Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Agus Purwanto
PENERBIT GAVAMEDIA
kndasan
I~~II\;I yang berkembang sampai akhir abad sembilan belas III~I~II:II sebagai fisika klasik dan mempunyai dua cabang utama ; 1111I niekanikaklasik Newtoniandan teori medan elektromagnetik Mekanika klasik dicirikan oleh kehadiran partikel Fl~~rwr?llian. I $11:lrjni sesuatu yang terkumngdi dalam ruang. lstilah terkurung 'I :~ r sederhana n dapat dikatakan sebagai adanya batas yang 11 $ 1 I ,,; nntara materi dan sesuatu di luar dirinya atau lingkungannya. ' .I 11 lrrngkan medan elektromagnetikdicirikanoleh kuantitas medan I 11IIl clelombang yang menyebar di dalam ruang. Medan tersebar I 11 IIr~lam ruang bagai kabut dengan ketebalan yang berbeda dan II 11 br~ipis sampai akhirnya benar-benarlenyap. Batas antara ruang I11 )Irnedan dan ruang tanpa medan tidak jelas atau kabur. Ciri utama fisika klasik adalah sifatnya yang common sense I 11 I I I deterministik.
1
I I
Fisika Kuantum
I
F = mF(t)
(1.1)
dan akan bergerakdengan lintasantertentu (definitepath).Karena itu, jika posisi, kecepatan, dan gaya saat ini diketahui maka keadaan masa lalu partikel dapat diketahui secara pasti, demikian pula keadaan masa depannya. lnilah yang dimaksud dengan sifat deterministik fisika klasik. Sifat ini secara grafik dapat dilukiskan sebagai berikut :
F(t'> t )
Gambar. 1.1 Lintasan Klasik suatu Partikel Dapat dikatakan, keadaan sistem partikel pada suatu saat t direpresentasikan oleh nilai sesaat dari posisi F ( t ) dan kecepatan
~lrbnganfi = E ? , dan H = 4 yang mana dan B adalah 111cvIan listrik dan medan induksi magnetik, E dan , u adalah ~~rrrmitivitas dan permeabilitas bahan, sedangkan p dan J IIlrvupakan distribusi (sumber) muatan listrik dan distribusi arus Il0:lrik di dalam bahan. Sampai menjelang abad kedua puluh, kedua teori tersebut I lilnmbah termodinamika dipandang sebagai teori puncak (ulti111nte theory) yang mampu menjelaskan semua fenomena fisika. ! ivdangkan secara praktis, teori-teori tersebut telah memicu llrnbulnya revolusi industri.
? ( t ).
Fenomena yang ada di dalam sistem partikel (mekanika klasik) adalah fenomena tumbukan antara beberapapartikel yang memungkinkanterjadinya transfer momentumdan energi.
Ihtapi sayang, beberapafenomena fisis yang ditemukan di akhir r~bad sembilan belas berikut ini tidak dapat dijelaskan oleh teori lisika klasik. Karenanya, orang mengatakan bahwa fisika klasik mengalami krisis !
Fisika Kuantum
eksperimen yang menarik adalah sifat distribusi energi atau spektrum energi dari radiasi benda hitam yang bergantung pada frekuensi cahaya dan temperatur. Benda hitam didefinisikan sebagai benda atau sesuatu yang menyerap semua radiasi yang diterimanya. Hasil eksperimen tersebut untuk temperatur berbeda diungkapkan oleh Gambar 1.2.
111hasil eksperimen.
Gambar. 1.3 Distribusi energi radiasi klasik Untuk mengatasi kesulitan analisa klasik, digunakan fakta I I;~hwa gelombang elektromagnetik yang merupakan radiasi di Il r darn rongga (cavity with a small aperture - sebagai realisasi I)r'nktiskonsep benda hitam) dapat dianalisa sebagai superposisi I I:~ri karakteristik moda normal rongga. Dalam setiap moda norIIlnl, medan bervariasi secara harrnonik. Dengan demikian, setiap t~loda normal ekivalen dengan osilator harmonik dan radiasi lrlctmbentuk ensembel osilator harmonik. Bedasarkan pemahaman tersebut, Max Planck mengajukan I~ipotesis radikal sebagai berikut : 1 . Osilator di dalam benda hitam tidak memancarkan cahaya secara kontinu melainkan hanya berubah amplitudonya transisi amplitudo besar ke kecil menghasilkanemisi cahaya sedangkan transisi dari amplitudo kecil ke besar dihasilkan dari absorbsi cahaya. 2. Osilator hanya bisa memancarkan atau menyerap energi dalam satuan energi yang disebut kuanta sebesar hv ,
Gambar. 1.2 Distribusi energi benda hitam Teori klasik yang dirumuskan oleh Rayleigh dan Jeans sampai pada bentuk fungsi distribusi energi :
dengan k= 1,38x10-l6 ergPK adalah konstanta Boltzman dan c adalah kecepatan cahaya. Jelas, hasil perumusan Rayleighdan Jeans (1.3) ini hanya sesuai untuk frekwensi kecil tetapi gagal pada frekwensi tinggi. Kegagalan atau penyimpangan teori Rayleigh-Jeanspada frekwensibesar ini dikenal sebagai bencana ultraungu (ultraviolet catastrophe).Grafik distribusi energi dari rumus Rayleigh-Jeans (1.3) diberikan oleh Gambar 1.3. Garis
Fisika Kuantum
bersifat bagai gelombang tetapi tidak menyebar melainkall terkurung di dalam ruang. Hal ini dipenuhi oleh paket gelombari!l yang merupakan kumpulan gelombang dan terkurung di dala111 ruang tertentu. Sebagai pendekatan terhadap konsep paket gelombang, perhatikan kombinasi dari dua gelombang bida,ig berikut
I
dengan amplitudo A,
Grafiknya,
.- . E
V)
' l a,
L
f a ,
Y .-
cde
a 2 5
F s-
.a
8 %
m m
*a a
C
f,
a
m
1-isikaKuantum
Gaussian yang bertransformasi Fourier juga dalam fungsi Gaussian. Untuk paket Gaussian,jika Ax dan Ak diambil deviasi standar dari (x) dan g(k),maka
hAk=1 2
(1-43)
AxAk24
(1-44)
Kalikan pertidaksamaan (1-44) dengan j i dan mengingat Gambar. 1.15 Transform Fourier dari g ( k ) Dari uraian contoh dan gambar transformasi Fourier di atas diperoleh hubungan antara Ax dan Ak (atau Ap). Hubungan ini secara grafik adalah sebagai berikut Pers(1.45) ini merupakanprinsip ketidakpastian Heisenberg (Heisenberg's uncertainty principle). Dalam kalimat, prinsip ini mengatakan :
p = hk , maka didapatkan
"Tidak mungkin mengetahui atau mendapatkan posisi dan momentum suatu partikel dengan tepaf secara serempak atau bersamaanJJ
Prinsip ini merupakan fakta mendasar dari alam dan bukan sekedar disebabkanoleh keterbatasandan ketelitian pengukuran. Untuk mengatakanbahwa suatu partikel berada pada titik xdan bermomentum p berarti kita harus mengukur secara serempak koordinat x dan momentum p, karena tanpa pengukuran kita tidak mempunyai informasi apa-apa. Sebagai ilustrasi, perhatikangedanken eksperimen berikut ini. - Untuk mengamati elektron, kita harus menyinarinyadengan cahaya - Cahaya yang sampai di mikroskop adalahcahaya terhambur oleh elektron.
Gambar. 1.16 Kaitan antara & dan Hubungan antara Ax dan Ak bergantungdari bentuk paket gelombangdan bergantung pada Ak, Ax didefinisikan. Perkalian (Ax)(Ak) akan minimumjika paket gelombang berbentukfungsi
Fisika Kuantum
AxAp = h (1 Al2)
sesuai dengan prinsip (1.45).
(1 4 3 )
Contoh 1.8
a. Bila paket gelombang dalam komponen ruangnyasaja f ( x ) berbentuk Gaussian perlihatkan bahwa transformasi Fouriemya g(k) ,juga berbentuk Gaussian b. Bila & dm ~k diambil deviasi standar dari f(x) dan g(k) perlihatkan bahwa perkalian AxAk = $ . Gambar. 1.I7 Gedanken eksperiment penentuan posisi elektron - Momentumfoton terhambur p, = h l A, dan untuk menembus obyektif, foton hams bergerak dalam sudut a , sehingga komponen-x dari momentum mempunyai ketaktentuan
Ketaktentuan inijuga merupakan ketaktentuan dalam arah-x dari momentum elektron setelah hamburan, karena selama proses hamburan, momentum antara elektron dan foton dipertukarkan. Di sisi lain, posisi elektron juga tidak tentu disebabkan difraksi cahaya ketika menembus obyektif. Ketaktentuan posisi elektron sama dengan diameter pola difraksi yaitu 2ysin 8 dengan sin 0 h l d. Karena itu
ca
dengan
ilf(x)l
-0
Fouriemya
Fisika Kuantum
Selanjutnya
dan
Bentuk lain dari prinsip ketidakpastian Heisenberg dinyatakan dalam ketidaktentuan energi AE dan waktu A t ,
(1.49)
Sehingga
Mengigat sedemikian kecilnya nilai h, prinsip ketaktentuan ini tidak relevan atau tidak tampak di dalam dunia makroskopik. Di dalam konteks ini, mekanika klasik untuk dunia makroskopik bersifat deterministik sedangkan dunia mikroskopik secara esensial non-deterministik.Karena itu, di dalam dunia mikroskopik tidak dikenal lintasan eksak.
Fisika Kuantum
Jika posisi paket gelombang berubah, laju gerak titik maksimumadalah kecepatan grup
Gambar. 1.18 Lintasan klasik dan kuantum Sekarang kembalipada persoalan paket gelombang, dan k i i selidiki kebergantungannya terhadap waktu. Misalkan, paket gelombang direpresentasikan oleh f(x,t).
$0
Seperti diperiihatkan padaGambar 1.16 di depan, amplitude g(k) bemilai maksimum, misalkan pada ko dan tak no1hanya di sekitar harga kotersebut.Hal ini diambil atau diasumsikan agar momentum terdefinisi dengan baik. Dengan alasan serupa, frekuensi juga seperti itu, yaitu berharga di sekitar oo= o ( k o ). Karena itu, o dapat diekspansi Taylor di sekitar k ,
f (x, t ) =
1 (k)ei(h-m'dk
do
sebagai perluasan dari ungkapan (1.42). Pada saat t, paket gelombang f(x,t) mempunyai maksimum di titik X(t).
dengan mengabaikansuku ekspansi orde dua dan seterusnya. Kembali pada persoalan kecepatan grup v,. Karena f(x,f) maksimum di X(t), maka
Persamaan
Postulat Max Planck dan konsep spekulatif de Broglie mengisyaratkanperlunya konsep barn tentang dunia mikroskopik. Di dalam bab ini diuraikan langkah-langkah penting dalam membangun mekanika baru yaitu mekanika gelombang atau mekanika kuantum dan beberapacontoh sistem sederhana serta konsep pokok terkait.
dengar, ;3 adalah momentum partikel. Berikut ini diperlihatkan transisinya ke dalam persamaan kuantum. Ungkapanenergi Planck (1.4) dan momentumCompton (1.21) dapat ditulis sebagai
Fisika Kuantum
sehingga ungkapan paket gelombang (1-50) dapat ditulis ulang dalam bentuk
IY = w ( ~ , t ) =N J p m e
i(p.r-Et)lhd3jj
--
dan tetapan norrnalisasibaru N = Tetapi ruas kanan pers. (2.4a) dapat ditulis sebagai
Daridua persamaan di atas diperoleh persamaan diferensialpaket gelombang W bagi partikel bebas Operator-operator ini bekerja padafungsigelombang w (J, t ) . Bentuk korespondensi ini nantinya yang digunakan untuk membangun persamaan gerak kuantum berangkat dari bentuk energi klasik. Selanjutnya, tinjau partikel yang mengalami gaya yang
Perluasan bentuk energi partikel bebas ke dalam ruang tiga dimensi diberikan oleh
Fisika Kuanturn
i
1
Persarnaan Schrodin,ger
Fungsi gelombang merupakan suatu deskripsi dari kejadian yang mungkin, tetapi- kejadian apa? Atau, apa yang didiskripsikan oleh fungsi gelombang?
Pers(2.12) ini dikenal sebagai persamaan gelombang Schrodinger untuk partikel di dalam potensial V ( 3 , t ) . Dalam banyak hal, sistem fisis dapat didekati dengan model satu dimensi. Persamaan Schrodinger satu dimensi behentuk Singkatnya, apa arti fisis dari nilai y(T,t) di setiap posisi 7 pada saat t? Jawaban dari pertanyaan di atas diberikan oleh Max Born padatahun 1926yang menyatakan bahwa y(r', t ) itu sendiri tidak mempunyai arti fisis apa-apa, tetapi
E =~ ( r ' , ~ , t )
maka pers. (2.12) dapat dituliskan sebagai
(2.14)
menyatakan kemungkinan untuk mendapatkan partikel yang dideskripsikan oleh y ( 7 , t ) berada dalam elemen volume dv di sekitar posisi T pada saat t. Di dalam kasus satu dimensi Hamiltonian H sekarang berperansebagai operator
menyatakanbesar kemungkinanpartikel yang dideskripsikan oleh y/(x,t) berada di antara x dan x+dx pada saat t.
Fisika Kuantum
PersamaanSchrodinger
dengan integrasidilakukan ke seluruh ruang V. Fungsi gelombang yang memenuhi syarat (2.20) dikatakansebagai fungsi gelombang temorrnalisasi.
Contoh2.1
Fungsi gelombang sutu partikel yang bergerak sepanjang )~ e - " sin a x sumbu xdiberikan oleh: ~ ( x = a. Tentukan konstanta C jika fungsi gelombang temormalisasi b. Jika a = 7~ , hitung kemungkinan untuk mendapatknan partikel berada di sebelah kanan titik x=l Penyelesaian : a. Secara eksplisit ~ ( x diberikan ) oleh Gambar 2.1 Solusi Karena itu
-- \y(2& =1=
Untuk menghitung integral terakhir ini, tuliskan fungsi sinus dalam bentuk eksponensial dan akan didapatkan
,&I2
Didiipatkankonstanta normalisasi C
Fisika Kuantum
Pe~amaan Schrodinger
sehingga
=-ge
Untuk a = n
2a
atau
I
2.2.3 Persamaan Kontinyuitas
Kembali pada probabilitas (2.19), dan diferensiasi terhadap waktu atas besaran ini memberikan
1
dengan Padalah rapat probabilitas (2.18) dan fluks atau rapat arus probabilitas 3
Fisika Kuantum
Persarnaan Schrodinger
2.2.4 NilaiHarap
Sekali lagi, seandainyafungsi gelombang II/ sudah diperoleh kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan lagi. Misalnya, di mana partikel sering berada atau berapa momentum rata-rata partikel ? Jawaban atas pertanyaan ini diberikan oleh teorema Ehrenfest. Misalkan kita ingin tahu nilai rata-ratavariabeldinamis A(x,p), maka didefinisikan nilai harap (expectation value) dari besaranA sebagai
v ) merepresentasikan dengan A,adalah operator ~ ( x , - i ~ yang variabel A di dalam mekanika kuantum. Secara lebih umum, jika W tak temormalisasi maka pers.(2.26) menjadi
sehingga
Fisika Kuantum
PersamaanSchrodinger
Pers.(2.36a) adalah persamaandiferensialorde satu dengan t Karena itu uraian solusi akan sebanding dengan exp(- i ~I h). (2.34) menjadi
,v
Karena ruas kiri pers.(2.35) hanya bergantung waktu sedangkan mas kanan hanyabergantungvariabel ruang T ,maka keduanya akan selalu sama jika dan hanya jika keduanyasama .Dengandemikian pers.(2.35) akan dengan konstanta, misalkan E terpisah rnenjadi dua persamaan :
yang tidak bergantungwaktu. Karena itu ~(7,') pada pers(2.37) menggambarkankeadaanstasioner (stationarystate) karena tidak ada karakter atau sifat partikel yang berubah terhadap waktu. Sedangkan pers.(2.36b) disebut persaman Schrodinger tak bergantung waktu. Mengingat bentuk pers.(2.16) dengan V = V(T), pers.(2.36b) dapat ditulis menjadi
dan Pers.(2.39) ini disebut persamaan karakteristik atau persamaan nilai eigen dengan rn(7)sebagai fungsi eigen dan H adalah operator diferensial dari energi. Eadalah nilai eigen dari operator H,dan disebut sebagai energi eigen dan ditafsirkan sebagai energi partikel.
Atau
dan
Fisika Kuantum
Persarnaan Schrodinger
A2 d 2 q - E ----
2m dx2
2mE - k2 -A
(2.m)
q ( x ) = A coskx+Bsinkx
Syarat batas di x = 0, memberikan hubungan
q(O)=O=A.l+O
Gambar 2.3 Patikel dalam Kotak Potensial satu dimensi Potensial V + w di x = 0 dan x = L dibuat untuk menjamin agar partikel tidak dapat menembus dinding dan keluar kotak. Artinya tidak mungkin partikel berada di luar sumur potensial. Secara matematis ha1ini berarti yang berarti A = 0.Karena itu, ( p menjadi
q ( x ) = B sin kx
Syarat batas di x = L
q(x)=0
untuk x 5 0 dan x 2 L
(2.40a)
kL = nn,
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodjnger
atau Dengan demikian, fungsi gelombang ternormalisasi untuk partikel terperangkap dalam sumur .potensial satu dimensi berukuran L diberikanoleh
Dari hubungan antara E pers.(2.40c) dan k pers.(2.40i), diperoleh ungkapan energi partikeldi dalam kotak, yaitu:
Jelas bahwa energi partikel tidak dapat bernilaisembarang atau kontinu seperti dalam fisika klasik melainkan diskrit yaitu kuadrat bilangan bulat kali energi terendah E,. Keadaandengan energi terendah disebut keadaan dasar (groundstate). Subtitusi bentuk akhir k ke dalam fungsi C p (x), didapatkan
nR x q ~ ( x= ) 9, ( x ) = B sin -
Gralikfungsigelombang dan rapat probabilitas partikeldalam kotak diberikan oleh gambar-gambar berikut.
Konstanta B ditentukan melalui proses normalisasi, yaitu partikel pasti ada di dalam sumur. Karena itu,
Jika partikelberada pada keadaan tereksitasi pertama, q, , maka posisi rata-rata partikel
F isika Kuantum
keadaan dasar dan keadaan eksitasi pertama. Kemudian hitung ( E ) tersebut. c. Tentukan posisi rata-rata (x) pamkel
dan momentum rata-ratanya
Penyelesaian a. Dari ungkapan (2.42) dan (2.37) didapatkan
4n i h j . -sm
L2
0
(y) ( y
-x
cos - x
Kedua hasil di atas berlaku sama untuk semua qn dan dapat diduga dari garnbar 2.4b. Pertarna, peluang partikel berada di sebelah kiri titik tengah U2 dan di sebelah kanannya sama. Karena itu secara rata-rata partikel berad di titik tengah U2. Kedua, akibat keadaan pertama ini maka kemungkinan partikel bergerak ke kanan ke kiri adalah sama. Dengan demikian momentum saling meniadakan atau momentum rata-ratanya adalah nol.
sehingga
dengan
Contoh 2.2 :
Keadaan pertikel setiap saat di dalarn kotak satu dirnensi L diberikan oleh b. Dari definisi nilai harap
L
dengan Y ,( x , t ) dan Y , ( x , t ) adalah keadaan dasar dan keadaan tereksitasi tingkat pertarna setiap saat partikel di dalam kotak. a. Tuliskan secara eksplisit bentuk dari y ( x , t ) b. . Perlihatkanbahwa energi rata-rata partikel
I
' l;
E
=o [1$111(x,1)12
1.
( E ) = E,P;+ E,P,
dengan P, dan P2masing-masing adalah rapat probabilitas
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
dengan
1 ( x )= 2
L - ~ C O S ~
16L
937
Jadi ( x ) berosilasi di sekitar titik tengah kotak dengan dan ' frekuensi v = w l 2 n = 3E, 1h . amplitudo sebesar 1 6 ~ 1 9 ~
Contoh2 . 3
c. Posisi rata-rata partikel, rnenggunakan notasi (3.1)
Suatu elektron terperangkap di dalarn kotak satu dirnensi dengan panjang 1 A. Hitung: a. Energi tingkat dasar elektron tersebut. b. Besar peluang untuk rnenernukan elektron di daerah
0
0
+A<x<qA
Penyelesaian: a. Energi partikel di dalam kotak L diberikan oleh
I
I
I
((P,(,o,x(P,(.)) = (92(49x(P*(x)) = XL
dan
E, =
Fisika Kuantum b. Dari Gambar 2.4, daerah %/2< x < %A identik dengan daerah U2 < x < 3L14 Karena itu,
PersamaanSchrodinger
Kasus 1. Jika EI V,
Solusinya P-(x) = Ae
i k "
+
Be-ikr
dengan
Garnbar 2.5 Potensial Tangga Untuk sistem dengan potensial tangga di atas, perilaku partikel dibedakan menjadi dua kasus bergantung harga E, yaitu E s V,atau E > V,. Gambar 2.6 Energi Partikel kllrang dari Potensial
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
Suku eksponensial kedua p+jelas tidak dapat menggambarkan keadaan fisis atau tidak rnemenuhi syarat (2.22) karena meledak (9 cc ew -t m) di x + m. Agar 9, tetap rnewakili situasi fisis riel rnaka D harus nol. Karena itu 9+ menjadi
(2.48a) dan
Selanjutnya mengingat bentuk solusi umum bergantung waktu (2.37), maka suku eik dari p- dapat ditafsirkan sebagai partikel datang (dari x = -m ke kanan rnenuju x = 0) dan suku ejk"sebagaipartikel yang dipantul ke kiri (menuju x = -m ) oleh , di x = 0 . Hasil yang mernbedakan dari potensial potensial V klasik adalah kehadiran suku eqxdari (p+.Suku ini rnenyatakan ada partikel yang menernbus (penefrafe) potensial Vo sarnpai kedalarnan x > 0 tertentu. Berikut ini kita tentukan konstanta A,B dan C rnenggunakan (0) memberi hubungan syarat kontinyuitas. Pertama, 9- (0) = q+
Dari ungkapan p- ,intensitas untuk partikel datang adalah JAI2. Sedangkan intensitas partikel terpantul adalah =--
ik-q
(2.49)
Jadi, intensitas medan terpantul sarna dengan intensitas rnedan datang. Ini berartisemua partikel datang akhirnya dipantul kernbali terrnasuk partikel yang sernpat dapat rnenembus potensial Vo. Hasil inijuga dapat dipahami dari besar fluks atau arusj(x) di x < 0 ,
Kedua,
rnamberikan ik(A
- 6) = - qc
Grafik solusi
B=-ik + q A ik - q
Sehingga
dan
2ik A C =ik-q
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
Gambar 2.7 Fungsi Gelombang untuk tangga potensial,jika E<Vo Jika Vo besar sekali maka dari persamaan (2.46b) 9 juga hkedalarnanmenembusjuga mengecil akan besar sekali. Karena ' atau dari (2.47d) konstanta C akan nol, dan B = -A. Karena itu,
q+(x)=C e
dengan
ik'x
*le-ik'x
Mengingat partikel hanya ditembakkan dari kiri maka tidak ada partikel merambat dari kanan ( x = m) ke kiri di daerah x 2 0 . Karena itu, D'= 0 sehingga q+( x ) menjadi
dan Konstanta-konstanta A,B dan C' ditentukan dengan menggunakan syarat kontinyuitas di x = 0 (0) - (0) memberikan A + B = C' ii) 9- - 9+
Grafiknya
B=-
Fisika Kuantum
dan
10 111lr:;innrefleksi =
sedangka~i Itoofisientransrnisi Kenyataan bahwa B 0 rnenyatakanads sebagian partikel yang dipantulkan walau energi partikel lebih besar dari energi tangga penghalang E > V,. lnilah yang rnernbedakan dari hasil fisika klasik yang rnenyatakan bahwa semua partikel akan diteruskan jika E > V, Mengingat kenyataan di atas, berikut ini kita hitung koefisien refleksi dan koefisien transrnisi dari keadaaan sistern tersebut. lntensitasdari berkas partikeldidefinisikan sebagai lntensitas Jumlah partikelpersatuan volume (diberikan oleh kuadrat modulo amplitude)
k c ~rrfisien tmnsmisi =
Dari dolinisi di atas, untuk kasus tangga potensial didapatkan -+. koefisien rc!llcksi R,
Sedangkan koefisien transmisi T Fluks dari berkas partikel atau kerapatan arus partikel di definisikansebagai Fluks jumlah partikelyang melewafidaerah satu satuan luas per satuan wakfu = kecepatan dikalikan intensitas. llustrasinya danv' laju partikel-partikeldi sebelah kanan ( x > 0)
Garnbar 2.9 llustrasi fluks sistern banyak partikel Koefisien refleksididefinisikan sebagai
Darihasildi atasjuga tampak bahwa kekekalanjurnlah partikel dip en^, .I, yaitu R+T=1 Gambar fungsi gelornbangnya,arnplitudo maupunperiodisitas untuk x < 0 dan x > 0 berbeda, mengapa? Pert,atikanpendekatanenergiberikut.
Fisika Kuantum
I
Persarnaan Schrodinger
Contoh 2.4 :
Misalkan,ada seribu elektron yang masing-masingberenergi 27 eV ditembakkan ke arah daerah bertangga potensial dengan ketinggian 24 eV. Hitung jumlah elektron yang berbalik ketika elektron-elektron tersebut sampai pada tangga potensial.
p- ( x ) = Y),( x ) = ~e~~= p ( x )
Sketnya
Penyelesaian :
Energi elektron, E = 27 eV
Tangga potensial V,, = 27 eV
R = 0,25
Karen? itu, ada sejumlah N N = l000xR
= 250 elektron
Fisika Kuantum Sekali lagi, inilah yang rnembedakan dad perurnusan klasik. Menuruk rnekanika klasik sernua elektron (1000 elektron) tersebut akan lolos rnelewati tangga potensial karena D V 0 , tanpa ada satupun elektron yang dipantulkan.
Persamaan Schrodinger
d a n
*---
I
I
I I
h2 d 2 p V,rp = E q , 2m d 2 x
untuk 1 x 1Ia
(2.58b)
pnalisa terhadap sistem ini dibedakan antara energi partikel E < 0 dan energi E > 0.
dan
d 2k p 2 p= 0, + d 2x
dengan Gambar 2.12 Surnur potensialsedalarn Vo, selebar 2a Potensial sistern diberikan oleh : untukdaerah 1, x < -a
untuk 1 x 1<a
= (2mE 1
(2.60)
Solusi untuk daerah (1) dan (3) yaitu daerah 1x1 > a
(2.57)
+ Be-9x
,p3 ( x ) = Eeqx+ Fe-qJ
(x) = Aeq'
dengan A, B, E, dan F konstanta-konstanta. Sedangkan solusi untuk daerah (2))
(2.61b)
C dam D konstanta. Syaratfisis berhingga (2.32) rnembuat 5 dan E hardS nol, sehingga
81 -
Fisika Kuantum
Persarnaan Schrodinger
q,(x)= Aeqx
q3 (x)= Fe-qx
Selanjutnya tentukan konstanta-konstantaA,ECdanDdengan
...
serta
A=E D=O
_.\..,.
fit
h'..
.. 91(-4=92(-4
-.
'
(2.61d)
F = Cew cos ka
...
,- . membenkan
Ae-qa= Ccos ka + D sin ka
Sedangkan (2.61e)
q = -k cot ka
dan
A=+ C=O
(2.6%)
F = DIF sin ka memberikan Spektrurn Energi; berikut ini kita lihat perilaku energi partikel. Pers. (2.45) memberikan (2-619)
1
(2.61h)
( i ) 2C cos ka = ( A+ F ) e-qa (ii) 2kC sin ka = ( A + F ) qe-qa (iii) 2 0 sin ka = -(A -F ) e-qa (iv) 2kD cos ka = ( A- F ) e-qa
Lebih lanjut hubungan-hubunganini memberikan dua jenis solusi, (2.6 1i)
dengan parameter E
I
I
berdimensi energi. Dengan demikian, parameter (v,1.5) pada pers(2.64) menyatakan ukuran dari kekuatan potensial. Kita tinjau solusi pertama (2.62a). Karena kdan q merupakan besaran positip maka dari pers. (2.62a), (@) = tan(ka) juga harus positip. Hal ini, tan (ka) positip, hanya dipenuhi jika ka berada
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
Kedua solusi (2.66b) dan (2.67b) rnenyiratkan bahwa hanya k diskrit tertentu yang memenuhi. Harga tersebut bisa diperoleh melalui pendekatan grafik berikut
Sin ka
tan $
ios ka
Gambar 2.14. Solusi grafik untuk nilai k yang diijinkan Misalkan, irisan antara (&/vo)"~ dan I cos ka I atau lsin kal terjadi pada k = kn, n = 0,1,2.. ., energi yang diperbolehkan
Atau
Dan Garnbar 2.14 atau dari pers.(2.66a) tarnpak bahwajumlah energi yang diperoleh berhingga. Dari gambar, jika (E/VO)"~ ka sarna dengan satu nilai, k a berada dalarn interval ~ ( ~ 112 ka ) < (N+ 1)(7r/2) maka ada (N+I) irisan. Dengan kata lain ada ( N + l ) tingkat energi diskrit jika
atau ji ka (2.69)
N 5 2/n(Vo/~)"~ c N+l
1
i
dan
( E I V O ) " '
ka = lsin k a l
Dengan dernikian, sedikitnya ada satu keadaantenkat untuk sedangkal apapun surnur potensial, yaitu jika (&/vo)"~ kecil sekali sehingga Nyang mernenuhi adalah nol. Fungsi Eigen dan Paritas. Berikut ini kita lihat perilaku Energi Endengan fungsi gelornbang p untuk setiap energi En.
PersamaanSchrodinger
p,, ( x ) = Ceqna c ~ s ( k , a ) e ", ~ untuk x < -a q2,,(x)=Ccosknx, u n t u k - a l x l a q3,, ( x ) = Ceqna ~ o S ( k , a ) e -,~ untuk ~ ~ x >a
(2.70)
Gambar 2.1 6 Fungsi eigen paritasganjil Fungsi eigen ini antisimetri terhadap titik asal
Gambar 2.1 5. Fungsieigen paritas genap Jika fungsi eigen keseluruhan dituliskan sebagai 9, (x) jelas bahwa y>, (x) simetri terhadap titik asal Fungsi gelombang yang memenuhi sifat (2.73) ini disebut fungsi eigen paritas ganjil.
Confoh 2.5
Fungsi gelombang yang mempunyai sifat simetri (2.71) dikatakan mempunyai sifat paritasgenap. Sedangkan energi Endengan n=1,3,5, ... berkaitan dengan solusi kedua, Suatu elektron bergerak di dalam sumur potensial yang mempunyai kedalaman 20 eV. Energi tingkat dasar electron temyata adalah -1 5 eV. Tentukanlhitung : a. Lebar sumur ( dalam A) b. Jumlah tingkat energi diskrit yang mungkin. c. Besar peluang mendapatkanelektron keadaandasar berada di luar sumur.
q,,, ( x ) = -Beqnasin(kna)eqnx , untuk x < -a ~ ) ~ , , ( x ) = B s i n ( k ,, x)untuk-acx<a q3,, ( x ) = B e9# sin (k,a) e-qmx , untuk x > a
(2.72)
Fisika Kuantum
PersamaanSchrodinger
Penyelesaian: a. Karena energi tingkat dasar merupakanjenis solusi dengan paritas genap, maka lebar sumur 2a dapat ditentukan menggunakan pers.(2.66b), (2.65) dan (2.60),
-
-/,
'
arc c o s , / m
dan,
ti2
- 4,56 eV
2ma
sehingga,
Karena itu,
p(Ixl> a ) =
q a + -sin(2ka)
cos * (ka)
1+
Hal ini berarti, menggunakanpers(2.54) - harga N= 1. Karena itu tingkat energi diskrit yang mungkin adalah N + 1 = 2 c. Memperhatikankesimetrisanfungsi gelombang keadaan dasar (gambar 2.15), maka besar peluang untuk mendapatkan elektron di luar sumur cukup dihitung untuk daerah positf,
i
Fisika Kuantum
PersamaanSchrodinger
< 0. Persamaan
dengan,
q = ( 2 m ~ / h ~ ) dan k = (2m(Vo
Solusi umumnya diberikan oleh :
+ E J / ~ 'j
(2.75)
Gambar2.18 Kotak PotensialTiga Dimensi dengan A, B, C , D dan Ekonstanta. Grafik Fungsigelombangnya, PersamaanSchrodinger untuk partikel berrnassa m di dalam kotak :
atau
Operator diferensial nabla diuraikan dalam koordinatyang sesuai yakni koordinat Cartesian, karena potensial berbentuk balok. Selanjutnya, terapkan metoda pemisahan variabel q ( T ) = q ( x ,y , ~= ) X ( x ) Y ( y ) Z ( z ) dan nilai eigen E menjadi
Persamaan Schrodinger
E
= Ex + E,, + Ez. Cara standar di dalam fisika matematika membuat pers. (2.77b)tereduksi ke dalam bentuk : dan
vtmn@,Y,4 @ );( =
sin(l: -x
)-
sm -y
r: ) r: )
sin
-2
(2.80a)
"I
2maz
Ketiga persarnaan ini tidak lain adalahpersamaan Schrodinger untuk partikeldi dalam kotak satu dirnensi yang telah dibahas di depan. Solusi eigennya:
("-)"
sin($
. ) sin(? y )
.z)
(2.79a)
dan
bilangan e , m dan n merupakan bilangan kuantum utama bagi sistem partikel di dalam kotak di atas. Bila kotak berupa kubus V = a3, maka
Fisika Kuantum
PersamaanSchrodinger
DariTabel.1tampak bahwaada satufungsi dengan satu energi, seperti E = 3 E l untuk p, dan E = 12E1 untuk pZz2. Keadaan eigen dengan spesifikasi atau sifat di atas dikatakan sebagai keadaan non-degenerasi (non-degenerate state). Sedangkan beberapa keadaan atau fungsi eigen yang berbeda tetapi mempunyai energi eigen yang sama dikatakan sebagai keadaan terdegenerasi (degenerate state). Sebagai contoh untuk E= 6E1 fungsi eigennya ada tiga yaitu p, ,p,,,,p,, ,dan seterusnya. l akan kecil sekali sehingga Jika kubus besar sekali maka E spektrum energinya akan tampak kontinyu. Tingkat energinya diilustrasikan oleh Gambar 2.19. Di dalam kasus seperti ini kita E , tertarik padajumlah tingkat energi yang ada di dalam selang d yaitu antara energi Ed m E+dE.
,,
Untuk menghitung rapat keadaan per satuan energi tersebut, buat vektor
n 3
Gambar 2.20. Vektor Z di dalam ruang bilangan kuantum nlrn2rn3 Dari Gambar2.20 tampak bahwa
(a)
Gambar 2.19 Spektrum Energi untuk (a) kubus kecil, (b) kubus besar
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
Garnbar 2.22 Kerapatan Keadaan Gambar 2.21. Seperdelapan bola berjejari n Daerah bintik-bintikdibawah kurvarnenyatakanjumlah seluruh keadaan yang mungkin antara energi no1dan energi E .
Misalkan, partikel-partikel berenergi E ditembakkan dan bergerak dari kiri ke kanan melewati penghalang potensialberikut
Garnbar 2.23 Potensial Penghalangsetinggi Vo Kuantitas ini merupakanjurnlah keadaan per satuan selang energi pada energi E. Persarnaan Schrodinger partikel-partikel tersebut
Fisika Kuantum
PersarnaanSchrodinger sekaligus yang membedakannya dari partikel klasik. Selanjutnya kita hitung koefisien transmisinya. Syarat kontinyuitasfungsi gelombangdan turunannya terhadap posisi memberikan :
!I
dan
dengan
dan
Pers.(2.91) yang kedua tidak lain adalah ungkapan dari amplitudorefleksi. Karena itu, menggunakan hukum kekekalan fluks R + T = 1 didapatkan koefisien transmisi T,
Solusi umumnya,
Ungkapaneksplisitnya
-a 5 x 5 a
x >a
v )( ~ x) =ceik
Berikut ini bila kita selidiki sifat dari Tuntuk harga qa ekstrim. Untuk qa kecil sekali Gambar 2.24. Fungsi gelombang untuk E < Vo Kehadiran solusi q3 yang tidak no1 untuk x>a ini dikenal sebagai fenomena penerowongan(funnelingphenomena),
Sehingga
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
Gambar 2.25. (a) Penghalang sembarang (b) bagian yang diperhitungkan untuk koefisientransmisi Darigambar 2.25b. didapatkan
1! i :I
In T = -2 C ( A X ) ( ~ )
(2.98)
'
I!
1 1 1
II
Jika & ,0 , dan kembalikan ungkapan q dalam selisih energi maka Jika diambil logaritmiknya
1'1
1
1I
I
Dengandemikian Tampak bahwa suku pertama ruas kanan mendominasi penjumlahan, sehingga
T = exp - ~u!x,/-J
Bentuk ini sangat menarik dan dapat diperluas untuk penghalang potensial yang tidak teratur. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengingat bahwa 2a adalah lebar panjang penghalang dan q sebanding dengan akar kuadrat selisih antara potensial penghalangdan energi partikel.
Contoh2.6
Menurutteori Gamow, Gumey dan Condon, partikel a di dalam sumur potensial yang dibentuk oleh inti dan gaya Coulomb
mempunyaipeluang untuk menerobos potensial penghalang.
Keluamya partikel a dari inti ini dikenal sebagai peluruhan a.
101
'1;
.'
;,I
8
;(I
,
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
Integral dapat diperoleh menggunakan tabel integral. Tetapi di sini akan dihitung langsungdengan penggantian variabel
r = bcos26
Dengan penggantianvariabel ini dipedeh Energi partikel a di dalarn inti berjejari R adalah E, .Hitung probabilitas partikel a meluruh atau keluar sumur potensial berjejariRtersebut. Penyelesaian: Potensial berbentuk
maka
T = e-7
dengan
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
92~238
+ 90ThU4 + a (4,2 Me V)
msm, =4~1,67~10-~'kg
Z , = 90, nomor atom anak, dan
Jika E, sangat kecil, maka seperti tampak pada gambar di depan, b>>R.. Untuk x kecil sekali arccosx c arccosO-x = n / 2 - x
-alx<a
(2.102)
x >a
Gambar solusi (2.1 02) adalah sebagai berikut, Sebagai ilustrasi kongkret, ambil peluruhan
Fisika Kuantum
Persamaan Schrodinger
Gambar 2.27 Fungsi gelombang untuk E > V,, Koefisien refleksi maupun koefisien transmisi dapat diperoleh dari pers.(2.91) dengan melakukan penggantian q ,i K. Sehingga diperoleh Gambar 2.28. Koefisientransmisi untuk tiga Sedangkan koefisien transmisi bersangkutan
V, / &
Contoh2.7 :
Dari bentuk eksplisit koefisien transmisi ini tampak bahwa jika sin 2Ka = 0 atau (2.105)
koefisien transmisi sama dengan satu. Hal ini secara fisis berarti bahwa semua partikel diteruskan. Keadaan ini dikenal sebagai keadaan resonansi.
107 --
I),
,,/I
Jadi, ada sekitar 16 elektron dari 100 elektron datang, yang diteruskan rnelewati penghalang. b. Keadaan resonansi rnerupakan keadaan yang mana semua partikel (yang diternbakkan) dari kin tidak ada yang dipantulkan atau dengan kata lain sernua partikel diteruskan ,T=l. Hal ini hanya rnungkin tejadi jika E>Vo, tepatnya rnenggunakan koefisien transrnisi T (2.104) dengan energi partikelmemenuhi pers.(2.106)
Perurnusan
Mekanika
Ada dua pendekatanurnum yang dilakukan di dalamfisika. Pertarna pendekatanfenornenologis yang diikuti perurnusandiferensial-integral biasadan lainnya pendekatanformal rnaternatis sejak awal. Pada bab ini disajikanperumusanformal dan berbagai konsekuensi dari mekanika kuantum yang berangkatdari pernyataan formal.
Fisika Kuantum
Prinsip superposisi ini rnembawa pada konsep rua~lg vektor. Kumpulansernua fungsi gelombang dari suatu sistem mernbentuk ruang vektor linier kompleks berdimensi tak hingga Berkaitan dengan ruang vektor linier tersebut didefinisikan perkalia~, skalar (scalar product) antara dua fungsi gelornbang Q dan yberikut:
Contoh3.1
Selidiki linieritas operator A yang didefinisikansebagai berikut:
I
I
atau Operator A disebut operator linier, jika bekerja pada fungsi gelornbang p, ry dan rnernenuhi hubungan:
~ ( c v ( x )#)
v(x))
Jadi operator A bukan operator linier karena ada satu sifat atau definisi operator linier yang tidak dipenuhi.
Fisika Kuantum
d b. A Y ( x ) = x z Y ( x )
P,
= C(A Y( x ) )
ii)
4, V(X) +c 2V ( X 1 ) = x- {c,~ dr
( x + c2q(x) ) 1
Dengan dernikian
(3.6)
Hubungan kornutasi antara x dan p ini dikenal sebagai kuantisasi pertarna. Secara urnurn, untuk xi dan pj dengan i,j = 1,2,3 berlaku
JadiAadalah operator tinier (karena kedua sifat dipenuhi) Di dalarn rnekanika kuanturn, variabel-vanabeldinarnis pada urnurnnya tidak kornut. Misalkan A dan B adalah dua variabel dinarnis, urnurnnya berlaku:
dengan x, = x, x2 = y, x, = z, p, = px, p2 = py, p3 = pZ, dan adalah fungsi delta Kronecker yang didefinisikan sebagai:
6g
6.. =
1, jikai = j
atau
[AB,C ]= ABC - CAB = ABC - ACB + ACB -CAB = A(BC - CB)+ (AC - CA)B = A[B,C ]+ [A,
(3.9a)
c]B
AB-BA = [A,B]
(3-5)
Fisika Kuantum
Confoh 3 . 2:
;:k#"i:
Hitung komutator :
Evaluasi lebiihnjut rnembeni maka Postubt3 .Nilairafa-ra& daripengukuran variabel dinamis A yang dilakukan pada sistem yang mmpunyai keadaan I diberikan deh:
Memperhatikan pangkat dari x, didapatjuga [xn-' ,p] = [xn-* ,pJx + i h * ' Karena itu, i s e w hargae k p e k k i , nilai harap atau nilai duga dari variabel dinamis A. Untuk yang tidak temolmalii. i
Besa;n (A), d
Mempertimbangkan kenyataan fisis, maka hanya variabel dinamis berharga ekspektasi riel yang diukur secara langsung atau teramati (observabel). Dengan kata lainjika A observabel, diperlukanbatasan (A) = (A)' atau
Untuk m = n,
mmaan
--
Fisika Kuantum
Dari pers. (3.14) ini tampak bahwa jika A tidak bergantungwaktu secara eksplisit dan komut terhadap H,
Maka
[A,H ] = 0
maka
yang beratti bahwa (A) tidak bergantung waktu. Dengan kata lain observabel A merupakan kuantitas kekal dan biasa disebut sebagai tetapan gerak.
(terbukti).
Contoh 3.3.
Turunkan pes(3.14)
Contoh 3.4
Mengingatsifat nonkomutdari dua observabelA dan 6, maka secara umum berlakir
Penyelesaian:
Dari pers.(3.10) diperoleh Petlihatkandengan 2contoh eksplisit untuk (i) A dan 5 kornut dan (ii) A dan B tidak komut. Penyelesaian: (i) Misal, A = x, B = py, dengan komutator (3.7) Selanjutnyagunakan pers.(3.13), diperoleh
I
Fisika Kuantum Perumusan Umum Mekanika Kuantum
(3.18)
A+ = A
(3.19)
Contoh 3.6
Untuk dua operator Karena itu, (AB)' = B ' A' Penyelesaian:
MisalkanAB = C maka dari definisi (3.18) didapatkan
A dan 3 perlihatkanbahwa
(3.20)
Karena Lz komut dengan Hamiltonianpartikel bebasdan tidak tergantung waktu secara eksplisit maka momentum sudut (L,) dari partikel bebas merupakantetapan gerak atau kuantitaskekal.
dv
(3.10)
(AB)* = B+ A+
A 9 =a9
(3.21)
Fisika Kuantum
Karena a # b untuk
# n rnaka
0 = J'bqn
YR
dv- J q n p 'dv ~
Mengingatpertaksamaan(3.2d).
secara umum
Suku pertama ekspansi berlaku bagi nilai eigen diskrit. sedangkan suku kedua bila kontinyu. Jika semua nilai eigen dari A diskrit, maka untuk V ternormalisasiberlaku
(~~rn,~rn)=a(qrn,qn)
Fisika Kuantum
Hasil pengukuranAadalah salah satu dari nilai-nilaieigennya, dan kernungkinanmendapatkan nilai tertentu a , jika sistem dalarn Dengan demikian, arti fisis dad nilai-nilai keadaan adalah IcmI2. eigen (dari) suatu observabel rnerupakan hasil yang mugkin dari pengukuran observabeltersebut. Sedangkan fungsi eigen cpm (dari A) rnerepresentasikan satu keadaan yang mana observael A rnernpunyai nilai tertentu a .,
IJc* (m)c(n)drndn~~~
(3.25b)
= jc(m)12dm
Jadi, normalisasi dapat dilakukan dengan mernbuatjumlah seluruh modulus dari koefisien ekspansi sama dengan satu.
pn]d v
Untuk kasus satu dimensi tak bergantung waktu, (3.25~1) dan
= CCc:cn J9):Aqn d v
rn
n
= Cx~:~.a.~."
m
n
2
=CJcrn)am
a, dari A.
Fisika Kuantum
Contoh 3.5 :
Sedangkan produk skalar p(p) sendiri memberikan hasil sesuai teorsma Farsevai, Fungsi gelombang suatu saat dari partikel yang bergerak sepanjang sumbu x berbentuk :
= J y ( x )Jp* ~ ( p )e"P"R dp n~
= jY(x)Y*(x)&
e, untuk 1 x 12 a
(3.28)
=1 Hasil(3.27) dan (3.28) mengisyaratkan bahwa q ( p ) dapat diinterpretasikan sebagai fungsi gelombang di dalam ruang momentum dengan Iyr(p)12merupakan kerapatan probabilitas untuk mendapatkan partikel berrnornentum p . Denyan demikian, dari hasil(3.27) tampak bahwa operator momentum p, dalam ruang momentum diberikzn oleh:
Tentukan : a. C jika cy ternorrnalisasi b. Fungsi gelombang momentum ~ ( p ) c. Rapat probabilitas P ( p ) dan grafiknya d. Harga rata-rata momentum ( p ) dengan (i) fungsi gelombang ruang koordinat (ii) fungsi gelombang ruang momentum Penyelesaian : a. cy(x)ternorrnalisasi,
[x,p ] = ii'i
didapztkanobservabel x dalam ruang momentum, yaitu:
jadi
Fisika Kuantum
Sehingga
d. Nilaiduga ( p ) ,
untuk 1 x 15 a
10,
b.
.
dv(x) karena - = O
ii) atau
dx
-+Im , J 2 a
1
1
.-ip"
dx
1 (2) (
J z z ip
nA
e-ialfi
-""I"
Karena p fungsi ganjilsedangkan sin -P fungsigenap.
(ap / A )
'(i1
c. Rapatprobabilitas P ( p )
Grafiknya
- ..
dapat dianggap sebagai ukuran penyebaran dari nilai terukur. Penyebaran dalampengukuran A inidisebutketidaktentuan (uncertainties)di dalam pengukuran A . Sekarang dimisalkan ada dua observabel A dan B, dan dituliskan
Fisika Kuanturn
maka
L, = (r x
p),
= XPY - YPX Sebagaimanapers. (2.Ma) atau (2.6). Hamiltonian parSkel bebas diberikan oleh : (ii) BilaA = x, B = pxmenggunakankomutator (3.6), diperoleh
I1
11;
1I
1
(I
11
(xpx)2 = (xpxxxpx
=X(P~X)P,
= x(xpx - ih)p,
= x 2 p ,2
Dengan demikian
-i h p ,
Karena p , tidak tergantung x dan y maka komut dengan L,. Uaian lebih lanjut memberikan
Dari dua contoh (i) dan (ii) di depan dapat disimpulkan bahwa (AB)2= A2B2jika dan hanya jika A dan B komut. Sedangkanjika A = r', B = F , maka
II
?
(3.16) Gunakan komutator (3.9), didapatkan (3.1 7 )
p - L2 + ih(F.2)
dengan L2 =
L=r'xJj
11 ;
Perlihatkan bahwa komponen z dari momentum sudut Lz sistem partikel bebas merupakan tetapan gerak.
Penyelesaian:
Dari pers. (3.17)diperoleh
_ _ 1 1 _ . 1
Fisika Kuantum
atau
Pertanyaannya,dapatkah diperoleh keadaanyang membuat dan keduanya no1atau A dan B keduanya rnempunyai nilai presisi? Untuk menjawab pertanyaan ini, tuliskan kuantitas
dan ajoint-nya:
Ungkapan (3.35) merupakan ungkapan urnum dari prinsip ketaktentuan untuk pasangan observabel A dan B. Sebagai contoh, A dan B adalah pasangan sekawan kanonik x dan p ,dengan [ x , p] = iA
dengan h adalah parameter riel. Dari sifat operator dan sekawan Herrnitenya didapatkan
maka
(3.344 atau
mengingat
sebagaimana telah diperoleh pada bab terdahulu. Dibanding pers. (1.31) yang diperoleh dengan pendekatan semikualitatif, pers. (3.36) merupakan bentuk yang lebih mendasar dari prisip ketaktentuan Heisenberg. '
Ruas kiri pers. (3.34b) mempunyai harga minimumjika derivative terhadap h mernpunyai harga nol. Hal ini teQadi jika
Contoh3 . 7 :
Perhatikankernbali partikel yang terperangkap di dalam kotak satu dimensi sepanjang L. Fungsi gelombang keadaan dasar, keadaan tereksitasi pertarna dan keadaan tereksitasi kedua berturut-turut diberikan sebagai berikut:
Fisika Kuanturn
Hitung: a. h untuk setiap keadaan tersebut di atas. b. (p2)dan Ap ,dan c. periksa apakah hubungan Ax& 2 f h selalu dipenuhi. Penyelesaian: Uraian kbih lanjut dari persamaan(3.32) M = memberikan :
Karena itu, untuk menghitung & dan Ap perlu dihitung. (x) ,(x2), (P) dan (p2) terlebih dahulu. Subtitusi kembali ke dalam (x2) didapatkan: a. Mengingat gambar 2.4b (terlampir), tampak bahwa kemungkinan untuk mendapatkan partikel di sebelah kanan % dan di sebelah kiri % adalah sama. Karena itu, rata-rata posisi (x) untuk semua tingkat keadaan secara kualitatif adalah %. Para pembaca silahkan membuktikan secara kuantitatif. Sedangkan (x2)..
Fisika Kuanturn
Rinciannya, untuk p, ( x )
Sedangkan ( p ) ,mengingatalasan kualitatifjawabana, yaitu kemungkinan partikel bergerak ke kanan sama dengan kemungkinan partikel bergerak ke kiri maka rata-rata momentum ( p ) adalah no1untuk semua tingkat keadaan. Coba
Untuk p,(x)
Untuk p3(x)
=2nn qijzxz
(T
-x
)' d~
L
{. i ; ;
.in($
x)}I
3 . 3 . 2 Observabel Komut
Unhrk kasus dua observabel A, B komut, maka mas kanan (3.35) ,101, sehingga M dan AB bisa nol. Dengan kata lain, terdapat keadaan dengan A, B rnempunyai nilai presisi dan terdapat fungsi eigen serempak (simultaneously) dari A dan 6. Tinjau fungsi eigen qo dari A ;
L~
L2
F isika Kuantum
Perumusan Umurn Mekanika Kuantum dan 2, dan setiap observabel 1 akan kornut dengan setiap observabel 2 karena mereka merupakan dua sistern yang berbeda. Harniltonian sistem gabungan ditulis H(1,2), rnisal Harniltonian ini dapat disusun sebagai penjumlahan dari Harniltonian , (I) dan subsistern kedua H2(2), subsistern pertarna H
atau Gabungan dua subsistern ini merupakan dua sistem bebas atau dua sistem tak berinteraksi, keduanyatidak saling rnempengaruhi. Jika u(l), v(2) masing-masingfungsi eigen dari H , ( l ) dan
Jadi, pa dan Bq,, merupakanfungsi eigen dari A dengan nilaieigen sama, a. Tetapijika nondegenerasi, maka Bpa harus konstanta kali qa ,
H2(2)
Hal ini berarti q,,juga fungsi eigen dari B dengan nilai eigen b. Karena itu 9, , rnerupakan fungsi eigen serempak dari A dan B, dan biasa ditulis qa+ qab . Tetapi apa yang terjadi jika nilai eigennya degenerasi? Dari pers. (3.38b), tampak bahwa Bqa juga fungsi eigen dari A. Meskipundernikian, selalu mungkindipilih sejumlah r fungsi eigen (rrnerupakantingkat degenerasi dari nilai eigen a)yang kombinasi liniernya rnerupakanfungsi eigen dari B. Artinya, selalu bisa dipilih sekurnpulan lengkap dari fungsi eigen serernpak qabuntuk pasanganobservabel kornut A dan 6 .
rnaka
Dengan dernikian, fungsi eigen dari sistem gabungan yang terdiri dari dua subsistem takberinteraksi adalah perkalian dari masing-masing !f~ngsi eigen subsistem individual, sedangkan nilai eigennya adalahjurnlah masing-masing nilai eigen individual. Jiha kedua sistem tersebut berinteraksi maka H(1,2) tidak dapat diuraikan seperti pers. (3.40) melainkan:
Fisika Kuantum
Jadi, Pdan Hkornut dengan Hin (1,2) sebagai bagian atau Harniltonian interaksi dan H , (I), H, (2) bagian Harniltonian bebas. Fungsi eigen sistern tidak lagi perkalian u(l)v(2).
Karena itu, P rnerepresentasikan suatu kuantitas kekal. Dari definisi (3.45) didapat,
Berkaitan dengan sistern partikel identik ini, didefinisikan operator pertukaran (exchaGe operator) P yang bekerja pada fungsi gelornbang ry(1,2) sebagai berikut:
Jika
Operator pertukaran P rnernpertukarkan partikel (1) dan partikel(2). Jika ry(1,2) rnerupakanfungsi eigen dari Harniltonian (3.44).
rnaka 2 2 = 1. Seperti telah disebutkan di depan nilai eigen 1 =1 atau ;1=-1. Berkaitan dengan nilai eigen ini, arnbil qsdan qa yang rnernenuhi hubungan:
rnaka penerapan P pada persarnaaneigen tersebut rnernberikan: Definisi (3.45) dan pers. (3.51) rnernberikanfungsi eigen q.y (231)= qs(192) (3.52a)
Fisika Kuantum
disebut fungsi eigen antisimetri. Fungsiyang memenuhi dua sifat di atas adalah
Hukum untuk dua partikel identik tersebut dapat diperluas untuk sistem Npartikel. Sebagai misal, pehatikanfungsi gelornbang sistem tiga partikel, jika partikelnya fermion,
Jika ketiga partikel tersebut tidak berinteraksi satu dengan lainnya, maka y dapat dituliskan sebagai perkalianfungsi eigen individual
Hasil atau ungkapan bahwa P merupakan tetapan gerak mempunyai arti bahwa keadaan simetri setiap saat akan selalu simetri, dan keadaan antisimetri akan senantiasa tetap antisimetri. Kesimetrian ini merupakan hukum alam dan menjadi karakteristik dari partikel-partikel. Hukum simetri-antisimetri dirumuskan oleh Pauli dan menyatakan: 1) Sistem yang terdiri dari partikel-partikel identik ber-spin tengahan (1/2,3/2,5/2, ...) digambarkanoleh fungsi gelombang antisimetri. Partikel-partikel ini disebut fermion dan memenuhi statistik Fermi-Dirac. 2) Sistem yang terdiri dari partikel-partikel identik ber-spin bulat (0, 1, 2, ...) digambarkan oleh fungsi gelombang simetri. Partikel-partikel ini disebut boson dan memenuhi statistik Bose-Einstein.
dan seterusnya; dengan u(1) adalah keadaan u untuk partikel 1, dan seterusnya. Menggunakanungkapan (3.55), fungsi gelombang antisimetri (3.54a) dapat dituliskan sebagai:
Sedangkan fungsi gelombang simetri (3.54b) dapat diperoleh melal,*:determinan (3.56) dengan mengganti semua tanda minusmenjadi tanda plus. Perluasannya untuk N partikel, dapat diperoleh dengan mengarnbil Nfungsi eigen untuk Npartikel, u, ( j ) yang berarti partikel ke-j mempunyailmenempati keadaan ke-i. Fungsi
Fisika Kuantum
Determinan(3.57) ini disebut determinan Slater. Jelas, dari deterrninan ini jika terdapat sedikitnya dua keadaan individual ui = uj maka qa lenyap. Artinya, tidak boleh ada dua partikel (atau lebih) yang menempati keadaan sarna; ha1 inilah yang dikenal sebagai prinsip larangan Pauli (exclusion principle of Pauli) untuk ferrnion. Seperti dalarn kasus tiga partikel, fungsi gelornbang sirnetri untuk boson diperoleh dari ekspansi determinan Slater dengan mengganti sernua tanda minus dengan plus. Konsekwensi penggantian tanda ini adalah jika ui = uj, (os tidak nol. Artinya, dua atau lebih partikel boson bisa menernpati satu keadaan yang sama. Berikut ini kita lihat konsekwensi penting dari prinsip larangan Pauli terhadap tingkat energi sistem boson dan sistern ferrnion. Misalkan ada Npartiel identik di dalarn kubus potensialberukuran L3.Menurut uraian pada subbab 2.3.4, didapatkan energi eigen untuk setiap partikel.
identik boson atau fermion mempunyai perbedaan Yang $anengat menyolok. Pertama, bila partikel-partikeltersebut adalah bosonnKanarena satu keadaan boleh ditempati oleh lebih dari satu b o s o n V a k a dalam keadaan dasar semua boson menernpatikeadaandemZngan .Energi r n a s i n g - m a s i n ! ~ a n ~ ~ ~ ~ ~ ~ energi terendah yaitu q = q(lylyl) boson adalah
Karena itu, energi total sistern yang terdiri dari Nbos~nide bentik tidak lain adalah N kali energi partikel individual
Kedua, bila N partikel tersebut adalah ferrnion misa alnya elektron. Karena elektron mempunyai spin-UP dan s~in-dbown, rnaka setiap titik (n,,n,,n3) diisi oleh dua elektron. D a l a m k ~ ~ ~ ~ ~ keadaan dasar, elektron mengisi keadaan-keadaan den9a -nergi paling rendah yang mungkin. Energitertinggi yang dite"Wwi olet, elektron ke-Ndalam keadaan dasar dikenal sebagaieneergi bemiMengingat setiap titik kisi bisa ditempati oleh d U a elehn R1. maka jumlah elektron di dalam seperdelapan bola berjejari ndal*lah.
Fisika Kuantum
dengan p = N/ V merupakan kerapatan partikel per satuan volume. Energi total sistem merupakan jumlah seluruh energi yang mungkin,
Contoh 3.8 :
Dua elektron tak berinteraksi berada dalam kotak potensial satu dimensi sepanjang L. Jika kedua spin elektron tersebut sama, tentukan : a. Fungsi gelombang keadaan dasar, dan b. Energi keadaan dasar siste dua elektron tersebut. Penyelesaian : a. Karena spin kedua elektron sama maka keadaan dasar yang mungkinadalah satu elektron di U = q, dan elektron lainnya di V = q2,dengan
N merupakan jumlah partikel pada titik-titik kisi di dalam seperdelapan bola bejejari R
atau
Dan, fungsi gelombang keadaan dasar anti simetrinya : Atau, dalam ungkapan energi Fermi,
Fisika Kuantum
(a)
(b)
Contoh.3.9 :
Gambar. 3.2 Keadaan Dasar Sistem Dua (a) fermion berspin sama, (b) boson
Contoh 3.10
Lima belas elektrondengan spin-up dan spin-down yang tidak saling berinteraksiberada pada perrnukaan potensial dua dimensi L x L. Dinding tepi permukaan berpotensial tidak berhingga, sedangkan potensialdi dalam adalah nol. Sistem dalam keadaan dasar.
; t x,.
b. Energinya,
Fisika Kuantum
Tentuka~ a. Sernua tingkat energi yang diternpati elektron b. Energi Ferrni sistern.
Penyelesaian: a. Serupa dengan kotak potensial pada pasa12.3.4 rnaka tingkat energi setiap elektron bermassa medi dalam kotak
Jurnlah elektron pada dua keadaanterakhir dapat dipertukarkan. Energi total sistern dalarn keadaan terendah adalah jumlah selumh energi di atas, yaitu E,, = 119 E, . b. Energi Fermi adalah energi elektron terluar, yaitu E, = 13 E,
Dalarn keadaan dasar elektron-elektronmenata diri dengan rnenempati keadaan dengan tingkat energi paling rendah. Karena elektron rnempunyai dua spin berbeda maka setiap tingkat dapat diternpati oleh dua elektron. Dengan dernikian, energi kelima belas elektron tersebut.
Atom Htdrogen
Pada bab ini akan diuraikan solusi dari persamaan Schrodinger untuk sistem fisis riel atom hidrogen dan mengkaji berbagai konsekuensinya. Atom hidrogen merupakan atom paling sederhana yang terdiri dari satu proton sebagai nukleusdan satu elektron yang mengitarinya
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
Mengingat sistem atom hidrogen mempunyai sirnetri bola, analisis menjadjlebihsederhana bila operator ~2 diungkapkan dalam koordinat bola. Di dalam koordinat bola (r,6 ,p) , pers(4.4) rnenjadi
K L
Zme r 2
r 3, {z( ar ) sins as ( l a
ay - l a - y
as)
sins am'}
- ), (4:0
1 r
,, =
Gambar. 4.1. Posisi relatif antara proton dan elektron Pendekatanyang lebih baik dilakukan dengan memandang kedua partikel proton dan elektron berotasidi sekitar pusat massa bersarna yang berada (sedikit) di dekat pusat proton. Tetapi, sekali lagi untuk penyederhanaan, efek ini diabaikan di sini. Karena proton diangap diam, maka kontribusienergi sistem hanya diberikan oleh elekron yaitu energi kinetik Selanjutnya, untuk mendapatkan solusi bagi pers.(4.5) di atas dilakukan pemisahan variabel v ( 7 )= ry(r,8,p) sebagai berikut
Subtitusi ungkapan (4.6) ke dalam pers.(4.5) kernudian dikalikan (2m,r2/h2) dan dibagi ungkapan (4.6) didapatkan
yaitu
bergantung sudut 8 dan y, . Penjumlahan suku-suku yang hanya bergantung pada jarijari dan dua sudut ini akan selalu sarna dengan no1 untuk sembarang nilai r, 8 dan y, jika masing-masing suku sama dengan kontanta. Seperti akan jelas pada pers.(4.3d), tefapkan keduanya sama dengan tetapan c = fl(l + 1). Suku yang hanya bergantungjari-jari menjadi
s i n O d ( sine-d @ ) +t(e+l)sin2B=mZ O de
atau, setelah dikalikan dengan @/sinZ 8 diperoleh
('
dr
r -
z)
+-2;<z
-kqt)R 4m0r
e(* + I)R
LL( sine(4.Bb)
sin8 d 8
3+{
@+I)-
Dengan demikian, pers.(4.5) dapat dipisah menjadi tiga persamaan deferensial biasa. Selanjutnya, kita tentukan solusi masing-masingpersamaan tersebut.
I d @sinedB
Setelah dikalikan dengan
-@ + 1)
(4.9a)
sin8 d
Tampak bahwa pers.(4.9b) juga terpisah menjadi dua bagian yaitu bagian yang hanya bergantung pada sudut azimut p dan bagian yang bergantung pada 0 . Selanjutnya tetapkan masingmasing bagian sama dengan konstanta -m2, dan n?. Dengan alasan yang akan menjadijelas kemudian, pilih
@ =@ , (p) = Aeimp
atau (4.1Ob) Sehingga untuk setiap m bulat, di penuhi m=O,f l , f 2, ... Keunikan @ di setiap q yaitu.
(4.12)
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
X
(Q~ Q. ~ . = ~N .; ) ,N,,.
(!+ml6
c r .-
6
mms
(4.17b)
2 e + 1 (t-m)!
sin 0 dB
sin20
0=0
(4.11b)
( + I) dan m? Persamaan diferensial(4.11b) dengan konstanta ! dikenal sebagai persamaan diferensial Legendre terasosiasi. Solusi dari persaaan ini dapat diperoleh menggunakan metode Frobeniusdan diberikanoleh deret berhinggayang dikenalsebagai polinorn Legendre terasosiasi. lnilah alasan pengambilan tetapan f! ( ! + 1) ketika rnenguraikanper.(4.7) menjadi pers.(4.8a) dan (4.9a). Bila konstantanya bukan f ! ( + 1) maka solusinya adalall deret takberhingga. Solusi pers.(4.llb) diberikan oleh polinom Legendrrr
Dari hubungan (4.19) ini tampak bahwa untuk harga ! tertentu maka m maksimum terjadi jika m = 8 dan P,"
1 '12 d2' I:"=~'(COS~)=-(I-~~~~B) (cosz 6 - ly = Wsin' 6 2'!! d cos 6" 2'P!
' :odan?kan m minimum terjadi pada
P;I (COS e)
dengan N , merupakan konstanta norrnalisasi
=!
F isika Kuantum
Jika dikaitkan dengan ungkapan (4.14). maka untuk l tertentu m dapat berharga
R K edpI2
Tampak pada persamaan radial ini terdapat nilai atau energi eigen E. Pada pembahasan di sini dibatasi pada keadaanterikat yaitu keadaan dengan energi negatif E= 1 q . Perubahanvariabel Sedangkan pada daerah titik asal, Rditulis sebagai
(4.25)
U(P> R(P) = P
(4.26)
membuat pers(4.8~) tereduksi menjadi Karena itu pers.(4.23) tereduksi menjadi persamaan diferensial untuk U dengan Selanjutnya kalikan dengan p2dan ambil limit mendekati pusat koordinat Untuk menentukan solusi pen(4.23) kita selidiki terlebih dahulu (perilaku) persamaan tersebut pada dua daerah ekstrim yaitu daerahjauh sekali dan daerah pusat koordinat Sebelumnya, Tampak bahwa suku dominannya adalah
Fisika Kuantum
Atoin Hidrogen
I =n
maka a , , Solusi yang rnernenuhi persarnaan suku dorninan ini dan kondisi fisis keberhinggaan p + 0 adalah
dan seterusnya akan menjadi no1jika
(4.35)
s=n-C-1
Karena itusolusi untuk daerah asal (koordinat), rnenggunakan hasil(4.29) dan hubungan (4.26) diberikan oleh:
1= n ,pers. (4.17) menjadi Menggunakan pemilihan ;
Mempertimbangkan solusi-solusi untuk daerah ekstrirn di depan, solusi urnurnnya diusulkan berbentuk perkalian antara solusi titik asal, posisi jauh sekali dan fungsi umum terhadap jarak
Pers(4.38) ini tidak lain adalah persarnaan diferensial Laguerre terasosiasi, yang mempunyai bentuk umum
L: dapat
Solusi deret Untuk kasus kita koefisien p dan q dihubungkan dengan bilangan kuantum orbital & dan bilangan bulat n yang nantinya disebut bilangan kuantum utama menurut akan memberi rumus rekursi
Karena itu solusi pers.(4.38) diberikan oleh Tarnpak bahwa deret akan berhinggajika A adalah bilangan bulat, misalkan
L = L; = Lt? ( p )
(4.42)
Fisika Kuantum
Dengan demikian, solusi radial R diberikan oleh
Atom Hidrogen
R = R,, = N,,P e
-pl2
L",, (PI
2t+1
dengan a. = A' /(m,e2) adalah radius Bohr. Dengan demikian, solusi lengkap pers.(4.8c) berbentuk
dan m pada y,, Kombinasi ketiga bilangan n, mendefinisikansatu keadaan dari atom hidrogen. Mengingat R,,, 0 , dan 0, merupakanfungsi-fungsi temormalisasi, maka y,, juga temormalisasi
dari hubungan p, q, n dan Iserta penyebut pada ungkapan (4.41) didapatkan bahwa q-p harus lebih besar atau sama dengan nol, atau
Hal ini sesuai dengan penafsiran awal bahwa V*V merupakan rapat probabilitas untuk mendapatkan partikel dalam , m pada posisi ( r , ~ , Mengingat ~). bentuk (4.26), keadaan n, I fungsi rapat probabilitas dapat diuraikan menjadi bagian radial dan bagian angular.
Contoh 4.1
atau (21 + 1) 5 n + t ,tepatnya Untuk bilangan kuantum n = 4 , tuliskan fungsi eigen dengan semua nilai f dan m yang mungkin.
Penyelesaian : Dari uraian di depan didapatkan bahwa untuk ntertentu terdapat n harga . Untuk n = 4 maka
! = 0,1,2,3
,..., n - 1
(4.48~)
.--
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
Sedangkan untuk e tertentu ada (21 + 1) harga m. Lengkapnya, diberikan dalam fungsi gelombang ry,, seperti tabel berikut:
Bentukfungsi probabilitas ini selain bergantung pada jarak juga bergantung pada bilangan kuantum n dan e . Untuk spesifikasi keadaan seringkali digunakan notasi spektroskopik sebagai berikut:
e
notasi spektroskopik
2
d
3
f
...
...
Untuk mendapatkan gambaran perilaku umum Pn,(r) kita gunakan kenyataan-kenyataaansebagai berikut: i. Rumus rekursi (4.34) dan polinom (4.37) memperlihatkan bahwa polinom L(p) merupakan polinom berorde = ,-(-I sehingga L(p) mempunyai s titik nol. Akibatnya, Pnt(r) mempunyai n - e gelembung atau titik puncak. ii. Untuk nilai ! terbesar ( ( = n - 1 ), Pnt( r ) hanya mempunyai satu gelembung. Menurut ungkapan (4.47).
terjadi jika
DistribusiProbabilitas Radial. Dari hubunganortonormalitas R,, pers.(4.44), tampak bahwa probabilitas per satuan panjang rdiberikan oleh:
dipenuhi oleh
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
(b)
Contoh 4.2:
Hitung kemungkinan mendapatkan elektron berada pada jarak kurang dari jari-jari Bohr untuk atom hidrogen dalam keadaan dasar.
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
Maka probalitas per satuan panjang untuk mendapatkan elemon pada jarak rdari inti
1;,,(0,s)=
6 1
-sin
e e"
yZi2 (0,v )= s
Mengingat bentuk eksplisit @ , , maka rapat probabilitas polar hanya bergantung pada sudut 8
02@)oh(8)= ~ ( 0 )
(4.56)
Fungsi Y, (8,p) disebut fungsi harrnonik bola (spherical harrnonics function), dan memenuhi ortonormalitas
Beberapa bentuk eksplisit fungsi harrnonik bola Y, ( B , ~ ) diberikan pada tabel berikut
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
Rapat probabilitas di setiap titik di dalam ruang diperoleh dari perkalian antara distriusi angular ~ ( 0 dan ) distribusi radial
P(r) Solusi eigen lainnya yakni nilaieigen diperoleh dari pers(4.24) dan (4.35), yaitu energi atom hidrogen
Contoh 4.3 :
Hitung : a. Energi kinetik rata-rata b. Energi potensial rata-rata, elektron dalam keadaan dasar dari atom hidrogen.
maka
Penyelesaian : a. Fungsi gelombang keadaan dasar v,, hanya bergantung pada jari-jan r,
Sehingga
Atom Hidrogen
1 a = -fi2{--(sin~-&)+a$} sin 0 ae
Di dalam koordinat bola kornponen-komponen operator momentum sudut di atas dapat din)'atakansebagai berikut
= -ih(im){J-
4n(e + in)!
P;'
(COS
e)eimv
(4.61)
Jadi Y, (8, p) merupakanfungsi eigen dari operator momentum .Sedangkan pengoperasianL2 sudut Lzdengannilai eigen (mh) dan Y,,(Q,v)
Operator yang banyakdig~nakan adalah kuadrat dari momentum sudut. Dan' pers.(3.i6) diperoleh
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
Karena itu
L2 Ycm =-A2
- &Iytm
1 d sin 0 d6
Momentum sudut sebesar A , / m ini tidak mepunyai arah yang bebas melainkiin sedemikian rupa sehingga proyeksinya telhadap sum bu-Z,
38
sin2e
(4.62~)
Artinya, momentum sudut terkuantisasi dalam ruang. llustrasigerak elektronnya diberikan oleh gambar berikut:
=O
m2
{ sin - ~ 8 d@ d ( s i8%) ~
Dengan demikian, diperoleh
sin28
-e(( + l p t m(4.63)
L2yfm = -h2[-~(~+1)0tm@m
Gambar 4.4. llustrasiklasik gerak elektron Dari Gambar 4.4 tampak bahwa kendala bagi arah momen? adalah : tum sudut J
Arbnya, Y , (6,p) juga merupakanfungsi eigen dati L2dengan ) fungsi nilai eigen P(! + l)A2 . Hal ini berarti Y ,( o , ~merupakan eigen serempak dari Lz dan L2 , dan hasil ini memberikan konsekwensi lebih lanjut yaitu
Dari operasi LZ dan L2 pada fungsi harmonik Y,(O,~), memungkinkan untuk melakukanpenafsiran fisis sebagai berikut. Y;,(8,p) menggambarkan perilaku elektron dengan besar momentum sudut L
Sebagai sumbu z biasanya diambil arah medan luar misalnya medan magnet B yang meliputiatom
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
Gambar 4.5 Berbagaigerak elektron Kemudian menginat ortonormalitas fungsi eigen cy,, (7) ( W ~ . ~ , , . , W= ~ ,J~ n.,~,.,~rnh kita dapatkan
J6ti
Contoh4.4:
Satu elektron di dalam medan Coulomb dari suatu proton mempunyai keadaan yang dinyatakan oleh fungsi gelombang:
b. Menggunakanpers.(4.64)
I? ytm= e(e + i ) Y ~,
yang hanya bergantung pada bilangan kuantumorbital, maka
i) Z ~ ~ , ~ ( ? ) = O
Fisika Kuantum
P
42.2 Spektrum Nit Bi Eigen Komutator (3.7b
lorn Hidrogen
memberikan:
c. Mmenggunakanpers(4.61)
$,
L,v,oo (7) = 0 ii) L,v2, (7)= A v2,, ( 7) iii) Lzt,v210 ( 7 )= 0 b) L,v2,-1 ( 7 )= -A v21-,(?I
i)
= L, d
symbol pemutagi Yang (dapat) berharga
an Eiik adalah
jika permutasi genap jika permutasi ganjil jika ada indeks sama
Selanjutnyq SeD~gai kombinasi didefinisikan operator L, ,
dari dua komp0t.l en operator momentum sudut
Atom Hidrogen
,v
Kita andaikan
dan
dengan konstanta kompleks C +(1, m) yang akan kita tentukan. Dari definisi operator sekawan Henite (3.18)
(L+yem,L+y,)= I c + ( ~ , m ) ~ ( y C m , y h )
Ic+ (L,m)I2
(4.77a)
20
Berikut ini kita gunakan kornutator-komutatoroperator momentum sudut untuk menguraispektrum nilaieigen dari fungsi eigen
qm ( 0 , P)
Pertama, kita lihat pengaruh L+ pada Y, ( 8 , ~ yakni ) L+Y,(B,p). Untuk realisasi maksud ini operasikan Lz pada L + Y , (0, p ) ,didapatkan
Atom Hidreen
'I
, ~ tingkat ) rnenjadi Jadi, L+ menaikkan keadaan ~ ~ ( 8 satu keadaan Y,+, (0, c). Karena itu, disabut sebagai operator tangga penaik. Langkahserupa dapat diterapkan untuk operator L- ,dengan menggunakan komutator
m + =!
(4.82)
[L,,L- = -hL-
memberikan
= h 2,/P(~+I)-~(~-I)
(4.79~)
Seperti telah diperlihatkan di depan L+(L-)menaikkan (menurunkan) bilangankuantumrn satu tingkat. Karena itu, untuk e tertentu m berharga
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
I'
Jelas suku ketiga ruas kanan sama dengan nol, karena W tidak bergantung 9 secara eksplisit. Sementara dua suku lainnya,
a
==-
-r126
d cos 0
Cre-r/26
sine 88
e-r126
-2-(sin2e)
(2sin 8cos 8)
sin 0
Contoh 4.5 :
a. Tunjukkan bahwa fungsi
2 6
r (26)'
e-'IM cos tJ
Fisika Kuantum
Atom Hidrogen
Atau
Tarnpak bahwa nilai eigen dari operator L~ adalah 2h2 . Karena itu, nilai mornenturn sudut L adalah f i h . ii) Terapkan operator L, (4.32~) untuk rnendapatkan nilai kornponen-komponendari momentum sudut
k eZ , atom hirogen dengan energi potensial V(r) = -sehingga dalarn ungkapan HarniltonianH ,
karena W tidak bergantung pada 9 secara eksplisit. d. Menggunakan ungkapan (4.71) dan (4.59) didapatkan
b. Dari persarnaaneigen
= -ih c r e-'"%in
didapatkan bahwa energi keadaan tersebut adalah
sin p, - i cosp,)
L, (L, y ) = -ih
= c. Nilai momentumsudut L dapat diperoleh dengan rnenerapkan
ih
-I(-
d sin 6)- (sin p, - i cos (D) ap, ih c r e-r"6 sin excos p,+ i sin p,)
e-r"6
(o
- i COS 9))
Fisika Kuantum
Jadi L+ y adalah fungsi eigen dari L, dengan nilai eigen A . Atau dengan kata lain, komponen-z momentum sudut keadaan elektron L+cy adalah A .
Di dalam persoalan mekanika kuantum lebih lanjut seringkali orang tidak peduli pada ungkapan sebenarnya dari fungsi eigen. Sebagai gantinya orang rnenggunakan simbol-simbol abstrak yang masih membawa sifat dari fungsi eigen dan hasil operasi dari suatu operator padanya. Hal ini dilakukan karena selain rnemberikan hasil yang sama, dalam banyak ha1persoalanjuga menjadi jauh lebih sederhana. Di dalarn bab ini diuraikan metoda (dengan simbol-simbol) abstrak tersebut.
4 7 ~ (!+m)!
Py (cos 8)ei"""
(5.1)
Fisika Kuantum
Metoda Operator
Sekarang, perkenalkan notasi baru yang dikenal sebagai notasi Dirac ) ,yang dibaca bra
Notasi Dirac diperkenalkan untuk'memudahkan serta menyedehanakanpenulisan. Dalam notasi ini seringkali kita tidak perlu tahu bentuk eksplisit dari fungsi yang dinyatakannya. sebagai gantinya kita hanya mengganti dengan sifat-sifat ortogonalitas dan bila dikenai operasi suatu operator. Perhatikan sifat berikut
Didefinisikanpasangan Hermite ( ,dibaca ket, dari fungsi yang dituliskan dengan notasi Dirac ( ) , yakni
atau
(5.7)
(em]= ern)+
Dalam kasus di atas sekawan Herrnite dapat diganti dengan adalah fungsi biasa bukan sekawan kompleks karena &,,,(0,9) matriks. Tetapi notasi Dirac ini dapat digunakan untukfungsi yang lebih urnum seperti dalam bentuk matriks kolorn. Notasi Dirac ini juga dapat dikatakan mengungkapkan(merepresentasikan)fungsi Y,,(e,p) dalam bentuk matriks seperti akan kita lihat nanti. Dalam notasi Dirac ini, perkalianskalar (5.2) dapat dituliskan sebagai
Untuk memperoleh bentuk matriks baik bagi em) maupun L,, kita ambil contoh kasus I f = I = I dan tuliskan llm) = im) . Untuk kasus ini, dari pers.(5.8) diperoleh
Fisika Kuantum
Metoda Operator
m'\m
didapatkan untuk f = 1 maka m = 1.0, -1 .Dengan demikian elemen lengkap operator L, diberikan oleh
-1
dengan m) =
1lm)
(5.13a)
= 1,didapatkan
dan
Contoh5.1.
Berikan ungkapan (representasi) matriks operator untuk ! = I . Penyelesaian: Dari pers.(4.48b) didapatkan hubungan
L+ dan tPerlu ditekankan di sini bahwa bentuk matriks bagi L, L, dan L- diperoleh dari vektor basis standar (5.11b). Bentuk di atas dapat berubah untuk vektor basis ortonormal yang lain, dengan hubungan operasionalyang tetap (tidak bisa berubah).
Perkalianskalar untuk 2 = 1
Contoh 5.2
Berikan ungkapan matriks Lz untuk vektor basis ortonormal
(m'l m) = 6,,,.,
Maka.
Fisika Kuantum
Metoda Operator
5.2 SPIN
Fisika Kuantum
Metoda Operator
C tidak bulat misalkan 1 = 112 dan definisikan kuantitas mirip momentum sudut f , yaitu momentum sudut internalyang disebut spin 3
Contoh 5.3
dengan komponen spin sebagaimana
Berikan representasi matriks dari Sxdan S, Penyelesaian: Dari operasi operator tangga diperoleh
m untuk 1 = 112 diperoleh m = 112 dan m = -112. Fungsi eigen dari Szadalah $) = dan If +) = I- f ) ,dengan
Dari hubungan antara dan
If
I$)
dan
..
Sedangkan untuk SRepresentasi matriks dari SZ dapat diperoleh dari hubungan (5.10) setelah dimodifikasi
Dengan demikian
Fisika Kuantum
Metoda Operator
dan
maka
Operator ini hanya bekerja pada keadaan spin masingmasing, elektron pertama
elektron kedua
dan
Sl,x: = 0
Operasikan
Masalahnya, bagaimana bila keduanya berinteraksi? Operator spin masing-masing 3, dan 3, ,memenuhi
Fisika Kuantum
Masalahselanjutnya bagaimana membedakandua keadaan dengan m = 0 di atas ? Untuk menjawab pertanyaan ini kita gunakan operator penaik dan penurun total Dengan cara serupa,
Si = SI* + S2i
Operator ini berfungsi menaikkan bilangan kuantum dalam satu multipletyang sama.
(5.31)
m di
dan
dan
Dan hasil-hasil di atas, diperoleh empat keadaan yaitu satu dengan m= 1, dua dengan m=0 dan satu m=-1. Untuk kasusm= 0, dapatjuga dibenkan oleh kombinasi tinier setelah dinorrnalisasi
45
+ XI- (fix;
- (%)Xi -
JZ
1
(5.32b)
= Afix;x;
Fisika Kuantum
Sedangkan
Metoda Operator
dan dan
Spin total
ISM)
yang diperoleh
6% k -
~ l -
JZ
(fin;)
(5.32d)
... , I S 1 - S * I
(5-36a)
...,-S
(5.36b)
Fisika Kuantum
Metoda Operator
Contoh 5.4
Momentum Sudut Orbital dan Spin. Elektron di dalam atom hidrogen selain mempunyai momentum sudut karena gerak or-
bital mengelilingi inti atom juga mempunyai spin. Untuk 1 = I, tentukan: a. Semua kombinasimomentum individual b. Semua momentum sudut total c. Setiap momentum sudut baru sebagai kombinasi linier
kombinasi momentum individual.
Penyelesaian: a. Untuk momentum sudut orbital t = 1 maka m = I, 0, - 1 sedangkan spin s = f maka m = f ,-f . Dengan demikian ada enam kombinasi keadaan yang mungkin, yaitu
(5.39)
b. Karena kombinasiindividual keadaan lama ada enam maka keadaan am juga ada enam yaitu untuk L = 1 + f = f dengan M = $, $,-L, , -2 dan L = l - f = f dengan M = l - l Keadaan-keadaantersebut adalah
1 2 2 ) 1 1 1 ) 2
2 2
9
2'
2 '
2 2
2 2
' 77
( 3 3 )
s,l++)
=&,/+(++l)+f(-L+l
1 1 ~ 2
Fisika Kuantum
" ..
Metoda Operator
fi
Persarnaan ini dipenuhi oleh sernua z jika q = 112, A = 1. Artinya, u ( Z ) = e-z2'2 rnerupakan solusi eksak bagi pers (5.54b) dengan a = 1,
2m dx2
1 + -mo2x2g, = Eg,
Pergantianvariabel
Nilai 1 = 1I 2 juga menjamin bahwa fungsi gelombang lenyap g, + 0 pada posisi jauh sekali, z ,* w . Hasil di atas rnenyatakan bahwa solusi urnurn haruslah rnernuat u ( ~=)e - z 2 ' 2 . Karena itu kita arnbil bentuk urnurn sernbarang yang rnerupakan perkalian dengan U ( Z ) = e - z 2 ' 2 ,
atau
Solusi dari persarnaandiferensialorde dua ini dapat diperoleh dengan rnetoda Frobrnius yakni dengan cara rnengekspansidalarn deret takhingga.
cobakan
Fisika Kuanturn
Metoda Operator
Persamaan ini dipenuhi oleh semua z jika 7 = 112, A. = 1. Artinya, u(Z) = e-'t'2 merupakan solusi eksak bagi pers (5.54b) dengan A = 1 ,
Dari persamaan energi total ini diperoleh persamaan Schrodingertakbergantungwaktu Nilai 77 = 112 juga menjamin bahwa fungsi gelombang lenyap p,0 pada posisi jauh sekali, z ,+XI. Hasil di atas menyatakan bahwa solusi umum haruslah . arena itu kita ambil bentuk umum memuat u(z) = e - z 2 ' 2 K = e-z2'2, sembarang yang merupakan perkalian dengan u ( ~ )
p = e-"" f (z)
Pergantianvariabel
(5.58)
Subtitusikan bentuk ini ke dalam pers.(5.57) diperoleh persamaan baru bagi f (2)
atau Solusi dari persamaandiferensialorde dua ini dapat diperoleh dengan metoda Frobmius yakni dengan cara mengekspansidalam deret takhingga.
dengan
cobakan
Fisika Kuantum
Metoda Operator
=
k=O
a , , , (k+ 2)(k + l ) z*
-x
ca
r=O
a,(2r - ( A - l))zr
(5.61)
(5.65)
Persoalan selanjutnya adalah menentukan bentuk koefisien a,,a,, a,, ,a, . Rumus rekursi (5.62b) dapat ditulis menjadi
-..
Persamaan di atas akan selalu dipenuhi oleh semua z jika koefisien Z k adalah not,
atau
dan
Pers.(5.62b) mengisyaratkan bahwa solusi akan berbentuk deret berhingga yakni berhenti pada k = n jika
yaitu
an+* = 0, a, f 0
dan kita ambil
(5.63b)
(5.63~)
= (-1)j
--- = 0.
Fisika Kuantum
Metoda Operator
Bila n genap maka a, terendah adalah a , terjadi pada . j = N = n / 2 tetapi bila n ganjil rnaka a, terendah adalah a, yaitu n - 2j = 1 atau j = N= (n - 1)/2.Dengan demikian, solusi deret (5.65) menjadi
(n - 1) 12,
f (2)= Hn (z)=
x (n(-l)jn! 2j)!
j=o
j !
(2z)"-*j
Garnbar 5.2 Solusi Ganjil Osilator Harrnonik Sedangkan dari pers.(5.55) dan (5.63a) diperoleh energi
Gar!-'7ar5.3 Energi Potensial Klasik, Nilai dan Fungsi Eigen Osilator Harrnonik Garnbar 5.1 Solusi Genap Osilator Harrnonik
Fisika Kuantum
Metoda Operator
Bila n genap maka a , terendah adalah a, terjadi pada j = N = n l 2 tetapi bila n ganjil maka a , terendah adalah a , yaitu n - 2 j = 1 atau j = N= (n - 1)12. Dengan demikian, solusi deret (5.65) menjadi
N
f(z)=a,C
= ,,
,. 2 ' ( n - 2 j ) !j !
(-l)jn!
n/2,
+ genap
( n - 1 ) / 2 , n+ganjil (5.68a)
(2~)"-~j !
E + E, = ( n + + h m
Grafik beberapafungsi diberikan oleh gambar berikut
(5.70)
Gar!.'lar 5.3 Energi Potensial Klasik, Nilai dan Fungsi Eigen Osilator Harmonik Gambar 5.1 Solusi Genap Osilator Harmonik
Fisika Kuantum
Metoda Operator
Contoh 5.5
Sifat Fungsi Eigen Osilator Harrnonik. Perhatikan solusi persamaan Schrodinger untuk osilator harmonik a. Perlihatkan ortogonatitas p,
Dengandernikian
atau
OD
IH,,,
menggunakanfungsi pembangkit
Selanjutnya
rnaka
Fisika Kuantum
Metoda Operator
Hn+,(z)=
,=o
(n - 2j)!j!(n + 1 - 2 j )
e-22Hn+l (z)
=2 z C
j=o
, = ,
= 2zHn + 2 c = 2zH,
(-1)' n! (2Z)n+l-2j
(n+l-2j)!(j-I)!
+2
(5.75a) Sehingga
Karena itu,
Jy J L J fi2^-'
2n
Jmolh
-f.' (2n)$
j=o
(-1)jb
-I)! (2z)"-'-2'
( n - l)!
( n - 1- 2j)! j !
--
F isika Kuantum
Metoda Operator
Contoh 5.6
Tentukan a. x2pn
dx
atau
b. Dari pers(5.77)
didapatkan
Fisika Kuantum
Artinya, p , ( x ) merupakanfungsi eigen dari dua operator dengan urutan seperti di atas dan rnempunyai nilai eigen n . Perurnusan di atas dapat disederhanakan dengan rnendefinisikanoperator
rnaka
dan Kedua operator a dan a+ ini disebut sebagai operator tangga. Dari kornutator
[x,
=i h
(5.82a)
dan
- -mAm(a2 -2a+a-1+(a+)~)
2
Karena itu, Hamiltonianosilator harrnonik rnenjadi
didapatkan
F isika Kuantum
Metoda Operator
1")
= ' m n
(5.87)
dan ortonormalitas
Keadaan vakum dapat ditafsirkan sebagai ketiadaan partikel dengan frekwensi o .3ari pers.(5.89) didapatkan
(mln)
(5.88) Karena itu, operator a disebut juga operatoranihilasiatau pemusnahsatu partikel menjaditidak ada 11) + lo), sedangkan a+ operator kreasi dari vakum menjadi ada satu partikel
Io>+I1>Karena itu, operator a disebut sebagai operatortanggapenurun In) + n - 1) , a+ operator tangga penaik in) +In + 1) sedangkan
Contoh 5.7
Keadaan Eigen. Tentukan a. komutator antara 8 dan a b. komutatorantara fi dan a+ c. hubunganantara keadaantereksitasi In) dan keadaanvakum
disebut operatorjumlah atau operator bilangan. Didalam ungkapan operator tangga ini, persamaan eigen bagi osilator harmonik menjadi
10)
Penyelesaian: a. Dari komutator tiga operator
dengan
Selanjutnyadefinisikan keadaan dasar atau keadaanvakum (0) yang memenuhi b. Dengan cara serupa dan
Fisika Kuantum
Metoda Operator
2 parameter kecil.
Bentuk eksplisitnya
Sehingga,
Contoh5.8
Representasi Matriks. Berikan representasimatriks dari a. Operator a dan a+ b. Hamiltonian osilator harrnonik c. Hamiltonianosilator harmonik terganggu Bentuk eksplisitnya
dengan
Fisika Kuantum
Metoda Operator
Bentuk eksplisitnya
dan
Atau
Teori Gangguan
Dari contohcontoh terdahulu kita dapatkan hanya sedikit sistem fisis yang dapat diselesaikan secara eksak yaitu surnur potensial takhingga, atom hidrogen dan osilator harmonik. Dalarn banyak kasus, solusi hanya dapat diperoleh menggunakan pendekatan, Salah satu solusi pendekatan tersebut adalah teori gangguan.
(6.1)
Fisika Kuantum
Hamiltonianyang telah dipisah dari bagian pengganggu hams diketahui solusi eigennya, misalkan
Teori Cangguan
(6.8)
Hoqn = E,"%
dengan fungsi eigen rnernenuhi ortonormalitas
(6-2)
xc;:'(Dk 2
+
ktn
ktn
~Li'qk
+.
..
(6.9)
Serupa dengan fungsi eigen, nilai eigen yang memenuhi kondisi (6.5) diuraikan dalarn deret
E; untuk
E,"
qmn
m*n
Persamaan di atas akan dipenuhi jika semua komponen dari sarna. Pengalian masing-masing suku memberikan, untuk komponen l o ,
x0
Kondisi (6.5) ;Z + 0 , y n + q, dipenuhi oleh
x
ktn
c;:)qk+ E ~ ) A
(6.1 3)
ktn
ktn
Selanjutnya lakukan kali skalar dengan q, dan menggunakanortonormalitas (6.3) diperoleh, mas kiri
Fisika Kuantum
+(% I H l l h )
Selanjutnya komponendari l2
Teori Gangguan
Eixc:~)(qn,qk)+(qn,Hl~n)=~E,"c:l)6nk
k tn ktn
H,
dan ruas kanan
x~
ktn
x
ktn
C$'cp,
+ E;)qn
(6.16)
atau
E."
x
ktn
c::)
x
ktn
c:i)6nk
(qn
P J I
E,"
Cc!;)vk +H ,
kt"
x
Ptn
= E,"
(6.16a)
Sehingga
Seperti proses sebelumnya, lakukan perkalianskalar dengan p , , ,dari ruas kin diperoleh
E:
- E,"
IH,I%)
lnilah energi koreksi orde pertarna dari energi keadaan ke-n. Selanjutnya, lakukan perkalian skalar pada pers.(6.13a) dengan pTuntuk m # n . Ruas kiri
~ , " z ~ : : ) ( q m 3 q k ) + ( q m , ~ I q n ) = ~ ~ , " ~ :+(qm ~ ) ~ m l Hk llqn)
ktn ktn
=o+C
kin
(PA ) t H I I ~ m ) ( ~ n
) . H l l ~ k )
E:
- E,"
E,"
c
ktn
( ~ m q, k
)+( q n
' : " ~ n
) = E:
x
ktn
c::)6mk
+ E:') (%
q n )
E:
=z
ktn
(qk ~
~ lH nl l q ) k )(
E," - E,"
- (qm IHIlqn) -
E," - Ez
Kor'eksi untuk orde lebih tinggi dapat dilakukan dengan prosedur serupa.
Fisika Kuantum
Teori Cangguan
I 1
E," = 0 ,
E," = 1 ,
E; = 2
Fungsieigen bersangkutan
Tentukan: a. Solusi eigen tanpa gangguan b. Koreksi energi orde pertama c. Koreksi energi orde dua. Penyelesaian:
~;)r
Fisika Kuantum
Teori Cangguan
2 = E2
Gambar6.2 Sumur Potensial Dasar Tidak Rata Tentukan energi partikel sampai orde pertama tonjolan dasar
sumur.
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan persoalan di atas kita gunakan sumur
potensial satu dimensi dengan gangguan dasar sumur miring.
Hamiltoniandiberikan oleh
h2 d 2
7 -
2m dx2 '
Gambar 6.1 Spektrum Energi yang dapat dipisah menjadi
dengan
Fisika Kuantum
Teori Gangguan
E: = E,"
untuk
Bila ha1 ini terjadi rnaka penyebut (6.15) dan (6.17) menjadi nol. Karena itu, perurnusandi depan rnenjadi tidak terdefinisi dan perlu dirnodifikasi. Misalkan energi tingkat ke-n rnernpunyai derajat degenerasi g dan keadaan degenerasi kita label qf), i = l , 2, -..,g. Keadaan ini rnernpunyai ortonormalitas
Selanjutnya subtitusi ekspansi ini dan uraian energi (6.10) ke dalarn pers.(6.4) diperoleh kornponen untuk suku ,
qi didapakan
Fisika Kuantum
Tmri Cangguan
2 . i (q:1~
i=l
,
19:) = ~ i l ' t a( i p i 9; )
i=l
= Ell)a,
Tuliskan
(4I X , I ~ : )
maka
Penyelesaian: a. Hamiltonian
h,",a,+ h:a2
+ . a * +
hka, =Ell)a,
+ .-. +h k a ,
= Eil)ag
h,; [h;
h,",
. .-.
!["]=
.
ag
ag
Solusinya
h,", h,",
;/I
I!
l1
Jelas, koreksi energi orde pertama keadaan terdegenerasi merupakan nilai eigen dari Hamiltoniangangguan dalam basis ortogonal baru.
Contoh 6.3
I'
I!
Fisika Kuantum
h r i Cangguan
b. Energi koreksi orde pertama dibagi menjadi dua bagian. Pertama, keadaan nondegenerasi dengan E; = 1 . Untuk kasus ini digunakan hubungan (6.14)
yaitu
Untuk E!) = -3
E; = 1 , E," 3 5 - 3 4 E," = 5 + 3 i l
Spektrum energi diberikan oleh Gambar 6.3
Fisika Kuantum
Sebagai catatan, untuk tingkat energi ke-n tertentu ada n 2 kedaan eigen yang berbeda. Dengan dernikian sernua keadaan atom hidrogen rnerupakan keadaan degenerasi kecuali keadaan dasar yaitu keadaan dengan n = 1. Energi koreksi. Energi koreksi untuk tingkat dasar.
AH,= - E l .
Energi koreksi untuk keadaan eksitasi pertarna, n = 2 . Energi hidrogen bebas keadaan ini
Persarnaaneigen bersangkutan
9'
9)
(6.26b)
dan keadaan degenerasi yn, adalah y 2 , , , V 2 , ~V , ~ I - IV , ~O .O Tuliskan yn,, dalarn notasi Dirac, y,, = Intm). Energi koreksi orde pertama keadaandegenerasi lipat ernpat ini rnerupakan nilai eigen dari
Fisika Kuantum
Jeori Gangguan
Untuk menghitung persamaan eigen di atas, tinjau terlebih dahulu operator momentum sudut LZ,
Selanjutnya, menggunakan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, evaluasi komponen-komponen di atas
.
Pada evaluasi di atas kontribusijarak dapat diabaikan karena apa pun kontribusinya dilenyapkan kontribusi oleh sudut 0 . Dengan demikian, persamaan menjadi
LZ( H I
vnh ) = HlLzvntm
= H,mfiV,,, = m f i ( H , ~ n) m
Dengan demikian, sepuluh elemen matriks dalam pers.(6.26) menjadi no1 dan secara efektif merupakan persamaan matriks orde dua
Fisika Kuantum
Teori Gangguan
Untuk E:" = 3es a,
I , il
E:" = $2 1 O ~ H 1200)l ,
(6.37)
IIL
JZ
E:') = S e s a,
Fisika Kuantum
Mengingat bentuk Harniltoniandan persarnaan eigen rnornenturn sudut pada pernbahasanatom hidrogen rnaka ry + t m ) dan
E E E ot' = h2e(t+ 1 )
0
21
Ortonomalitas
Ilm)
( e l m ' ( e m) = 6 ( . t 6 m . m
mernberikan
VI
E(') = (em
e+m 22 + 1
~ v I !m) = 0 ,
untuk semua t
t-m+~
2t+l
&:I
(COS 8)
Maka
Teori Cangguan
(e - I,m Ivltm)=
dan
-EC,"
Seperti dalam kasus takbergantungwaktu, kita mempunyai solusi lengkap
Untuk e ' = ! + l ,
dengan
dan
Subtitusi hasil-hasil di atas pada energi koreksi orde dua Subtitusi uraian (6.46) ke dalam pers(6.43) memberikan
Tampak jika V ( t )= 0 , dan dari pers(6.44) didapatkan c, ( t ) harus konstan. Pers.(6.47) memberikan
Fisika Kuantum Lakukan perkalian skalar dengan q,, dan gunakan ortonormalitas (6.45) diperoleh Kembali ke pers.(6.46), persamaan ini dapat ditafsirkan bahwa pada waktu t keadaan terdiri dari kombinasi semua keadaan 9" dengan koefisien cn(t). Dengan demikian, probabilitas keadaan ry(t) pada waktu t berada dalam keadaan eigen dari H, dengan energi E: ,terapkan ortogonalitas (6.45), adalah
pm (0= l(qn1 ~ ( t ) )= l lcm ~ (t)12
atau
dc ( t ) A=dt
A.
(6.49)
(6.55)
( t ) = C,O+
( t )+ A.~c?) ( t )+ - ..
karena suku A. mas kanan paling rendah adalah orde satu. Syarat ,0 yakni pada t + to = 0 , dan y ( 0 ) = q, memberikan awal, A. ern( 0 ) = cr' ( 0 ) = 6,.
( j j + g p =jj2+".j+A.d)+ij2
C
e2
C
e2
C
. (6-58)
V . ~ = O
F isika Kuanturn
rnaka Hamiltonian (6.57) rnenjadi Dari bentuk eksplisit medan vektor didapatkan
Teori Gangguan
Misalkan, potensialvektor dapat diekspansi sebagai Kerapatan energi elektromanetik per satuan volume Dan persamaanMaxwelldapat diturunkan persarnaangelombang bagi potensialvektor Evaluasinya memberikan
rnaka
dan
(7) = joeii.i
Karena itu,
-2 ( x ~io)(Zx 2:))
Perata-rataanterhadap waktu akan membuat suku osilasi lenyap sehingga suku yang memberikontribusiterhadap kerapatan energi hanya suku silang 2,. 2;. Karena itu,
Dari elektrornagnetisrne, hubungan antara rnedan listrik, rnedan magnet dan potensialvektor dinyatakanoleh bentuk Misalkan energi ini ditirnbulkan oleh N foton di dalarn kotak V, maka
Fisika Kuantum
Teori Gangguan
(%k
sin 2
+
42
. ( a m k + 0)t
- ASin2[+] A2
dengan vektor polarisasi 2 memenuhi dengan A = w,,,, w. Grafiknya,
Koefisienekspansiorde satu diberikanoleh Gambar 6.4 Fungsi untuk ProbabilitasTransisi Untuk limit t maka probabilitas
I'+,,,
(t)=
JC.j j eii"lpk)l
/ei(md+m)'dtl
1)
16.78)
Evaluasibagiantemporal menghasilkan
Fisika Kuantum
Teori Cangguan
Sehingga
IE
!I
1-
(6.86)
Maka
atau
Aproksimasi Dipol. Untuk rnenghitung laju transisi terlebih dulu kita evaluasi
[V(r), P] = 0
k - ? = - ~< a <I
rnaka
eik.i
1 2
dan
=I
Sehingga
4z
(6,
rn)
(qn1 I~'-?Iqk)=~~'(qrn
im =-&
im
I[HO~'II~~)
E, - i c y - sin 0 ei'
+E
, +i ~ , ,
2
=-(E:
A
im
(6.91)
= imq"kz - ( %
Gunakan
cos e
Contoh 6.6
, Y,, (6,
=T , / L sin e efi4
8 z
(6.94)
Fisika Kuantum
Teori Canggiisn
Subtitusi ke pers.(6.92) diperoleh
I!
Untuk integrasi angular dipilih kondisi sederhana yakni keadaan awal p dapat berada dalam tiga keadaan-m yang mungkin dengan probabilitas yang sama.
e-"'~ 2 ~ ( : ~ ( ~ ) e - r 1 2 a a r 3 &
--
Transisi dari keadaan tereksitasi pertama ke keadaan dasar terjadi dengan melepas foton dengan frekwensi
Selanjutnya, mengingat ada dua polarisasi maka laju transisi harus dikalikan faktor dua Sehingga
-
'.(Y/I,~'(Y/~I~)=
(3J
8a,
E,
--icy + -
E,
+ isy
(T'l.-nl
JZ
4,
+ &zSom
..
Fisika Kuantum
Teori Gangguan
Contoh 6.7
Atom hidrogen ditempatkan di dalam ruang yang ada medan listrik serbasama dan berubahterhadap waktu menurut
Atom hidrogen semula berada dalam keadaan dasar, hitung ,a. probabilitas transisi pada keadaan 2p setelah waktu t Penyelesaian: Ambil arah medan listrik sebagai arah sumbu-z, energi potensial elektron oleh medan luar diberikan oleh
Bagian radialnya
eE -Sedangkan
iA ( i o , y )
(P", rcose1Pk)
Dengan demikian
Acosta, V., Cowan, C.L., and Graham, B.J., Essentials of Mode m Physics, Harper and Row, New York, 1973. Alonso, M., and Finn, E.J.. Fundamental University Physics Ill, Addison-Wesley, Massachussetts, 1968. Beiser, A., Konsep Fisika Modem, terjemahan The Houw Liong, Erlangga, Jakarta, 1983. Gasiorowicz, S., Quantum Physics, John Wiley and Sons, New York, 1974. Liboff, R. L, Introductory to Quantum Mechanics, 3'11.ed., Addison-Wesley, Massachussetts, 1992. Mathews, P.M. and Venkatesan, K. A Textbook of Quantum Mechanics,Tata McGraw-Hill, New Delhi, 1976. Meyerhof,W.E., Elements ofNuclearPhysics,McGraw-Hill, New York, 1967. Park, D., Introduction to Quantum Theory, 3'11, McGraw-Hill, New York, 1992. Pauling, L. and Wilson, E.B., Introduction to Quantum Mechanics, McGraw-Hill, New York, 1935. Poweil J.L. and Crasemann, B. Quantum Mechanics, AddisonWesley, Massachussetts, 1961. Purwanto,A.. PenganfarFisikaKuantum,Citra Media, Surabaya, 1997.
Fisika Kuanturn
Reid, J.M., The Atomic Nucleus, Penguin Books, V'ddlesex, 1972. Rohlf, J.W., Modern Physics from a to Z, John 'Aliley and Sons, New York, 1994. Zimmerman, R.L. and Olness, F.I., Mathemar. ;a for Physics, Addison-Wesley, Massachussetts, 1995. Zukav, G., The Dancing of Wu Li Master, Bantam Books, New York, 1979.
W I D \
KUANT
ralkan salah sat^ ar bangur ! new[ ~ u d n t u m(lainnya budah teori ~ ~ l a u v i t a s balk ) 31: Ian3 mengharuskan kelahirannya, evolusi dari klasik k -ta evolusi formalisme diferensial-integral yang n alisme operator yang abstrak. Penjelasan ]Ian s: p konsep selalu berangkat dari sesuatu yang tela :enal u-~lgan baik (well known) dalam fisika klasik da _ . zngkapi contoh-contoh dengan penjabaran matematis yan sangat terinci. Hal terakhir inilah yang menjadi kekuatan dan nil: tambah utama buku ini. Sifatnya yang demikian menjadikan buk i pemula baik mahasiswa "<a maupu ini sanga' ~coC' ~ gpara ma has is^ bin dan binInni r nolekula nahasi elektro vanc teknol , buku ini dapat dijadikan sebagai pintu pertama unt1.i Singk memasuKl wilayah sains dan teknologi'tc--'--in.(frontier). Sa; in,, tidak ads qtqu n m n n n k n c n n n hi auantum mect ics
111
"
'
'
Bidang minatnya adalah neutrino, teori medan tetnperatur hinsga, dimensi ekstra ( iagadraya asimerrikatauharyogenesis,,~eneli~i~va ernahdi ublikasikan di Modem Physics Letter, :I, 1 1 ; I , I I ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ I \ [ , # ~'I , ,,;,: [ ~,\,I \ ~ ~ ,\ I ~ ~ ~ \ . ! \ I \ ProgressoTheorctca h s , , , , . ,:'I ,: , 1 , Physical Revicw , , : I ! ;! I , ( I I l~ '!\~'l!:''',.l !,,I NuclearPhysics. ' ' 1: , , ,, , , , ~ ; . ~ , / , , ~ ! ~ ~11; I , ' II I~ ' i~, 1 :lama kuliah S1 aktif menjadi asisten Laboratorium Fisika Dasar. mata kuliah Fisika Dasa, sika Matematik, Gelombang dan Mekanika Kuantum. Pernah tnendirikan dan menjadi ken@ :lompokdishsi Fisika Astronomi'Teoritik (FiAsTe) ITB, 1987-1989. Aktifmenulisdi m e d b assa seperti Kuntum, Suara Muhammadiyah, Mekatronika. Kharisma, Simponi, Suryk :puhlika dan Kompas. Sejak tahun 1989 menjadi staf pcngajar rusan fisika FMIPA lnstitut Teknologi Sepuluh Nopemher (IT: trabaya. Selai~i tercatat sehagai staf pengajar Program Pascasarjal sikajuga tercatat sebagai salah seorangpendiri danpengajarprogra Pascasarjana Studi Penihangunan ITS dengan mata h l i a h Sain Teknologi, Filsafat dan Agama. Penulis adalah kepala Laboratoriu 4) ITS. Penulis juga menja ika ~ e o r dan i Filsafat Alam (Ls a o t a Himpunan Fisika Indonesia 'hysical Society of lapan
'1 I , ;
.. .