Вы находитесь на странице: 1из 16

PT.

PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

8. PEMELIHARAAN LISTRIK ARUS DC


Baterai atau accumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan dan mengeluarkan energi listrik melalui proses kimia (elektrolisa). Baterai dapat terdiri dari susunan beberapa sel atau hanya satu sel dan tiap sel terdiri dari elektroda positif (+), elektroda negatif (-) dan elektrolit. Elektrolit yang digunakan tergantung dari pabrik yang memproduksinya. Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listrik sudah habis atau kosong, maka energinya dapat diisi kembali, sedangkan energi listrik yang dapat disimpan dalam baterai adalah arus searah. 8.1 Konstruksi baterai

Baterai terdiri dari beberapa bagian yaitu : Sel : Terdiri dari elektroda positif (+) disebut anoda dan elektroda negatif (-) disebut katoda. Elektrolit : Cairan baik berupa Asam sulfat (H2SO4) maupun potasium hydrokside (KOH). Penggunaan Asam sulfat maupun potasium hydrokside tergantung dari karakteristik baterainya. Container : Tempat elektrolit dan elektroda positif (+) dan negatif (-). Setiap satu sel maupun beberapa sel mempunyai satu container.

Gambar 8.1 Konstruksi Baterai

8.2

Karakteristik Baterai 55

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Baterai timah hitam (Load-Acid storage baterai) Baterai dengan tegangan 125 Volt terdiri dari 58 sel Ukuran baterai lebih besar bila dibandingkan dengan baterai alkali ; sehinga memerlukan ruangan yang lebih besar. Berat jenis (specific grafity ) elektrolitnya tergantung dari keadaan pengisian (Charge) Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilai berat jenis elektrolit , semakin tinggi suhu elektrolit semakin rendah nilai berat jenisnya dan sebaliknya. Harga berat jenis elektrolit tergantung dari tipe baterai dan pabriknya. Umurnya dapat mencapai 7 sampai 8 tahun Tegangan terminal = 2 Volt Tegangan pengisian (charge) : Pengisian terapung (permanen floating) : 2,18 Volt Pengisian secara cepat : 2,25 Volt Pengisian dengan harga tertinggi : 2,37 Volt Tegangan tertinggi pada akhir pengisian : 2,7 Volt Tegangan pengosongan (discharge) tanpa rectifier : 2,0 - 1,8 Volt Tegangan terendah setelah pengosongan : Lebih besar dari 1,8 Volt

Baterai Alkali (Alkaline Storage Battery) Suatu baterai dengan tegangan 125 volt terdiri dari 92 sel Berat jenis (spesifik grafity) dari elektrolinya tidak tergantung dari keadaan pengisian, jadi praktis tetap Umurnya dapat mencapai 10 tahun atau lebih Tegangan nominal : 1,2 Volt Tegangan pengisian (Charger) : Pengisian secara terapung (Permanent floating) : 1,40 - 142 Volt Pengisian secara cepat : 1,45 Volt Pengisian dengan harga tinggi : 1,50 - 1,65 Volt Tegangan pengosongan (discharge) tanpa rectifier : 1,30 - 1,25 Volt (dalam keadaan normal 10 jam)

8.3

UPS (Uninterruptible power supply)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

56

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Uninterruptible power supply (ups) adalah perangkat yang menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif, untuk Dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang. UPS merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai benteng dari kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware. Pada Operasi pembangkitan tenaga listrik UPS digunakan untuk membackup peralatan yang tidak boleh mati meskipun terjadi kehilangan catu daya di sisi sumber tegangan, seperti DCIS dan computer yang memegang peranan penting sebagai control otomatis maupun server.

8.3.1

jenis-Jenis Sistem UPS

Terdapat beberapa macam UPS, diantaranya : A. Sistem static UPS Sistem UPS ini dikembangkan pada sekitar 1960 ketika mulai dikembangkannya rangkan dengan menggunakan solid state. Sistem UPS ini menggunakan sumber tenaga DC sebagai sumber tenaga pengganti sementaranya melalui rangkaianrangkaian inverter. Rangkaian-rangkaian inverter ini berfungsi untuk merubah tegangan DC ini menjadi tegangan AC dengan amplitudo dan frekuensi yang sama dengan supply tenaga listrik yang sesungguhnya. Pada siste menggu ini sumber DC yang digunakan adalah sumber tenaga tidak bergerak, dalam hal ini adalah baterai.

Gambar 8.2 Sistem UPS Statis Pertama


Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

57

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Sistem UPS pada gambar diatas merupakan sistem UPS yang dibangun dengan menggunakan 6 sampai 24 inverter yang tiap-tiap inverter menghasilkan gelombang kotak dengan perioda yang berbeda-beda. Kemudian gelombang kotak ini dijumlahkan sehingga menghasilkan gelombang staircase yang sudah menyerupai gelombang sinus. Agar didapatkan gelombang sinus yang mulus maka gelombang staricase ini dilewatkan pada sebuah filter yang memfilter kompnen gelombang dengan frekuensi lebih tinggi daripada frekuensi gelombang sinus yang diinginkan.

Sistem ini ternyata membutuhkan biaya yang semakin besar sejalan dengan penambahan jumlah inverter yang digunakan. Penambahan inverter ini akan menyebabkan gelombang sinus yang dihasilkan akan semakin baik, semakin halus.

Pada sistem UPS ini dibangun dengan menggunakan tiga bagian utama yaitu : a. Rangkaian Charger dan Penyearah b. Rangkaian Inverter c. Baterai

B. Sistem Rotary UPS Sistem UPS ini masih menggunakan mesin diesel yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga listriknya. Apabila terjadi gangguan listrik maka secara otomatis akan menyalakan mesin diesel tersebut kira-kira 15 detik setelah terjadi gangguang listrik pertama kali. Dengan sistem seperti ini maka penggunaan listrik hanya terganggu dalam beberapa detik saja. Sistem ini ternyata pada waktu itu masih belum mempunyai kinerja yang baik sehingga dikembangkan lagi sehingga muncul istilah no-break flywheel. Pada sistem ini, sebuah flywheel ini dihubungkan pada sebuah motor listrik dan dihubungkan secara mekanikal dengan generator beban, dalam hal ini adalah mesin diesel. Ketika terjadi gangguan listrik maka inersia yang tersimpan pada flywheel akan
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

58

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

menyebabkan flywheel ini tetap berputar dan otomatis menyalakan mesin diesel sampai supply listriknya kembali normal. Dengan sistem seperti ini maka tidak perlu waktu tenggang selama 15 detik untuk menunggu supply tenaga kembali normal karena supply tenaga dijaga konstan oleh roda flywheel ini. Walaupun demikian sistem seperti ini masih ada kekurangannya yaitu pada sistem pelumasan pada sistem bearing roda flywheel. Untuk mengatur agar kecepatan putar flywheel kontan pada saat terjadinya gangguan listrik maka sebuah rangkaian yang dinamakan eddy current coupling dipasangkan antara generator dan flywheel. Dengan adanya rangkaian ini maka ketika kecepatan angular flywheel menurun maka nilai kopel yang ditimbulkan oleh eddy current coupling ini akan meningkat sehingga menyebabkan keceptan putar menyebabkan keceptan putar flywheel tetap konstan. Sehingga dengan kata lain dengan adanya eddy current coupling ini menyebabkan tidak adanya pergeseran frekuensi pada saat transisi ketika terjadi gangguan listrik.

Gambar 8.3 Rangkaian Eddy Current-Loop

8.3.2

Pemeliharaan UPS

Pemeliharaan Komponen komponen utama UPS. A. Sistem UPS Static

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

59

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Sistem UPS Static mencakup 3 (tiga) komponen penting, yaitu Rectifier, Battery, dan inverter. Rectifier (Batteray Charger) 1. Periksa dan ukur tegangan suplay (Input) 2. Periksa lampu indicator 3. Periksa tegangan output dan bentuk pulsa tegangan. 4. Periksa arus output 5. Periksa tap tegangan 6. Periksa dan ukur tegangan floating 7. Periksa dan ukur tegangan aqualizing 8. Periksa diode rectifier

Battery 1. Periksa tegangan persel 2. Periksa berat jenis (BD) elektrolitnya 3. Periksa tinggi elektrolit di dalam battery 4. Periksa dan bersihkan klem sambungan dan kencangkan bila ada yang kendor 5. Tambah air murni sampai batas normal, lubang-lubang penguapan harus terbuka. 6. Ventilasi harus operasi dan di dalam ruangan harus bersih

Inverter 1. Periksa power supply : power wiring utama pada transformer dan periksa tegangan sekunder dalam keadaan tidak berbeban.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

60

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

2. Periksa tegangan auxiliary, periksa power suplly dan card. 3. Periksa control signal dari card dan control signal tegangn dan arus. 4. Periksa besaran dan sudut fasa. 5. Periksa pengisian kembali dari kapasitor, perlengkapan arrester pada system dan sirkuit dari besaran phasa tegangan (+) da (-) 6. Periksa kluaran tegangan pulsa setelah filter. 7. Periksa signal sebelum di filter. 8. Periksa dan ukur tegangan firing thyristor 9. Periksa dan ukur pada setiap tap sesuai pulsa tegangan maksimum dan minimum output 10. Setting frekuensi oscillator. 11. Periksa compensator.

B. System rotary UPS Motor AC 1. Ukur tahanan isolasi 2. Periksa baut terminal, kendor 3. Bersihkan kumparan stator maupun rotor dan perhatikan apakah ada kelainan (overheater) 4. Periksa bearing : cacat, kelainan suara, karat. 5. Periksa fly wheel : cacat, pengkaratan, kelainan.

Generator AC 1. Ukur tahanan isolasi 2. Periksa kumparan stator maupun rotor apakah ada tanda kelainan,

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

61

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

misalnya : overheating, pasok yang kendor. 3. Periksa bearing (bantalan), retak, cacat, karat 4. Bersihkan kumparan stator dan rotor 5. Pemeriksaan penguatan medan (eksitasi)

Motor DC 1. Pemeriksaan kumparan jangkar dan kumparan medan 2. Pemeriksaan sikat arang 3. Pemeriksaan kabel sikat arang 4. Pemeriksaan antar sikat dan gagangnya. 5. Pemeriksaan komutaor : bintik-bintik, kotoran dan jarak gagang 6. Ukur tahanan isolasinya Untuk pemeriksaan Rectifier, Inverter, Battery, coupling dan flywheel sama dengan pemeliharaan system UPS static.

8.4

SISTEM PENGISIAN BATERAI Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengisian baterai baru yaitu : Aspek keselamatan kerja dalam penanganannya. Persiapan pengisian.

Aspek keselamatan kerja dalam penangan Selama operasi baterai menghasilkan gas yang dapat terbakar (Campuran hidrogen dan oksigen ) Kekurangan elektrolit akan menyebabkan kerusakkan fatal pada baterai, maka level (tinggi) elektrolit pada baterai harus dijaga diatas level (tinggi) minimum. Ruang baterai dan cubicle harus mempunyai ventilasi yang sempurna. Kejutan listrik dapat terjadi akibat, kontaknya (bersinggungan) dengan bagian baterai yang menghantar. Untuk menghindari, gunakan sarung 62

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

tangan karet dan sepatu bersol karet pada waktu melaksanakan pemeriksaan dan pemeliharaan. Elektrolit mengandung unsur belerang (sulfuric) yang dapat melukai atau membuat buta mata, oleh sebab itu gunakan kaca mata pelindung dan sarung tangan karet dalam menangani baterai.

8.4.1

Metode Pengisian Baterai Charger

Baterai charger digunakan untuk mengisi baik baterai yang baru maupun batera eksisting yang menurun kekuatannya akibat pengosongan (discharge). Macam-macam sistem pengisian baterai sebagai berikut :

1. 2. 3. 4. 5.

Cycle charging. Boost dan quick charging. Floating charging. Equalizing charging. Trickle charging.

1. Cycle Charging Pengisian dengan cara Cycle Charging digunakan untuk mengisi kembali baterai setelah mengalami proses pengosongan sebagian atau proses pengosongan secara normal. Pengisian secara ini biasanya dibutuhkan waktu antara 5 samapai 10 jam. Arus yang dibutuhkan untuk pengisian. Cara ini adalah antara 20 - 25 A setiap 100 Ah dari kapasitas, dengan metode pengisian arus tetap. Besar arus pengisian ini dikurangi secara perlahan-lahan sampai akhir pengisian yaitu kira-kira 80 - 85 %. Bila sudah penuh, pengisian dihentikan. Biasanya secara otomatis. Cara ini umum dipakai pada baterai diesel. 2. Boost dan Quick Charging Pengisian dengan cara boost dan quick charging adalah untuk pengisian baterai yang dipakai di pabrik-pabrik, juga untuk baterai diesel, dimana diperlukan tambahan pengisian dalam periode yang singkat misalnya pada jam-jam istirahat. Pengisian cara ini cukup untuk pelayanan satu hari. Cara ini juga digunakan pada baterai mobil yang tersambung dengan dinamo pengisi baterai sehingga selalu pengisian penuh. Arus yang diberikan ke baterai tidak boleh melebihi harga ampere jamnya. Untuk menjaga pengisian yang berlebihan dan arus yang terlalu besar, biasanya alat pengisi ini dilengkapi dengan automatic out - off, yang dapat menghentikan pengisian pada waktu baterai mencapai suhu tinggi. 3. Floating Charging Pengisian dengan cara floating charging, dimana baterai secara terus-menerus 63

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

tersambung dengan rangkaian luar (AC), alat pengisi baterai (battery charge) dan beban. Alat pengisi baterai ini direncanakan untuk menjaga tegangan dari baterai yang tersambung ke beban tetap konstan. Besarnya tegangan yang diberikan untuk mengatasi kerugian dalam baterai dan menjaga baterai selalu dalam keadaan pengisian penuh (full charge) adalah tetap untuk : Baterai timah-hitam Baterai alkali : 2,18 Volt/sel : 1,40 - 1,42 Volt/sel

Pada saat baterai diisi, secara otomatis arus yang besar mengalir ke baterai untuk mengembalikan keadaan pengisian penuh. Oleh karena itu tegangan dari alat pengisi baterai harus dijaga, harus mempunyai tegangan out-put minimum yang cukup untuk pengisian arus tinggi sebesar 1,52 Volt/sel untuk baterai alkali dan 2,37 Volt/sel untuk baterai timah hitam. 4. Equalizing Charging Dalam sel-sel dari suatu baterai yang beropersi dengan floating charging akan selalu terjadi sedikit perbedaan dalam kondisi kimia antara sel yang satu dengan sel lainnya. Hal ini akan mengakibatkan beberapa sel akan mencapai pengisian penuh dan berakibat menurunnya kapasitas baterai. Keadaan dimana terdapat perbedaan kondisi kimia ini disebut out off balance. Tujuan dari equalizing charging adalah untuk mengembalikan out of balance menjadi balance (seimbang) lagi, dimana setiap sel mempunyai harga yang mendekati sama, sehingga dapat menghindarkan penggaraman belerang pada plat-plat aktifnya. Equalizing charge dilaksanakan dengan cara manaikan tegangan baterai sesuai dengan yang ditentukan dalam buku petunjuk masingmasing pabrik. Pengisian berlangsung sampai semua sel barhenti mengeluarkan gas. Pembacaan tegangan dan berat jenis elektrolitnya menunjukkan baterai telah diisi penuh sesuai dengan harga yang ditentukan dalam petunjuk masing-masing pabrik. 5. Trickle Charging Pengisian dengan cara trickle charging adalah pengisian baterai dengan arus konstan. Besarnya arus konstan dipilih untuk mendapatkan arus rata-rata yang dibutuhkan untuk mengisi baterai sampai penuh (full-charge) dan ditambah arus kompensasi untuk melayani beban. Pada umumnya trickle charging digunakan pada baterai yang tidak terlalu sering terjadi proses pengosongan seperti pada mesin stationer yang besar dan starting turbin. Setelah terjadi pengosongan, maka diperlukan pengisian dengan arus tinggi (higth-rate charge), untuk mengembalikan kapasitas baterai penuh. Dari macam-macam pengisian tersebut diatas umumnya yang digunakan di pusat-pusat pembangkit adalah : Floating Charging Equalizing Charging Cicle Charging

8.4.2

Pengisian Air Suling ke dalam Baterai

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

64

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Untuk mempertahankan tinggi (level)cairan elektrolit didalam baterai agar selalu berada diatas tinggi minimum, maka perlu penambahan cairan baterai dengan air distilat (air suling) secara periodik dengan langkah-langkah sebagai berikut Siapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan termasuk peralatan keselamatan kerja Bersihkan tutup lubang pengisian cairan elektrolit pada baterai 1. 2. Siapkan air distilate pada bejana kaca/plastik. Kemudian lepas tutup lubang pengisian dari baterai. Dengan menggunakan pipet, sedot, air distilate dan kemudian masukan kedalam sel baterai sampai batas level yang dijinkan ( 6 mm diatas permukaan plat sel ) Ukur BD elektrolit setelah ditambah air suling dengan hydrometer. BD elektrolit yang baik adalah 1,19 gr/cm 3. Apabila BDnya kurang dari harga tersebut, maka perlu ditambah cairan asam sulfat. Apabila BDnya telah memenuhi syarat, maka tutup kembali lubang pengisian dengan rapat.

3.

4.

CATATAN ; Sebelum dilakukan pengisian air suling (sebelum membuka tutup lubang pengisian ) maka permukaan atas baterai perlu dibersihkan. Hal ini dimaksudkan pada saat membuka tutup jangan sampai ada kotoran yang ikut masuk kedalam sel.

8.5

Memeriksa Baterai

Baterai harus diperiksa secara periodik dan diuji kemampuannya. Terdapat 3 kelompok pemeriksaan dan pengujian baterai yang sering dilakukan, yaitu: 1. Pemeriksaan Visual 2. Pemeriksaan elektrolit dan kebocoran 3. Pengujian Beban

8.5.1

Pemeriksaan Visual Baterai

Pemeriksaan visual meliputi : 1. Kotak baterai :

Kotak baterai sering mengalami kerusakan yang dapat didentifikasi secara visual, jenis kerusakan kotak baterai antara lain: kotak retak akibat benturan, mengembang akibat over charging, bocor akibat keretakan atau mengembang
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

65

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Gambar 8.4 Potensi Kerusakan padal baterai Sel baterai sering mengalami gannguan yaitu sell yang mengembang akibat over charging maupun mengkristal dan sel yang rontok karena getaran, kualitas yang kurang baik maupun usia baterai 2. Terminal baterai dan konektor kabel: Terminal baterai dan konektor merupakan bagian baterai yang sering mengalami kerusakan, bentuk kerusakan paling banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit baterai maupun panas akibat kenektor kendor atau kotor 3. Jumlah elektrolit Jumlah elektrolik perlu diperiksa secara periodic. Bila pengisian berlebihan (over charging) maka elektrolit cepat berkurang karena penguapan berlebihan. Pemeriksaan jumlah elektrolit dapat dilakukan dengan cepat karena kotak dibuat dari plastic yang tembus pandang. Jumlah elektrolit harus berada diantara garis Upper Level dan Lower Level. 4. Kabel Baterai Kabel baterai dialiri arus yang sangat besar, dengan arus sebesar itu kabel akan panas. Panas pada kabel menyebabkan elasitas kabel menurun, isolator muda pecah dan terkupas, hal ini terjadi terutama pada isolator dekat dengan terminal baterai. 5. Kebocoran Arus Adanya kebocoran arus listrik menyebabkan baterai mengalami pengosongan,.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

66

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Gambar 8.5 Proses Test Kebocoran pada Baterai

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

67

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

8.6

Perawatan Baterai Cadangan

Baterai cadangan harus bersih disimpan diruangan yang bersih dan kering. Baterai Asam Baterai harus diisi elektrolit Isilah (charge) baterai secukupnya, sampai semua sel mengeluarkan gas Isi air suling bilamana perlu, sampai batas normal Ven-plug harus dalam keadan tertutup Lakukan pengisian (charge) setiap dua bulan sekali Periksa batas tinggi elektrolit dan jagalah kebersihan setiap sel

Baterai Nickle-Iron Alkali Baterai harus diisi elektrolit dengan ketinggian normal Kosongkanlah (discharge) baterai dengan arus pengosongan normal (normal rate) sampai nol Hubung singkatkan baterai selama minimum 6 jam Vent - plug harus dalam keadaan tertutup Jagalah batas tinggi elektrolit pada ketinggian normal dan jagalah kebersihan sel

Baterai Nickle - Cadmium Alkali Baterai harus terisi elektrolit dengan ketinggian normal dan berat jenisnya pada batas yang ditentukan Baterai Nickle-Cadmium dapat disimpan dalam keadaan terisi (charge) Sambungan antar tray harus dilepaskan untuk menghindarkan arus bocor (stray current) Vent-plug harus dalam keadaan tertutup Jagalah batas tinggi elektrolit dan kebersihan sel

8.7

Pengujian Baterai

Baterai biasanya tidak digunakan secara terus menerus, hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu misalnya terjadinya black out, maka baterai harus siap dan andal memasok arus searah ke peralatan. Untuk memastikan kesiapan keandalan, agar pada saat dilakukan pengujian terhadap baterai Pengujian -pengujian pada baterai antara lain : Pegukuran tegangan per sel baterai dengan menggunakan volt meter. Volt meter yang digunakan dengan kelas 0,5 yang mempunyai batas ukur 3 volt dengan penunjukan 0 ditengah dan sedapat mungkin dapat terbaca sampai seper seratus volt (dua angka dibelakang koma) Pengukuran berat jenis elektrolit, digunakan adalah Hydrometer

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

68

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Hydrometer terdiri dari sebuah selinder gelas kaca, dimana bagian luar selinder dilengkapi dengan bola karet dan mulut pipa karet dan didalam sellinder diisi dengan sebuah areometer. Bila bola karet ditekan dengan mulur pengisap pipa karet dimasukan kedalam sel baterai, maka setelah bola karet tidak ditekan atau dilepas akan mengalirlah cairan elektrolit dan besar berat jenis dari cairan dapat dibaca dengan mudah. Pengujian pengosongan baterai (discharge) Seluruh baterai dikosongkan melalui sebuah tahanan yang dapat diatur (reostat) Besar arus pengosongan adalah 0,2 kali kapasitas baterai (Ah) Waktu pengujian adalah 2,5 jam atau hentikanlah percobaan tersebut bilamana tegangan baterai telah turun mencapai 105 volt untuk baterai dengan sistem tegangan nominalnya 125 volt. Buat grafik dari data-data hasil pengujian tersebut (tegangan fungsi waktu) Baterai dapat dikatakan kapasitasnya masih baik (kuat) bilamana dalam pengujian pengosongan dengan cara tersebut diatas dalam waktu 2,5 jam tegangan baterai belum mencapai 105 volt, sebaliknya dinyatakan kapasitasnya telah menurun (telah lemah) bilamana dalam waktu kurang dari 2,5 jam tegangan baterai telah mencapai 105 volt. Pada pengukuran suhu elektrolit jangan menggunakan thermometer biasa (mercury) pergunakanlah spirit thermometer (thermometer berisi alkohol). Penggunaan thermometer mercury apabila pecah akan menimbulkan hubungan singkat antara elemen, karena air raksa mempunyai sifat penghantar, dan hal ini akan mengakibatkan rusaknya sel baterai

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

69

PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PEMELIHARAAN LISTRIK DC

Gambar 8.6 Gambar Baterai Bank Pada Pembangkit

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

70

Вам также может понравиться