Вы находитесь на странице: 1из 5

METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI PONDASI TIANG PANCANG PADA GEDUNG BERLANTAI II

1. Pekerjaan Persiapan Sebelum dilaksanakannya pemancangan pondasi tiang pancang, maka diperlukan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan meliputi: Memberi tanda pada tiang pancang dan memberi tanda kapan tiang pancang tersebut akan di cor. Pengangkatan tiang pancang harus di kerjakan dengan sangat berhati hati. Jika tiang tersebut retak maupun rusak, maka tidak dapat digunakan. Merencanakan pukulan terakhir untuk menetukan kedalaman tiang pancang. Rencanakan urutan pemancangan Tentukan titik pancang dengan theodolithdan di tandai dengan patok. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk

peyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai. Selesai penyambungan, pemancangan dapat di lanjutkan seperti yang di lakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat di ulangi mencapai kedalaman tanah keras yang di tentukan

Pemancangan dapat dihentikan apabila pancang sudah mencapai tanah keras Pemotongan tiang pancang dapat level cut off level yang di tentukan

2. Proses Pengangkatan 2.a Pengangkutan untuk di susun

Proses pengangkatan harus di lakukan dengan prosedur yang di tetapkan. Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan. Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan,haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama. Pada saat penyusunan harus di perhatikan alat penahan berupa kayu, agar tidak terjadi pergeseran pada tiang pancang yang telah di susun. Tiang pancang juga harus di susun pada permukaan yang rata. Sehingga jika pada permukaan yang tidak rata, harus di tempatkan triplek atau kayu untuk perata tanah, penempatan juga haarus padat. Disusun hanya boleh dengan 2 lapis tiang pancang. 2.b Pengangkatan dengan satu tumpuan metode

pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik

angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini,haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.

3. Proses Pengangkatan Saat Konstruksi

Hal hal yang perlu di perhatikan dalam proses pengangkatan pada saat konstruksi adalah posisi titik angkat, sling pengangkat dan saat penarikan. Dan ada juga syarat atau batas dalam pengangkatan saat konstruksi, yaitu. Pada tanda titik angkat yang berupa gambar segitiga, mempunyai faktor keamanan (FS) P 3, bebas karat dan bebas rantas, Jarak tidak boleh terlalu jauh, harus bebas dari benda-benda yang mengganggu

4. Proses Pemancangan

Proses pemancangan dimulai dari: Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telahdilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan

Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar drivinglead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu keatas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.

Syarat syarat dalam pemancangan tiang adalah Pemilihan jenis hammer yang tepat dan sesuai kebutuhan, kondisi hammer dalam keadaan baik dan terawatt, as hammer harus segaris dengan as tiang pancang dan Tetap stabil dan mampu menahan beban-beban pada saat pemancangan

5. Quality Control

5.a Kondisi fisik tiang Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak Umur beton telah memenuhi syarat Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama

pemancangan

5.b Toleransi Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses

pemancangan berlangsung.Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arahhorizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm

5.c Penetrasi Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjangtiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter

5.d Final set Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan

Вам также может понравиться