Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sahabat, rasanya baru hitungan bulan yang lalu kita dapati himpunan waktu yang berkah. Pada bulan ini, kita temui diri yang begitu bersemangat dalam ibadah. Didalamnya, kita dimudahkan untuk ibadah. Bahkan tidak hanya mudah, akan tetapi pula kebaikannya dilipatgandakan. Betapa ada seseorang yang berharap ingin terus hidup, agar bisa senantiasa bertemu bulan yang berkah ini. Harapan yang ada ialah satu bulan ketaatan bisa menghapus satu bulan kebangakangan. Maka wajar, jika banyak orang bersedih ketika berpisah dengan Ramadhan. Akan tetapi coba tanya diri kita, adakah secercah rasa sedih ketika berpisah dengan Ramadhan yang kaya akan kemuliaan? Bagaimana pula kita memilih untuk tidak bersedih, sedang di Ramadhan ampunan amat berlimpah ditawarkan. Sampai-sampai Imam Qotadah mengatakan Siapa saja yang tidak diampuni di bulan Ramadhan, maka sungguh di hari lain ia pun akan sulit mendapat ampunan [Lathoif Al Maarif]
Merasakah kita kalau seperti bayi yang lahir kembali? Padahal kita belum tahu dosa dosa besar kita belum tehapus. Pantaskah kita menganggap kita menjadi suci jika dosa dosa besar kerap kita lakukan pada bulan Ramadhan yang lalu. Sholat wajib pun kita lalaikan. Ibnul Qoyyim mengatakan, Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan sholat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras,.Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Alloh serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat. [kitab Ash sholah wa hukmu wa tarikiha] Takut sekali, bila kitalah yang termasuk dalam golongan orang yang diancam Nabi Shalallahu alaihi wasallam dalam sabdanya, Betapa banyak oarng yang berpuasa namun ia tidaka medapatakan apa-apa dari puasanya tersebut melainkan hanya lapar dan dahaga. [HR. Ahmad]