Вы находитесь на странице: 1из 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk tenaga
industri untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum dipakai untuk generator listrik. Turbin
kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energi yang dapat diperbaharukan.
Kincir air sudah sejak lama digunakan untuk tenaga industri. Pada mulanya yang
dipertimbangkan adalah ukuran kincirnya, yang membatasi debit dan head yang dapat
dimanfaatkan. Perkembangan kincir air menjadi turbin modern membutuhkan jangka waktu
yang cukup lama. Perkembangan yang dilakukan dalam waktu revolusi industri
menggunakan metode dan prinsip ilmiah. Mereka juga mengembangkan teknologi material
dan metode produksi baru pada saat itu.
Kata "turbine" ditemukan oleh seorang insinyur Perancis yang bernama Claude
Bourdin pada awal abad 19, yang diambil dari terjemahan bahasa Latin dari kata "whirling"
(putaran) atau "vortex" (pusaran air). Perbedaan dasar antara turbin air awal dengan kincir air
adalah komponen putaran air yang memberikan energi pada poros yang berputar. Komponen
tambahan ini memungkinkan turbin dapat memberikan daya yang lebih besar dengan
komponen yang lebih kecil. Turbin dapat memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat dan
dapat memanfaatkan head yang lebih tinggi. (Untuk selanjutnya dikembangkan turbin
impulse yang tidak membutuhkan putaran air).
Turbin turbin hidraulik berfungsi mengubah energi air menjadi energi kinetic,
kemudian energi kinetic akan diubah menjadi energi listrik oleh generator. Hal ini
menyebabkan setiap pembahasan tentang turbin hidraulik akan mengikutsertakan generator
sebagai pembangkit listrik.
Universitas Sumatera Utara
Air mengalir melalui turbin akan memberikan tenaga pada penggerak (runner) turbin
dan membuat runner itu berputar. Poros dari penggerak turbin berhubungan dengan poros
generator sehingga energi kinetic turbin menjadi input bagi generator dan diubah menjadi
energi listrik. Jadi turbin turbin hidraulik menempati kunci dalam bidang teknik hidraulik
dan memberikan kontribusi yang besar dari seluruh biaya proyek, terutama untuk PLTA skala
besar.
2.1 Tenaga air
Tenaga air merupakan sumber daya energi yang penting setelah tenaga uap atau
panas. Hampir 30% dari seluruh kebutuhan tenaga di dunia dipenuhi oleh pusat pusat listrik
tenaga air. Banyak Negara yang hampir seluruh kebutuhan energinya berasal dari tenaga air.
Penggunssn tenaga air sebagai sumber energi, terutama untuk pembangkit tenaga listrik,
memiliki kelebihan dibanding sumber energi lainnya.
2.2 Sejarah Turbin
Jn Andrej Segner mengembangkan turbin air reaksi pada pertengahan tahun 1700.
turbin ini mempunyai sumbu horizontal dan merupakan awal mula dari turbin air modern.
Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang masih diproduksi saat ini untuk pembangkit
tenaga listrik skala kecil. Segner bekerja dengan Euler dalam membuat teori matematis awal
untuk desain turbin.
Pada tahun 1820, Jean-Victor Poncelet mengembangkan turbin aliran kedalam. Pada
tahun 1826, Benoit Fourneyon mengembangkan turbin aliran keluar. Turbin ini sangan
efisien (~80%) yang mengalirkan air melalui saluran dengan sudu lengkung satu dimensi.
Saluran keluaran juga mempunyai lengkungan pengarah. Pada tahun 1844, Uriah A. Boyden
mengembangkan turbin aliran keluar yang meningkatkan performa dari turbin Fourneyon.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk sudunya mirip dengan turbin Francis. Pada tahun 1849, James B. Francis
meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih dari 90%. Dia memberikan
test yang memuaskan dan mengembangkan metode engineering untuk desain turbin air.
Turbin Francis dinamakan sesuai dengan namanya, yang merupakan turbin air modern
pertama. Turbin ini masih digunakan secara luas di dunia saat ini.
Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan mekanis yang lebih baik dan semua
turbin reaksi modern menggunakan desain ini. Putaran massa air berputar hingga putaran
yang semakin cepat, air berusaha menambah kecepatan untuk membangkitkan energi. Energi
tadi dibangkitkan pada sudu dengan memanfaatkan berat jatuh air dan pusarannya. Tekanan
air berkurang sampai nol sampai air keluar melalui sirip turbin dan memberikan energi.
Sekitar tahun 1890, bantalan fluida modern ditemukan, sekarang umumnya digunakan untuk
mendukung pusaran turbin air yang berat. Hingga tahun 2002, bantalan fluida terlihat
mempunyai arti selama lebih dari 1300 tahun Sekitar tahun 1913, Victor Kaplan membuat
turbin Kaplan, sebuah tipe mesin baling-baling. Ini merupakan evolusi dari turbin Francis
tetapi dikembangkan dengan kemampuan sumber air yang mempunyai head kecil.
Pada umumnya semua turbin air hingga akhir abad 19 (termasuk kincir air)
merupakan mesin reaksi; tekanan air yang berperan pada mesin dan menghasilkan kerja.
Sebuah turbin reaksi membutuhkan air yang penuh dalam proses transfer energi.
Pada tahun 1866, tukang pembuat gilingan di California, Samuel Knight menemukan
sebuah mesin yang mengerjakan tuntas sebuah konsep yang berbeda jauh. Terinspirasi dari
system jet tekanan tinggi yang digunakan dalam lapangan pengeboran emas hidrolik, Knight
mengembangkan ceruk kincir yang dapat menangkap energi dari semburan jet, yang
ditimbulkan dari energi kinetik air pada sumber yang cukup tinggi (ratusan kaki) yang
dialirkan melalui sebuah pipa saluran. Turbin ini disebut turbin impulse atau turbin
Universitas Sumatera Utara
tangensial. Aliran air mendorong ceruk disekeliling kincir turbin pada kecepatan maksimum
dan jatuh keluar sudu dengan tanpa kecepatan.
Pada tahun 1879, Lester Pelton, melakukan percobaan dengan kincir Knight,
dikembangkanlah desain ceruk ganda yang membuang air kesamping, menghilangkan
beberapa energi yang hilang pada kincir Knight yang membuang sebagian air kembali
melawan kincir. Sekitar tahun 1895, William Doble mengembangkan ceruk setengah silinder
milik Pelton menjadi ceruk berbentuk bulat memanjang, termasuk sebuah potongan
didalamnya yang memungkinkan semburan untuk membersihkan masukan ceruk. Turbin ini
merupakan bentuk modern dari turbin Pelton yang saat ini dapat memberikan efisiensi hingga
92%. Pelton telah memprakarsai desain yang efektif, kemudian Doble mengambil alih
perusahaan Pelton dan tidak mengganti namanya menjadi Doble karena nama Pelton sudah
dikenal. Turgo dan turbin aliran silang merupakan desain turbin impulse selanjutnya.
Turbin air terdapat dalam suatu pembangkit listrik berfungsi untuk mengubah energi
potensial yang dimiliki air menjadi energi kinetic. Selanjutnya energi kinetic ini akan dirubah
menjadi energi elektrik melalui generator. Hal ini menyebabkan setiap pembahasan tentang
turbin hidrolik akan mengikutsertakan generator sebagai pembangkit listrik.
Turbin hidraulik adalah suatu alat yang dapat menghasilkan torsi sebagai akibat gaya
dinamik dan gaya tekan air, turbin hidraulik ini dapat dikelompokan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Turbin Impuls (impuls turbine) adalah turbin yang memanfaatkan energi
kinetic dari pancaran air yang berkecepatan tinggi untuk diubah menjadi
energi gerak.
2. Turbin Reaksi (reaction turbine) adalah turbin yang mengkombinasikan energi
potensial tekan dan kinetic untuk menghasilkan energi gerak.
2.2.1 Turbin Impuls (Impuls Turbine)
Universitas Sumatera Utara
Turbin impuls merubah aliran semburan air. Semburan turbin membentuk sudut yang
membuat aliran turbin. Hasil perubahan momentum (impuls) disebabkan tekanan pada sudu
turbin. Sejak turbin berputar, gaya berputar melalui kerja dan mengalihkan aliran air dengan
mengurangi energi. Sebelum mengenai sudu turbin, tekanan air (energi potensial) dikonversi
menjadi energi kinetik oleh sebuah nosel dan difokuskan pada turbin. Tidak ada tekanan yang
dirubah pada sudu turbin, dan turbin tidak memerlukan rumahan untuk operasinya. Hukum
kedua Newton menggambarkan transfer energi untuk turbin impuls. Turbin impuls paling
sering digunakan pada aplikasi turbin tekanan sangat tinggi. Adapun jenis jenis turbin
impuls adalah sebagai berikut :
1. Turbin Pelton
Salah satu turbin impuls yang dipergunakan adalah roda Pelton (Pelton Wheel) yang
pertama kali dibuat oleh Lester Pelton. Energi potensial aliran air dari penampungan saat
melalui pipa penstock diubah menjadi energi kinetic dalam pancaran air dengan sudu
penggerak impuls, baik tunggal maupun ganda. Pancaran air mengenai sudu gerak dengan
arah tangensial sehingga membentuk jejak melingkar sepanjang diameter sudu dan tekanan
atmosfer.
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan
yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut
nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton
adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
Gambar 2.1 Turbin Pelton.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian
sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan
berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan
membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem
penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter pancaran air
bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil.
Gambar 2.2 Turbin Pelton dengan banyak nozle.
Sumber. http://en.wikipedia.org/wiki/pelton_wheel
Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter
tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
Secara ringkas mengenai turbin impuls, dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.3 Turbin Impuls
Universitas Sumatera Utara
Pancaran air yang mengenai sudu penggerak (runner) diatur dengan menggunakan
pipa jarum berbentuk gelembung (buble shape) dalam nozzle kedudukan atau posisi dari
pancaran air yang mengenai runner turbin akan sangat berpengaruh dalam menghasilkan
energi kinetic turbin. Turbin impuls biasanya digunakan untuk PLTA dengan head yang lebih
besar dari 200 meter.
2. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin
turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozle membentur
sudu pada sudut 20
o
. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya
dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total
sekaligus menurunkan biaya perawatan.
Gambar 2.4 Sudu turbin turgo dan nozzle.
Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf
3. Turbin Ossberger Atau Turbin Crossflow (Turbin Michell-Banki)
Tipe turbin impuls lainnya dalah turbin cross flow (Stapenhorst, 1978) yang biasa
disebut sebagai turbin banki atau turbin Mitchell. Turbin ini akan di bahas lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Turbin Reaksi (Reaction Turbine)
Turbin reaksi digerakkan dengan air, yang merubah tekanan sehingga melewati turbin
dan menaikkan energi. Turbin reaksi harus menutup untuk mengisi tekanan air (pengisap)
atau mereka harus sepenuhnya terendam dalam aliran air. Hukum ketiga Newton
menggambarkan transfer energi untuk turbin reaksi. Turbin air yang paling banyak digunakan
adalah turbin reaksi. Turbin reaksi digunakan untuk aplikasi turbin dengan head rendah dan
medium.
Turbin reaksi digerakkan dengan air, yang merubah tekanan sehingga melewati turbin
dan menaikkan energi. Turbin reaksi harus menutup untuk mengisi tekanan air (pengisap)
atau mereka harus sepenuhnya terendam dalam aliran air. Hukum ketiga Newton
menggambarkan transfer energi untuk turbin reaksi. Turbin air yang paling banyak digunakan
adalah turbin reaksi. Turbin reaksi digunakan untuk aplikasi turbin dengan head rendah dan
medium.
Dalam pengoperasian turbin reaksi, ruang penggerak dan draft tube penuh dengan air.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh tinggi hidraulik yang besar.
Gambar berikut memperlihatkan skema dari turbin reaksi.
Gambar 2.5 Skema Turbin Reaksi
Universitas Sumatera Utara
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada
sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja
berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Proses ekspansi fluida kerja
pada turbin reaksi terjadi pada sudu tetap dan sudu geraknya. Air mengalir memasuki roda
turbin melalui sudu - sudu pengarah dengan tekanan yang tinggi. Pada saat air yang
bertekanan tersebut mengalir kesekeliling sudu - sudu, runner turbin akan berputar penuh.
Energi yang ada pada air akan berkurang ketika meninggalkan sudu. Energi yang hilang
tersebut telah diubah menjadi energi mekanis oleh roda turbin. Dilihat dari konstruksinya,
turbin reaksi ada dua jenis:
1. Turbin Francis.
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber
air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin
Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara
tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang
tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai
kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Turbin Francis
Sumber. http://en.wikipedia.org/wiki/francis_turbine
2. Turbin Kaplan.
Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya menggunakan
prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat
terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda
jalan pada kaplan berfungsi untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat
menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada francis, sudu-sudu
pada roda jalan kaplan dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin.
Turbin kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrk tenaga air sungai, karena
turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang
tahun. Turbin Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran roda turbin
lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi pada beban tidak
penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu turbin
kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Turbin Kaplan dengan sudu jalan yang dapat diatur.
Sumber : http://202.90.195.156/bse/smk/smk12%20TeknikMesinIndustri%20Sunyoto.pdf
Turbin Air
Turbin impuls
Turbin reaksi
Turbin pelton
Turbin turgo
Turbin ossberger
Turbin francis
Turbin kaplan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Diagram klasifikasi turbin air.
2.3 Perbandingan Karakteristik Turbin
Perbandingan karakteristik turbin dapat kita lihat pada grafik head (m) vs flow (m
3
/s) di
bawah ini.
Gambar 2.9 Perbandingan karakteristik Turbin.
Sumber : http://202.90.195.156/bse/smk/smk12%20TeknikMesinIndustri%20Sunyoto.pdf
Dapat dilihat pada grafik 2.1 turbin kaplan adalah turbin yang beroperasi pada head
yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi pada kapasitas yang
sangat rendah. Hal ini karena sudu sudu turbin kaplan dapat diatur secara manual atau
otomatis untuk merspon perubahan kapasitas.
Berkebalikan dengan turbin kaplan, turbin pelton adalah turbin yang beroperasi pada
head tinggi dengan kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis mempunyai karakteristik
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda dengan yang lainnya yaitu turbin francis dapat beroperasi pada head yang
rendah atau beroperasi pada head yang tinggi.
Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan dan kurang
lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk tempat dengan head
tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head rendah. Turbin Kaplan baik
digunakan untuk semua jenis debit dan head, efisiensinya baik dalam segala kondisi aliran.
Turbin kecil (umumnya dibawah 10 MW) mempunyai poros horisontal, dan kadang
dipakai juga pada kapasitas turbin mencapai 100 MW. Turbin Francis dan Kaplan besar
biasanya mempunyai poros / sudu vertikal karena ini menjadi penggunaan paling baik untuk
head yang didapatkan, dan membuat instalasi generator lebih ekonomis. Poros Pelton bisa
vertikal maupun horisontal karena ukuran turbin lebih kecil dari head yang di dapat atau
tersedia. Beberapa turbin impuls menggunakan beberapa semburan air tiap semburan untuk
meningkatkan kecepatan spesifik dan keseimbangan gaya poros.
Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah sebagai
berikut ini :
1) Turbin Kaplan : 2 < H < 100 meter
2) Turbin Francis : 5 < H < 500 meter
3) Turbin Pelton : H < 30 meter
4) Turbin Banki : 2 < H < 200 meter
2.4 Kecepatan spesifik turbin
Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak berhubungan
dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang diubah skalanya dari desain
yang sudah ada, dengan performa yang sudah diketahui. Kecepatan spesifik merupakan
Universitas Sumatera Utara
kriteria utama yang menunjukkan pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik
sumber air.
Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai kecepatan ideal,
persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya tiap satu satuan head.
Kecepatan spesifik turbin dapat diartikan sebagai titik efisiensi maksimum. Perhitungan tepat
ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan debit tertentu.
Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain dari sebuah turbin
baru. Setelah kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui, dimensi dasar dari bagian -
bagian turbin dapat dihitung dengan mudah.
Keluaran turbin dapat diperkirakan berdasarkan dari test permodelan. Replika
miniatur dari desain yang diusulkan, diameter sekitar satu kaki (0,3 m), dapat diuji dan hasil
pengukuran laboratorium dapat digunakan sebagai kesimpulan dengan tingkat keakuratan
yang tinggi.
Debit yang melalui turbin dikendalikan dengan katub yang besar atau pintu gerbang
yang disusun diluar sekeliling pengarah turbin. Perubahan head dan debit dapat dilakukan
dengan variasi bukaan pintu, akan menujukkan efisiensi turbin dengan kondisi yang berubah-
ubah.
Kecepatan spesifik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
4
3
. 65 , 3
H
Q n
n
t
s
=
Dengan : n
t
= putaran turbin (rpm)
Q = kapasitas aliran (m
3
/s)
H = tinggi air jatuh (m)
g = percepatan graviatsi (m/s
2
)
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan bentuk sudu turbin terhadap kecepatan spesifik turbin adalah sebagai berikut
ini :
Gambar 2.10 Perbandingan bentuk sudu turbin berdasarkan kecepatan spesifik.
Sumber : European Community's Layman's Guidebook (on how to develop a small hydro site)
Berdasarkan gambar 2.9, semakin tinggi n
s
maka bentuk sudu turbin akan semakin kecil dan
tinggi head semakin rendah
2.5 Turbin Air Cross - Flow
Turbin tipe ini dibuat pertama kali di Eropa. Nama cross flow diambil dari kenyataan
bahwa air melintasi kedua sudu gerak atau runner dalam menghasilkan putaran (rotasi).
Sedangkan nama Banki (dari Hungaria) dan Mitchell (dari Austria) adalah nama ahli teknik
yang mengembangkan prinsip prinsip turbin tersebut serta perhitungannya. Turbin cross
flow ini mempunyai arah aliran yang radial atau tegak lurus dengan sumbu turbin.
Turbin air cross flow adalah sebuah turbin air radial dimana aliran air masuk dan
keluar rotor melalui lingkaran peripheral rotor yang sama. Turbin air cross flow pertama kali
diperkenalkan oleh A.G.M.Mitchell dan D.Banki pada awal abad ini (Mosonyi,1966).
Universitas Sumatera Utara
Penemuan turbin ini sangat didasarkan pada usaha untuk mencari jenis turbin baru yang lebih
kecil, sederhana dan lebih murah dibandingkan dengan jenis turbin yang lainnya. Sebagai
hasilnya, turbin air cross flow yang hanya memerlukan proses pembuatan yang sederhana,
sepertinya dapat memenuhi kita, meskipun belum ada pembangkit daya yang besar yang
perna dibangun dengan menggunakan turbin jenis ini. Turbin air cross flow sangat terkenal
untuk pembangkit daya ukuran kecil hingga sedang. Untuk jangkauan daya yang dapat
dihasilkan, turbin air cross flow telah dapat menggantikan tempat mesin konversi daya air
yang lain, seperti kincir air yang sederhana sampai turbin impuls dan reaksi yang rumit
pembuatannya.
Meskipun turbin air cross flow telah dipergunakan secara luas diseluruh dunia selama
ini, teori dasar yang terperinci, khususnya yang melibatkan aliran didalamnya, terlihat belum
dikembangkan secara baik hingga saat ini. Suatu perbedaan yang kontras dibandingkan
dengan upaya yang sama untuk turbin jenis lain.
Turbin air cross flow yang selama ini dibuat termasuk jenis turbin air impuls radial.
Turbin ini aliran air masuk ke turbin melalui sebuah pipa pencar dengan penampang segi
empat. Aliran melewati sudu gerak turbin sebanyak duta kali dengan arah relative tegak lurus
poros turbin. Dalam hal ini tidak ada aliran arah aksial, sehingga tidak terdapat gaya gaya
yang bekerja dalam arah poros turbin.
Air masuk roda gerak turbin ke sudu gerak tingkat pertama dari arah luar roda menuju
kearah tegak lurus poros, kemudian aliran air melalui bagian tengah roda gerak yang kosong
dan airnya akan mengenai sudu gerak untuk kedua kalinya dan kemudian keluar turbin.
Diantara tingkat pertama dan tingkat kedua aliran membentuk jet pada daerah terbuka dengan
tekanan yang sama dengan tekanan atmosfer. Aliran yang terjadi secara fisik harus memenuhi
prinsip kekekalan massa.
Universitas Sumatera Utara
Pada turbin impuls pelton beroperasi pada head relatif tinggi, sehingga pada head yang
rendah operasinya kurang efektif atau efisiensinya rendah. Karena alasan tersebut, turbin
pelton jarang dipakai secara luas untuk pembangkit listrik skala kecil. Sebagai alternatif
turbin jenis impuls yang dapat beroperasi pada head rendah adalah turbin crossflow atau
turbin impuls aliran ossberger. Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 10 litres/sec
hingga 10000 litres/sec dan head antara 1 s/d 200 m. Komponen komponen utama
konstruksi turbin crossflow adalah sebagai berikut :
1. Rumah Turbin
2. Alat Pengarah (distributor)
3. Roda Jalan
4. Penutup
5. Katup Udara
6. Pipa Hisap
7. Bagian Peralihan
Aliran air dilewatkan melalui sudu sudu jalan yang berbentuk silinder, kemudian aliran air
dari dalam silinder ke luar melalui sudu-sudu. Jadi perubahan energi aliran air menjadi energi
mekanik putar terjadi dua kali yaitu pada waktu air masuk silinder dan air keluar silinder.
Energi yang diperoleh dari tahap kedua adalah 20 %nya dari tahap pertama.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Konstruksi turbin ossberger atau turbin crossflow.
Air yang masuk sudu diarahkan oleh alat pengarah yang sekaligus berfungsi sebagai nosel
seperti pada turbin pelton. Prinsip perubahan energi adalah sama dengan turbin impuls pelton
yaitu energi kinetik dari pengarah dikenakan pada sudu-sudu pada tekanan yang sama. Turbin
crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner.
Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik
menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya
(lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat
dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.
Gambar 2.12 Aliran masuk turbin ossberger atau turbin crossflow.
Turbin aliran silang yang pertama disebut turbin banki, ini berbentuk skripsi yaitu
tahun 1949 oleh State University di Oregon. Sedangkan publikasi mengenai rancangan
bangunan baru dimulai tahun 1967 oleh suatu badan yang diberi nama VITA. Namun
demikian, jauh sebelumnya turbin jenis ini telah diproduksi oleh suatu pabrik yakni
Ossberger di Jerman. Konstruksi Turbin Ossberger mirip dengan separuh pompa keong.
Disini air masuk menuju roda turbin vertical terhadap lantai pondasi. Menurut propagadis
Universitas Sumatera Utara
turbin ini bereffisiensi 74% - 84% dan menjamin operasinya 80%. Apabila diperhatikan
dengan cermat bagian bagian dan rakitan turbinnya masih terlalu rumit untuk memperoleh
daya yang kecil.
Turbin aliran silang ini akhirnya lebih akrab kepada masyarakat pedesaan dengan
segala aspek kesederhanaannya. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa badan kerja sama
SKAT Switzerland/BYS Nepal, GATE Jerman/BEW Nepal, GATE Jerman/CITA
Equador dan ATD Pakistan, semenjak tahun 1975 lebih dari 500 unit telah dipasang
dinegara ketiga tersebut.
Turbin aliran silang yang direncanakan ini dirancang dengan menggunakan rumah
turbin yang sedemikian rupa dalam bentuk yang sederhana sehingga mudah diangkut dan
dipasang. Pada turbin ini digunakan sebuah katup (valve) yang berbentuk khusus yang
berfungsi untuk mengatur arah dan kapasitas aliran air. Menurut arah aliran airnya turbin ini
dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
1) Turbin aliran silang jenis vertical
Dimana air dialirkan melaului pipa pesat dengan posisi vertical terhadap rumah turbin
dan mendorong karangan sudu hingga roda jalan turbin berputar dan ini berlangsung secara
kontinu.
Gambar 2.13 Turbin Aliran Silang Jenis Vertical.
2) Turbin aliran silang jenis horizontal
Dimana aliran air dialirkan melalui pipa pesat dalam posisi horizontal terhadap rumah
turbin dan menyembur / mendorong karang sudu hingga roda jalan turbin berputar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.14 Turbin Aliran Silang Jenis Horizontal
Studi yang mendalam terhadap pembangkit tenaga jenis cross flow untuk PLTA skala
kecil belum banyak dilakukan orang, karena tipe ini dianggap sederhana dan effisiensi nya
relatif rendah. Penelitian pada akhir akhir ini dilakukan terhadap pembangkit listrik yang
berskala besar, mengingat secara ekonomi makro, pembangkit listrik besarlah yang dianggap
sangat menguntungkan untuk dikembangkan. Tetapi bila kita berbicara kemampuan
masyarakat dalam keikutsertaan mengumpulkan air dari sumber tenaga yang tersebar di
jaringan irigasi dan sungai sungai kecil di Indonesia, maka justru kita harus
mengembangkan tipe cross flow itu agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang terbatas
pengetahuan dan teknologinya. Tipe cross flow ini sudah jelas kesederhanaannya dan dapat
diproduksi oleh bengkel bengkel biasa yang ada dimasyarakat.
Masalahnya dalam mendisain atau mendimensi tipe cross flow ini perlu ada pedoman
petunjuk, panduan dan bahkan spesifikasi jenis jenis tertentu yang telah diketahui
perilakunya yang berkaitan dengan :
1. Kesedian debit dan tinggi muka air di suatu lokasi tertentu, untuk mengetahui
ketersediaan air pada suatu daerah aliran baik untuk tujuan khusus seperti
pembuatan bendungan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik atau untuk
keperluan irigasi maupun untuk tujuan yang lebih umum seperti pembuatan
masterplan konservasi sumberdaya air, perkiraan tentang ketersediaan air
Gambar 2.14 Turbin Aliran Silang Jenis Horizontal
Studi yang mendalam terhadap pembangkit tenaga jenis cross flow untuk PLTA skala
kecil belum banyak dilakukan orang, karena tipe ini dianggap sederhana dan effisiensi nya
relatif rendah. Penelitian pada akhir akhir ini dilakukan terhadap pembangkit listrik yang
berskala besar, mengingat secara ekonomi makro, pembangkit listrik besarlah yang dianggap
sangat menguntungkan untuk dikembangkan. Tetapi bila kita berbicara kemampuan
masyarakat dalam keikutsertaan mengumpulkan air dari sumber tenaga yang tersebar di
jaringan irigasi dan sungai sungai kecil di Indonesia, maka justru kita harus
mengembangkan tipe cross flow itu agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang terbatas
pengetahuan dan teknologinya. Tipe cross flow ini sudah jelas kesederhanaannya dan dapat
diproduksi oleh bengkel bengkel biasa yang ada dimasyarakat.
Masalahnya dalam mendisain atau mendimensi tipe cross flow ini perlu ada pedoman
petunjuk, panduan dan bahkan spesifikasi jenis jenis tertentu yang telah diketahui
perilakunya yang berkaitan dengan :
1. Kesedian debit dan tinggi muka air di suatu lokasi tertentu, untuk mengetahui
ketersediaan air pada suatu daerah aliran baik untuk tujuan khusus seperti
pembuatan bendungan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik atau untuk
keperluan irigasi maupun untuk tujuan yang lebih umum seperti pembuatan
masterplan konservasi sumberdaya air, perkiraan tentang ketersediaan air
Gambar 2.14 Turbin Aliran Silang Jenis Horizontal
Studi yang mendalam terhadap pembangkit tenaga jenis cross flow untuk PLTA skala
kecil belum banyak dilakukan orang, karena tipe ini dianggap sederhana dan effisiensi nya
relatif rendah. Penelitian pada akhir akhir ini dilakukan terhadap pembangkit listrik yang
berskala besar, mengingat secara ekonomi makro, pembangkit listrik besarlah yang dianggap
sangat menguntungkan untuk dikembangkan. Tetapi bila kita berbicara kemampuan
masyarakat dalam keikutsertaan mengumpulkan air dari sumber tenaga yang tersebar di
jaringan irigasi dan sungai sungai kecil di Indonesia, maka justru kita harus
mengembangkan tipe cross flow itu agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang terbatas
pengetahuan dan teknologinya. Tipe cross flow ini sudah jelas kesederhanaannya dan dapat
diproduksi oleh bengkel bengkel biasa yang ada dimasyarakat.
Masalahnya dalam mendisain atau mendimensi tipe cross flow ini perlu ada pedoman
petunjuk, panduan dan bahkan spesifikasi jenis jenis tertentu yang telah diketahui
perilakunya yang berkaitan dengan :
1. Kesedian debit dan tinggi muka air di suatu lokasi tertentu, untuk mengetahui
ketersediaan air pada suatu daerah aliran baik untuk tujuan khusus seperti
pembuatan bendungan untuk keperluan pembangkit tenaga listrik atau untuk
keperluan irigasi maupun untuk tujuan yang lebih umum seperti pembuatan
masterplan konservasi sumberdaya air, perkiraan tentang ketersediaan air
Universitas Sumatera Utara
amatlah penting. Oleh karena itu masalah data data topografi dari suatu sungai
yang berkesinambungan harus dimiliki.
Disamping itu cara lain untuk merencanakan PLTA skala kecil perlu diketahui
ketersedian air yang ada agar PLTA tersebut dapat berfungsi terus menerus
sepanjang waktu, serta lokasi penempatan turbin agar sesuai dengan yang
direncanakan sehingga didapat debit serta tinggi muka air yang memadai.
Ketersediaan air di sungai dalam jangka waktu yang panjang dapat diperkirakan
dengan mengadakan pegamatan taraf muka air pada beberapa lokasi
pengamatan. Dengan demikian debit pada sungai tersebut akan dipergunakan
untuk menggerakan turbin.
2. Daya yang dapat dihasilkan
Berdasarkan debit yang ada pada PLTA tersebut akan menghasilkan daya
dengan menggunakan rumus :
P = QgH
Dimana :
P = Daya (kW)
= Massa jenis air (kg/m
3
)
Q = Debit (m
3
/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s
2
)
H = Perbedaan ketinggian (m)
= efisiensi
3. Pembangkit listrik atau dinamo
Pembangkit listrik atau dinamo ini diusahakan yang mudah diperoleh di pasar
atau yang dapat dibuat lokal
4. Ukuran dan bentuk detail turbin
Universitas Sumatera Utara
Ukuran dan bentuk detail turbin dibuat agar mudah di desain dan dipasang
dilapangan
5. Efisiensi turbin
Efisiensi turbin di dapat dari membandingkan output dan input yang terpakai
6. Pengoperasian dan Pemeliharaan
Pengoperasian dan pemeliharaan PLTA skala kecil ini mampu dilakukan oleh
tenaga/ teknisi menegah
2.6 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air
Klasifikasi pembangkit listrik tenaga air ini dapat digolongkan berbagai kriteria,
antara lain :
2.6.1 Berdasarkan Keadaan Lokasi dan Topografi
Berdasarkan lokasi topografi, pemilihan instalasi untuk pembangkit listrik tenaga air
yang berlokasi didaerah pedalaman atau dipegunungan akan sangat berbeda dengan instalasi
pembangkit listrik didaerah dataran rendah. Misalnya bangunan utamanya, untuk daerah
pegunungan bangunan utama yang biasanya bendungan atau dam, sedangkan untuk daerah
dataran rendah cukup dengan bendungan biasa. Selain itu jaringan transmisinya di daerah
pegunungan akan memerlukan jaringan transmisi yang sangat panjang untuk disalurkan ke
konsumen sedang untuk dataran rendah relatif dekat dengan daerah pemungkiman. Oleh
karena itu pengetahuan tentang lokasi dan topografi untuk suatu PLTA sangat penting dalam
perencanaan.
2.6.2 Klasifikasi berdasarkan Keadaan Hidraulik
Universitas Sumatera Utara
Klasifikasi berdasarkan keadaan hidraulik adalah pengelompokkan yang ditinjau dari
aliran air yang digunakan untuk menggerakkan turbin. Berdasarkan hal tersebut
pengelompokkan dapat dibagi atas :
a. Pembangkit listrik tenaga air konvensional, adalah pembangkit listrik yang
menggunakan tenaga air secara gravitasi yang diperoleh dengan
memanfaatkan aliran air sungai.
b. Pembangkit listrik tenaga pompa, adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan putaran air dengan menggunakan pompa yang dilakukan pada
saat pemakaian listrik tidak terlalu tinggi, sehingga tenaga listrik yang tidak
terpakai dapat digerakan untuk menggerakkan pompa.
c. Pembangkit listrik tenaga pasang surut, adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan aliran air laut akibat adanya pasang surut.
2.6.3 Klasifikasi berdasarkan Bangunan Utama (Patty.G.F)
Pengelompokkan ini berdasarkan pada lokasi bangunan atau konstruksi utama dari
bangunan pembangkit listrik tenaga air, yang terbagi atas :
a. Pembangkit pada aliran sungai. Pembangkit untuk kelompok ini harus
menjamin kondisi pengaliran sungai tetap lancar dan aliran sungai tidak
terganggu oleh konstruksi pembangkit tenaga listrik. Biasanya kelompok ini
adalah pembangkit listrik dengan tinggi tekan air yang rendah.
b. Pembangkit listrik dengan bendungan di lembah. Dalam kelompok ini
bendungan merupakan bangunan utama untuk kolam penampung air
(reservoir), sehingga dihasilkan tinggi tekan air untuk pembangkit listrik, pada
kelompok ini termasuk pembangkit listrik dengan tinggi air menegah dan
tinggi.
Universitas Sumatera Utara
c. Pembangkit listrik pada sudetan. Kelompok ini memperoleh air dengan cara
mengalihkan aliran air sungai melalui sebuah atau lebih saluran pengalih atau
sudetan menuju bangunan pembangkit listrik yang berada didekat kolam
penampung. Biasanya kelompok ini digunakan untuk pembangkit dengan
tinggi tekan air rendah atau menegah.
d. Pembangkit listrik dengan mengambil ketinggian dari sungai lain. Pembangkit
listrik untuk kelompok ini diperoleh jika tekan air yang dialirkan melalui
sebuah sistem terowongan menuju sungai lain atau kolam yang lebih rendah
yang kemudian digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air.
2.6.4 Klasifikasi Berdasarkan Tinggi Tekan
Berdasarkan tinggi tekan air yang diperoleh untuk pembangkit tenaga listrik
dikelompokkan sebagai berikut :
Klasifikasi menurut Mosonyi :
a. Tinggi tekan air kecil, besar tinggi tekan < 15 m
b. Tinggi tekan air menengah, besar tinggi tekan 15 - 50 m
c. Tinggi tekan air tinggi, besar tinggi tekan > 50 m
Klasifikasi menurut PLN :
a. Tinggi tekan air kecil, besar tinggi tekan < 15 m
b. Tinggi tekan air menengah, besar tinggi tekan 15 - 50 m
c. Tinggi tekan air tinggi, besar tinggi tekan > 50 m
Klasifikasi menurut M.M.Dandkear dan K.N. Sharma :
a. Tinggi tekan air rendah, besar tinggi tekan < 15 m
b. Tinggi tekan air menengah, besar tinggi tekan 15 - 70 m
c. Tinggi tekan air tinggi, besar tinggi tekan > 71 - 250 m
d. Tinggi tekan air sangat tinggi, besar tinggi tekan > 250 m
Universitas Sumatera Utara
2.6.5 Klasifikasi berdasarkan Kapasitas Pembangkit
Berdasarkan besarnya kapasitas yang dihasilkan dari pembangkit tenaga listrik, dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Klasifikasi menurut Mosonyi :
a. Kapasitas kecil, dengan output < 100 kW
b. Kapasitas rendah, dengan output 100 1000 kW
c. Kapasitas menegah, dengan output 1001 - 10.000 kW
d. Kapasitas tinggi, dengan output > 10.000 kW
Klasifikasi menurut M.M.Dandkear dan K.N. Sharma :
a. Kapasitas kecil, dengan output < 5 MW
b. Kapasitas rendah, dengan output 5 100 MW
c. Kapasitas menegah, dengan output 101 - 1000 MW
d. Kapasitas tinggi, dengan output > 1000 MW
Klasifikasi menurut SCAT (Swiss centre of Appropriete Technology) :
a. Kapasitas mikro, dengan output < 100 kW
b. Kapasitas mini, dengan output 101 500 kW
c. Kapasitas kecil, dengan output 501 - 1000 kW
d. Kapasitas besar, dengan output > 1.000 kW
2.7 Head Loses
Perubahan tekanan dalam aliran fluida terjadi karena adanya perubahan ketinggian,
perubahan kecepatan akibat perubahan penampang dan gesekan fluida. Pada aliran tanpa
gesekan perubahan tekanan dapat dianalisa dengan persamaan Bernoulli yang
memperhitungkan perubahan tekanan ke dalam perubahan ketinggian dan perubahan
Universitas Sumatera Utara
kecepatan. Sehingga perhatian utama dalam menganalisa kondisi aliran nyata adalah
pengaruh dari gesekan. Gesekan akan menimbulkan penurunan tekanan atau kehilangan
tekanan dibandingkan dengan aliran tanpa gesekan. Berdasarkan lokasi timbulnya
kehilangan, secara umum kehilangan tekanan akibat gesekan atau kerugian ini dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu: kerugian mayor dan kerugian minor.
Kerugian mayor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan aliran fluida pada sistem
aliran penampang tetap atau konstan. Kerugian mayor ini terjadi pada sebagian besar
penampang sistem aliran makanya dipergunakan istilah mayor. Sedangkan kerugian minor
adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi pada katup-katup, sambungan T,
sambungan L dan pada penampang yang tidak konstan. Kerugian minor meliputi sebagian
kecil penampang sistem aliran, sehingga dipergunakan istilah minor. Kerugian ini untuk
selanjutnya akan disebutkan sebagai head loss.
Istilah Head Loss muncul sejak diawalinya percobaan-percobaan hidrolika abad ke
sembilan belas, yang sama dengan energi persatuan berat fluida. Namun perlu diingat bahwa
arti fisik dari head loss adalah kehilangan energi mekanik persatuan massa fluida. Sehingga
satuan head loss adalah satuan panjang yang setara dengan satu satuan energi yang
dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu satuan panjang yang
bersesuaian.
Untuk menentukan factor gesekan ( f ) dapat diperoleh dari diagram moody dengan
terlebih dahulu mengetahui bilangan Reynold ( Re dimana:

Vd
= Re
Dengan:
Re = Reynold number
Universitas Sumatera Utara
= Viskositas kinematik, dimana harganya 1.02 x 10
-6
m
2
/s untuk tekanan 1 atm
pada suhu 20
0
C
V = kecepatan aliran masuk pipa (m/s)
D = Diameter pipa (m)
2.7.1 Head Loses Mayor
Dengan mempergunakan persamaan keseimbangan energi dan asumsi aliran
berkembang penuh (fully developed) sehingga koefisien energi kinetik o
1
= o
2
dan
penampang konstan maka :
, ,
p p
g z z h
l
1 2
2 1

= +

di mana :
h
l
: head loss mayor
Jika pipa horisontal, maka z
2
= z
1
, maka :
p p
h
l
1 2

atau Ap / = h
l
Jadi head loss mayor dapat dinyatakan sebagai kerugian tekanan aliran fluida
berkembang penuh melalui pipa penampang konstan.
Untuk aliran laminer , berkembang penuh, pada pipa horisontal, penurunan tekanan
dapat dihitung secara analitis, diperoleh :
Universitas Sumatera Utara
D
V
D
L
D
D LV
D
LQ
p

32
) 4 / ( 128 128
4
2
4
= = = A
dimana :
: kekentalan atau viskositas fluida
sehingga dengan memasukkan konsep angka Reynold maka head loss menjadi :
2 Re
64
64
2
32
2 2
V
D
L
VD
V
D
L
D
V
D
L
h
lmayor
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
= =

Untuk aliran turbulen, penurunan tekanan tidak dapat dihitung secara analitis karena
pengaruh turbulensi yang menimbulkan perubahan keacakan sifat fluida. Perubahan sifat
fluida yang acak tersebut belum dapat didekati dengan fungsi matematis yang ada saat ini.
Perhitungan head loss didasarkan pada hasil percobaan dan analisa dimensi. Penurunan
tekanan untuk aliran turbulen adalah fungsi dari angka Reynold, Re, perbandingan panjang
dan diameter pipa, L/D serta kekasaran relatif pipa, e/D.
Head loss mayor dihitung dari persamaan Darcy-Weisbach :
g
V
D
L
f h
lmayor
2
2
=
dimana :
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran masuk pipa (m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s
2
)
Universitas Sumatera Utara
Dengan menggunakan hasil percobaan dari L.F. Moody yang memperkenalkan
Diagram Moody, yaitu diagram koefisien gesek fungsi angka Reynold dan kekasaran relatif
pipa. Diagram Moody ditampilkan pada Lampiran. Nilai kekasaran relatif pipa merupakan
fungsi diameter pipa dan bahan pipa dapat ditentukan secara empiris dari grafik pada tabel
Tabel 2.1 Kekasaran relatif ( e ) dalam berbagai bahan pipa
Pipeline Material
Absolute roughness, e
ft mm
Glass and various plastics ( e.g.,PVC and PE
pipes
Drawn turbings (e.g., copper or aluminum
pipes or turbings
Commercial steel or wrought iron
Cast iron with asphalt lining
Galvanized iron
Cast Iron
Wood stave
Concrete
Riveted steel
0
(hydraulically smooth )
5 x 10
-6
1.5 x 10
-4
4 x 10
-4
5 x 10
-4
8.5 x10
-4
6 x 10
-4
-3 x 10
-3
1 x 10
-3
-1 x 10
-2
3 x 10
-3
-3 x 10
-2
0
(hydraulically smooth
1.5 x 10
-3
4.6 x 10
-2
0.12
0.15
0.25
0.18-0.9
0.3-3.0
0.9-9.0
Pump Handbook, Igor J. Karasik, William C.Krutzsc, Waren H. Frase, Joseph Messina
untuk aliran laminer nilai koefisien gesek hanya fungsi angka Reynold, tidak
dipengaruhi oleh kekasaran permukaan pipa. Namun dengan semakin tingginya angka
Reynold koefisien gesekan hanya merupakan fungsi dari kekasaran relatif saja. Pada kondisi
ini medan aliran dikatakan mencapai kekasaran penuh.
Mengingat perhitungan head loss adalah perhitungan yang cukup panjang dan
kenyataan aplikasi program komputer telah digunakan pada perencanaan suatu sistem
perpipaan maka dibutuhkan persamaan matematika untuk menentukan koefisien gesek
sebagai fungsi dari angka Reynold dan kekasaran relatif. Salah satunya adalah persamaan
Universitas Sumatera Utara
Blasius yang dapat digunakan pada aliran turbulen, pipa halus dengan angka Reynold, Re <
10
5
yaitu :
f =
0 3164
0 25
,
Re
,
2.7.2 Head Loses Minor
Besarnya kerugian akibat adanya kelengkapan pipa dapat diperoleh dengan persamaan:
g
V
nK h
or l
2
2
min _
=
Dimana:
h
Lminor
= Kerugian head akibat kelengkapan pipa sepanjang jalur pipa isap
n = Jumlah kelengkapan pipa
K = Koefisien kerugian akibat kelengkapan pipa
Koefisien k dapat ditentukan melalui table koefisien kerugian minor di lampiran.
Head loses total di dapat dari :
H
Ltotal
= h
L mayor
+ h
Lminor
Head Turbin didapat dari pengurangan Head Statis turbin terhadap Head loses total,
H
Total
= H - H
Ltotal
2.8 Daya Air
Universitas Sumatera Utara
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head
dan debit air. Head adalah beda ketinggian antara muka air pada tempat penampungan atas
dengan poros turbin air.
Total energi yang tersedia dari tempat penampungan atas adalah merupakan energi
potensial air yaitu :
mgh E =
dengan
m = Massa air (kg)
h = Head turbin(m)
g = Percepatan gravitasi (m/s
2
)
Daya merupakan energi tiap satuan waktu
|
.
|

\
|
t
E
, sehingga persamaan diatas dapat
dinyatakan sebagai :
gh
t
m
t
E
= Dengan mensubsitusikan P terhadap
|
.
|

\
|
t
E
dan mensubsitusikan Q
terhadap
|
.
|

\
|
t
m
maka :
Qgh P
a
=
dengan
P
a
= Daya (watt)
Q = Kapasitas aliran (m
3
/s)
= Massa jenis air (kg/m
3
)
h = Head turbin (m)
Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air datar. Dalam hal ini
energi yang tersedia merupakan energi kinetik yaitu :
Universitas Sumatera Utara
2
2
1
mv E = dengan
v = kecepatan aliran masuk pipa (m/s)
Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut :
2
2
1
Qv P =
atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Av Q = maka :
3
2
1
Av P =
dengan
A = luas penampang pipa (m
2
)
2.9 Daya Listrik
Daya listrik yang terbangkitkan dihitung dengan rumus
P
l
= V.I
P
l
= Daya listrik (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
2.10 Daya Turbin
Daya turbin dapat dihitung dengan rumus
Pt =
cos . .
g p
l
P
\
Dimana :
P
l
= Daya listrik (Watt)
p
= Effisiensi pulley
Universitas Sumatera Utara
g
= Effisiensi generator
cos
2.11 Efisiensi Turbin
Efisiensi turbin didapatkan dari perbandingan nilai daya air dan daya turbin yaitu:
% 100 x
P
P
t
a
t
=
Dimana :
t
= Efisiensi turbin (%)
P
a `
= Daya air (Watt)
P
t
= Daya Turbin (Watt)
2.11 Pemeliharaan (maintenance)
Turbin didesain untuk bekerja dalam jangka waktu puluhan tahun dengan sangat
sedikit pemeliharaan pada elemen utamanya, interval pemeriksaan total (overhaul) dilakukan
dalam jangka waktu beberapa tahun. Pemeliharaan dilakukan pada sudu, pengarah dan part
lain yang bersentuhan dengan air termasuk pembersihan, pemeriksaan dan perbaikan part
yang rusak.
Keausan umumnya terjadi pada lubang akibat kavitasi, retakan dan pengikisan dari
benda padat yang tercampur dalam air. Elemen baja diperbaiki dengan pengelasan, umumnya
dengan las stainless steel. Area yang berbahaya dipotong atau digerinda, kemudian dilas
sesuai dengan bentuk aslinya atau dengan profil yang diperkuat. Sudu turbin tua mungkin
akan mempunyai banyak tambahan stainless steel hingga akhir penggunaannya. Prosedur
pengelasan yang rumit mungkin digunakan untuk mendapatkan kualitas perbaikan terbaik.
Universitas Sumatera Utara
Elemen lainnya yang membutuhkan pemeriksaan dan perbaikan selama pemeriksaan total
yaitu : bantalan, kotak paking dan poros, motor servo, sistem pendingin untuk bantalan dan
lilitan generator, cincin seal, elemen sambungan gerbang dan semua permukaan.
2.12 Pengaruh Pada Lingkungan
Turbin air mempunyai pengaruh yang sangat positif, yaitu : turbin air adalah salah satu
penghasil tenaga terbersih, menggantikan pembakaran bahan bakar fosil dan menghapuskan
limbah nuklir. Turbin air menggunakan energi yang dapat diperbarui dan didesain untuk
beroperasi dalam jangka waktu puluhan tahun.
Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться