Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dengan
Hukum
Termodinamika
Sepertinya telah menjadi kodrat manusia di dunia ini apabila sesuatu itu tersedia secara
melimpah dan murah, maka penggunaannya pun cenderung boros atau tidak
memperhatikan efisiensi. Hal tersebut juga berlaku dalam penggunaan di bidang energi
terutama untuk penggunaan jenis energi yang vital bagi manusia dan pembangunan
yaitu energi listrik dan bahan bakar minyak (BBM).
Di Indonesia, fenomena diatas pun telah lama terjadi. Selama ini rakyat Indonesia telah
dimanjakan dengan biaya listrik dan harga BBM murah, sehingga menimbulkan suatu
argumen bahwa energi berada dalam jumlah melimpah. Secara tidak langsung, hal ini
telah menumbuhkan perilaku pola konsumsi yang konsumtif/boros dan tidak terkendali
dari sebagian besar rakyat Indonesia terhadap penggunaan energi. Akibat dari
pemborosan tersebut, Indonesia diprediksi oleh para ahli energi pada kurun waktu 15
20 tahun mendatang akan mengalami krisis energi.
Ditengah prediksi yang mencemaskan itu, maka masalah energi secara umum menjadi
krusial untuk disiasati. Berbagai solusi dan alternatif telah ditawarkan oleh banyak para
ahli, baik berupa pendiversifikasian energi, penggunaan energi alternatif, ataupun
dengan konservasi energi. Secara umum semua solusi yang ditawarkan adalah tepat.
Tetapi apabila tidak diikuti dengan adanya efisiensi energi oleh masyarakat, pemerintah
ataupun industri, maka semua solusi tersebut bukanlah sebuah solusi pemecahan yang
tuntas dan berkelanjutan.
Prinsip dasar dari efisiensi energi adalah menggunakan jumlah energi yang sedikit
tetapi tujuan atau hasil yang didapat sangat maksimal. Dalam upaya efisiensi energi ini,
kajian kimia dan fisika terutama pada hukum Termodinamika yang membahas masalah
energi telah memberikan konsep ilmiah yang berguna dalam upaya efisiensi energi
secara tepat guna dan optimal. Namun sayang terkadang para pembuat kebijakan
energi di negeri ini sering melupakan tentang fenomena tersebut.
Konsep Efisiensi dalam Hukum Termodinamika
Untuk merancang sebuah perencanaan yang optimal dalam memanfaatkan energi,
berbagai konsep telah dikembangkan, yang salah satunya adalah dengan analisis
energi dan analisis exergi yang berdasarkan pada hukum Termodinamika. Untuk
analisis energi, konsepnya terfokus pada hukum ke1 Termodinamika sedangkan
analisis exergi terfokus pada hukum ke2 Termodinamika.
Disebutkan dalam hukum ke1 Termodinamika bahwa energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam
pendekatan hukum ke1 ini, strategi efisiensi energi lebih cenderung pada pemanfaatan
sumber daya energi secara efisien. Efisien yang dimaksud disini adalah penggunaan
sumbersumber energi disesuaikan dengan kualitas yang dibutuhkan. Dengan
menyesuaikan sumbersumber energi dengan penugasannya sehingga dapat
mencegah pemborosan penggunaan energi berkualitas tinggi hanya untuk tugas yang
berkualitas rendah. Kelemahan pada pendekatan hukum ke1 Termodinamika ini
terletak pada hukum ini tidak memperhitungkan terjadinya penurunan kualitas energi.
Untuk itu, pendekatan hukum ke2 Termodinamika telah memberikan konsep efisiensi
yang lebih baik. Dalam hukum ke2 Termodinamika atau dikenal juga sebagai hukum
degradasi energi dikemukakan bahwa tidak ada proses pengubahan energi yang efisien
sehingga pastilah akan terjadi penurunan kualitas energi didalamnya. Kualitas energi ini
disebut sebagai exergi. Exergi ini dapat ditransfer di antara sistem dan dapat
dihancurkan oleh irreversibiltas di dalam sistem. Dalam pendekatan hukum ke2
Termodinamika ini strategi efisiensi energi yang direkomendasikan adalah pemanfaatan
energi secara optimal termasuk di dalamnya pemanfaatan exergiexergi. Sehingga
dalam pendekatan ini diharapkan tidak ada energi dan exergi yang terbuang percuma
ke lingkungan.
Dari kedua analisis diatas yaitu analisis energi dan exergi. Diketahui bahwa hasil dari
analisis exergi lebih mempunyai dampak secara signifikan dalam upaya efisiensi energi
dan exergi secara optimal dibandingkan analisis energi. Beberapa kelebihan analisis
exergi dibandingkan analisis energi menurut Agus Sugiyono (2000) adalah (1) lebih
akurat dalam membuat desain yang optimal bagi proses industri maupun pembangkit
listrik, (2) lebih teliti dalam menentukan energi yang hilang dalam proses maupun yang
dibuang ke udara, dan terakhir (3) dapat menentukan kualitas energi. Jelasnya adalah
memaksimalkan efisiensi hukum ke2 Termodinamika akan mendorong strategi yang
lebih baik daripada memaksimalkan efisiensi hukum ke1 Termodinamika.
Contoh sederhana dalam membedakan kedua strategi antara hukum ke1 dan 2
Termodinamika adalah dalam hal evaluasi penggunaan listrik untuk pemanas ruangan.
Pendekatan hukum ke1 Termodinamika hanya akan memberikan strategi efisiensi
energi dengan cara merekomendasikan penggunaan peralatan pemanas ruangan yang
efisien. Sedangkan hukum ke2 Termodinamika menilai bahwa penggunaan listrik untuk
pemanas ruangan termasuk dalam kategori pemborosan energi. Hal ini karena energi
panas termasuk dalam kategori energi berkualitas rendah. Tugas dan kebutuhan energi
kualitas rendah seperti pemanas ruangan ini dapat diperoleh lebih efisien dan murah
dengan cara lain.
Di beberapa gedung perkantoran di beberapa negara maju, untuk memanaskan
ruangan, energi panas tersebut dapat diperoleh dengan cara menangkap limbah panas
yang dipancarkan dari peralatan kantor seperti komputer, mesin photocopy, dan lampu.
Beberapa contoh lain yang sejenis dari strategi hukum ke2 Termodinamika mengenai
energi panas adalah dalam hal evaluasi penggunaan water heater (pemanas air),
dimana untuk memanaskan air kita tidak lagi perlu menggunakan listrik, tetapi
memanfaatkan limbah panas dari mesin Air Conditioner (AC) ataupun contoh lain
adalah pemanfaatan limbah panas dari mesin generator listrik berbahan bakar solar
untuk memanaskan air di bak mandi. Jadi dalam hal ini energi listrik yang merupakan
energi dengan kualitas tinggi tetap dipertahankan untuk melakukan suatu kerja dengan
kualitas yang sepadan. Sedangkan energienergi listrik yang telah terkonversi menjadi
energi panas, tidak begitu saja terbuang percuma ke lingkungan, tetapi dimanfaatkan
untuk hal lain yang sepadan dengan kualitas energinya. Sehingga dengan cara ini
pemanfaatan energi benarbenar dikelola secara optimal.
Lebih lanjut, dalam contoh skala yang lebih besar, semisal dalam suatu kota di
pegunungan yang memerlukan kapasitas pemanas ruangan, strategi hukum ke1
Termodinamika akan terdiri dari (1) penggunaan pemanas listrik yang sangat efisien,
dan (2) membangun banyak pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Hal yang berbeda
akan diberikan oleh hukum ke2 Termodinamika yang akan terdiri dari (1) identifikasi
sumbersumber energi kualitas rendah dalam struktur lokal yang bisa dipanaskan dan
(2) caracara menyalurkan sumbersumber tersebut. Dari kasuskasus diatas diketahui
bahwa memaksimalkan efisiensi hukum ke2 Termodinamika akan menghasilkan
dampak yang lebih baik terhadap penentuan kebijakan di bidang energi.
Sejauh ini, penggunaan analisis exergi yang berdasarkan pada hukum ke2
Termodinamika ini telah banyak diterapkan di berbagai proses industri maupun di
pembangkitpembangkit listrik. Untuk membuat model dalam analisis exergi ini
melibatkan variabelvariabel data yang sangat banyak dan berinteraksi dengan
persamaan yang kompleks. Penggunaan datadata primer tentang energi yang rinci dan
konsisten, sangatlah diperlukan dalam mendukung pembuatan model exergi untuk
kemudian dintreprestasi lebih lanjut untuk menentukan langkahlangkah efisiensi yang
harus dilakukan. Tetapi jika datadata tersebut sulit diperoleh maka penggunaan data
data sekunder yang diturunkan dari datadata non energi dapatlah digunakan.
Beberapa data yang diperlukan adalah pendapatan daerah, pendapatan sektor industri,
jumlah rumah tangga, jumlah angkutan umum, penjualan listrik dari PLN dan data
produksi dari sektor pertanian.