Вы находитесь на странице: 1из 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN VULVITIS

Arum tirta ratnasari Danan setiyanto Dani dewi ichtiarini Desi indah nur budi yati Devi agustina Dina nurrahmawati Dwi wijayanti 2C (2220111980) (2220111981) (2220111982) (2220111983) (2220111984) (2220111985) (2220111986)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2013

Definisi
Vulvitis adalah peradangan pada vulva, vulva membengkak, tampak merah, agak nyeri, kadang-kadang disertai rasa gatal, dan juga terasa panas. Vulvitis ini biasa terdapat pada daerah vulva, khususnya pada kelompok bartoloni pada labia mayora dan minora. (Mitayani, 2009)

etiologi
Penyebab vulvitis adalah sebagai berikut : Penyakit kelamin gonore akibat bakteri streptokokus. Herpes genitalis, yang disebabkan oleh herpes labialis. Adanya jaringan yang banyak glukosa pada penderita Diabetes mellitus

Klasifikasi
Vulvutis umumnya dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1. Bersifat local 2. Timbul bersama-sama sebagai akibat vaginitis 3. Merupakan permulaan atau manifestasi dari penyakit umum

patofisiologi

Manifestasi klinis
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) : 1. vulvitis akut: perasaan panas dan nyeri terutama waktu kencing. Leukorea yang sering disertai perasaan gatal hingga terjadi iritasi oleh gerakan. Gangguan koitus. Introitus dan labia menjadi merah dan bengkak, sering tertutup oleh secret.

2. Vulvitis Kronik Inflamasi hebat dengan edema minimal. Pruritus hebat ekskoriasi infeksi sekunder. Daerah yang terserang : monpubis, perineum, paha yang berdekatan, anus, sekitar paha. Lesi ulseratif disebabkan : granuloma, karsinoma, melanoma. Hasil akhir mungkin berupa ekstruksi vulva.

Faktor predisposisi
1. Coitus, terutama dalam smegma preputium mengandung kuman-kuman. 2. Tampon-tampon di dalam vagina, misalnya untuk menampon darah haid. 3. Higiene yang kurang, pakaian kotor. 4. Atrofi epitel vagina pada mosa senile dimana epitel vagina kurang mengandung glikogen dan menjadi tipis. 5. Korpus alineum 6. Masturbasi kronis. 7. Benda asing dalam vagina.

Komplikasi
1. Endometritis Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena perubahan pH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis. 2. Salpingitis Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba uterine. 3. Servisitis Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks.

Penatalaksanaan
1. Infeksi bacterial Diberikan antibiotika Candidiasis seperti :
Nistatin : 100.000 2 kali per hari selama 7 10 hari. Mikonazol : 7 gram 1 2 kali per hari selama 3,5 7 hari. Klotrimazol : 100 gram tablet atau 7 gram krim 1 2 kali per hari selama 3,5 7 hari. Asam borat : 600 mg 2 kali per hari selama 7 10 hari.

2. Infeksi dengan trichomonas Metronidazol : 2 gram dalam dosis tunggal, juga terapi pasangan seksual laki-lakinya. (Tahap I). Metronidazol : 500 mg 2 kali per hari selama 7 hari, terapi seksual pasangan laki-lakinya. (Tahap rekurens). 3. Vaginitis non spesifik Metronidazol : 500 mg 2 kali per hari selama 7 hari. Ampicillin : 500 mg 4 kali per hari selama 7 hari.

4. Vaginitis atroficans Cream estrogen: 1 kali per hari selama 2 minggu kemudian selang sehari selama 2 minggu. 5. Infeksi dengan jamur Diberi Nistatin biasanya diberi dalam bentuk ovula. 6. Kolpitis senilis Selain dari antibiotika atau antinikotika diberi salep yang mengandung estrogen selama 20 hari.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN VULVITIS

Terimakasih

Вам также может понравиться