Вы находитесь на странице: 1из 19

Laporan Kerja Praktek PT.

KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Latar Belakang Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik, mekanik, thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan dilakukan proses permesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik. Dalam pembuatan Wire Rod Mill di PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk, diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-sifat yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi sebuah jari jari kendaraan bernotor. Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban diatasnya. Material juga harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan standar atau berlebih tidak patah. Salah satu contoh material yang sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan atau umum adalah logam. Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan sifat mekanik dari logam tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai mutlak dan akurat dari sifat mekanik logam tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini banyak dilakukan pengujian-pengujian terhadap sampel dari material. Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik dari material, sehingga dapat dlihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang mempunyai sifat mekanik lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari material dengan sifat yang kurang baik dengan cara alloying. Hal ini dilakukan sesuai kebutuhan konstruksi dan pesanan.
WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

50

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut. Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik. Pengujian tarik ini dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material, khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan tarik (Tensile Strength) 2. Kuat luluh dari material (Yield Strength) 3. Elongation 4. Reduksi Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan. Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai sifat-sifat logam. Dalam industri kawat baja (wire rod mill) PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk diperlukan pengujian tarik ini. Salah satu gunanya adalah untuk menjamin kepuasan konsumen PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk dan menjamin kualitas hasil produk (wire rod mill) PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk dan faktor mekanis yang

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

51

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

tercakup dalam proses perlakuan terhadap hasil produk batang kawat yang memenuhi standar kekuatan. Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, saya sebagai mahasiswa teknik mesin yang melakukan praktikan di divisi (wire rod mill) PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk, hendaknya mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan regangan kita dapat mengetahui kekuatan tarik (Tensile Strength), kekuatan luluh (Yield Strength), Elongation, Reduksi dan lain-lain. Pada pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik suatu logam. Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita dapat data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam. 4.2. Tujuan Untuk mengetahui Tensile strength, Yield Strength, persentase Reduksi dan Persentasi Elongasi sehingga bisa mengetahui sampel sesuai dengan Heat Number, Nomor coil (Sample No.), Diameter dan Grade. 4.3. Dasar Teori

Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian logam biasanya berdasarkan sifat yang dimiliki logam tersebut contoh pada pembuatan konstruksi untuk jembatan dibutuhkan logam yang kuat dan tangguh berbeda dengan pemakaian logam untuk pagar rumah yang tidak terlalu memperhatikan sifat mekaniknya. Contoh-contoh sifat mekanik adalah kekuatan tarik, kekerasan, keuletan dan ketangguhan. Pengujian sifat-sifat mekanik ini dapat dilakukan dengan pengujian mekanik. Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat mekanis logam adalah uji tarik (tensile test). Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan arah. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.Sifat mekanis logam

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

52

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

yang dapat diketahui setelah proses pengujian ini seperti kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan. Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk karena menghasilkan data kekuatan material. Pengujian tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan. Pengujian tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting untuk dilakukan, karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai sifat-sifat logam. Dalam bidang industri juga diperlukan pengujian tarik ini untuk mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses selanjutnya. Oleh karena pentingnya pengujian tarik ini, kita sebagai mahasiswa metalurgi hendaknya mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan regangan kita dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas, ketangguhan, dan lain-lain. Pada pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik suatu logam. Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut maka kita dapat data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.

4.3.1 Uji Tarik.

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan arah dalam satu garis lurus.. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahasilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat. Mekanisme proses uji tarik seperti pada Gambar 2.1

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

53

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

Gambar 2.1. Mesin uji tarik pada Laboratorium Uji Mekanik di Wire Rod Mill di PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk Seperti pada Gambar 2.1 benda yang di uji tarik diberi pembebanan pada kedua arah sumbunya. Pemberian beban pada kedua arah sumbunya diberi beban yang sama besarnya. Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada pegangan bahan yang di uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji disesuaikan dengan standar baku pengujian dengan panjang 200 mm dan berdiameter 5,5 20 mm

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

54

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

Kurva tegangan-regangan teknik dibuat dari hasil pengujian yang didapatkan.

Gambar 2.3 Contoh kurva uji tarik

Sifat-Sifat Logam Pada Uji Tarik (Tensile Properties) Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material, khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan tarik (Tensile Strength) 2. Kuat luluh dari material (Yield Strength) 3. Elongation 4. Reduksi .

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

55

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

4.3.2 Kekuatan Tarik (Tensile Strength)

Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength) (UTS) adalah beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal benda uji.

Di mana : Ts = Kuat tarik (Tensile Strength) Pmaks = Beban maksimum A0 = Luas penampang awal

Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum dimana logam dapat menahan sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut kurang bersifat mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan bahan. Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum, di mana logam dapat menahan beban sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Akan ditunjukkan bahwa nilai tersebut kaitannya dengan kekuatan logam kecil sekali kegunaannya untuk tegangan yang lebih kompleks, yakni yang biasanya ditemui. Untuk berapa lama, telah menjadi kebiasaan mendasarkan kekuatan struktur pada kekuatan tarik, dikurangi dengan faktor keamanan yang sesuai. Kecenderungan yang banyak ditemui adalah menggunakan pendekatan yang lebih rasional yakni mendasarkan rancangan statis logam yang liat pada kekuatan luluhnya. Akan tetapi, karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan bahan, maka metode ini lebih banyak dikenal, dan merupakan metode identifikasi bahan yang sangat berguna, mirip dengan kegunaan komposisi kimia untuk mengenali logam atau bahan. Selanjutnya, karena kekuatan tarik mudah ditentukan dan merupakan sifat yang mudah

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

56

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

dihasilkan kembali (reproducible). Kekuatan tersebut berguna untuk keperluan spesifikasi dan kontrol kualitas bahan. Korelasi empiris yang diperluas antara kekuatan tarik dan sifat-sifat bahan misalnya kekerasan dan kekuatan lelah, sering dipergunakan. Untuk bahan-bahan yang getas, kekuatan tarik merupakan kriteria yang tepat untuk keperluan perancangan.

4.3.3 Kekuatan luluh (Yield Strength)

Kekuatan luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Definisi yang sering digunakan untuk sifat ini adalah kekuatan luluh ofset ditentukan oleh tegangan yang berkaitan dengan perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis yang sejajar dengan elastis ofset kurva oleh regangan tertentu. Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian tarik adalah kuat luluh (Yield Strength). Kekuatan luluh ( yield strength) merupakan titik yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis [Dieter, 1993]. Besar tegangan luluh dituliskan seperti pada persamaan 2.4, sebagai berikut.

Keterangan ; Ys : Besarnya tegangan luluh (kg/mm2) Py : Besarnya beban di titik yield (kg) Ao : Luas penampang awal benda uji (mm2) Tegangan di mana deformasi plastis atau batas luluh mulai teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian besar bahan mengalami perubahan sifat dari elastik menjadi plastis yang berlangsung sedikit demi sedikit, dan titik di mana deformasi plastis mulai terjadi dan sukar ditentukan secara teliti.
WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

57

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

Kekuatan luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Definisi yang sering digunakan untuk sifat ini adalah kekuatan luluh ditentukan oleh tegangan yang berkaitan dengan perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis yang sejajar dengan elastis ofset kurva oleh regangan tertentu. Di Amerika Serikat offset biasanya ditentukan sebagai regangan 0,2 atau 0,1 persen (e = 0,002 atau 0,001)

Cara yang baik untuk mengamati kekuatan luluh offset adalah setelah benda uji diberi pembebanan hingga 0,2% kekuatan luluh offset dan kemudian pada saat beban ditiadakan maka benda ujinya akan bertambah panjang 0,1 sampai dengan 0,2%, lebih panjang daripada saat dalam keadaan diam. Tegangan offset di Britania Raya sering dinyatakan sebagai tegangan uji (proff stress), di mana harga ofsetnya 0,1% atau 0,5%. Kekuatan luluh yang diperoleh dengan metode ofset biasanya dipergunakan untuk perancangan dan keperluan spesifikasi, karena metode tersebut terhindar dari kesukaran dalam pengukuran batas elastik atau batas proporsiona. 4.3.4 Pengukuran Batas Luluh (Yielding)

Batas luluh adalah titik yang menunjukkan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis.Tegangan dimana deformasi atau batas luluh mulai teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan.Telah digunakan berbagai kriteria permulaan batas luluh tergantung pada ketelitian pengukuran tegangan dan data-data yang digunakan. 1. Batas elastik sejati berdasarkan pada pengukuran regangan mikro pada skala regangan 2 X 10-6 inci/inci. Batas elastik nilainya sangat rendah dan dikaitkan dengan gerakan beberapa ratus dislokasi. 2. Batas proporsional adalah tegangan tertinggi untuk daerah hubungan proporsional antara tegangan-regangan. Harga ini diperoleh dengan cara
WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

58

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

mengamati penyimpangan dari bagian garis lurus kurva teganganregangan. 3. Batas elastik adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh bahan tanpa terjadi regangan sisa permanen yang terukur pada saat beban telah ditiadakan. Dengan bertambahnya ketelitian pengukuran regangan, nilai batas elastiknya menurun hingga suatu batas yang sama dengan batas elastik sejati yang diperoleh dengan cara pengukuran regangan mikro. Dengan ketelitian regangan yang sering digunakan pada kuliah rekayasa (10-4 inci/inci), batas elastik lebih besar daripada batas proporsional. Penentuan batas elastik memerlukan prosedur pengujian yang diberi beban-tak diberi beban (loading-unloading) yang membosankan.

4.3.5

Persentase Perpanjangan (Elongation)

Persentase

perpanjangan

(Elongation)

adalah

besarnya

persentase

pertambahan panjang setelah di uji. (%) =[L1 L0 / L0] x 100 % Dimana: L1 = panjang akhir benda uji L0 = panjang awal benda uji

4.3.6. Persentase Reduksi Penampang (Area Reduction) Area Reduction adalah besarnya persentase pengurangan luas penampang sampel setelah dilakukan pengujian. R(%) =[A1 A0 / A0] x 100 % Dimana: A1 = luas penampang akhir Ao= luas penampang awal
WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

59

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

4.4. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam percobaan ini yaitu melakukan pengujian pada sampel yang berbentuk batang kawat (wire rod) hasil produksi Wire Rod PT.Krakatau Steel (Persero) pada labor mekanik Wire Rod Mill di PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan Grade SWRM8 dengang diameter 5,5mm 20mm sampai sampel tersebut putus. Pemotongan sampel dilokasi timing / C-Hook bagian kepala sesuai dengan ketentuan Dari hasil pengujian yang diperoleh, mencari berapa besar yield strength, tensile strength, persentase reduksi dan persentase elongasinya. 4.5. Metode Pengambilan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metodemetode sebagai berikut : 1.) Metode Studi Literatur Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca,

mempelajari, dan memahami buku-buku referensi dari berbagai sumber di laboratorium uji mekanik WRM. 2.) Metode Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan, penelitian dan pengujian langsung pada batang kawat dengan Grade SWRM8 diameter 5,5 mm 20 mm di laboratorium uji mekanik WRM. 3.) Metode Interview Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai karyawan dan staf (Foreman Shift) yang berkaitan dengan Pengujian Batang Kawat.

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

60

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

4.6. Peralatan / Perlengkapan Peralatan yang digunaka: 1. Alat utama a. Gunting potong. b. Potongan kertas untuk menulis nomor coil. c. Kertas arsip sampel. d. Alat tulis. e. Mesin Uji Tarik. 2. Alat keselamatan a. Pakaian kerja lapangan. b. Safety shoes. c. Safety helmet. d. Sarung tangan kanan. 4.7. Data Nominal Mesin Uji Tarik NO.INVENTARISASI/NO REGISTER NO.MESIN/ALAT NAMA MESIN/ALAT PEMBUAT MERK NO SERI TYPE KAPASITAS TAHUN TERIMA LOKASI : LM-UBM-604 : 661 : MESIN UJI UNIVERSAL : GERMANY : WOLPERT : 661 : 20 ZD 1062 (FM 2750) : 200 Kn : 1978 : LABORATORIUM UJI MEKANIK WRM Kalibrasi Internal/External atau Geometric : External (B4T Bandung)

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

61

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

4.8. Langkah Kerja Pelaksanaan Percobaan Langkah Kerja pengujian tarik yang akan dilaksanakan adalah: a. Siapkan alat utama dan alat pelindung diri. b. Siapkan Lembar kertas / label identitas contoh uji sample yang telah disiapkan oleh tester. c. Pada coil yang akan diambil sample potong 4 ringbagian kepalasetelah ituambil sample 400mm dan sesuaikan dengan nomor coil yang ada pada form RS-WR03-010 dengan lebar kertas/label identitas. Contoh uji: JIS Z 2201 tahun 1998, test piece no.9B. gauge length = 200mm = 20cm d. Untuk grade SWRM,SWRY11 sample uji tarik diambil 4 pcsper HN (JIS G 3112 tahun 1987 no.8.2.1, mechanical test 2 pcs /50 ton - 60 ton ) secara random dengan melihat beberapa jumlah nomor coil untuk heat number tersebut pada main frame, baru ditentukan nomor coil yang akan dijadikan sampel. Khusus SWRY 11 dari 4 coil yang di uji agar disiapkan juga 4 pcs sampel untuk arsip. e. Simpan sampel ditempat yang aman dan beri tanda serta dinginkan pada temperatur kamar. f. Untuk menghindari kesalahan pemasangan label stiker pada saat rolling pergantian grade, agar di tes uji tarik 3 coil diatas sampai mendapatkan tensile strength sesuai dengan grade nya dalam program rolling hasil uji tarik agar di input ke komputer main frame. g. Ukur dimensi diameter sampel yang akan di uji.( side, top bottom, shoulder A dan shoulder B). h. Lakukan pengujian pada mesin uji tarik dengan jarak uji sepanjang 200mm. i. Lihat hasil pengujian, yield stregth dan tensile strength. j. Ukur panjang sampel setelah di uji (L1) dan diameter sampel setelah putus (D1). k. Khusus untuk program export agar disisipkan juga sampel untuk disimpan (arsip) 4 pcs per HN.
WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

62

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

4.9. Standard Spesifikasi Wire Rod (Mechanical Properties JS 3505)


DIAMETER (mm) 5,5 - 8,0 9,0 - 20,0 5,5 - 8,0 9,0 - 20,0 5,5 - 6,5 7,0 - 8,0 9,0 - 10,0 12,0 - 20,0 5,5 -8,0 9,0 - 10,0 12 - 20,0 5,5 - 7,0 8 9 10,0 - 20,0 SWRM20 SWRM15 SWRM 10 SWRM8 Grade SWRM6 Egantion (%) Min 21 22 21 21 21 21 21 21 21 21 21 19 19 19 20 max 30 31 30 31 30 30 31 31 29 30 30 27 28 28 28 min 22 22 23 22 22 22 22 22 28 27 26 27 27 27 27 YS max 35 30 35 30 35 35 30 30 40 38 38 40 40 40 40 min 34 32 36 47 37 36 36 35 41 41 41 45 45 45 45 TS max 44 42 35 45 47 46 46 45 65 55 55 58 58 57 57

MEKANIKAL PROPERTIES JS G3503 5,5 - 9,5 SWRY 11 20 30 24 34 35 45

TENSIL STRENGTH (Kg/mm) HIGH CARBON STEEL GRADE 5,5 7 5,5 7 5,5 7 5,5 7 5,5 7 5,5 7 5,5 7 5,5 7 5,5 7 KS1042A KS1062A KS1062B KS1067A KS1067B KS1072A KS1072B KS1077B KS1082B 68 87 94 95 98 99 105 102 115 78 102 104 105 108 109 115 124 130

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

63

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

4.10. Tabel hasil Pengujian

4.11. Analisa Data


Pada analisa data berikut data yang diambil adalah data nomor 1 dengan grade SWRM8. diketahui data-data sebagai berikut : 1. Diameter 2. Nomor Coil : 5,5mm : 3079906

3. Heat number : 324978 4. Do 5. D1 6. Lo 7. L1 8. Ys 9. Ts : 5,55mm : 2,8mm : 200mm : 256mm : 7,2KN : 10,14KN

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

64

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

Penyelesaian:

Persentasi Reduksi

A0=24,179963 mm

R(%) =[A1 A0 / A0] x 100 % R(%) =[6,1544mm 24,179963mm / 6,1544mm ] x 100 % R(%) = 74,54 % Persentase Elongation (%) = [L1 L0 / L0] x 100 % (%) = [256mm 200mm / 200mm] x 100 % (%) = [56mm / 200mm] x 100 % (%) = 0,28 x 100 % (%) = 28% Yield Strength ( Kekuatan Luluh)

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

65

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

Tensile Strength

4.12. Grafik Hasil Pengujian


a. Grafik Hasil Tensile Strength

Tensile Strength (Kg/mm)


44 43 42 41 40 39 38 37 36 35

Tensile Strength (Kg/mm)

Tensile Strength (KN)


140 120 100 80 60 40 20 0 Tensile Strength (KN)

5.55

6.04

7.02

8.05

8.54

9.06

10.05

11.05

12.05

14.04

15.04

17.05

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

20.02

66

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

b. Grafik hasil pengujian Yield Strength

Yield Strength (Kg/mm)


35 30 25 20 15 10 5 0 Yield Strength (Kg/mm)

Yield Strength (KN)


90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 5.55 6.04 7.02 8.05 8.54 9.06 10.05 11.05 12.05 14.04 15.04 17.05 20.02 Yield Strength (KN)

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

67

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Laporan Kerja Praktek PT.KRAKATAU STEEL Divisi Wire Rod Mill

c. Grafik Hasil pengujian persentasi Reduksi

Persentase Reduksi (%)


78 76 74 72 70 68 66 64 62 Persentase Reduksi (%)

10.05

5.55

6.04

7.02

8.05

8.54

9.06

11.05

12.05

14.04

15.04

17.05

d. Grafik hasil pengujian persentase Elongation

Persentase Elongation (%)


30 29.5 29 28.5 28 27.5 27 26.5 26 25.5 5.55 6.04 7.02 8.05 8.54 9.06 10.05 11.05 12.05 14.04 15.04 17.05 20.02 Persentase Elongation (%)

WAHYU MURDANI 55480 2010 TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK

20.02

68

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Вам также может понравиться