Вы находитесь на странице: 1из 6

Perkembangan Perbankan di Indonesia 08/05/2013. Thia Jasmina Perhitungan PDB berdasarkan Value Added approach, perhitungan berdasarkan 9 sektor.

Keuangan masuk ke sector jasa. Keuangan kalau lihat kontribusinya terhadap PDB sampai dengan tahun akhir 2011 kontribusinya sangat konstan, kita lihat kontribusi jasa keuangan itu bahkan tidak sampai 10%. Rata2 89% dalam 11 tahun terakhir. Sector keuangan terdiri dari sector perbankan dan sector non perbankan. Kalau lihat hanya dari sector perbankan saja kontribusinya hanya sampai 3-4% untuk seluruh PDB di Indonesia. Kalau lihat di Indonesia dari perubahan transformasi structural masih berfokus pada industry dan manufaktur. Makanya jasa relative hanya kecil. Tapi mengapa sector perbankan dan keuangan menjadi sangat penting, kembali lagi dari fungsi dari sector keuangan yaitu sebagai lembaga intermediasi, yang mengintermediasikan pihak yang memiliki dana dan pihak yang membutuhkan dana. Yang akan dilihat disini kalu bicara menganai perbankan yang kita lihat adalah bagaimana perbankan itu berfungsi sebagai suatu lembaga keuangan/perusahaan, rasio-rasio kehati-hatian apa saja yang harus ditaati perbankan supaya dia bisa menjalankan fungsinya sebagai jasa keuangan. Kemudian tantangan yang kedua adalah menjalani fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi, karena sekarang peran perbankan tidak cukup signifikan sebagai lembaga intermediasi, sebagai lembaga yang memang diperlukan untuk membiayai perekonomian. Kondisi 2011 akhir, kalu lihat disini ini adalah sector keuangan ada 122 bank dengan 13000 KCP. Kemudian ini adalah komposisi lembaga keuangan perbankan dan non perbankan, kalu dilihat komposisinya khusus kondisi Indonesia hampir 80% asetnya masih perbankan. Untuk melihat perbankan indicator-indikator apa saja yang perlu kita perhatikan ada paling tidak 5 indikator yang harus kita perhatikan. Indikator-indikator yang menunjukan apakah perbankan itu sehat dan sudah berfungsi sebagai intermediary. 1. Loan to deposit ratio, indicator yang ditetapkan bank sentral (BI). Total pinjaman dibagi dengan total deposito, semua total deposit atau dana pihak ketiga. 71% th 1998 akhir 2012 82%. BI mensyaratkan loan to deposit rasio harus 80%. Diharuskan 80% karena diharuskan bank untuk menyimpan dananya uang yang dia simpan benar2 untuk membiayai sector riil, berarti dia berkontribusi lebih untuk pertumbuhan ekonomi. ga mungkin lebih dari 100%, karena kalau lebih dari 100% bank berarti mengambil dana yang bukan dari deposit perbankan. 2. Return on Asset, 99 -22% sekarang 3% dari return semua total asset yang ada diperbankan. Ada neraca yang khusus untuk perbankan, neraca konsolidasi bank umum, adalah neraca gabungan semua bank komersial yang ada di Indonesia, menjadi indicator makro bukan lagi menjadi indicator per perusahaan. Aset perbankan = loan, cash, dibagian asset : dari asset yan liquid smp asset yang tidak liquid. Ada asset dalam perbankan yang dicatat dalam bentuk bukan loan, jadi dia bisa taruh dananya dalam bentuk sertifikat keuangan, sbi, -> salah satu asset yang disimpan dalam perbankan komersial.

3. BOPO -> biaya operasional dibandingkan pendapatan internasional, ini menunjukan efisiensi perbankan, semakin besar indicator ini semakin buruk berarti tidak efisien, kalo efisien berarti biaya operasional akan lebih kecil dibanding pendapatan operasional. Th 99 biaya operasional perbankan sangat tinggi dibandingkan dengan pendapatannya yang relative kecil, kalau lihat kondisi yang sekarang sudah cukup relative baik sekitar 7880% 4. Capital to .. ratio yaitu rasio kecukupan modal, yaitu indicator yang hanya ada di perbankan. Kenapa perbankan perlu CAR? Apakah perbankan itu baik secara lembaga/perusahaan. CAR -> membagi modal dengan asset, tapi asetnya yang tertimbang menurut risiko. Tidak hanya jumlah asset tapi harus asset tertimbang menurut risiko. Jadi BI menetapkan tipe-tipe asset yang boleh dimiliki perbankan dan berapa persen tingkat risiko yang dimiliki oleh asset tersebut. Semakin asset itu berisiko, bobotnya akan semakin besar. Jadi Modal dibagi dengan ATMR (asset tertimbang menurut risiko). Berapa % aset dalam perbankan harus disimpan dalam bentuk giro di BI. Di BI jadi liabilities, tapi kl diperbankan komersial masukke aset. Aset bisa disimpan dalam bentuk sbi, obligasi pemerintah, pinjaman klasifikasi. ATMR ini akan memberikan nilai, masing-masing asset tersebut dikalikan dengan risikonya. Yang dinilai tinggi, giro wajib minumin? Nggak, karena disimpan di BI jadi risiko hampir 0. Kalau SBI? O,atau sangat kecil. Loan? Tergantung jenis pinjamannya, kalo pinjamannya jangka panjang biasanya diberikan bobot risiko yang tinggi, artinya asset tersebut sebenarnya berisiko untuk bisa kembali dimiliki oleh bank sebagai perusahaan. Misal dia punya banyak loan untuk risiko infrastruktur, risikonya besar. Kalau dia punya kredit pinjaman konsumsi, biasanya bobot risikonya kecil, karena individual. Beda dengan loan infrastruktur yang berdampak banyak dan risikonya besar. BI akan menentukan besaran risiko dari masing-masing asset lalu dikalikan masing2 aset = ATMR. Jadi modal dibagi dengan ATMR. Nilainya harus positif, jadi bayangkan pada tahun 1999 CAR = negative, artinya either modal atau asetnya negative. Misal modal negative berarti harus tambah penyertaan modal atau car investor baru. Misal asset negative, apa mungkin asset negative? Tidak, tapi modalnya bisa negative. Kalau diperhatikan tahun 1999 banyak sekali perusahaan yang terpaksa harus dijual dan dibeli oleh investor dan umumnya adalah investor asing. Selama modalnya negative, sangat mungkin bank tidak bisa beroperasi lagi. Dalam masa itu beberapa bank yang manajemen atau prospeknya bagus yang dibeli oleh investor asing, contoh bank niaga. Namun bank niaga memiliki masalah kecukupan modal sehingga dia dibeli oleh asing yaitu CIMB dari Malaysia. Sekarang kondisi Indonesia mengenai CAR bagus. Minimum harus 8 % Non performing loan. Kalo liat disini 60% jadi hampir 3%. Persentase pinjaman yang tidak bisa kembali. 4 ranking dibagi dengan total loan. NPL di indonesia hanya sekitar 3%. Kl liat kredit di indonesia maka terbagi 3 yaitu = 1. Kredit konsumsi 2. Investasi 3. Modal kerja. 3 ini harus dilihat brp NPLnya. Kalo lihat dari sini, kinerja indonesia membaik.

Yang harus dilihat dari perbankan: 1.Kemampuan dia menjadi lembaga intermediari 2. Biaya yang aka dibebankan ke perekonomian pada waktu bank komersial menjadi peran intermediari

Dari sini maka yang dilihat loannya yaitu terbagi menjadi 3 :20082012 1. Kredit konsumsi 2. Kredit investasi 3. Kredit modal kerja Pertumbuhan yang paling tinggi periode sebelum 2010 yaitu kredit investasi, lalu turun, mulai agak naik lagi di awal tahun 2012. Kredit konsumsi relatif sama bergerak dalam range 20 30%. Yang cukup mengkhawatirkan kredit modal kerja krn paling fluktuatif. Dari 3 tipe kredit ini yang paling punya kontribusi dalam pertumbuhan sektor riil?1. kredit invesasi 2 kredit modal kerja 3 kredit konsumsi Kenapa kredit investasi? Memberikan pinjaman kepada perusahaan yang melakukan investasi ->mendorong tingkat investasi. Kalau kredit modal kerja biasnya persenannya lebih kecil dan waktunya lebih pendek. Modal kerja => Hanya diberikan kalau misalnya mau buka perusahaan baru sehingga butuh (kmk) kredit modal kerja fokus ukm. Kl investasi -> astra nambah pabrik baru, kredit investasi. 2 tipe kredit ini menambah investment dlm pdb. Kl konsumsi, mendorong bagian konsumsi, baik konsumsi masyarakat maupun perusahaan. Kredit konsumsi ini kredit buakn untuk produksi namun habis pakai, jadi diberikan kepada konsumen yang melakukan pembelian barang. Cth KPR, kredit motor, credit card. Peran konsumsi hanya berdampaka pd individu yang bersangkutan melakukan konsumsi dan penjual yang bersangkutan. Tp kalo investasi dan modal kerja memiliki dampak multiplier yang sangat besar kpd sekian tenaga kerja yang bkrj pd perusahaan yg mlakukan investasi Kalo lihat dari sektor perbankan itu sendiri kontribusinya hanya 4% dalam perekonomian, tp dia punya efek multiplier ke sektor riil, berarti perannya sangat penting, kalo tidak dia ga punya fungsi apa-apa sebagai lembaga intermediari, bank menarik interest margin yang sangat tinggi hanya untuk profit bank itu sendiri, harus puya fungsi yang baik sbg lembaga intermediasi.

Perbankan yang posisi CARnya dibawah ketentuan BI akan mendapatkan teguran atau perlakuan khusus. Knp CAR kita makin bagus = pertumbuhan modal relatif tidak terlalu besar, tetapi ATMR relatif signifikan. Standar beser 8%. Sejak krisis diawal tahun, lembaga internasionalmembentuk ketentuanuntuk lembaga internasional, semua lembaga yang comly denganketentuan tersebut harus comly dgn ketentuan besel, indonesia comply dengn ketentuan besel, salah satu ketentuannya adalah car 8%. Baik untuk indonesia menjaga kestabilan. Secara kinerja sekarang ini sudah baik, namun fungsi sebagai intermediarinya tidak signifikan. Peran perbankan thd perekonomian, bagaimana peran perbankan membiayai struktur perusahaan, bank

domestik. Pada waktu perusahaan ingin menambah modal atau investasi usaha sebagian besar masih sangat mengandalkan keuangan internal perusahaan. Untuk kmk, 25% minjem uang ke bank 50%pake internal keuangan perusahaan. Untuk investasi, perusahaan yg udah jalan, menggunakan dana cadangan dari tahun lalu, jadi ga heran kalo persenannya lebih besar mengenai pemakaian dana internalnya dibanding minjem ke bank. Brp % perusahaan di indonesia yg minjem untuk + investasi hanya 20%. Kalau dilihat disini peran perbankan untuk sektor riil belum signifikan, banyak perusahaan yang masih pake dana sendiri. Kenapa perbankan di Indonesia perannya terhadap kredit masih relatif kecil? BOPO -> tingkat efisensinya msh 80%, berarti perbankan sebenernya bisa lebih menekan tingkat biaya operasionalnya, lebh efisien lg kalo bisa neken BOPO. Kl lihat dr 5 th terakhir, tingkat efisensinya ga signifikan perubahannya masih range 80%. Harus nurunin biaya dan naikin pendapatn operasional. Pendapatan operasional ada 2 = 1. Non interest income(charge antar bank) & 2. Interest Income (pendapatan utama dari perbankan, selisih dari bunga kredit dan bunga pinjaman). Kl dilihat secara umum, fleksibilitas perbankan untuk naikin non interest income sedikit. Yg bisa didapatkan banyak dr interest income. Kl dri interest income, lihat NIM -> selisih suku bunga kredit dan deposito. Rata-rata 5 th terakhir 6%. Kl lihat deposito, suku bunga 5%, NIM rata2 berapa bank itu bisa memberikan kredit kepada perusahaan adalah bunga deposito 5% lagi ditambah NIM 6%. Jd kalo mau pinjem kredit rumah ke bank dichargenya 1011% krn NIMnya 6%, ngasih uang ke deposan 5%. Semakin besar NIM semakin sulit perbankan berperan sebagai lembaga intermediari karena sukubunga kreditnya sedemekian tinggi, bisa karena 2 hal bisa karena suku bunga deposannya tinggi, yang sekarang sama sekali ngga, Cuma 5% pdhl 5% dibawah inflasi. Jadi bank itu ngejual dapet 10% tapi deposannya cumandikasi 5%, marginnya ketinggian. Salah satu faktor bank belum efisien. LDR-> dari 60% (berarti uang kita hanya sekitar 60% yg digunakan untuk pinjaman, yg digunakan untuk membantu sektor riil untuk tumbuh) ke 80% (2012). Kl kurang dari 80% bayar denda. Kalo lihat perbankan, dari sisi kecukupan modal bagus, dari sisi loan to deposit rasio bagus, kl dilihat efisiensi belum optimal. Kalau dibandingkan dengan negara lain,beberapa negara asean, deposit rate 6%,lapping rate & policy rate... Kenapa tingkat suku bunga kredit di Indonesia tinggi?ada 2. Pertama, deposit ratenya udah lebih tinggi dibanding negara asean lain, sebenernya hrsnya bisa diatas inflasi supaya nasabah real interestnya ga negatif. Inflasi indonesia 45% smntara malaysia thailand filipin relatif kecil. Jd kl naroh uang di malaysia inflasi rate2,2 deposit 1,5 real interestnya tetep negatif tp marginnya kecil. Kalo kita jauh banget, 3,97% dengan 6,79%. Mslhnya inflasinya harus dikontrol, yang ngontrol BI dan koordinasi dengan lembaga yang lain. Liat NIM, naroh uang di bni 5%, besok mau KPR 12% -> interest margin sangat tinggi yangdikenakanoleh bank komersial. Beda kalo nabung di bank asing(comply dengan deposit rate bank asing, liat inflasi di amerika), deposit ratenya hanya 1%, tujuan deposito sekarang bukan buat investasi namun untuk menyimpan dana di bank. Kalau lihat disini, sangat menarik untuk menyimpan uang di Indonesia karena deposit ratenya tinggi dibanding negara lain. Tapi costnya kalo

nimnya juga tinggi, landing/lapping ratenya juga akan tinggi, costnya adalah investasi atau modal kerja yang diberikan untuk sektor riil jadi mahal. Lending rate12% polici rate6%? Yg menarik adalah, policy rate? Ada 2 yg diharpkan adanya policy rate, tingkat suu bung ayang diteteapkan oleh bank sentral, bank komersial akan mengikuti tingkat suku bunga yang ditetapkan tersebut, jd kalo tingkat suku bung aitu turun, bank komerisl juga turun, deposi rate turun, lending rate turun ->policy rate. 1. Sejak 2005 ada BI rate untuk mengatur tingkat inflasi. 2.eps/lps?lembaga penjamin simpanan, lembaga asuransi, jadi si bank ini mengasuransikan dana depositnya diLPS, bayar premi ke LPS. LPS hanya menanggung maksimum 2M. Kalo lebih dr 2m ga ditanggung olehLPS. Masalah bank century, ada beberapa produk perbankan yang tidak ditanggung LPS,karena LPS hanya menanggung dana deposito, tp kl yang siftanya investasi tidak ditanggung. Contoh kasus = kita nabung di bank deposito hanya 45%, namun dia nawarin produk yang bisa ngasih return 2030%, sangat menggiurkan namun ga ditanggung oleh LPS. Kl ga ditanggung liat dulu apa banknya bank besar apa tidak, tergantung prduk ditanggung lps/tidak. Itu jadi salah satu acuan perbankan dalam netapin tingkat suku bunga, krn lps akan menanggung suku bunga yang direkomendasikan. Kl lps suku bunga 6%, kalo bank netepin deposit rate 7% ya ga ditanggung oleh LPS. Suku bunga LPS bergerak mngikuti BI rate. Bank juga akan mengikuti pergerakan BI rate hanya untuk deposit rate. (LPS, deposit, BI rate -> pergerakan hampir sama). Kredit rate?yang pertama spread, 6%. Tercermin dari NIM jg.otomatis polanya sama dgn deposit rate, deposit rate naik, kredit rate naik. Yg bs dilakukan oleh bank memperkecil spread. Bi ga bisa atur krn pure pertimbanganbisnis oleh perbankan. Tp knp smp skrg ga bisa diturunin? Ada 2 hal yg perlu diperhatikan, 1.bagaimana dia meningkatkan non intrest income, Hampir 80% aset perbankan indonesia adalah BUMN. Masih bisa diatur pemerintah utk berperan sbg agen pembangunan, mnrunkan lending ratenya, pertimbangan ada 2. 1. Kl menurunkan lending rate,alternatifnya gmn?menaikan income. Dijerat2 peraturan, peraturan BI dan peraturan BUMN. Dalam peraturan BUMN semua bumn wajib memberikan dividen, mknya harus nyari income. Kl ga bisa nurunin biaya operasioanal maka harus naikin pendapatan operasional. Pendapatan operasional paling tinggi dari interest, interest dari spread, ngecilin spesread berarti dia harus mikir gmn caranya naikin non interest income. 2. Spread besar krn risiko. Krn kl misalnya dia diharuskan memberikan loan kpd misalnya infrastruktur, mau ga mau harus nge charge besar karena risikonya juga besar. Kalo untuk kedit perbankan (credit card) chargenya bisa smp 30% setahun-> kredit konsumsi (kredit yng tingkat suku bunganya snagt tinggi) mesti bayar fee besar ke perusahaan yg ngeluarin kredit card yaitu visa dan master card ->salah satu alasan susah keciin spread. Khusus untuk kedit konsumsi(investasi?) dan modal kerja lebih karena risiko, risiko yg harus ia tanggung untuk memberi kredit ke perusahaan dimasukan ke dalam spread. Makin berisiko mamkin gamau bank nurunin spread. Kl semua bank sama, akan terjadi masalah dlm sektor riil krn sektor riil butuh dana domestik untuk beroperasi. Salah satu hal lagi yang mengakibatkan ga bisa turunnya spread gr2 aa spesial rate untuk nasabah2 tertentu. Mksdnya specialrate? Prioritas bca. Beberapa bank membuat prioritas2 kepada nasabah yang mempunyai nilai simpanan yang tinggi, kmudian dia diberikan special rate. Smakin banyak tawaran rate sprti itu, deposit rate, otomatis lending rate jg naik.blm dikaji seberapa besar dampaknya. Kpentingan buat bank sendiri ya dana tinggi yang ditabung di bank tersebut dan nyimpen dlm jangka panjang, bisa diputer lagi uangnya sm bank.

Struktur simpanan. Permasalahan pertama : interest rate, marginnya tinggi. Walopun bank kondisinya sudah sehat namun belum jd fungsu intermediari yang baik krnlending rate yg sedemikian tinggi yang disebabkan oleh pendapatan utama bank yg dari interest income.inflasi ga turun2 ga mungkin lending rate dibwah inflasi. -> membuat deposit dan lending rate tinggi. 2. Lihat DPK. 1. Saving deposit, demand deposit dan timedeposit. Demand deposit ->giro, ga ada bunga,fungsinyake liquidity. Time deposit >strukturnya sangat besar, perkembngan signifikan 5 th terakhir. Time deposit yang pendek yang banyak tapi. Krn kuatir butuh dana likuid. Menguntungkan ga buat bank dana pendek? Smakin bnyk dana yg pendek buat perbankan muncul risiko keterbutuhan dana likuid. Logika time value of money, ga berjalan di bank. Makin lama nyimpen di bank hrsnya interest nmakin tinggi, tp dibank ngga, malahsama aja atau lbh rendah. = salah struktur seperti ini. Ga ada perbedaan bagi nasabah mau nyimpen jangka pendek apa panjang. Selama tidak berlakunya time value of money untuk dana pihak ketiga, naasabah akan memilih untuk dana yg pendek. Smakin banyak dana pendek dibanding dana panjang, buat bank akan menjadi masalah. MRT jangka panjang dananya ga dr indonesia, malah dari asing. Bank komersial di indonesia ga mau membiayai, krn mrt itukan infrastuktur jangka panjang, risiko. Sedangkan komposisi bank indonesia masih banyak jangka pendek dnegn biaya yang tinggi. Kl mrt pake dana bank komersialindonesia bisa kena 15%, kl minjem dari asing 56%. Komposisi mrt banyak dari loan, suku bunga jepang yg banyak krn kecil. 70% deposito jangka pendek. Untuk perbankan sebagai fungsi intermediasi, kondisi ini ga bagus.sbg perbankan perusahaan ya bagus gpp. Tp kl lihat perbanan dari skala makro untuk menjalankan fungsi intermediarinya kondisi ini ga bagus. 2. Pendanaan interbank market. Kalo bank kekurangan dana harian, dia bisa minjem overnight. Kalo bca butuh dan liquid, alternatifnya ada 2. 1. Pinjem BI 2. Pake discount windows atau dia pinjem ke bank. Yg dilakukan perbankan sebagian besar masihpinjem ke bank 70% overnight antar bank. Tinggi ratenya 2030%. Alasan BOPO tinggi. Bank tiap hari tutup buku jam 3, staffbr pulng 12jam kemudian untuk proses dan rekap. Dana cukup apa ga buat biaya operasioanal besok. Kalo dr pusat udah kekurangan dana maka pinjem dari bank lain overnight. Ygpenting adlah manajemen liquidity cash di bank, membuat dia harus minjem ke bank lain. Sbernya bisa minjem ke bi ratenyalbhrendah namun tidak disarankan rn itu indikasi bank bersmasalah Makin lamadeposit rate makin turn dan jd jangka pendek, ini jadi salah satu tantangan ke depan.

Вам также может понравиться