Вы находитесь на странице: 1из 5

Audit Top-Down VS Audit Bottom-Up Pendekatan auditor biasanya dating dari dua arah secara simultan.

Pada satu sisi, auditor bertolak dari pemahaman mereka atas bisnis dan industry yang dikombinasikan dengan pemahaman atas keunggulan kompetitif klien untuk mengembangkan harapan yang berkenaan dengan laopran keuangan. Pada sisi lai, auditor juga mengaudit pencatatan transaksi individual dan kumpulan dari transaksi tersebut. Bukti audit top-down berfokus pada upaya auditor dalam memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri, sasaran dan tujuan manajemen, bagaimana manajemen menggunakan sumber dayanya untuk mencapai sasaran, keunggulan kompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti, serta laba dan arus kas yang dihasilkan. Prosedur audit top-down memberikan bukti tentang resiko bisnis strategis yang dihadapi klien, bagaimana klien menanggapi risiko tersebut, dan kelangsungan hidup entitas. Bukti audit bottom-up berfokus pada pengujian secara langsung atas transaksi, saldo akun, serta system yang mencatac transaksi tersebut yang pada akhirnya menghasilkan saldo akun. Bukti audit bottom-up meliputi beberapa bentuk penarikan sampel transaksi atau penarikan sampel terinci yang mendukung saldo akun dan mengevaluasi kewajaran penyajian dari setiap rincian yang terakumulasi dalam laporan keuangan. Auditor mengembangkan strategi audit yang menggabungkan suatu kombinasi antara bukti audit top-down dan bottom-up. Setiap kali auditor mengukur tingkat persaingan suatu entitas, ia juga mempertimbangkan proses inti, sifat setiap transaksi, dan bagaimana kemungkinan transaksi tersebut secara bersama-sama dapat menghasilkan laba dan arus kas. Setiap kali auditor mengumpulkan bukti bottom-up dengan cara memeriksa dokumen pendukung transaksi, auditor juga mengevaluasi substansi ekonomi dari transaksi tersebut. Keputusan Penting Tentang Bukti Audit Ketika merencanakan audit, auditor harus membuat empat keputusan penting tentang lingkup dan pelaksanaan audit. Keputusan tersebut meliputi : 1. Sifat Pengujian Audit Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit yang akan dilaksanakan. Auditor dapat memilih melaksanakan pengujian guna memperoleh pemahaman yang diperlukan dalam audit, melaksanakan pengujian pengendalian, atau melaksanakan pengujian substantive. Setiap keputusan tersebut mencerminkan pertimbangan audit yang penting tentang sifat pengujian audit tersebut. 2. Saat Pengujian Audit Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit seta menarik kesimpulan audit. Pengujian audit pada tanggal interim dapat memberikan pertimbangan awal tentang masalah-masalah signifikan yang dapat mempengaruhi laporan keuangan pada akhir tahun buku. Auditor juga dapat memilih untuk melaksanakan pengujian substantive tentang keewajaran saldo akun sebelum tanggal neraca. 3. Luas Pengujian Audit

Luas pengujian audit berkaitan dengan keputusan auditortentang berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh. Bukti yang lebih banyak diperlukan untuk mencapai suatu tingkat resiko deteksi yang rendah dibandingkan dengan tingkat resiko yang tinggi. 4. Penetapan Staf Untuk Melaksanakan Audit Auditor harus ditugaskan pada tugas yang telah ditetapkan dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti audit yang sedang diperiksa. Penugasan yang secara relative lebih jelas, seperti memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern, melakukan konfirmasi atas ppiutang usaha, pengujian transaksi, atau pengujian penerapan GAAP, dapat diberikan kepada personel yang masih baru dengan disupervisi. Namun apabila pengujiann audit yang dilakukan memerlukan pengetahuan industry tingkat tinggi, biasanya kantor akuntan akan menugaskan personel dengan tingkat keterampilan dan pengalaman yang lebih luas untuk tugas tersebut. Jenis Pengujian yang Termasuk ke Dalam Program Audit a. Prosedur analitis, meleiti hubungan yang dapat diterima antara data keuangan dan data non keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan b. Prosedur awal, meliputi prosedut untuk memperoleh pemahaman atas (1) factor persaingan bisnis dan industry klien (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur awal untuk memastikan bahwa catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun pengendali dalam buku besar c. Pengujian estimasi akuntansi, biasanya meliputi pengujian substantive atas saldo. Nemun, mengevaluasi kelayakan estimasi akuntansi yang dicantumkan dalam laporan keuangan biasanya memerlukan pemahaman atas bisnis dan industry. Oleh karena itu, pengujian estimasi akuntansi memiliki komponen prosedur audit top-down yang signifikan d. Pengujian penyajian dan pengungkapan, mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh GAAP e. Pengujian pengendalian, adalah pengujian pengendalian intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor f. Pengujian transaksi, adalah pengujian substantive yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi berdasarkan bukti documenter yang mendasari g. Pengujian saldo, berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item yang membentuk saldo tersebut

Bukti Audit dan Informasi Penguat Ketika auditor mengmbangkan perencanaan audit serta merancang prosedur audit untuk mencapai tujuan audit spesifik, ia harus mempertimbangkan sifat bukti yang akan diperoleh. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari : 1. Data akuntansi yang mendasari 2. Informasi penguat yangtersedia bagi auditor Sifat Bahan Bukti DATA AKUNTANSI YANG MENDASARI Buku buku ayat jurnal awal Buku besar dan buku pembantu Pedoman akuntansi terkait Catatan informal dan memorandum, seperti kertas kerja, perhitungan dan rekonsiliasi INFORMASI PENGUAT Dokumen seperti cek, faktur, kontrak Konfirmasi dan penyajian tertulis lainnya Informasi yang diperoleh dari permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan fisik Informasi lain yang diperoleh atau dikembangkan oleh auditor Sandar Ketiga Pekerjaan Lapangan

BAHAN BUKTI KOMPETEN YANG MENCUKUPI

SIfat dan keandalan bukti penguat : Jenis Bukti Penguat Bukti analitis Sifat dan Keandalan Bukti Penguat Sifat : perbandingan dengan harapan yang dikembangkan berdasarkan pengalaman, anggaran, data industry, pengetahuan tentang bisnis dan industry sebelumnya Keandalan : tergantung pada relevansi data yang digunakan dalam mengembangkan nilai yang diharapkan auditor Sifat : klien sering memiliki ragam dokumen yang luas dan dapat diperiksa selama audit berlangsung Keandalan: dokumen dari luar entitas pada umumnya lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan dokumen dari dalam. Demikian juga dengan karakteristik Contoh Perbandingan saldo atau rasiorasio kunci klien dengan : Hasil tahun yang lalu Anggaran Statistic industry Harapan lain yang dikembangkan auditor Risalah rapat dewan direksi Laporan bank Kontrak Konosemen dengan tanda tangan pengangkut Cek yang dibatalkan Faktur pemasok

Bukti documenter

Bukti elektronik

Konfirmasi

dokumen seperti pengesahan, tanda tangan pihak ketiga atas dokumen intern,atau validasi cek oleh bank akan meningkatkan keandalan suatu dokumen intern Sifat : informasi yang dihasilkan atau dikelola secara elektronik Keandalan : tergantung pada keandalan pengendalian atas penciptaan, pemilihan, dan kelengkapan data serta kompetensi alat audit yang digunakan iuntuk menilai bukti elektronik Sifat : suatu jenis khusus bukti documenter yang berbentuk tanggapantertulis langsung sesuai yang diketahui oleh pihak ketiga atas permintaan spesifik tentang informasi yang sebenarnya Keandalan : sangat dapat diandalkan, namun dianggap sebagai prosedur yang mahal

Faktur penjualan klien Laporan yang idhasilkan computer Buktielektonik yang diciptakan atau diperoleh melalui media elektronik misalnya scanners, sensors, magnetic media, atau pesan-pesan computer

Bukti matematis

Bukti fisik

Representasi tertulis

Konfirmasi atas : Kas keluar dan masuk bank Piutang usaha pelanggan Persediaan dalam gudang umum dari gudang custodian Hutang obligasi dari perwalian Persyaratan sewa guna usaha dari lessor Bagian saham yang biasa dimiliki dari pencatat saham Sifat : perhitungan ulang yangdilakukan Menghitung ulang item seperti oleh auditor atas angka dan nilai yang : digunakan klien untuk menyusun laporan Total jurnal keuangan Buku besar Keandalan : pada umumnya dianggap dapat Skedul pendukung diandalkan karena telah diverifikasi secara Pembayaran minimum independen oleh auditor. Secara relative sewa guna usaha biayanya dianggap rendah. Kewajiban dana pension Perhitungan eps Sifat : bukti yang diperoleh melalui Pemeriksaan atas : pemeriksaan fisik atau inspeksi atas aktiva Penerimaan kas yang berwujud belum disetor Keandalan biasanya sangat dapat Persediaan diandalkan. Namun, bisa saja auditor yang Aktiva tetap melakukannya tidak cukup mampu menetapkan mutu, kondisi, atau nilai berdasarkan bukti fisik, sehingga diperlukan bantuann seorang spesialis Sifat : pernyataan yang ditandatangani oleh Representasi tertulis dari perorangan yang bertanggung jawab dan pakar yang berasal dari dikenal sebaai pihak yang berkaitan dengan pihak luar asersi manajemen. Surat representasi klien

Bukti lisan

Keandalan : tergantung pada kualifikasi, reputasi, dan independensi dari yang membuat pernyataan serta kemampuannya untuk memperkuat bukti lain Sifat : auditor seringkali menerima bukti lisan sebagai tanggapan atas sejumlah permintaan keterangan yang diajukan langsung kepada para pejabat dan pekerja. Keandalan : kurang dapat diandalkan dan biasanya masih memerlukan bukti penguat tambahan. Nilai utamanya adalah dapat mengarahkan auditor kepada sumber bukti lainnya

Tanggapan lisan atas permintaan keterangan auditor Penjelasan atas perlakuan akuntansi atau penilaian klien atas estimasi akuntansi

Pengujian Pengendalian Pengujian pengendalian dilakukan untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas rancangan dan operasi kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern. Sebagai contoh prosedur pengendalian intern computer menggunakan jumlah berkas untuk memastikan bahwa semua berkas transaksi telah dicatat. Apabila jumlah nilai dollar yang diproses dalam berkas tersebut tidak cocok, maka transaksi jumlah berkas tersebut tidak akan diproses sebagai gantinya dicetak suatu laporan pengecualian. Auditor dapat menguji efektifitas pengendalian dengan cara memasukkan data uji yang mengandung kesalahan pada total batch dan mengamati apa yang terjadi dengand ata uji audit tersebut. Pengujian pengendalian juga meliputi permintaan keterangan kepada para pekerja mengenai apa yang mereka ketahui tentang efektivitas dari pengendalian tersebut dan memeriksa laporan pengecualian yang telah dihasilkan oleh pengendalian intern klien. Kinerja pengujian pengendalian tidak diharuskan dalam audit laoran keuangan. Namun, hal itu dilksanakan dalam banyak audit dengan populasi yang besar karena alasan efektivitas biaya. Pengujian Substantif Pengujian substantive terdiri dari a. Prosedur analitis b. Pengujian terinci atas transaksi c. Pengujian terinci atas saldo Pengujian substantif memberikan bukti tentang kelayakan asersi laporan keuangan klien. Prosedur analitis meliputi penggunaan perbandingan untuk menilai kewajaran, misalnya membandingkan saldo suatu akun dengan data non keuangan yang terkait dengan saldo akun tersebut. Pengujian terinci atas transaksi meliputi pemeriksaan dokumen pendukung dari setiap satuan transaksi yang dibukukan pada sebuah akun tertentu. Pengujian terinci atas saldo meliputi pemeriksaaan dokumen pendukung untuk saldo akhir secara langsung.

Вам также может понравиться