Вы находитесь на странице: 1из 3

WEB OF CAUTION SINDROM NEFROTIK PADA ANAK Faktor Penyebab/Etiologi

Sindrom nefrotik idiopatik Nefrosis masa kanakkanak atau sindrom nefrotik dengan perubahan minimal (MCNS)

Sindrom nefrotik sekunder


1. Infeksi: HIV, hepatitis virus B dan C, Sifilis, malaria, skistosoma, Tuberkulosis, lepra 2. Keganasan: Adenokarsinoma paru, payudara, kolon, limfoma Hodgkin, mieloma multipel, karsinoma ginjal 3. Penyakit jaringan penghubung: Lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid, MCTD (mixed connective tissue disease) 4. Efek obat dan toksin: OAINS, preparat emas, penisilamin, probenesid, air raksa, kaptopril, heroin 5. Lain-lain: Dibetes melitus, amiloidosis, pre-eklamsia, rejeksi alograf kronik, refluks vesikoureter, atau sengatan lebah

Sindrom nefrotik bawaan (Konginetal) kelainan autosomal resesif

Sklerosis glomerulus.

Pemeriksaan penunjang : - Urinanalisa : proteinuria masif (3+ sampai 4+) - Kimia darah : albumin, kolesterol dan Trigliserida hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl), hiperkolesterolemia, dan laju endap darah yang meningkat, rasio albumin/globulin terbalik - Pemeriksaan serologik - Biopsi ginjal

Sindrom nefrotik

Kerusakan glomerulus ginjal

Permeabilitas glomerulus meningkat

Proteinuria masif hiperalbuminuria

Manifestasi klinis Sindrom Nefrotik : - Kenaikan berat badan - Wajah tampak sembab (edema facialis) Terutama di sekitar mata Tampak pada saat bangun di pagi hari berkuranG saat siang hari - Pembengkakan abdomen (asites) - Efusi pleura - Pembengkakan labia atau skrotum - Edema pada mukosa intestinal dapat menyebabkan diare, anoreksia, absorpsi intestinal buruk - Pembengkakan pergelangan kaki/tungkai - Iritabilitas - Mudah letih - Letargik - Tekanan darah normal atau sedikit menurun - Rentan terhadap infeksi - Perubahan urin : penurunan volume, urin berbuih

Klasifikasi : Penurunan tekanan onkotik koloid plasma intravaskuler Hipovolemi Peningkatan sekresi ADH dan aldosteron Reabsorpsi Natrium dan air Edema Peninkatan tekanan hidrostatik Sesak Gangguan nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh PENATALAKSANAAN ekstravasasi cairan menembus dinding kapiler dari ruang intravaskuler ke ruang interstitial Efusi pleura Hipoproteinemia, hipoalbumin Peningkatan sintesa protein dan lipid hepatik Hiperlipidemia
Klasifikasi berdasarkan etiologi: 1. SN primer 2. SN sekunder 3. SN kongenital Klasifikasi berdasarkan kelainan histopatologi: 1. SN Kelainan Minimal (SNKM) 2. SN Kelainan Non Minimal (SNKNM) Klasifikasi berdasarkan respon terhadap pengobatan: 1. SN Sensitif Steroid (SNSS) 2. SN Resisten Steroid (SNRS) 3. SN Dependen Steroid (SNDS)

Penurunan aliran darah ginjal Pelepasan renin

Malnutrisi

Vasokontriksi

Gangguan volume cairan : lebih dari kebutuhan tubuh Retensi cairan di rongga perut Kerusakan integritas kulit Absorbsi usus tergangg u Menekan diafragma

Pola nafas tidak efektif

Nafas tak adekuat

Daya tahan tubuh menurun

Asites

Ekspansi otot nafas menurun Mual muntah Anoreksia

Resiko infeksi

Edema saluran cerna

Diare

Gangguan pola eliminasi

Intervensi Keperawatan

A. Sindrom nefrotik serangan pertama 1. Perbaiki keadaan umum penderita : a. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah garam, rendah lemak. Rujukan ke bagian gizi diperlukan untuk pengaturan diet terutama pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal. b. Tingkatkan kadar albumin serum, kalau perlu dengan transfusi plasma atau albumin konsentrat. c. Berantas infeksi. d. Lakukan work-up untuk diagnostik dan untuk mencari komplikasi. e. Berikan terapi suportif yang diperlukan: Tirah baring bila ada edema anasarka. Diuretik diberikan bila ada edema anasarka atau mengganggu aktivitas. Jika ada hipertensi, dapat ditambahkan obat antihipertensi. 2. Terapi prednison sebaiknya baru diberikan selambatlambatnya 14 hari setelah diagnosis sindrom nefrotik ditegakkan untuk memastikan apakah penderita mengalami remisi spontan atau tidak. Bila dalam waktu 14 hari terjadi remisi spontan, prednison tidak perlu diberikan, tetapi bila dalam waktu 14 hari atau kurang terjadi pemburukan keadaan, segera berikan prednison tanpa menunggu waktu 14 hari.

INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kelebihan volume cairan Kriteria hasil NOC : - Electrolit and acid base balance - Fluid balance - Hydration Intervensi NIC - Fluid management - Fluid monitoring 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kriteria hasil NOC : Nutritional Status : food and Fluid Intake Intervensi NIC - Nutrition Managemen - Nutrition Monitoring 3. Resiko infeksi Kriteria hasil NOC : - Immune Status - Knowledge : Infection control - Risk control Intervensi NIC - Infection Control (Kontrol infeksi) - Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)

4.

Kerusakan integritas kuli Kriteria hasil NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes Intervensi NIC Pressure Management

5.

Pola nafas tidak efektif


Kriteria hasil NOC :

Respiratory Status :Ventilation


Intervensi NIC :

Respiratory Monitoring 6. Gangguan eliminasi Urinary Elimination


Intervensi NIC :

pola

Kriteria hasil NOC :

Urinary Elimination Management

B. Sindrom nefrotik kambuh (relapse) 1. Berikan prednison sesuai protokol relapse, segera setelah diagnosis relapse ditegakkan. 2. Perbaiki keadaan umum penderita. a. Sindrom nefrotik kambuh tidak sering Adalah sindrom nefrotik yang kambuh < 2 kali dalam masa 6 bulan atau < 4 kali dalam masa 12 bulan. 1. Induksi Prednison dengan dosis 60 mg/m2/hari (2 mg/kg BB/hari) maksimal 80 mg/hari, diberikan dalam 3 dosis terbagi setiap hari selama 3 minggu. 2. Rumatan Setelah 3 minggu, prednison dengan dosis 40 mg/m2/48 jam, diberikan selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari selama 4 minggu. Setelah 4 minggu, prednison dihentikan. b. Sindrom nefrotik kambuh sering adalah sindrom nefrotik yang kambuh > 2 kali dalam masa 6 bulan atau > 4 kali dalam masa 12 bulan. 1. Induksi Prednison dengan dosis 60 mg/m2/hari (2 mg/kg BB/hari) maksimal 80 mg/hari, diberikan dalam 3 dosis terbagi setiap hari selama 3 minggu. 2. Rumatan Setelah 3 minggu, prednison dengan dosis 60 mg/m2/48 jam, diberikan selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari selama 4 minggu. Setelah 4 minggu, dosis prednison diturunkan menjadi 40 mg/m2/48 jam diberikan selama 1 minggu, kemudian 30 mg/m2/48 jam selama 1 minggu, kemudian 20 mg/m2/48 jam selama 1 minggu, akhirnya 10 mg/m2/48 jam selama 6 minggu, kemudian prednison dihentikan. Pada saat prednison mulai diberikan selang sehari, siklofosfamid oral 2-3 mg/kg/hari diberikan setiap pagi hari selama 8 minggu. Setelah 8 minggu siklofosfamid dihentikan. Indikasi untuk merujuk ke dokter spesialis nefrologi anak adalah bila pasien tidak respons terhadap pengobatan awal, relapse frekuen, terdapat komplikasi, terdapat indikasi kontra steroid, atau untuk biopsi ginjal.

Daftar Pustaka Betz, C.L., & Sowden, L.A. (2004). Mosbys Pediatric Nursing Reference (5th Ed). Diterjemahkan Oleh Meiliya, E. Edt Yudha E.K. (2004). Buku Saku Keperawatan Pediatrik (Ed. 5). Jakarta: EGC Kusumaningrum, dkk. (2013). Buku Panduan Mata Pelajaran Keperawatan Anak dengan Aplikasi MoDELss (Moodle E Learning For Sriwijaya Students) . Indralaya: Departemen Keperawatan Anak PSIK FK UNSRI Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius FKUI Sam. (2011). Panduan Penulisan Diagnosa Keperawatan NOC, NIC. Dari http://www.scribd.com/doc/92423498/70726684-Kumpulan-Nanda-NIC- NOC Diunduh pada tanggal 14 April 2013 Smeltzer, Suzanne C. ( 2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC Wilkinson, J.M. (2000). Nursing Diagnosis Handbook With NIC Interventions and NOC Outcomes (7th Ed). Diterjemahkan Oleh Widyawati, et al. Edt Meiliya, E. & Ester, M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC (Ed. 7). Jakarta: EGC. Wong, dkk. ( 2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC

Вам также может понравиться