi. Proses meracik preskripsi merupakan proses selangkah demi selangkah dimulai dari waktu farmasis memindahkan dari rak sampai saat diserahkan ke pasien. Apabila pasien meminta obat tanpa resep dokter harus dipastikan bahwa obat yang diminta adalah obat bebas, bebas terbatas atau O.T.C drug.

Langkah-langkah pada waktu menyelesaikan peracikan preskripsi Langkah I : menerima preskripsi, check legalitas dan kebenarannya. Periksa benar tidaknya dengan bantuan farmasis senior atau konsultasi dengan prescriber bila diperlukan Lanhkah II : periksa ketersediaan obat bila tidak tersedia, pasien harus diberi tahu, bila mungkin disediakan selang waktu Langkah III : pindahkan obat-obat yang diperlukan dari rak-rak selama memindahkan obat-obat farmasis harus waspada dan penuh perhatian agar dapat mendispensing dengan teliti, bila pasien banyak gunakan wadah yang warnanya berbedabeda untuk mencegah kekeliruan selama pengambilan dari rak-rak untuk masing-masing pasien Langkah IV : check sekali lagi bahwa obat yang dipindahkan dari rak-rak sudah benar, dan pastikan lagi berapa yang diperlukan Langkah V : check terakhir oleh farmasis, bila nama potensi obat dan jumlah sudah benar, lembar pengecekan diparaf oleh farmasis Langkah VI : setelah obat tersedia dan benar lembar preskripsi diberi tanda sudah didispens (dengan cap) Contoh : Dispensed. Date : Signature of Pharmacist : .. Apotik : ..

Langkah VII : obat dikemas dengan kemasan yang sesuai agar potensi dan sifat obat tidak berubah selama waktu pemakaian oleh pasien Langkah VIII : serahkan ke pasien. Untuk memastikan bahwa obat diserahkan kepada pasien yang benar harus dibuat suatu metoda penyerahan tertentu, contoh dengan menggunakan kartu check sebagai berikut.

Contoh : sitem check menggunakan kartu stock, kartu dapat dicetak/computer Tiap kartu dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing dengan nomor identitas Satu diberikan ke client Bagian kedua ditempelkan pada preskripsi Bagian ketiga ditempelkan ke sediaan (wadah sediaan)
Apotik ABC No Kartu 123 Tgl : Nama Pasien : .. Tunjukkan kartu pengambilan obat Diberian ke pasien ini pada waktu Ditempelkan di preskripsi Ditempel pada wadah sediaan Apotik ABC No Kartu 123 Tgl : Nama Pasien : .. Apotik ABC No Kartu 123 Tgl : Nama Pasien : ..

Cocokkan nama pasien dengan nama yang ada di preskripsi. Keuntungan pemakaian system kartu adalah : Mencegah tercampur baurnya kemasan obat Mengulangi kesalahn dispensing Memastikan bahwa obat diserahkan kepada pasien yang benar untuknya

Penyerahan obat ke pasien a. Beritahu ke pasien cara pemakaian obat yang benar baik 1)secara lesan 2)dengan contoh-contoh/simbul-simbul 3)dengan label-label tambahan bila diperlukan,atau tanda-tanda yang dapat dimengerti oleh pasien b. Tanamkan kesadaran pada pasien pentingnya pengobatan, dapat diberikan dalam bentuk leaflet yang dapat diberikan bersama-sama obat. Berikan kesadaran tentang penyakit, peringatan atau kehatihatian terhadap obat c. Beri perhatian khusus pada kasus-kasus tertentu misalnya mereka dengan kelemahan visual, mereka yang buta aksara, anak-anak dan orang tua, mereka yang menerima pengobatan komplek/ganda d. Selama dispensing farmasis harus melengkapi informasi ke pasien/client petunjuk-petunjuk pada pengobatan dengan resep dokter diberikan oleh pasien Apabila client minta obat O.T.C, evaluasi terlebih dahulu apakah obat sesuai dengan kondisi pasien dan beri petunjuk cara pemakaiannya

Prosedur Dispensing 1. Check legalitas 2. Check identitas prescriber 3. Check prescriber berhak/tidak menulis obat tertera 4. Lakukan Clinical check 5. Dispensing dan labeling 6. Check apakah prosedur dispensing dan labeling sudah betul ? yang ideal check ini dilakukan oleh orang lain kalau bekerja sendiri tetap harus melakukan check tersebut 7. Serahkan sediaan ke pasien dan lakukan konseling cara penggunaan obat hal ini harus dilakukan oleh farmasis atau pengganti farmasis karena perlu memastikan bahwa obat diterima oleh pasien yang benar dan perlu memberikan informasi kunci secara lisan. Check bahwa pasien sudah tahu/mengerti apa yang diinformasikan dan apakah ada yang perlu ditanyakan oleh pasien 8. Lakukan pemrosesan lebih lanjut terhadap lembar preskripsi yang sudah didispens

Check legalitas ada 6 Apa yang harus diperiksa ? Beberapa informasi yang harus ada : 1. Data pasien umur anak-anak dibawah 12 tahun perlu dicatat tahun kelahirannya Jenis kelamin pasien dewasa untuk wanita bedakan pregnant? Breast feeding ? 2. Data dari obat-obat yang tertulis di preskripsi. Informasi harus cukup sehingga menghasilkan pengobatan yang teliti dan aman untuk pasien . Bila informasi obat yang tertulis tidak mencukupi harus ditanyakan kepada prescriber 3. Tanda tangan prescriber 4. Alamat prescriber 5. Indikasi periksa sesuai/tidak dengan hak prescriber 6. Tanggal penulisan resep yang sesuai

Clinical check Clinical check merupakan tugas pokok dari farmasis dalam compounding dan dispensing Tujuan Clinical check adalah memeriksa apakah obat-obat yang tertulisdalam preskripsi sesuai satu sama lain, apakah ada interaksi atau tidak, bagaimana dengan dosisnya. Untuk Clinical Check Farmasis harus mempertimbangkan : 1. Pasien 2. Dosis pengobatan 3. Kondisi pasien 4. Obat-obat lain yang mungkin digunakan bersamaan

1. Pasien Siapa pasiennya ?

anak-anak ? Dewasa? Manula ? Anak-anak - umur kurang dari 12 tahun perlu diketahui umur/tahun kelahiran Dewasa - perlu diketahui jenis kelamin pasien. Untuk wanita bedakan apakah dalam keadaan hamil atau sedang menyusui

Dosis dosis berbeda untuk masing-masing pasien umumnya dosis obat untuk anak-anak lebih kecil dari pada dewasa. Tetapi ada factor lain yang berpengaruh terhadap dosis. Untuk check dosis lihat BNF/BNF For Children atau SPC (Summary of product characteristic dari masing-masing produsen obat )

Kondisi pasien apa yang dimaksud dengan kondisi pasien ? Renal/Hepatic System baik ? Misalnya ada gangguan di renal atau hepar dosis harus dikurangi atau diganti obat lain (BNF daftar dosis untuk gangguan liver atau renal desease. Pregnant ada obat yang dilarang untuk wanita hamil pada trimester pertama tetapi diperbolehkan pada trimester selanjutnya lihat daftar BNF Breast feeding - obat-obat tertentu dapat diekskresikan lewat susu ibu lihat BNF Kondisi pasien tertentu mempengarui bentuk sediaan yang digunakan, miwsalnya tidak dapat menelan sediaan padat -- beri sediaan cair

Interaksi obat Contoh : obat yang diminum berpengaruh terhadap obat yang bersamaan diminum . Obat yang berpengaruh satu terhadap yang lain disebut drug interaction Ada 2 kategori drug interaction yaitu : Farmacodinamic dan Farmacokinetic drug interaction Farmacodinamic drug interaction Interaksi antar obat yang dapat antagonis atau Sinergis. Mudah dilacak Misalnya : obat mempunyai receptor yang sama atau berefek yang sama pada system tubuh Contoh : R/ Captopril (ACE inhibitor /12,5 mg No X Sbdd I R/ bendroflumethiazide (diuretic) 2,5 mg No V S.o.m. I Farmacokinetic drug interaction Lebih sukar diprediksi dari pada interaksi farmakodinamik Obat satu sama lain berpengaruh terhadap absorbsi, metabolism,ekskresi,distribusi yang akan mempengarui efek farmakologinya contoh : R/ Cemetidin (H2 receptor antagonis) 400 mg No.. S.bdd II R/ Theophyllin (Bronchodilator) 250 mg tab No S.bdd II

Label Fungsi label : Menunjukkan isi (apa yang ada dalam wadah ) Menunjukkan kapan dan bagaimana sediaan digunakan Menunjukkan bagaimana sediaan disimpan dan berapa lama. Menunjukkan peringatan-peringatan/perhatian-perhatian yang harus diketahui Tampak luar label 1. Bersih - Jakinkan wadah bersih luar dalam jangan pernah memasukkan sediaan dalam wadah yang sudah tertempel label 2. Aman Jakinkan bahwa label tertempel dengan aman 3. Posisi betul pasien dapat membuka wadah tanpa merusak label Informasi pada label harus : 1. Dapat dibaca 2. Singkat 3. Cukup memadai untuk suatu informasi 4. Pakailah bahasa yang sederhana untuk dapat dimengerti 5. Informasi, perintah-perintah, nama pasien tepat, benar dan teliti

Label peringatan
Label peringatan mungkin diperlukan, label peringatan dapat berupa pharmaceutical warning atau pharmacological warning Masing-masing Negara mempunyai peraturan-peraturan sendiri untuk persaratan label dan etiket. Untuk Indonesia lihat peraturan Per.Men.Kes dan Undang-undang Kesehatan

Penyerahan sediaan Apabila yang tersebut dalam preskripsi nama proprietary, farmasis harus menyerahkan produk proprietarynya,kalau yang tertulis nama generiknya serahkan produk generiknya atau produk proprietary yang isinya sama dengan produk generic yang dimaksud kecuali untuk sediaan-sediaan sustained release Perhatian Satu macam obat mungkin tersedia dalam beberapa bentuk sediaan yang berbeda. Misalnya modified releas dan non modified release dengan kemasan yang tidak jauh berbeda ( pada pabrik yang sama ) farmasis harus yakin yang diserahkan kepada pasien adalah obat yang dimaksud dalam preskrepsi

Вам также может понравиться