Вы находитесь на странице: 1из 11

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...........................................................................................................1 I.IDENTITAS.........................................................................................................2 II.ANAMNESIS......................................................................................................

2
A.Keluhan Utama................................................................................ 2 B.RPS (Riwayat penyakit Sekarang)....................................................2 C.RPD (Riwayat Penyakit Dahulu).......................................................3 D.Riwayat Sosial dan Riwayat Pribadi.................................................3 E.RPK (Riwayat Penyakit Keluarga).....................................................3 F.Anamnesis Sistemik.........................................................................3

RESUME ANAMNESIS........................................................................................4 III.PEMERIKSAAN FISIK..................................................................................4


A.Keadaan Umum............................................................................... 4 B.Vital Sign.......................................................................................... 4 C.Status Generalis............................................................................... 4 D.Status Lokalis Anorektal.................................................................7

IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK..........................................8 Pada pasien dalam kasus ini belum dilakukan pemeriksaan penunjang apapun.....................................................................................................................8 V.DIAGNOSIS BANDING...................................................................................8 VI.DIAGNOSIS......................................................................................................8 VIII.PENATALAKSANAAN DAN TERAPI......................................................9 DAFTAR PUSTAKA 11

BED SIDE TEACHING


Fistula Ani
I. IDENTITAS Nama Umur Alamat Agama Pekerjaan No. RM Ruangan : Ny. Manisem : 41 tahun : Dermayu 03/03 Karangrejo, Selomerto : Islam : Petani : 570816 : Poliklinik Bedah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Periksa : 25 Juni 2013

II. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan secara Auto anamnesis pada tanggal 25 Juni 2013 di ruang Poliklinik Bedah. A. Keluhan Utama Terdapat lubang di dekat anus. B. RPS (Riwayat penyakit Sekarang) Pasien datang ke Poliklinik Bedah RSUD Wonosobo dengan membawa surat rujukan dari dr. Suprapto, Sp. PD. Pasien mengeluhkan adanya lubang di dekat daerah anus yang selama 1 bulan terakhir ini. Dari lubang sering keluar nanah dan kadang mengeluarkan kotoran saat BAB. Pada daerah terdapatnya lubang terasa nyeri pada saat bergerak dan BAB. Bila pasien mengeluarkan nanah sendiri dengan cara menekan-nekan daerah sekitar lubang nyeri terasa berkurang. Sekitar 8 bulan sebelum adanya lubang, pada daerah dekat anus sering terasa nyeri dan panas. Pasien sudah berobat ke puskesmas dan mantri, keluhan berkurang tapi tidak lama
2

keluhan berulang lagi. Kira-kira 3 bulan yang lalu pasien berobat ke dokter penyakit dalam, setelah beberapa bulan pengobatan, pada bagian yang nyeri timbul seperti bisul dan kemudian pecah dan mengeluarkan nanah. Sekitar dua minggu setelah bisul pecah, dari lubang sering keluar kotoran saat BAB. C. RPD (Riwayat Penyakit Dahulu) Pasien sering mengeluhkan nyeri pada daerah dekat anus sejak 8 bulan terakhir. Sudah berobat ke puskesmas dan mantri tapi keluhan tetap berulang. Pasien mengaku sebelum ini belum pernah mengalami gejala seperti pada penyakit sekarang pada daerah lainnya di sekitar anus. Pasien juga menyangkal adanya gangguan atau perubahan pada defekasi. Riwayat radang usus dan penyakit TB disangakal. Pasien juga tidak pernah menggunakan dan tidak sedang dalam pengobatan seperti steroid atau terapi radiasi. D. Riwayat Sosial dan Riwayat Pribadi Pasien adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus petani yang bekerja membantu suaminya. Pasien memiliki dua orang anak. E. RPK (Riwayat Penyakit Keluarga) Pasien mengaku tidak ada penyakit yang spesifik dalam anggota keluarga. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit serupa. F. Anamnesis Sistemik a. Sistem serebrospinal : tidak pusing , tidak demam b. Sistem respirasi d. Sistem digestivus e. : tidak batuk, tidak pilek, tidak sesak nafas : tidak nyeri perut, tidak mual, tidak muntah, BAB lancar, tidak keras, tidak cair Sistem urogenital : BAK positif, lancar, tidak nyeri, tidak anyang-anyangan, tidak terasa panas
3

c. Sistem kardiovaskuler: tidak nyeri dada, tidak berdebar debar

f. g. h. Kejiwaan

Sistem muskuloskeletal Sistem integumentum hangat, tidak basah. : tenang, tidak

: :

tidak suhu

ada raba

nyeri gerak aktif, tidak ada nyeri sendi

nampak

seperti

memiliki gangguan mental

RESUME ANAMNESIS Seorang perempuan 43 tahun datang ke poliklinik bedah dengan keluhan terdapat lubang di dekat anus yang terasa nyeri dan sering mengeluarkan nanah dan kotoran saat BAB. Keluhan dirasakan sekitar 1 bulan terakhir. 8 bulan sebelumnya pada daerah yang terdapat lubang sering terasa nyeri, 3 bulan yang lalu terdapat bisul yang kemudian pecah.

III. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum Baik dan tenang. Kesadaran : compos mentis, dengan GCS : E 4V5M6 = 15, sikap : berbaring aktif. B. Vital Sign TD N : 110/70 mmHg : 84x kali/menit RR : 24 kali/menit T : 37.4

C. Status Generalis 1. Kulit: berwarna kecokelatan, tidak tampak pucat, tidak berkerut, tidak tampak hiperpigmentasi dan hipopigmentasi. 2. Kepala: a. Bentuk mesocepal, simetris, dan tidak ada deformitas maupun jejas serta hematom. b. Ekspresi muka: tenang.

c. Rambut d. Mata

: Berwarna hitam, lurus, pendek, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut. : visus mata normal, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada edema palpebra, mata tidak merah, pupil isokor, reflek cahaya positif, tidak exofthalmus.

e. Telinga f. Hidung

: Pendengaran baik, serumen minimal, tinnitus tidak ada, nyeri tekan tragus tidak ada. : tidak ditemukan nafas cuping hidung, discharge tidak ada, tidak ditemukan hiperemis dan pembengkakan pada konka.

g. Mulut

: bibir tidak sianosis, terlihat

basah, tidak ada

stomatitis, lidah tidak kotor dan tidak tremor, tidak ada atrofi papil lidah, uvula dan tonsila tidak membesar dan tidak hiperemis, tidak tampak adanya caries pada gigi, tidak ada gigi yang tanggal 3. Leher a. Tidak tampak deviasi trakhea dan trakhea tampak simetris membelah leher b. Kelejar tiroid tidak membesar dan tidak ada pembesaran limponodi leher. c. JVP tidak meningkat 4. Thorax Pulmo a. Inspeksi simetris, tidak ada ketinggalan gerak, sifat pernafasan thoraco abdominal, irama nafas normal dan regular. b. Palpasi Tidak ada pembesaran limfonodi axillaris, vokal fremitus teraba dan terasa simetris, tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa pada regio thorax.
5

c. Perkusi Seluruh lapang sonor, batas atas hepar SIC VI midclavicula kanan. d. Auskultasi Suara dasar paru vesikuler, tidak ada suara tambahan baik berupa wheezing maupun ronkhi. Jantung a. Inspeksi b. Palpasi c. Perkusi : Ictus Cordis tampak di SIC V LMC sinistra : Ictus cordis teraba pada SIC V LMC sinistra. : Batas-Batas Jantung Kanan atas Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra : SIC II LMC sinistra

Kanan bawah: SIC IV LPS dextra Kiri bawah : SIC IV LMC sinistra d. Auskultasi Suara jantung I dan II tunggal dengan irama reguler, tidak terdengar adanya bising jantung, gallop dan bnti klik. 5. Abdomen a. Inspeksi : Datar, tidak ada distensi, darm contour dan darm steifung tidak ditemukan. b. Auskultasi : Peristaltik (+) normal. c. Perkusi d. Palpasi : Timpani, pekak hepar positif. : Supel, tidak terdapat nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba. 6. Anogenital Tidak tampak kelainan pada bentuk vagina. Dari vagina tidak tampak adanya discharge atau cairan yang keluar. Tidak tampak kelainan pada area perineum.
6

Tidak tampak massa atau benjolan keluar dari anus. Tampak skin tag pada tepi anus. Tampak dua lubang yang berdekatan pada daerah gluteal kiri sekitar 3 cm dari anus pada arah jam 2-3, tepi lubang tampak dikelilingi jaringan granulasi, hiperemis, pus positif.

7. Ekstremitas Tidak ada deformitas, tidak ada nyeri gerak aktif dan pasif, gerakan bebas dan aktif. Akral hangat dan tidak oedem. D. Status Lokalis Anorektal 1) Inspeksi : Tidak tampak massa atau benjolan keluar dari lubang anus. Tampak skin tag pada tepi anus. Tampak dua lubang yang berdekatan pada daerah gluteal kiri sekitar 3 cm dari lbang anus pada arah jam 2-3, tepi lubang tampak dikelilingi jaringan granulasi, hiperemis, pus positif. 2) Palpasi : Tidak didapatkan adanya massa pada regio gluteal. Nyeri tekan pada area sekitar lubang. Keluar pus dari lubang saat dilakukan penekanan pada daerah

sekitarnya.
3) Rectal Toucher : Tonus sfingter ani cukup, ampula recti tidak kolaps,

mukosa recti licin, tidak berbenjol-bejol, tidak didapatkan adanya massa, teraba adanya lubang pada arah jam 3 sejauh 2 cm dari lubang anus, nyeri tekan positis, keluar pus dari external opening di gluteal pada saat dilakukan penekanan. Pada colok dubur

bidigital teraba seperti tali setebal kira-kira 3mm. Pada handscoen didapatkan adanya pus, tidak didapatkan feses dan darah.

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK Pada pasien dalam kasus ini belum dilakukan pemeriksaan penunjang apapun. Usulan pemeriksaan penunjang: Fistulografi

V.

DIAGNOSIS BANDING Fistula Ani Hidradenitis supurativa Infeksi sinus pilonidal dan kista sebasea perianal Fistel proktitis

VI.

DIAGNOSIS
Fistula Ani

VIII. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI Terapi Konservatif Medikamentosa dengan pemberian analgetik, antipiretik serta profilaksis antibiotik jangka panjang untuk mencegah fistula rekuren. Terapi pembedahan: Fistulotomi : Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai ke lubang kulit, dibiarkan terbuka,sembuh per sekundam intentionem. Dianjurkan sedapat mungkin dilakukan fistulotomi. Fistulektomi : Jaringan granulasi harus di eksisi keseluruhannya untuk menyembuhkan fistula. Terapi terbaik pada fistula ani adalah membiarkannya terbuka. Seton : Benang atau karet diikatkan malalui saluran fistula. Terdapat dua macam Seton, cutting Seton, dimana benang Seton ditarik secara gradual untuk memotong otot sphincter secara bertahap, dan loose Seton, dimana benang Seton ditinggalkan supaya terbentuk granulasi dan benang akan ditolak oleh tubuh dan terlepas sendiri setelah beberapa bulan. Advancement Flap : Menutup lubang dengan dinding usus, tetapi keberhasilannya tidak terlalu besar. Fibrin Glue: Menyuntikkan perekat khusus (Anal Fistula Plug/AFP) ke dalam saluran fistula yang merangsang jaringan alamiah dan diserap oleh tubuh. Penggunaan fibrin glue memang tampak menarik karena sederhana, tidak sakit, dan aman, namun keberhasilan jangka panjangnya tidak tinggi, hanya 16%. Pasca Operasi Pada operasi fistula simple, pasien dapat pulang pada hari yang sama setelah operasi. Namun pada fistula kompleks mungkin membutuhkan rawat inap beberapa hari. Setelah operasi mungkin akan terdapat sedikit darah ataupun cairan dari luka operasi untuk beberapa hari, terutama sewaktu buang air besar. Perawatan luka pasca operasi meliputi sitz bath (merendam daerah pantat dengan cairan antiseptik), dan
9

penggantian balutan secara rutin. Obat obatan yang diberikan untuk rawat jalan antara lain antibiotika, analgetik dan laksatif. Aktivitas sehari hari umumnya tidak terganggu dan pasien dapat kembali bekerja setelah beberapa hari. Pasien dapat kembali menyetir bila nyeri sudah berkurang. Pasien tidak dianjurkan berenang sebelum luka sembuh, dan tidak disarankan untuk duduk diam berlama-lama.

Pada pasien dalam kasus ini dilakukan terapi konservatif karena pasien merasa belum siap untuk dilakukan tindakan operatif. Terapi medikamentosa yang diberikan pada pasien adalah: IX. Ciprofloxacin 2 x 500 mg Antalgin 3 x 500 mg

KOMPLIKASI Komplikasi dini pasca operasi, sebagai berikut : Retensi urin Pendarahan Impaksi tinja Thrombosed hemorrhoid

Komplikasi tertunda pascaoperasi, sebagai berikut : Kambuh Inkontinensia stenosis Anal: Proses penyembuhan menyebabkan fibrosis dari lubang anus. Bulking agen untuk membantu mencegah bangku sempit. X. PROGNOSIS Prognosis dari penyakit ini sangat baik setelah sumber infeksi dan fistula teridentifikasi. Fistula akan menetap bila tidak didrainase dengan benar. Dengan tindakan yang tepat dan mengikuti anjuran yang, maka prognosis dari fistula ani baik. Komplikasi pun dapat terhindarkanhan luka lambat

10

DAFTAR PUSTAKA

1. Grace P, Borley N. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi ketiga .Jakarta : Erlangga.2006. 2. Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara. 2000. 3. Sabiston D, Oswari J.Buku Ajar Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1994. 3. Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6 . Jakarta :EGC.2000. 4. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004.Hal 747-748

11

Вам также может понравиться