Вы находитесь на странице: 1из 16

Disusun Oleh: Nama Kelas No : Rinka.S.

A : X-6 : 24

SMA NEGERI 1 GARUT

Tenaga Endogen dan Eksogen


Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa.

Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah dan bukit, tetapi ada sering kesamaaan, penggunaan

tergantung dari adat lokal. Beberapa pejabat mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Ensiklopedia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung.

Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.[1] Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,

Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang cukup luas.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi

padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut: 1. Aliran lava. 2. Letusan gunung berapi. 3. Aliran lumpur. 4. Abu. 5. Kebakaran hutan. 6. Gas beracun. 7. Gelombang tsunami. 8. Gempa bumi.

Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.

Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu: Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.

Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.

Sedimentasi

adalah

suatu

proses

pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.

Gletser atau glasier atau glesyer adalah sebuah bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi endapan salju yang membatu selama kurun waktu yang lama. Saat ini, es abadi menutupi sekitar 10% daratan yang ada di bumi. Meskipun banyak orang yang mengira gletser selalu ada di daerah kutub, sesungguhnya mereka juga bisa berada di daerah pegunungan tinggi di seluruh benua, kecuali Australia, bahkan juga terdapat di pegunungan tinggi di daerah dekat khatulistiwa. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktek tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktek konservasi ladang dan penanaman pohon.

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove. PROSES ALAM ENDOGEN TERHADAP PEMBENTUKAN MUKA BUMI. Keberagaman bentuk muka bumi disebabkan oleh kekuatan besar yang bekerja pada bumi. Kekuatan itu disebut tenaga geologi. Tenaga geologi pada dasarnya dibedakan atas dua macam, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen mempunyai sifat membangun. Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi. Tenaga ini mempunyai sifat merusak permukaan bumi. a. Proses Alam Endogen Tahukah kamu bahwa bumi yang kita pijak ternyata berjalan-jalan dengan kecepatan beberapa cm per tahun? Pergerakan tersebut tidak terasa oleh kita. Namun, pergerakan tersebut menyebabkan perubahan relief muka bumi. Pernahkah kamu melihat permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah contoh adanya pergerakan dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen. Dengan demikian, di dalam bumi terdapat sumber energi. Dari manakah energi itu berasal? Ternyata di dalam bumi terdapat sumber panas yang berasal dari inti bumi. Lapisan Inti: cairan kental bersuhu di atas 4.500 C dan bertekanan tinggi, mengandung mineral cairan Besi dan Nikel (disebut juga lapisan Nife).

Lapisan Astenosfer: merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara 2.000-4.000 C dan tekanan terus menurun, mengandung mineral Silicium dan Magnesium (disebut juga lapisan Sima). Lapisan Litosfer: merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000 C dan tekanan terus turun. Lapisan ini disebut juga lapisan mantel bumi. Kerak Bumi: padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral Silicium dan Aluminium (disebut juga lapisan Sial). Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, salah satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang menujam ke bawah akan meleleh dan berubah menjadi magma serta mengeluarkan energi. Karena tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma dan tumpukan energi. Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut. (1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan energi yang terkumpul akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga terjadi perubahan letak atau pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit bumi bisa melengkung (disebut lipatan) atau patah (disebut patahan). Gejala ini disebut tektonisme. (2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut vulkanisme.

(3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. b. Proses Alam Eksogen Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi. Dampak Positif dan Negatif Tenaga Endogen dan Eksogen Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga endogen memiliki dampak positif berikut ini: 1. Sebuah gunung yang meletus akan mengeluarkan magma yang menjadi lava. Lava ini bila membeku selama beberapa tahun akan menjadi lahan pertanian yang subur. 2. Gejala diatropisme seperti patahan dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang unik dan indah, sehingga dapat dijadikan objek wisata, contohnya Ngarai Sihanok di Sumatera Barat. 3. Magma yang dikeluarkan oleh gunung berapi memuntahkan bahan tambang dan bahan mineral yang terdapat di dalam bumi, akibatnya wilayah sekitar gunung berapi menghasilkan berbagai jenis bahan tambang dan batuan yang bernilai ekonomis.

Sedangkan pembentukan muka bumi karena tenaga eksogen memiliki dampak positif berikut ini: 1. Aktivitas pelapukan dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang unik dan indah, sehingga dapat dijadikan objek wisata, contohnya:

Grand Canyon, Amerika Serikat

Ayers Rock, Australia

2. Proses Sedimentasi menghasilkan daratan yang subur.

Sungai Chao Phraya melalui dataran rendah alluvial di Bagian Tengah Thailand

Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga endogen memiliki dampak negatif berikut ini : 1. Letusan gunung akan mengeluarkan lava dan menyemburkan awan panas, debu akibatnya akan merusak wilayah yang ada di sekitarnya seperti: hutan, lahan pertanian dan pemukiman penduduk.

2. Gempa bumi yang sumber gempanya berada di dekat permukaan tanah mengakibatkan rusaknya berbagai bagunan, bila sumber gempanya berada di dasar laut akan menyebabkan tsunami yang dapat merusak kehidupan di sekitar pantai.

Gempa merusak bagunan, melumpuhkan jalur transportasi.Tsunami menimbulkan kerusakan di daerah pantai 3. Gempa bumi yang terjadi di sekitar pegunungan salju dapat menimbulkan longsoran salju yang sangat merusak.

Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga eksogen memiliki dampak negatif berikut ini : 1. Erosi yang terjadi secara besar-besaran dapat menyebabkan hilangnya kesuburan tanah. 2. Erosi pada daerah pantai menyebabkan berkurangnya luas lahan pantai. Upaya penanggulangan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh pembentukkan muka bumi akibat tenaga endogen dan eksogen :

Merancang dan membuat bagunan tahan gempa Membuat tanggul-tanggul pemecah ombak untuk mencegah abrasi Membangun stasiun pengamatan gunung berapi yang berfungsi untuk memantau aktifitas gunung berapi dan mengumumkan tingkat bahaya yang ditimbulkannya kepada masyarakat di sekitarnya agar dapat mengurangi korban jiwa.

Melakukan kegiatan reboisasi untuk menjaga kesuburan tanah dan kelestarian ekosistem

Gaya Endogen dan Eksogen Sangat Berjasa Bagi Kehidupan Manusia


Semua pasti tahu bahwa Bumi ini tidak statis, tetapi dinamis. Hal itu ditandai dengan -salah satunya- banyaknya siklus di permukaan dan di bawah permukaan Bumi. Diantara siklus-siklus itu antara lain adalah siklus Batuan (Rock Cycle) dan daur Hidrologi (siklus air). Pertanda lain bahwa bumi itu dinamis adalah adanya pergerakan lempeng bumi relatif terhadap lempeng lainnya. Kita telah mengetahui bahwa kerak Bumi ( crust) ini terdiri dari retakan-retakan. Retakan-retakan ini disebut lempeng. Hal ini diungkapkan oleh seorang geologist yang bernama Alfred Wegener dalam teorinya yang bernama Continental Drift Theory (Teori Pengapungan Benua). Setelah mengetahui fakta bahwa Bumi ini dinamis, maka kita bisa menyimpulkan bahwa pasti ada banyak gaya yang terdapat di Bumi. Menurut letaknya, ada dua gaya yang bekerja di Bumi ini : Gaya Endogen dan Gaya Eksogen. Gaya Endogen adalah gaya yang bekerja di dalam Bumi. Gaya Endogen (kompresi dan tensional) dapat menyebabkan berubahnya struktur geologi bawah permukaan. Lapisan yang semulanya relatif sejajar dengan tanah, bisa saja menjadi melengkung dan menjadi lipatan (fold) akibat gaya kompresi. Gaya Eksogen adalah gaya yang bekerja di permukaan Bumi. Gaya ini dapat berupa pengikisan-pengikisan oleh air, angin, dan lain-lain. Untuk lebih memahami Gaya Endogen dan Eksogen, mari kita lihat gambar di bawah ini :

Terlihat bahwa pada awalnya sebelum gaya Endogen bekerja, lapisan itu tampak normal. Namun setelah gaya Endogen bekerja lapisan itu mengalami lipatan dan terbentuklah struktur antiklin dan sinklin. Lapisan yang telah mengalami gaya Endogen ini disebut Morfologi awal. Lalu setelah lapisan itu terlipat, gaya Eksogen mulai bekerja. Terjadilah pengikisan tanah oleh air (bisa saja disebabkan oleh banjir) sehingga tersibaklah stratigrafinya (morfologi akhir). Lalu makna apa yang bisa kita simpulkan dari adanya gaya Endogen dan gaya Eksogen ini? Manusia sangat perlu berterima kasih kepada Tuhan YME karena telah mengadakan kedua gaya di atas. Kesejahteraan manusia sangat bergatung kepada gaya dalam dan luar itu. Kita semua tahu bahwa akumulasi minyak dan gas Bumi biasanya ada pada struktur lipatan antiklin. Oleh karena minyak dan gas bumi itu terkumpul di situ, manusia bisa mengebornya. Bayangkan jika lapisan bumi itu lurus dan sejajar saja. Jasad renik yang telah membusuk dan mengalami proses fisika kimia yang panjang itu pasti tidak bisa kita manfaatkan. Kandungan minyak pasti menyebar. Mustahil mengebornya satu-satu. Gaya Endogen yang menyebabkan terjadinya lipatan itu juga sangat berjasa bagi pariwisata negara kita khususnya. Daerah pegunungan biasanya dijadikan tempat wisata. Dan itu memberikan manfaat yang besar bagi negara dan masyarakat sekitar. Begitu juga dengan gaya Eksogen. Setelah stratigrafi suatu daerah tersibak, terlihatlah sumber daya alam, seperti emas dan batubara, yang selama ini terpendam di bawah permukaan. Jadi jelaslah bahwa gaya Endogen dan Eksogen sangat berjasa bagi kehidupan manusia.

Вам также может понравиться