Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENGKAJIAN Dalam pengkajian kasus ISPA ada beberapa hal yang harus kita kaji yaitu identitas pasien, status kesehatan pasien, contoh form pengkajian pada pasien ISPA adalah sebagai berikut: 1. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku Pekerjaan Status perkawinan Tanggal MRS Pengkajian Penanggung jawab Regester Diagnosa masuk Alamat : : : : : : : : : : : : :
2. RIWAYAT KESEHATAN Keluhan Utama : Klien mengeluh demam, batuk , pilek, sakit tenggorokan Riwayat penyakit sekarang : dua hari sebelumnya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan. Riwayat penyakit dahulu : Kilen sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit sekarang Riwayat penyakit keluarga: Menurut pengakuan klien,anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut Riwayat social : Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya 3. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik pada pasien ISPA di fokuskan pada pengkajian sistem pernapasan yang meliputi : Pengkajian tanda tanda vital dan kesadaran klien Inspeksi :
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat
Membran mucosa hidung faring tampak kemerahan Tonsil tanpak kemerahan dan edema Tampak batuk tidak produktif Tidak ada jaringna parut pada leher Tidak tampak penggunaan otot- otot pernapasan tambahan,pernapasan cuping hidung, tachypnea, dan hiperventilasi Palpasi : Adanya demam Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher / nyeri tekan pada nodus limfe servikalis Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid Perkusi : Suara paru normal (resonance) Auskultasi Suara napas vesikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru 4. PEMERIKSAASN PENUNJANG Tanggal HB LED Hematokrit Trombosit MCV MCH MCHC Diff Count : Urien PH Ureum Kreatinin SGOT SGPT Na Kalium Cl : : : : : : : : : : : : : : : :
: : : :
Diagnosa Keperawatan Diagnosa 1: Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inspeksi Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien memiliki suhu tubuh normal berkisar antara 36 37, 5 C. Intervensi 1. Observasi tanda tanda vital Rasional a. Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan
perawatan selanjutnya. 2. Anjurkan pada klien/keluarga untuk b. Dengan menberikan kompres maka akan terjadi proses konduksi /
3. Anjurkan
klien
untuk
menggunakan
c.
Proses
hilangnya
panas
akan
pakaian yang tipis dan yang dapat menyerap katun. 4. Atur sirkulasi udara. 5. Anjurkan klien untuk minum banyak 2000 2500 ml/hr. 6. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur selama fase febris penyakit. 7. Kolaborasi dengan dokter : Dalam pemberian therapy, obat keringat seperti terbuat dari
terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan menyerap keringat.
d. Penyedian udara bersih. e. Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat. f. Tirah baring untuk mengurangi
metabolism dan panas. g. Untuk mengontrol infeksi pernapasan dan menurunkan panas.
antimicrobial Antipiretika
Diagnosa 2: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia Tujuan : setelah pasien dilakukan perawatan selama 5x 24 jam klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal, klien dapat mentoleransi diet yang dianjurkan, dan tidak menunujukan tanda malnutrisi. Intervensi 1. Kaji kebiasaan diet, input-output dan timbang BB setiap hari Rasional a. Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori menyusun tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi. 2. Berikan makan dengan porsi kecil tetapi sering dan dalam keadaan hangat. 3. Beriakan oral sering, buang c. Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi rilek, bersih dan menyenangkan. b. Untuk menjamin nutrisi adekuat/
secret berikan wadah husus untuk sekali pakai dan tisu dan ciptakan lingkungan beersih dan menyenamgkan. 4. Tingkatkan tirai baring. 5. Kolaborasi Konsul ahli gizi diet untuk sesuai
didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.
memberikan
kebutuhan klien
Diagnosa 3: Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan banyaknya seksresi trakeobronkial. Tujuan: setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam pasien mampu memperbaiki patensi jalan napas.
Intervensi
Rasional
1. Bantu pasien untuk batuk secara a. Depresi reflex batuk dapat mengakibatkan produktif. retensi sekresi paru dan mengarah pada atelektasis. penurunan Pasien reflex lansia batuk mengalami dan dapat
bronkoskop) untuk membuan sekresi. Hidrasi yang adekuat mengencerkan mucus dan berfungsi sebagai ekspektoran yang efektif.
2. Lakukan drainase postural, perkusi, b. Drainase dan vibrasi untuk memobilisasi sekresi.
postural
menggunakan
gaya
3. Lakukan tindakan untuk mengurangi c. Nyeri dan batuk terjadi akibat invasi pleuritis nyeri pleuritis. oleh pneumokokus. Rasa tidak nyaman dari nyeri pleuritis dapat mengganggu
4. Berikan antibiotic yang diresepkan d. Pengobatan pada interval waktu yang tepat.
berdasarkan
pada
hasil
pemeriksaan kultur dan sensitivitas sputum, dan pada drainase sekresi purulen.
5. Berikan
oksigen
sesuai
keharusan e. Gelisah, kelam piker, dan perilaku kombatif mungkin terjadi akibat hipoksia serebral.
untuk dispnea, gangguan sirkulasi, hipoksemia, atau delirium. Pantau gasgas darah arteri dan saturasi oksigen oksimetri nadi untuk menentukan kebutuhan oksigen dan mengevaluasi efektivitas pemberian oksigen. 6. Pantau terapi. respons pasien
terhadap f. Komplikasi letal dapat terjadi selama awal periode pengobatan antimikroba. Kurva suhu tubuh memberikan indeks respons pasien terhadap terapi. Hipotensi yang terjadi dini pada perjalanan penyakit dapat
Antipiretik diberikan dengan kewaspadaan, karena antipiretik dapat mengakibatkan penurunan suhu dan dengan demikian mengganggu evaluasi kurva suhu.
Diagnosa 4: Kurang pengetahuan tentang protocol pengetahuan dan metoda pencegahan Tujuan: setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam pasien diharapkan mampu mendapatkan pengetahuan tentang protokol pengobatan dan aspek-aspek preventif. Intervensi 1. Ajarkan pasien tentang tindakan preventif: a. Hindari merokok b. Pertahankan daya tahan alamiah Rasional 1. Merokok dapat merusak kerja siliaris trakeo-bronkial, mukosa, merangsang sel-sel
menyebabkan
peningkatan
(istirahat dan nutrisi yang cukup dan latihan atau olahraga yang sesuai) c. Dapatkan vaksin influenza dan vaksin pneumokokus diharuskan d. Hindari kelebihan keletihan, masukan menggigil, alcohol, dan yang pada waktu yang
pembentukan mucus, dan menghambat sel-sel pemangsa alveolar (makrofag). Kerentanan terhadap kekambuhan infeksi pernapasan meningkat setelah pemajanan awal. Infeksi saluran pernapasan atas dapat mengarah pada invasi bakteri traktus respiratorius. Pneumonia sering kali terjadi bersamaan dengan kondisi paru patologis lainnya. Sebut saja, kanker paru.
menurunkan daya tahan terhadap pneumonia e. Laporkan setiap tanda dan gejala infeksi saluran pernapasan kepada pemberi perawatan primer f. Lakukan pemeriksaan tindak lanjut setelah keluar dari rumah sakit