Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB1 PENDAHULUAN Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian

besar masyarakat yang ditandai dengan berat lahir yang kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Bayi lahir dengan berat lahir renndah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi (Anonim, 2006). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energi kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang,

yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005). Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal di negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari dua per tiga kematian adalah BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara berkembang (Hadi, 2001). Data epidemiologi di Inggris dan berbagai Negara maju lainnya memperlihatkan, setelah menjadi dewasa bayi dengan berat ringan untuk masa kehamilannya akan lebih mudah terkena penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 maupun penyakit kordiovaskuler (PKV) (Sayogo, 2003). Berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kesehatan propinsi yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, proporsi BBLR pada tahun 2000 berkisar antara 0,91% (Gorontalo) dan 18,89% (Jawa Tengah), sedangkan pada tahun 2001 berkisar antara 0,54% (NAD) dan 6,90% (Sumatra Utara). Angka tersebut belum mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di masyarakat karena belum semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh petugas kesehatan, khususnya yang ditolong oleh dukun atau tenaga non kesehatan lainnya (Profil Kesehatan RI, 2004). Secara umum Indonesia belum mempunyai angka untuk bayi berat lahir rendah (BBLR) yang diperoleh berdasarkan survai nasional. Proporsi BBLR ditentukan berdasarkan estimasi yang sifatnya sangat kasar, yaitu berkisar antara 7 14% selama periode 1999 2000. Jika proporsi ibu hamil adalah 2,5% dari total penduduk maka setiap tahun diperkirakan 355.000 710.000 dari 5 juta bayi lahir dengan kondisi BBLR (Depkes RI, 2001).

Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Angka kematian bayi di Indoesia tercatat 51,0 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003, ini memang bukan gambaran yang indah karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan Negara negara di bagian ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 14% yaitu sekitar 459.200 900.000 bayi (Depkes RI, 2005). Proporsi BBLR dapat diketahui berdasarkan estimasi dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Pada tahun 1992 1997 yaitu secara nasional proporsi bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu 7,7% untuk perkotaan 6,6%, dan untuk pedesaan 8,4. Dan pada tahun 2002 2003 angka proporsi BBLR tidak mengalami penurunan yaitu sekitar 7,6% (Profil Kesehatan Propinsi Sulsel, 2005). Hasil penelitian Rumah Sakit maupun Puskesmas menyatakan bahwa pada tahun 1999 tercatat kejadian BBLR sebesar 3,27% dari 25.422 bayi lahir hidup. Data di wilayah Puskesmas pada tahun 2000

menggambarkan bahwa bayi lahir hidup <2500> BBLR bervariasi menurut propinsi dengan rentang 2,0% - 15,1% terendah di propinsi Sumatra Utara dan tertinggi di Sulawesi Selatan, tercatat bahwa jumlah bayi dengan BBLR sebanyak 1.554 (1,2% dari total bayi lahir) dan yang tertangani sebanyak 1.178 orang (75,8%), dengan kasus tertinggi terjadi di Kota Makassar yaitu 355 kasus (2,63%) dari 13.486 bayi lahir hidup dan yang terendah di Kabupaten Pangkep hanya 3 kasus (Profil Kesehatan Propinsi Sulsel,2005)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut prematur.Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR). Berdasarkan kurva pertumbuhan intrauterin dari Lubchenko, maka kebanyakan bayi prematur akan dilahirkan dengan berat badan yang rendah (BBLR), BBLR dibedakan atas Berat Lahir Sangat Rendah (BLSR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.500 gram, dan Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BLASR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.000 gram. Menurut Manuaba,bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: 1. Prematuritas murni Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB- SMK). Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perIu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di Iuar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.

. 2. Dismaturitas Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Epidemiologi Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%. ETIOLOGI BBLR dapat disebabkan karena:

Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan angka kematian perinatal ialah mencegah terjadinya prematuritas.Sampai sekarang pengetahuan mengenai etiologi prematuritas belum cukup memuaskan.Penyebab

terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui.15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1 janin). Menurut besarnya penyebab kelahiran bayi prematur dapat

dibagi : (3)
1. Faktor ibu A.Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia gravidarum,perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis, penyakit lainnya ialah nefritis akut, diabetes mellitus, infeksi akut atau tindakan opertif dapat merupakan factor etiologi prematuritas. B.Usia Usia Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat.Kejadian terendah ialah pada usia ibu antara 26-35 tahun. C. Keadaan social ekonomi Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah. Factor janin Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahirnya bayi BBLR.

Table 1. factor yang meliputi etiologi retardasi pertumbuhan janin intrauterine (1) Factor janin Kelainan kromosom (trisomi autosomal)

Infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan, sifilis) Disautonomia familial Radiasi Kehamilan ganda Aplasia pancreas Factor plasenta Berat plasenta berkurang atau berongga atau keduanya Luas permukaan berkurang Plasentitis vilus (bakteri, virus dan parasit) Infark Tumor (korioangioma, mola hidatidosa) Plasenta yang lepas Sindrom Plasenta yang lepas Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik) Factor ibu Toksemia Hipertensi, penyakit ginjal atau keduanya Hipoksia (dipegunungan, penyakit jantung sianotik, penyakit paru) Malnutrisi atau penyakit kronik Anemia sel sabit Obat (narkotik, alcohol, rokok, antimetabolik)

Masalah-masalah pada Bayi BBLR Masalah-masalah yang muncul pada bayi BBLR adalah sebagai berikut: 1. Suhu Tubuh a. Pusat pengatur panas badan belum sempurna b. Luas badan bayi relatifbesar sehingga penguapannya bertambah c. Otot bayi masih lemah d. Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas badan e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat diperhatikan sekitar 30 0C sampai 37 0C 2. Pernafasan a. Pusat pengatur pernafasan belum sempuma b. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna c. Otot pernafasan dan tulang iga lemah d. Dapat disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan. 3. Alat pencernaan makanan a. Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan kurang baik

b. Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga pengosongan lambung berkurang. c. Mudah terjadinya regurtasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia. 4. Hepar yang belum matang (immatur) Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai keroikterus. 5. Ginjal masih belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema. 6. Perdarahan dalam otak a. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah b. Sering mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam otak. c. Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan dapat menyebabkan kematian. d. Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga memudahkan terjadi perdarahan dan nekrosis.

Karakteristik BBLR:

Gambaran fisik bayi prematur: Ukuran kecil Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg) Kulitnya tipis, terang dan berwarna pink (tembus cahaya) Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan) Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput Rambut yang jarang Telinga tipis dan lembek Tangisannya lemah Kepala relatif besar Jaringan payudara belum berkembang Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi cukup bulan) Refleks menghisap dan refleks menelan yang buruk Pernafasan yang tidak teratur Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit ( anak laki - laki ) Labia mayora belum menutupi labia minora ( pada anak perempuan)

DIAGNOSTIk Diagnosis Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu. Dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR: Umur ibu Riwayat hari pertama haid terakir Riwayat persalinan sebelumnya Paritas, jarak kelahiran sebelumnya Kenaikan berat badan selama hamil Aktivitas Penyakit yang diderita selama hamil Obat-obatan yang diminum selama hamil Pemeriksaan Fisik Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain : Berat badan Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan) Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain : Pemeriksaan skor ballard Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah,Kadar Bilirubin Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan PENANGANAN a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan, 2 kg adalah 35 derajat celsius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celsius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat di pertahankan. b. Makanan bayi prematur Alat pencemaan bayi prematur masih belum sempuma. lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 Kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum

sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI yang paling dahulu diberikan. Bila kurang, maka ASI dapat diperas dan di minumkan perlahanlahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari. c. Menghindari infeksi Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempuma. Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik 4.Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. PEMANTAUAN (MONITORING) 1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir >1500 gram dapat kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi. Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan seharusnya:

150-200 gram seminggu untuk bayi ,200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500gram(misalnya30-35gram/hari) Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari: Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180ml/kg/hari. Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari. Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200ml/kg/hari. 2. Tanda kecukupan pemberian ASI Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI BB bayi naik 3. Pemulangan penderita Bayi suhu stabil Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang lain. Ibu sanggup merawat BBLR di rumah BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat

mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang.

DAFTAR PUSTAKA

1.Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 2.Kosim SM,Yunanto A,Dewi R,Sarosa IG,Usman A,Buku Ajar Neonatologi. 3 ed.IDAI :2012 3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Perinatologi dalam Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Buku 3, Infomedika, Jakarta, 200o

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR . i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I BAB II PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Definisi ............................................................................................................. Klasifikasi ....................................................................................... Epidemiologi ................................................................................................... Etiologi................................................................................................................... Masalah pada BBLR............................................................................................... Karakteristik BBLR Diagnosis ............................................................................................... Penanganan.. Kesimpulan..................................................................................................

Вам также может понравиться

  • Amitriptilin
    Amitriptilin
    Документ3 страницы
    Amitriptilin
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Lupus Nefrotik, Ahmad PDF
    Lupus Nefrotik, Ahmad PDF
    Документ4 страницы
    Lupus Nefrotik, Ahmad PDF
    Arifin Saja
    Оценок пока нет
  • 149 493 1 PB PDF
    149 493 1 PB PDF
    Документ7 страниц
    149 493 1 PB PDF
    Mila Astari
    Оценок пока нет
  • Anestesi
    Anestesi
    Документ45 страниц
    Anestesi
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Evaluasi Preoperatif Anestesi
    Evaluasi Preoperatif Anestesi
    Документ9 страниц
    Evaluasi Preoperatif Anestesi
    Cahyo Wisnugroho
    100% (1)
  • Intoksikasi Kanabis
    Intoksikasi Kanabis
    Документ16 страниц
    Intoksikasi Kanabis
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Patologi Klinik I
    Patologi Klinik I
    Документ9 страниц
    Patologi Klinik I
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Kanker Payudara PDF
    Kanker Payudara PDF
    Документ4 страницы
    Kanker Payudara PDF
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Anatomi Dinding Abdomen
    Anatomi Dinding Abdomen
    Документ2 страницы
    Anatomi Dinding Abdomen
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • FARMAKOLOGI
    FARMAKOLOGI
    Документ19 страниц
    FARMAKOLOGI
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Neoplasma Muskuloskeletal
    Neoplasma Muskuloskeletal
    Документ48 страниц
    Neoplasma Muskuloskeletal
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Sefalosporin
    Sefalosporin
    Документ4 страницы
    Sefalosporin
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Soal Uji Coba Kompetensi
    Soal Uji Coba Kompetensi
    Документ30 страниц
    Soal Uji Coba Kompetensi
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Ilmu Kesehatan Anak 1
    Ilmu Kesehatan Anak 1
    Документ17 страниц
    Ilmu Kesehatan Anak 1
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Introduction
    Introduction
    Документ19 страниц
    Introduction
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Labiopalatoschisis
    Labiopalatoschisis
    Документ25 страниц
    Labiopalatoschisis
    Cahyo Wisnugroho
    100% (2)
  • SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)
    SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)
    Документ10 страниц
    SNNT (Struma Nodusa Non Toksik)
    Ahmad Riva'i
    Оценок пока нет
  • Skdi 2013
    Skdi 2013
    Документ102 страницы
    Skdi 2013
    Faradila Hakim
    67% (3)
  • Buta Warna
    Buta Warna
    Документ3 страницы
    Buta Warna
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Asma Bronkial
    Asma Bronkial
    Документ38 страниц
    Asma Bronkial
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Cedera Kepala
    Cedera Kepala
    Документ25 страниц
    Cedera Kepala
    Cahyo Wisnugroho
    100% (1)
  • Mekanisme MIksi
    Mekanisme MIksi
    Документ12 страниц
    Mekanisme MIksi
    Cahyo Wisnugroho
    100% (1)
  • VTP
    VTP
    Документ51 страница
    VTP
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Ispa
    Ispa
    Документ7 страниц
    Ispa
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Asma Bronkial
    Asma Bronkial
    Документ38 страниц
    Asma Bronkial
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Infantisid
    Infantisid
    Документ6 страниц
    Infantisid
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Toxycology Umum
    Toxycology Umum
    Документ8 страниц
    Toxycology Umum
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Algoritme Cedera Kepala
    Algoritme Cedera Kepala
    Документ3 страницы
    Algoritme Cedera Kepala
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет
  • Isi - NS
    Isi - NS
    Документ25 страниц
    Isi - NS
    Cahyo Wisnugroho
    Оценок пока нет