Вы находитесь на странице: 1из 42

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NO.

17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

Oleh : Drs. Budiyono, MM Kepala Bidang Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati Jawa Tengah
1

UU NO. 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN


I.PENGERTIAN

Koperasi adalah Badan Hukum yg didirikan oreng perorang atau Badan Hukum Koperasi, dengan pemisah an kekayaan para anggotanya sebagai Modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai NILAI dan PRINSIP Koperasi.

NILAI YG MENDASARI KEGIATAN KOPERASI


a. b. c. d. e. f. g. Kekeluargaan Menolong diri sendiri Bertanggung jawab Demokratis Persamaan Berkeadilan Kemandirian

NILAI YANG DIYAKINI ANGGOTA KOPERASI


A. B. C. D. KEJUJURAN KETERBUKAAN TANGGUNG JAWAB KEPEDULIAN

Koperasi Melaksanakan Prinsip-Prinsip Koperasi :


1. 2. 3. 4. 5. 6. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Anggota berpartisipasi aktif dlm kegiatan ekonomi Kop. Kop. Badan Usaha swadaya yg otonom dan independent Kop. menyelenggarakan pendidikan. Kop. melayani anggota secara prima dan bekerjasama melalui jaringan usaha tingkat lokal, regional, nasional dan internasional. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat.

7.

MODAL KOPERASI :
A. Modal Kop. Awal. : - Sertifikat Modal Koperasi (SMK) (Bukti penytoran anggota Koperasi dalam modal koperasi) - Setoran Pokok B. Modal Kop. Juga dapat dari : - Hibah - Modal Penyertaan - Modal Pinjaman - Penerbitan Obligasi & Surat utang lain - Dari Pemerintah

KETENTUAN SMK :
1. Setiap anggota, harus membeli SMK yang jumlah minimalnya ditentukan dalam Anggaran Dasar Kop. Nilai Nominal per Lembar, maximum sama dengan Simpanan Pokok.

2.

3.

SMK tidak memiliki Hak Suara.

JENIS KOPERASI :

1. 2. 3. 4.

KOPERASI KONSUMEN KOPERASI PRODUSEN KOPERASI JASA KOPERASI SIMPAN PINJAM Ad. No. 1, 2, 3 : Melayani anggota dan Non anggota No. 4. : Melayani hanya Anggota.

KETENTUAN DALAM KOPERASI :


1. Kop. Dilarang memakai nama Kop. Yg telah dipakai oleh Koperasi lain dalam Kab./Kota. 2. Kop. Primer yang beranggotakan >500, quorum rapat menggunakan system delegasi. 3. Laporan Keuangan, harus diaudit oleh Akuntan Publik. 4. Kop. Dapat memecat/mengeluarkan anggota jika tdk mentaati ketentuan sesuai AD Koperasi. 5. Pengawas berwenang menetapkan penerimaan & penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota. 6. Pengurus dipilih dari orang perorang baik anggota / Non anggota.

Lanjutan 7. Koperasi dilarang membagi kepada anggota, SHU yang berasal dari Non anggota dan SHU tsb untuk mengembangkan usaha dan pelayanan anggota. 8. Pengawas/Pengurus Kop. Dilarang merangkap sebagai pengawas/pengurus Koperasi lain. 9. KSP wajib menjamin Simpanan Anggota. 10. Dalam rangka perlindungan kepada Koperasi, Pemerintah dapat memprioritaskan bidang kegiat an ekonomi yg hanya diusahakan oleh Koperasi.

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN :


1. Pengawasan thd Koperasi wajib dilakukan, untuk meningkatkan kepercayaan para pihak. 2. Kegiatan Pengawasan dilakukan melalui Pelaporan, Pemantauan dan evaluasi. a. Meneliti lap. Pertanggungjawaban tahunan, dokumen, dan keputusan2 rapat. b. Meminta untuk hadir dalam Rapat Anggota. c. Memanggil Pengurus untuk dimintai keterangan.

PEMBERLAKUAN SANKSI :
a. Tidak melaksanakan RAT 2 tahun berturut. b. Tidak melaksanakan Audit c. Perangkapan jabatan Pengurus/Pengawas d. Pelanggaran ketentuan perkoperasian e. Kop. Simpan pinjam melakukan usaha sektor riil. F. Pengawas/Pengurus KSP yang merangkap sebagai Pengawas, Pengurus atau Pengelola KSP Lainya.

PERALIHAN :
a. Kop yg telah berbadan hukum, wajib penyesuaian AD paling lambat 3 tahun sejak UU ini berlaku. b. Jika tdk disesuaikan akan ditindak sesuai aturan. c. Koperasi yang punya USP wajib mengubah USP menjadiKSP dalam waktu paling lambat 3 tahun sejak UU berlaku d. Kop. Yg tidak mengubah USP menjadi KSP dilarang me lakukan kegiatan SIMPAN PINJAM. e. KSP/USP yg memberi pinjaman pada Non Anggota wajib mendaftarkan non anggota menjadi anggota paling lambat 3 bulan sejak berlakunya UU ini.

CAKUPAN UNDANG UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

I. Diundangkan pada tanggal 30 Oktober 2012

II Terdiri Dari : a. 17 b. 126 c. 10 d. 6

Bab Pasal PP Permen


14

BAB DALAM UNDANG UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII Bab IX Bab X Bab XI Bab XII Bab XIII Bab XIV Bab XV Bab XVI Bab XVII

Ketentuan Umum Landasan, Asas dan Tujuan Nilai dan Prinsip Pendirian, Anggaran Dasar, Perubahan AD, dan Pengumuman Keanggotaan Perangkat Organisasi Modal Selisih Hasil Usaha dan Dana Cadangan Jenis, Tingkatan, dan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Pengawasan dan Pemeriksaan Penggabungan dan Peleburan Pembubaran, Penyelesaian, dan Hapusnya Status BH Pemberdayaan Sanksi Administratif Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup

15

SUBSTANSI PENTING DALAM UNDANGUNDANG NO. 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN


1. Judul RUU tentang Koperasi disepakati berubah menjadi RUU tentang Perkoperasian; 2. Diakomodasikannya Nilai dan Prinsip Koperasi sesuai dengan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan hasil kongres International Cooperative Alliance (ICA); (Pasal 5-6) 3. Pendirian Koperasi harus melalui akta autentik; (Pasal 9) yang dibuat oleh Notaris Pejabat Pembuat Akta Koperasi (NPAK). 4. Penggunaan nama koperasi diatur. 5. Kemudahan rakyat dalam membentuk koperasi, dimana secara tegas diatur, setiap permohonan pendirian koperasi harus sudah mendapat persetujuan selambat lambatnya 30 (tiga puluh) hari. 6. Dalam pengelolaan menganut sistem two layer: pengawas pengurus + pengelola (jika diperlukan)
16

Lanjutan
7. Jenis Koperasi : a. Koperasi Produksi b. Koperasi Konsumen c. Koperasi Jasa d. Koperasi Simpan Pinjam 8. 9. Pengurus bisa dari non anggota RAT selambat-lambatnya 5 (lima) bulan, dengan undangan sudah

diedarkan 14 (empat belas) hari 10. Bahan RAT secara lengkap terperinci 11. Bagi koperasi yang memiliki anggota lebih dari 500 orang, RAT bisa dilakukan dengan sistem delegasi.

12. Pengawas sebagai unsur alat perlengkapan organisasi koperasi ditingkatkan peranan dan kewenangannya
17

Lanjutan

13. Modal Koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi sebagai modal awal; (Pasal 66) dengan pengaturan sebagai berikut : a. Setoran Pokok Harus dibuat dengan nilai yang serendah rendahnya, agar tidak ada hambatan setiap orang untuk masuk sebagai anggota koperasi. b. Sertifikat Modal Koperasi (SMK) nilai nominal per lembar SMK tidak boleh melebihi nilai nominal Setoran Pokok. SMK diharapkan menjadi instrumen penghimpunan modal / equity koperasi yang dapat secara dinamis menangkap setiap peluang usaha bagi koperasi. c. Modal penyertaan koperasi diperbolehkan menerima modal penyertaan dari anggota, non anggota, pemerintah dan pemerintah daerah. 14. Istilah sisa hasil usaha diubah menjadi Selisih Hasil Usaha yang meliputi Surplus Hasil Usaha dan Defisit Hasil Usaha; 15. Koperasi Simpan Pinjam hanya dapat menghimpun simpanan dan menyalurkan pinjaman kepada anggota; (Pasal 89) untuk non anggota diberikan waktu 3 (tiga) bulan harus sudah menjadi anggota.

18

Lanjutan

16. Koperasi Simpan Pinjam harus mempunyai izin usaha, tidak boleh memberikan pinjaman kepada koperasi lain, harus melalui sekundernya. 17. Unit Simpan Pinjam Koperasi dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, wajib berubah / memisahkan menjadi Koperasi Simpan Pinjam yang merupakan badan hukum koperasi tersendiri; (Pasal 122) 18. Untuk meningkatkan dan memantapkan pelayanan Koperasi sesuai kharakteristik masyarakat muslim secara tegas disebutkan bahwa koperasi diberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip ekonomi syariah; (Pasal 87) 19. Untuk menjamin simpanan anggota Koperasi Simpan Pinjam, Pemerintah diamanatkan untuk membentuk dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan anggota Koperasi Simpan Pinjam (LPS-KSP) melalui Peraturan Pemerintah; (Pasal 95 ayat (2). 20. Pengawasan dan Pemeriksaan terhadap Koperasi akan lebih diintensifkan, dalam kaitan ini khususnya untuk pengawasan terhadap koperasi simpan pinjam Pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri dan dibentuk melalui Peraturan Pemerintah; (Pasal 100)

19

Lanjutan
21. Dalam pemberdayaan koperasi, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan bimbingan kemudahan diantaranya; adalah memberikan insentif pajak dan fiscal.

22.Lembaga gerakan Koperasi didorong untuk menjadi lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk Dana Pengembangan Dewan Koperasi Indonesia. (Pasal 115).
23.Dalam rangka penyesuaian terhadap Undang Undang nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian diberi waktu 3 (tiga) tahun.

24.Pedoman pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan menteri selambat lambatnya 2 (dua) tahun.
20

TINDAK LANJUT PERATURAN PELAKSANAAN UU TENTANG PERKOPERASIAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN

A. Peraturan Pemerintah
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ketentuan mengenai tata cara pemakaian nama Koperasi (Pasal 17 ayat (4)) Ketentuan mengenai tata cara pengembangan jenis Koperasi (Pasal 85) Ketentuan mengenai Koperasi berdasarkan prinsip ekonomi syariah (Pasal 87 ayat (4)) Ketentuan mengenai Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (Psl 94 ayat (5)) Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 95) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya status badan hukum Koperasi (Pasal 111) 7. Ketentuan mengenai peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara pemberian perlindungan kepada Koperasi (Pasal 113 ayat (2)) 8. Ketentuan mengenai jenis, tata cara, dan mekanisme pengenaan sanksi administratif (Pasal 120 ayat (3)) 9. Ketentuan mengenai Modal Koperasi (Pasal 77) 10.Ketentuan mengenai Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 100 ayat (3))

21

TINDAK LANJUT PERATURAN PELAKSANAAN UU TENTANG PERKOPERASIAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN

B. Peraturan Menteri
(1) Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan permohonan pengesahan Koperasi sebagai badan hukum (Pasal 10 ayat (5))

(2) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas
(Pasal 90 ayat (3)) (3) Ketentuan mengenai pengawasan dan pemeriksaan Koperasi (Pasal 99) (4) Ketentuan mengenai penggabungan atau peleburan Koperasi (Pasal 101 ayat (6)) (5) Ketentuan mengenai Tata Cara Perubahan Unit Simpan Pinjam menjadi KSP (Ps 122 ayat (4)) (6) Ketentuan mengenai persyaratan standart kompentensi pengawas dan pengurus koperasi simpan pinjam (pasal 92 ayat (2)).

22

IMPLIKASI BAGI KOPERASI


A. Bagi Koperasi Baru
Dalam pembentukan koperasi akte pendirian dan anggaran dasar langsung menyesuaikan dengan UU no. 17 / 2012

B. Bagi koperasi Yang Telah Lama


1. 2. Yang tidak ada unit simpan pinjam mengadakan perubahan anggaran dasar Bagi koperasi simpan pinjam mengadakan perubahan anggaran dasar mengikuti UU 17/2012 3. Bagi koperasi yang mempunyai unit simpan pinjam : a. Jika usahanya hanya simpan pinjam saja langsung perubahan anggaran dasar menjadi Koperasi Simpan Pinjam. b. Bagi koperasi yang usaha sektor riil dan unit usaha simpan pinjam akan terus dipertahankan maka, unit simpan pinjam melakukan pemisahan menjadi simpan pinjam. mengikuti UU 17/2012

koperasi

23

Pedoman Teknis Pemisahan USP Menjadi KSP


I. Latar Belakang
1. Sesuai amanat UU no. 17 / 2012 tentang Perkoperasian pada bab XVI pasal 122 Ayat (1) : Koperasi yang mempunyai Unit Simpan pinjam mengubah Unit Simpan Pinjam menjadi Koperasi Simpan Pinjam dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Undang Undang ini disahkan. yang berbunyi :

24

2. Kedudukan Koperasi

Koperasi

INSTITUSIONALISASI

- PNPM - LUEP - BMT - PKBM

- UPPKS - KUBE - LEPMM - MEP - KELOMPOK - ARISAN -KARANG TARUNA - DLL

PRANATA SOSIAL

25

3. Jenis USaha
Sektor Riil

Usaha

Keuangan
26

4. POLA PELAYANAN

Konvensional

Pola Pelayanan

Syariah
27

5. MEMPERTEGAS FUNGSI REGULATOR


Tugas Tugas Mandatory Kementerian Koperasi dan UKM : Mengatur Mengawasi Memeriksa Menilai kesehatan Sanksi

28

6.

PERBEDAAN ANTARA BADAN HUKUM DAN IJIN USAHA

Izin Usaha

Legalitas Usaha

Badan Hukum

Legalitas Lembaga

29

7. PERBEDAAN RUANG LINGKUP URUSAN KELEMBAGAAN DAN USAHA


NO KELEMBAGAAN NO USAHA

Legalisasi Lembaga : Badan Hukum Terkait disini adalah : a Rapat Pembentukan b Akta c d e f g h i j k l m n Pengesahan Badan Hukum, Perubahan Badan Hukum Struktur Organisasi Kepengurusan Struktur Organisasi Pengawas Modal Pendirian Uraian Tugas Pengurus dan Pengawas Keanggotaan Administrasi Organisasi Izin Pembentukan Kantor Cabang Pembubaran Anggaran Rumah Tangga Pengembangan dan Pembagian Rating / pemeringkatan Job Description Pengurus, Pengawas dan Dewan O Pengawas Syariah

Legalisasi Usaha : Izin Usaha

Terkait disini adalah :


a Business Plan b Modal Usaha c d e f g h i j k l m n Struktur Organiasasi Usaha Manager Karyawan Job Description Pengelola Sistem dan Prosedur Pengendalian Internal Persus - persus dibidang Usaha Audit External Pencabutan Izin Usaha Jenis - jenis Simpanan / Tabungan Jenis - jenis Pembiayaan Izin Usaha Kantor Cabang

o Penilaian Kesehatan p Jaringan / Kemitraan

II. LANGKAH LANGKAH PEMISAHAN KELEMBAGAAN


A. Persiapan Organisasi / Panitia Kerja.
Diawali dengan pembentukan tim, jika diperlukan dapat melibatkan unsur pengarah : 1. Bagi primer / sekunder Kabupaten/Kota dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten/Kota. 2. Bagi primer / sekunder Propinsi /DI dari Dinas Koperasi dan UKM Propinsi/DI. 3. Bagi primer / sekunder Nasional dari Kementerian Koperasi dan UKM . B. Persiapan Kelembagaan. 1. Kepengurusan calon koperasi baru 2. Pengawasan calon koperasi baru 3. Karyawan calon koperasi baru 4. Sarana dan prasarana kerja 5. Anggota

31

Lanjutan
C. D. Persiapan AD/ART/Persus Persus KSP Baru. Mempersiapkan Dokumen Dokumen Berita Acara Pengesahan Pemisahan.

E.
F.

Persiapkan Formulir Formulir Pelayanan KSP Baru.


Finalisasi Persiapan Kelembagaan

1. Kepengurusan calon koperasi baru 2. Pengawasan calon koperasi baru 3. Karyawan calon koperasi baru 4. Sarana dan prasarana kerja 5. Anggota

32

III. Langkah Langkah Pemisahan Aset


A. Identifikasi Pos Pos Dalam Neraca

1. Persiapkan Neraca Koperasi Induk (Audited) 2. Persiapkan neraca unit SP Koperasi otonom yang siap dipisahkan 3. Lihat pasiva rekontruksikan ulang, pastikan dari simpanan simpanan / tabungan / hutang modal penyertaan : bersih tidak ada yang dipinjam atau digunakan di sektor riil (usaha koperasi induk) 4. Lihat aktiva rekonstruksi ulang pastikan tidak ada kas, Bank titipan dari unit sektor riil. 5. Pastikan tidak ada pinjaman pinjaman yang bersifat piutang dagang, persekot pembelian, dan sejenis pada pos pinjaman. 6. Pastikan tidak ada penyertaan pada koperasi sekunder, investasi investasi disektor riil, surat berharga, dan sejenis pada kelompok pos aktiva. 7. Pastikan tidak ada : tanah/bangunan kantor, kendaraaan kantor, perabotan kantor dan sejenis yang dipakai oleh aktivitas usaha koperasi induknya. 8. Exercisekan konstruksi neraca KSP baru. 9. Temukan angka selisih pasiva dan aktiva 10. Perhatikan selisih pasiva tersebut. 11. Selisih itu adalah equitu KSP, yang harus tersedia bagaimana menyediakannya?

33

Lanjutan
IV. Pemenuhan Equity KSP Baru
1. Split off dari simpanan pokok dan simpanan wajib pada saat koperasi induknya konversi permodalan. 2. Anggota anggota yang ikut menjadi anggota koperasi simpan pinjam, menyetor : Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi (SMK) sejumlah selisih 3. Sampai sini persiapan pemisahan sudah 90%, tinggal dilegalkan dalam RAT melakukan

tersebut diatas. koperasi induk .

V. Exekusi
1. Persiapkan rapat anggota 2. Persiapkan draft keputusan keputusan 3. Persiapkan acara rapat pembentukan KSP baru (lengkap) 4. Persiapkan berita acara pemisahan 5. Buat akte pemberian KSP Baru 6. Mengajukan pengesahan ke Dinas Koperasi Kabupaten/Kota/Propinsi/DI atau UKM.

Kementerian Koperasi dan

34

Langkah Langkah Penyesuaian Koperasi Terhadap Undang - Undang 17/2012


I. Latar Belakang
1. Sesuai amanat UU no. 17 / 2012 tentang Perkoperasian pada bab XVI pasal 121 yang berbunyi :
Huruf a : Koperasi yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan diakui sebagai koperasi berdasarkan Undang Undang ini;

Huruf b : Koperasi sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib melakukan penyesuaian paling lambat 3 (tiga) tahun sejak berlakunya Undang Undang ini;

anggaran dasarnya

35

Lanjutan
II. Persiapan Penguatan Kelembagaaan
A. B. C. D. E. F. G. H. I. AD -> Jenis Koperasi ART Persus Persus Revitalisasi keanggotaan Pengawas Pengurus -> Apa perlu luar Usaha Focusing, mengkait kepada usaha atau kepentingan anggota Database Usaha anggota Melepas USP Kop -> atau berubah menjadi KSP

36

Lanjutan
III. Penyesuaian Struktur Modal / Keuangan
1. Konversi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib menjadi Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi.
2. Identifikasi total kewajiban -> konstruksikan sebagai Liabilities a. Simpanan simpanan b. Tabungan tabungan c. Hutang jangka pendek lainnya d. Hutang jangka panjang e. Hutang lainnya f. Modal penyertaan

37

Lanjutan
IV. Contoh Konversi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Menjadi Setoran Pokok dan Sertifikat Modal koperasi Sesuai Undang Undang 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

38

Lanjutan
Lama
1. Simpanan pokok Rp. 1.000.000.000,- asumsi anggota 10.000, maka simpanan pokok per anggota @ Rp. 100.000,1.

Baru
Setoran pokok @ Rp. 10.000,- maka total setoran pokok sebesar Rp. 1 0.000 x 10.000 = Rp. 100.000.000 Diupayakan nilai setoran pokok besarnya seminimal mungkin untuk membuka peluang masyarakat untuk menjadi anggota koperasi Sertifikat modal koperasi = Total Simpanan Wajib + sisa simpanan pokok yang telah dikonversi menjadi setoran pokok yaitu : Rp. 10.000.000.000 + Rp. 900.000.000 = Rp. 10.900.000.000,terdiri dari 1.090.000 Lembar SMK Cadangan Rp. 7.000.000.000,- (tidak boleh dikonversi)

2.

Simpanan wajib Rp. 10.000.000.000,-

2.

3.

Cadangan Rp. 7.000.000.000,-

3.

Contoh :
Si Badu : Status anggota penuh Simpanan pokok = Rp. 100.000,Simpanan wajib = Rp. 100.000.000,-

Setoran pokok = Sertifikat modal koperasi

10.000,= Rp. 100.090.000,-

Rp.

Kepemilikan SMK si Badu : Rp. 100.090.000 / 10.000 = 1.009 lembar

39

Efektivitas Sertifikat Modal Koperasi Dalam Mengantisipasi Peluang Usaha


Koperasi di Kecamatan Pati

Anggota : 3.000 orang Simpanan Pokok : @ Rp. 10.000,Simpanan Wajib :

Total Simpanan Pokok Total Simpanan Wajib Total

: Rp. 30.000.000,: Rp. 120.000.000,-

: Rp. 150.000.000,Rp. 30.000.000,(12.000 lembar) Rp. 120.000.000,Rp. 150.000.000,-

Setoran Pokok Sertifikat Modal koperasi Total

: : :

Sertifikat Modal Koperasi Baru


SPBU

(1.000.000 lembar)

Rp. 10.000.000.000,-

Rp. 10 M
40

SEKIAN TERIMA KASIH

Drs. Budiyono, MM Kabid Pemberdayaan Koperasi Dinkop dan UMKM Kabupaten Pati 13 Februari 2013

Вам также может понравиться