Вы находитесь на странице: 1из 3

Candra Darusman, Mengabdikan Diri melalui Musik

Quotes : kesuksesan di kehidupan selanjutnya bergantung pada apa yang telah kita lakukan di kehidupan sekarang Jazz Goes To Campus atau biasa dikenal dengan sebutan JGTC merupakan salah satu acara tahunan terbesar dan tertua di FE UI. Bisa dibilang tidak ada yang tidak mengenal acara ini di lingkungan UI atau bahkan lingkungan luar UI hingga saat ini. Akan tetapi mungkin tidak banyak yang mengenal siapa pendiri acara akbar ini. Candra Darusman, lulusan studi pembangunan FE UI yang juga dikenal sebagai musisi merupakan salah satu pendiri acara yang hingga kini masih terus diselenggarakan tiap tahunnya. Pria kelahiran 21 Agustus 1957 ini mengaku memilih jurusan studi pembangunan karena terbawa suasana dan ingin memenuhi keinginan orang tuanya. Selain itu, dikenalnya fakultas ekonomi sebagai fakultas dengan lapagan kerja yang luas semakin menguatkan tekad Candra Darusman untuk melanjutkan kuliahnya di FE UI. Semasa kuliah, dosen favorit baginya pribadi ialah Prof. Dorodjatun dan mata kuliah yang ia senangi adalah makroekonomi dan ekonomi pembangunan karena ia rasa mata kuliah itu sangat dekat dengan kehidupan sehari-sehari. Pada masa itu kuliah di FE UI mengharuskan waktu 5 tahun penyelesaiaannya. Dua tahun pertama semua mahasiswa akan mempelajari hal yang sama, sedangkan tiga tahu berikutnya baru dipisah perjurusan antara akuntansi, manajemen, dan studi pembangunan. Menurutnya, kelebihan dari FE UI yang ia rasakan sampai sekarang adalah kuatnya sisi pertemanan di lingkungan alumni FE UI. Pertemanan yang ada di FE UI merupakan pertemanan secara abadi jelas Candra. Sampai sekarang pun pertemanan dalam lingkup FE UI dapat membantu dalam hal karir, koneksi, serta networking yang sangat luas menurut pria yang pernah terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FE UI pada zamannya. Menjadi lulusan FE UI tidak membuat intuisinya sebagai seorang seniman musik surut begitu saja. Walaupun menurutnya menjadi musisi bisa dikatakan hanya sekedar hobi yang serius, Candra tidak dapat dianggap sebelah mata di dunia musik jazz tanah air pada era 70 hingga 80-an. Candra sendiri meyakini bahwa antara kuliahnya di FE UI dengan karier musisinya pun terdapat hubungan-hubungan tertentu. Beberapa mata kuliah yang ia dapatkan di masa kuliahnya seperti manajemen, business plan, dan feasibility study bisa diterapkan ketika ia menjadi seniman musik sehingga ia merasa menikmati menjalankan dua profesi tersebut sekaligus. Menurutnya, menjadi seniman musik adalah sebuah proses pendewasaan dimana seorang seniman musik dituntut untuk mempersembahkan karya yang menghibur

bagi para pendengarnya. Melihat perkembangan musik masa kini dengan banyak musik yang liriknya hanya sekedar menghibur tetapi kadang kurang berpendidikan dan kurang sopan, Candra menekankan bahwa seharusnya musik itu digunakan sebagai sarana ibadah bagi pemusiknya sehingga seharusnya mengikuti tata ibadah sebagaimana mestinya (walaupun tidak harus semata-mata berbicara soal agama dan ke-Tuhanan saja, melainkan ibadah dalam pengertian lebih luas, seperti menjunjung tinggi masalah kesetiakawanan, kkesopanan, hidup sederhana, peduli lingkungan, cinta, dlsb. Selain itu, baginya musik sendiri diciptakan bukan hanya sekedar menghibur melainkan juga agar dapat mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain, musik itu seharusnya juga bisa menjadi media dalam menyampaikan syiar yang dapat memotivasi masyarakat untuk bertindak lebih baik. Syairsyair yang dirangkai sebaiknya juga syair yang membangkitkan semangat bukannya syair yang melesukan masyarakat untuk selalu berusaha. Ketika ditanya apa sebenarnya yang mendorong Candra terus bermusik padahal ia juga sudah mempunyai karir di bidang ekonomi, ia dengan sederhana menjawab bahwa ia tidak ingin menyiakan pemberian Tuhan kepadanya. Apa yang sudah diberikan Tuhan kepadanya mungkin tidak diberikan pada setiap orang sehingga ia merasa harus memanfaatkannya untuk memberikan kebahagiaan kepada orang lain melalui nada dan syair-syair yang ia cipta dan bawakan. Saat ini, kesibukan yang paling menyita waktunya adalah menjadi Wakil Direktur konsultan World Intelectual Property Organization atau biasa disingkat WIPO untuk wilayah Asia, khusunya ASEAN mewakili Indonesia. WIPO yang merupakan suatu badan di bawah naungan PBB. WIPO sendiri dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual atau HAKI. Berawal dari profesinya sebagai pemusik yang menghasilkan karyakarya intelektual, Candra sangat menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pembajakan khususnya di Indonesia karena melihat kasus ini sangat marak di masyarakat Indonesia. Menurutnya, konsep HAKI ini memang suatu konsep yang seakan terlihat abstrak, tetapi sebenarnya sangat bagus untuk pembangunan industri tidak hanya di Indonesia tentunya tetapi juga di seluruh dunia. Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain terutama negaranegara barat sangat kurang menerapkan konsep HAKI. Alasan utamanya adalah belum adanya kepastian hukum serta kesadaran akan hukum di semua bidang kehidupan. Oleh karena tidak adanya kesadaran dan kepastian hukum inilah maka pembajak dengan mudahnya mendobrak konsep HAKI. Menyambung terhadap konsep HAKI, pria yang pernah menjadi asisten dosen semasa kuliah dulu dan sempat menjadi peneliti ini meyakini bahwa internasionalisasi yang akan diterapkan UI dan FE UI khususnya tentunya akan

membutuhkan

perlindungan

terhadap

kekayaan

intelektualnya.

Bagi

Candra,

internasionalisasi memang mau tidak mau harus harus dilakukan mengingat tuntutan globalisasi yang semakin tinggi. Harapannya akan penerapan internasionalisasi di lingkungan FE UI adalah agar dunia riset FE UI dan Indonesia pada umumnya semakin baik lagi. Pencapaian terbaik dari internasionalisasi menurutnya adalah semakin banyaknya hasil riset yang berguna bagi masyarakat banyak serta bagi pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, tentunya hal ini lagi-lagi harus diseimbangkan dengan kesadaran hukum yang tinggi akan konsep HAKI di Indonesia agar si pelaku riset semakin terdorong untuk memberikan pikirannya tanpa takut idenya dicuri oleh orang lain. Dengan kata lain, internasionalisasi harus diiringi dengan pemaknaan konsep HAKI secara utuh. Bermusik, membaca, dan menata ruang merupakan kegiatan yang digemari Candra di waktu senggang. Candra sendiri menganggap bahwa yang paling utama baginya adalah keluarga. Menurutnya, hal yang menjadi tantangan terbesar dalam hidupnya adalah mendidik anak. Sebabnya adalah mendidik anak tidak pernah dipelajari sebelumnya sehingga lebih sulit dibanding hal lainnya yang dapat dipelajari di sekolah atau sarana nonformal lainnya. Selain itu, menurutnya hal yang harus dipikirkan di masa seseorang hidup adalah mencari regenerasi atau berusaha untuk meregenerasikan apa yang sudah dicapai ke generasi selanjutnya agar apa yang pernah dicapai tidak mati begitu saja seiring seseorang itu tidak bisa melanjutkannya ataupun telah pergi. Oleh sebab itu, menurutnya mendidik anak adalah salah satu proses regenerasi yang dapat ia lakukan sendiri sehingga nantinya ia harapkan anakanaknya kelak, sebagai penerusnya, dapat memberikan yang lebih baik lagi bagi masyarakat. Prinsip hidup seorang Candra Darusman, seseorang dengan multitalenta, tidaklah mulukmuluk. Ia hanya selalu berusaha mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kehidupan sekarang karena baginya kesuksesan di kehidupan selanjutnya bergantung pada apa yang telah kita lakukan di kehidupan sekarang. Hal inilah yang selalu mendorong Candra agar dirinya selalu menyumbang hal-hal baik bagi masyarakat. Ini dapat terlihat dari aktivitasnya sebagai peneliti, dosen FE UI, dan kegigihannya dalam menanggulangi pembajakan, serta dedikasinya terhadap kebudayaan. Terakhir, bagi seluruh mahasiswa FE dan masyarakat umum, Candra Darusman berpesan bahwa sebagai warga negara Indonesia kita harus selalu berpikir apa yang bisa kita sumbang untuk negara kita. Teruslah menggali apa pentingnya mencintai negara kita sendiri karena nasionalisme sendiri sebenarnya bermakna lebih dalam dari yang saat ini digembor-gemborkan. Oleh karena itu, inilah tugas generasi selanjutnya untuk selalu mencintai negaranya sendiri.

Вам также может понравиться