Вы находитесь на странице: 1из 2

CARA PERTANIAN LAHAN KERING TROPIS MENGATASI PERUBAHAN IKLIM Penulis : Admin

http://najamagritani.co.id Masa depan pertanian di lahan kering tropis berada dalam ancaman suhu bumi yang memanas, perubahan iklim dan gejala alam ekstrim lainnya. Bila tidak mampu mengatasi masalah tersebut, sekitar 1,5 milyar penduduk yang kehidupannya tergantung pertanian lahan kering tropis ikan semakin payah. Sekitar 670 juta jiwa di antaranya adalah bagian dari penduduk dunia yang termiskin. Kawasan lahan kering tropis adalah lokasi permukiman lebih dari 2 milyar jiwa penduduk bumi. Pertanian lahan kering tidak bisa diabaikan karena memegang andil besar dalam pasok pangan. Areal Pertanian tadah hujan mencakup 80% areal pertanian global dan menghasilkan hampir 70% pangan pokok penduduk dunia. Areal lahan kering, menurut perkiraan para ilmuwan akan terus bertambah, sementara frekuensi dan keparahan kekeringan akan terus meningkat. Apa saja yang bisa diperbuat untuk memelihara keberlanjutan pertanian lahan kering tropis sekarang dan di waktu mendatang telah menjadi bahan studi berbagai lembaga penelitian pertanian internasional dan nasional. Termasuk di antaranya International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics (ICRISAT) yang berkedudukan di India. Bekerjasama dengan para mitra strategis, lembaga ini telah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan cara-cara inovasi manajemen tanaman, tanah dan air yang bisa membantu petani menyesuaikan usaha taninya dengan perubahan iklim. HASIL BISA TINGGI ICRISAT berupaya mengembangkan sistem pertanian yang tahan terhadap goncangangoncangan, menyangga sumberdaya yang genting seperti air dan hara, serta mengadaptasikan tanaman terhadap suhu yang lebih tinggi dan pola baru hama dan penyakit. Menghadapi pertambahan lahan kering, mereka mencoba mengintegrasikan manajemen sumber daya genetik dan sumber daya alam. Dari berbagai model yang diuji, mereka mengambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan, hasil tinggi masih bisa diperoleh dalam kondisi perubahan iklim, asalkan petani menggabungkan praktek pertanian yang disempurnakan dengan varietas tanaman yang sudah beradaptasi dengan iklim.

Mereka mengidentifikasi perbedaan hasil akibat perbedaan praktek pertanian yang dijalankan sementara iklim terus berubah. Pada kondisi iklim yang sedang berlangsung, pertanian dengan praktek pertanian yang disempurnakan dan penggunaan plasmanutfah yang sudah diadaptasikan memberi hasil lebih dari dua kali lipat dibanding praktek pertanian dengan asupan rendah. Pada model-model lain yang menghadapi suatu perubahan iklim, pertanian dengan praktek asupan rendah memberi hasil hanya separuh dibanding pertanian dengan praktek pertanian yang disempurnakan. Dan hasil yang disebut terakhir ini masih lebih randah pula dibandng pertanian dengan praktek disempurnakan plus penggunaan plasma nutfah tanaman yang sudah diadaptasikan dengan perubahan iklim bersangkutan.

Tanaman Adaptasi Mengenai tanaman pangan yang diadaptasi terhadap perubahan iklim, fokus pengembangan oleh ICRISAT adalah pada jenis-jenis yang penting bagi kehidupan penduduk lahan kering tropis dan memiliki keuntungan evolusi alamiah untuk menahan pemanasan global. Di antaranya adalah sorgum, millet mutiara (pearl millet), kacang gude, kacang arab dan kacang tanah. Informasi ICRISAT lebih jauh menjelaskan bahwa sorgum dan millet mutiara memiliki toleransi tinggi terhadap salinitas sehingga lebih mudah beradaptasi dengan lahan asin akibat pemanasan global. Beberapa varietas dan hibrida millet mutiara yang dikembangkan bisa berbunga dan berbuah pada suhu 42oC. Sementara galur sorgum yang dikembangkah mampu memberi hasil yang baik pada suhu 42oC dan tetap berpenampilan hijau. Beberapa varietas kacang tanah berumur pendek seperti ICGV 91114 memiliki toleransi kekeringan yang baik. Varietas-varietas kacang gude umur pendek (85-90 hari dan 75-80 hari) yang dikembangkan bisa menahan kekeringan pada waktu-waktu tertentu. Belakangan ini sudah diperoleh galur yang memiliki toleransi tinggi terhadap kekeringan, termasuk pada tahap pengisian polong. Dari hasil studi selama ini, ICRISAT dengan yakin menyatakan bahwa melalui kombinasi varietas tanaman siap-perubahan iklim dengan praktek agronomi yang disempurnakan, petani lahan kering akan mampu mengatasi dampak merugikan oleh bumi yang lebih panas.

Вам также может понравиться