Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Badai matahari, suatu fenomena yang diperkirakan kemunculannya
pada sekitar tahun 20112012, tidaklah berakibat kiamat, kata Pakar
Antariksa dari LAPAN, Dr thomas Djamaluddin.
Tahun 20112012, diakui Djamal, di Jakarta, Selasa, adalah puncak
aktivitas matahari yang mempunyai periode sekitar 11 tahun, jadi
puncak aktivitas matahari pernah terjadi pada 1979, 1989, dan 2000.
Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari meningkat jumlahnya
akibat aktivitas magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar planet.
Pada saatsaat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi gelombang
elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat. Namun menurut dia, badai matahari merupakan
bagian dari cuaca di antariksa yang mirip dengan cuaca di bumi, hanya saja sifatnya berbeda.
Ia menjelaskan, badai matahari tidak berdampak langsung pada manusia, namun tetap berdampak pada
bendabenda astronomi yang berada di sekitarnya.
Gangguan yang perlu dicermati menurut dia, hanya pada sistem teknologi yang ditempatkan di antariksa
seperti satelit komunikasi dan navigasi serta sistem teknologi di bumi yang rentan terhadap induksi
partikel energetik dari matahari yang masuk ke bumi lewat kutub.
Bila terjadi badai matahari potensi bahaya hanyalah kemungkinan rusaknya atau terganggunya satelit
yang mengakibatkan antara lain gangguan telepon, siaran TV yang memanfaatkan satelit, serta jaringan
ATM.
Selain itu, navigasi pada sistem penerima global positioning system (GPS) frekuensi tunggal dan siaran
radio gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya gangguan ionosfer.
Sumber : Media Indonesia (24
Desember
2008)